Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LINDA DWI BHUANA PUTRI

NIM : E2A022047
Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Penelitian Hukum

OUTLINE TESIS

A. JUDUL :
DAMPAK UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP
RESENTRALISASI KEWENANGAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH DAN KEBERLAKUAN PRODUK HUKUM
DAERAH

B. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, sehingga


kedaulatannya dipegang oleh pemerintah pusat. Untuk itu, semua urusan baik
meliputi eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun urusan lainnya dipegang oleh
pemerintah pusat. Namun di sisi yang lain, Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945)
menjamin otonomi bagi daerah. Bahkan dalam ayat (5), otonomi yang
diberikan kepada daerah adalah otonomi seluas-luasnya. Tujuannya adalah
agar semakin mempercepat terciptanya kesejahteraan masyarakat.
Desentralisasi urusan pemerintahan konkuren merupakan implementasi
prinsip otonomi daerah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 12
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU
Pemda). Penjabaran urusan dan sub urusan yang menjadi kewenangan daerah
ditentukan dalam Lampiran UU Pemda. Namun, urusan konkuren yang diatur
dalam Lampiran UU Pemda tersebut, rentan untuk mengalami perubahan
karena sangat bergantung pada kebijakan tentang pembagian urusan
pemerintahan yang ditetapkan oleh pembentuk undang-undang. Perubahan
urusan konkuren yang menjadi kewenangan daerah tersebut juga terjadi
setelah berlakunya UndangUndang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (UU Cipta Kerja)1 pada tanggal 2 November yang dibentuk
menggunakan metode omnibus law untuk mengubah sekitar 78 undang-
undang sektoral. Perubahan yang sangat terlihat adalah adanya resentralisasi
kewenangan dalam beberapa urusan pemerintahan konkuren seperti
ketenagakerjaan, mineral dan batubara, perindustrian, dan urusan lainnya. Hal
tersebut semakin diperkuat dengan adanya substansi UU Pemda yang termuat
dalam Pasal 402A UU Cipta kerja. UU Cipta Kerja yang secara obligatoir
mengharuskan setiap daerah untuk memaknai urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UU Cipta
Kerja. Dengan demikian, ketentuan tersebut secara tidak langsung telah
mengubah kewenangan daerah dalam penyelenggaraan urusan konkuren yang
ditentukan dalam Lampiran UU Pemda. Resentralisasi kewenangan
penyelenggaraan urusan konkuren dalam UU Cipta Kerja tentu menimbulkan
implikasi hukum yang signifikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
daerah, terutama terhadap keberlakuan produk hukum daerah yang dibentuk
berdasarkan undang-undang sebelum UU Cipta Kerja disahkan. Walaupun
pembentukan produk hukum daerah merupakan kewenangan atributif
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 ayat (6) UUD NRI Tahun 1945,
namun keberlakuannya sangat bergantung kepada aturan hukum yang
memiliki hierarki yang lebih tinggi. Hukum itu merupakan suatu sistem yang
bersusunsusun sehingga validitas aturan hukum yang lebih rendah ditentukan
oleh kesesuaiannya dengan aturan hukum yang lebih tinggi. Hal tersebut
semakin diperkuat dengan asas preferensi berbunyi lex superiori derogat legi
inferiori.
Berdasarkan uraian tersebut fokus dari tulisan ini yakni mengenai
resentralisasi kewenangan penyelenggaraan urusan konkuren dan keberlakuan
produk hukum daerah pasca berlakunya UU Cipta Kerja. Tujuan penulisan ini
adalah untuk menganalisis resentralisasi urusan konkuren pasca berlakunya
UU Cipta Kerja dari perspektif prinsip otonomi daerah dan implikasinya
terhadap keberlakuan produk hukum daerah.

1
Teguh Prasetio dan Maharani Nurdin, “Kewenangan Konkuren Pemerintah Daerah Dalam
Perizinan Industri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja”,
Jurnal Kertha Semaya, Vol. 9 No. 2 Tahun 2021, 314-329, hlm. 322.
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana dampak Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Resentralisasi
Kewenangan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Keberlakuan Produk
Hukum Daerah?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap resentralisasi
kewenangan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan keberlakuan produk
hukum daerah.

E. KEGUNAAN PENELITIAN
Terdapat beberapa kegunaan yang hendak dicapai melalui penelitian ini,
antara lain :
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran
bagi pengembangan ilmu hukum secara umum dan ilmu hukum tata
negara secara khusus terutama terkait dampak Undang-Undang Cipta
Kerja terhadap resentralisasi kewenangan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan keberlakuan produk hukum daerah.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk
kajian terkait dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap
resentralisasi kewenangan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan
keberlakuan produk hukum daerah.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terkait
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terutama terkait distribusi
kewenangan pemerintahan.
b. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat menunjang riset terkait dampak
Undang-Undang Cipta Kerja terhadap resentralisasi kewenangan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan keberlakuan produk hukum
daerah.
F. ALUR PIKIR PENELITIAN

Dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap Resentralisasi Kewenangan


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Keberlakuan Produk Hukum Daerah

1. Konsep Negara Hukum;


2. Pemberlakuan UU Cipta Kerja yang mengubah sistem penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
3. Konsep otonomi daerah, desentralisasi, dan tugas pembantuan;

Bagaimana dampak Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Resentralisasi Kewenangan


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Keberlakuan Produk Hukum Daerah?

1. Konsep Negara Hukum


2. Teori Kewenangan
3. Konsep Otonomi Daerah
4. Teori Desentralisasi dan Tugas Pembantuan
5. Konsep Pembentukan Produk Hukum dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan
6. Kedudukan Produk Hukum Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia

Metode Penelitian : Penelitian yuridis-normatif dengan pendekatan undang-undang (statue


approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach)
ach)

PEMBAHASAN

Penutup : Kesimpulan dan Saran


G. METODE PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yang
menggunakan studi kasus normatif dan kajian peraturan perundang-
undangan. Penelitian hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum
positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara
inconcreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi, perbandingan hukum
dan sejarah hukum2. Tipe ini digunakan untuk meneliti dan menganalisis
dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap resentralisasi kewenangan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan keberlakuan produk hukum
daerah.

2. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait
dengan bahan-bahan hukum dalam penelitian ini antara lain :
a. Pendekatan perundang-undangan (statute approach)
Dalam penelitian ini akan menganalisis dan menelaah perubahan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan hierarki peraturan
perundang-undangan setelah diberlakukannya Undang-Undang Cipta
Kerja.
b. Pendekatan konseptual (conceptual approach)
Pendekatan konseptual (conceptual approach) digunakan untuk
menguraikan dan menganalisis permasalahan penelitian terkait
dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap resentralisasi
kewenangan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan keberlakuan
produk hukum daerah.

3. Spesifikasi Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis untuk


memberikan gambaran secara analitis mengenai dampak Undang-
Undang Cipta Kerja terhadap resentralisasi kewenangan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan keberlakuan produk hukum daerah.
2
Abdulkadir Muhammad. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Cetakan 1. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti. hlm. 52.
4. Sumber dan Jenis Data
a. Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian3. Bahan
hukum tersebut terdiri atas:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan yaitu berupa buku, jurnal
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah,
otonomi, desentralisasi, tugas pembantuan, dan pembentukan
peraturan perundang-undangan.

5. Metode Pengumpulan Data


a. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan terhadap data sekunder dapat meliputi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, termasuk juga keterangan ahli
yang relevan.
b. Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini dilakukan di beberapa pustaka, seperti:
1) Perpustakaan Universitas Jenderal Soedirman.
2) Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman.

3
Zainuddin Ali. (2016). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. hlm. 106.
6. Metode Penyajian Data
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian-uraian yang tersusun
secara sistematis atas data-data yang telah diperoleh sesuai dengan
keperluan dan tujuan penelitian.

7. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dianalisis dengan metode
analisis secara kualitatif berdasarkan peraturan perundang-undangan,
doktrin, teori-teori hukum yang relevan dengan pokok permasalahan.
Analisis kualitatif dilakukan dengan metode yang bersifat deskriptif
analisis dimana pemaparan gambaran dari data yang diperoleh akan
dihubungkan satu sama lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

H. DAFTAR PUSTAKA
Desmon, Andi. “Pengaturan Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar
Oleh DPRD Dalam Kerangka Otonomi Daerah.” UNES Journal of Swara
Justisia, No. 2 (2019): 7. https://doi.org/10.31227/osf.io/bcnwj

Hufron, Hufron, and Hajjatulloh Hajjatulloh. “Aktualisasi Negara Hukum


Pancasila Dalam Memberantas Komunisme Di Indonesia.” Mimbar Keadilan
13, No. 1 (2020): 68. https://doi.org/10.30996/mk.v13i1.2949.

Prasetio, Teguh dan Nurdin, Maharani, “Kewenangan Konkuren Pemerintah


Daerah Dalam Perizinan Industri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja”, Jurnal Kertha Semaya, Vol. 9 No. 2 Tahun
2021, 314-329.

Syofyan, Hadi dan Rusdianto Sesung, “Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun


2020 Dalam Perspektif Prinsip Otonomi dan Desentralisasi”, DIH: Jurnal
Ilmu Hukum, Volume 17 Nomor 1 (2021): 12-22.
https://doi.org/10.30996/dih.v17i1.

Wulandari, Rika Putri, dan Muhammad Helmi Fahrozi. “Politik Hukum


Pengalihan Izin Pertambangan Pada Pemerintah Pusat Terhadap Kewenangan
Pemerintah Daerah.” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 8, No. 1
(2021): 192. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i1.19445.

Anda mungkin juga menyukai