Anda di halaman 1dari 7

DRAFT RENCANA PENELITIAN TESIS

ANALISIS YURIDIS PERAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN


HAK ASASI MANUSIA SULAWESI SELATAN DALAM PENGHARMONISASIAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN PASAL 58 AYAT (2)
UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
UNDANG UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TETANG PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

MICHAEL ARNOLD PRAMUDITO, S.H

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, segala aspek kehidupan dalam bidang
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa
berdasarkan atas hukum. Untuk mewujudkan Negara hukum tersebut diperlukan tatanan
yang tertib antara lain di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.

Tertib pembentukan peraturan perundang-undangan harus dirintis sejak saat


perencanaan sampai dengan pengundangannya. Untuk membentuk peraturan
perundang-undangan yang baik diperlukan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan
sistem, asas, tata cara penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan maupun
pemberlakuannya. Pemikiran harmonisasi bermula dari timbulnya konsep dan prinsip-
prinsip hukum yang adil yang mencakup “harmonisasi” antara maksud, tujuan dan
kepentingan individu dengan maksud, tujuan dan kepentingan masyarakat umum.
Dengan kata lain, hukum akan tercipta baik apabila terdapat keselarasan antara maksud,
tujuan dan kepentingan penguasa (pemerintah) dengan masyarakat. Pengharmonisasian
Peraturan Perundang-Undangan memiliki urgensi dalam kaitan dengan asas peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, sehingga hal yang mendasar dalam penyusunan
rancangan peraturan daerah adalah kesesuaian dan kesinkronannya dengan Peraturan
Perundang-Undangan lainnya. Harmonisasi peraturan daerah dilaksanakan dengan
pendekatan sistem, yakni dengan konotasi sistem sebagai entitas atau himpunan bagian
yang saling berkaitan, akan memandang bahwa harmonisasi hukum Peraturan Daerah
merupakan upaya menyelaraskan, menyesuaikan, menyeimbangkan, menyerasikan dan
konsistensi unsur-unsur pembentukan Peraturan Daerah terhadap tata urutan dan materi
Peraturan Daerah yang akan disusun. Dengan demikian, upaya harmonisasi ini
merupakan sebab bagi terjaminnya kepastian hukum, ketertiban hukum, penegakan
hukum dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran.

Harmonisasi merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan tatanan


perUndang-Undangan dan peraturan lainya sesuai dengan ketentuan Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Undang Undang Nomor 12 Tahun
2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan. Adanya perubahan
perUndang-Undangan menyebabkan adanya perubahan kewenangan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan sesuai dengan ketentuan Pasal 58
Ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Undang
Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan,
yang kemudian menurut penulis muncul sebuah Urgensi untuk menganalisa lebih lanjut
kewenangan Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan dalam
Pengharmonisasian Peraturan Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut “Bagaimana peran Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan setelah diundangkanya
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Undang Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan?”.
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan penelitian


Peneliti menggunakan Metode penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Penelitian Yuridis Normatif adalah
Metode penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau
bahan sekunder belaka (Soerdjono dan Sri, 1994; Roni, 1994; Amirudin dan Zainal,
2004; Achmad, 2009).

2.2 Jenis dan Sumber Data


Sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, yaitu bahan penelitian yang
berasal dari Perundang - undangan yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang
dirumuskan seperti : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan; 3. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang
Undangan; 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-undang No. 39 Tahun 1999; 5. Permenkumham Nomor 23 Tahun 2018
Tentang Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Yang
Dibentuk Di Daerah Oleh Perancang Peraturan Perundang-Undangan dan perundangan
terkaitnya.

2.3 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan dengan menghimpun data melalui penelaahan bahan
kepustakaan atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tertier, baik berupa dokumen-dokumen maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan analisis yuridis normatif
terhadap Harmonisasi Peraturan Daerah. Untuk menganalisis bahan hukum yang telah
terkumpul, dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif yaitu
yuridis normatif yang disajikan secara deskriptif, yakni dengan menggambarkan suatu
kebijakan yang terkait dengan Harmonisasi Peraturan Daerah dengan Kewenangan
Kantor Wilayah Kementerian sesaui dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022
Tentang Perubahan Kedua Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tetang
Pembentukan Peraturan Perundang Undangan. Dan selanjutnya dilakukan pengkajian
apakah aplikasinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan normatifnya.
Deskriptif adalah pemaparan hasil penelitian dengan tujuan agar diperoleh suatu
gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematik. mengenai fakta yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan diajukan dalam usulan penelitian ini. Analistis artinya
suatu gambaran yang diperoleh tersebut dilakukan berdasarkan analisis dengan cermat
sehingga dapat diketahui tentang tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu membuktikan
permasalahan sebagaimana telah dirumuskan dalam perumusan permasalahan yang ada
pada latar belakang usulan penelitian ini. Penelitian ini bermaksud mengungkapkan
kebenaran secara sistematis, metodologi dan konsisten. Melalui proses penelitian
tersebut diadakan analisa dan kontruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan
diolah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Hasil yang Diharapkan


Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui sebagaimana luas peran dan
kewenangan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan setelah
diundangkanya Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang
Undangan, apakah kemudian ada benturan kepentingan dengan Pemerintah Daerah
dikaji berdasarkan telaah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Daftar Pustaka

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Undang Undang Nomor
12 Tahun 2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Permenkumham Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pengharmonisasian Rancangan Peraturan


Perundang-Undangan Yang Dibentuk Di Daerah Oleh Perancang Peraturan Perundang-
Undangan

Soerdjono Seokanto dan Sri Mamudji. 1994. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amirudin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(Judicialprudence): Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legispruden- ce). Kencana

Anda mungkin juga menyukai