Wrap Up Diare Cairan Skenario 3
Wrap Up Diare Cairan Skenario 3
“DIARE”
Disusun oleh:
KELOMPOK A-1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2013/2014
0
Skenario :
“DIARE”
Seorang mahasiswa, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12
kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat
kampusnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, urine sedikit. Di Puskesmas
penderita dipasang infuse dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter
meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah.
Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan anion
gap yang normal.
1
A. Brainstroming / Activation Prior Knowledge :
A. Jawaban:
1. untuk mengukur keasaman pH, kadar oksigen dan CO2 dalam darah dan untuk
mengetahui keseimbangan asam basa dalam tubuh.
2. tekanan darah = karena volume cairan tubuh berkurang sehingga tekanan darah
menurun akibat pengeluaran cairan berlebihan
Nadi = karena kekurangan cairan tubuh jantung dan paru memompa lebih cepat untuk
menyeimbangkan tubuh sehingga nadi dan pernapasan meningkat.
3. karena bikarbonat keluar lebih banyak sehingga H+ tidak bias berikatan dengan HCO3
menyebabkan pH darah menurun dan H+ meningkat
4. 12-16 mmol/l
5. karena untuk mengetahui perbedaan antara jumlah muatan ion positif pada Na+ dan
jumlah muatan ion negative pada Cl- dan HCO3-
6. - asidosis metabolik
- alkalosis metabolik
- asidosis respiratorik
- alkalosis respiratorik
7. karena sekresi ADH meningkat sehingga urine yang keluar sedikit untuk
menyeimbangkan kesetimbangan cairan
8. karena makanan yang mengandung bakteri sehingga usus tidak melakukan absorbsi air
melainkan sekresi air untuk mengencerkan kadar toksin yang ada dalam usus besar
A. Hipotesa
Makanan yang mengandung bakteri, virus dll dapat menyebabkan absorbsi air di usus
sehingga terjadi diare karena pengeluaran HCO3 yang berlebihan menyebabkan
gangguan keseimbangan asam basa yaitu asidosis metabolik.
2
B. Learning Objective / Sasaran belajar :
LO 1.1 Definisi
Menurut Arrhenius
3
- Asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk H+
- Basa adalah zat yang tedisosisasi dalam air membentuk OH-
LO 1.2 Klasifikasi
LO 1.3 Fungsi
4
Memepengaruhi sifat-sifat dan fungsi dari sistem biologis
LO 1.4 Mekanisme
1.Kelebihan asam dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia. Ginjal memiliki
kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung
beberapa hari.
LO 1.5 Indikator
larutan indikator adalah zat-zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang
bersifat asam, basa, dan netral, sehingga dapat digunakan untuik membedakan larutan yang
bersifat asam, basa, dan netral. Larutan indikator akan berubah warna jika PH (derajat keasaman)
berubah. Pada suhu 25 derajat celcius maka pH + pOH = 14, untuk larutan netral pH = pOH = 7,
sedangkan untuk larutan asam pH lebih kecil 7 dan larutan basa lebih besar 7. Jadi, pH
merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen atau ukuran keasaman larutan. Ada dua macam
indikator, yaitu:
Indikator penunjuk asam adalah indikator yang akan berubah warnanya, jika
konsentrasi asam berubah sedikit saja. Daerah perubahan warna untuk indikator
ini kurang dari 7.
Indikator penunjuk basa adalah indikator yang akan berubah warnanya, jika
konsentrasi basa (OH) berubah sedikit saja. Daerah perubahan warnanya lebih
dari 7.
Di laboratorium, indikator yang sering digunakan adalah larutan fenolftalein (PP), metil merah,
dan metil orange.
5
Table beberapa indicator Asam-Basa yang lazim
Warna
Indikator Kisaran pH
Dalam Asam Dalam Basa
LO 1.6 Fisiologis
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion [
] bebas dan [HC ] dalam cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar
ion [ ] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa terus berlangsung
dalam kehidupan.
pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pH di atas
7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolit atau
nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arah keasaman (asidosis) pH
kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan (alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke
keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh.
Karena ion [H+] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang
mempengaruhi [H+] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :
A. Lebihnya kadar [H+] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari
6
Katabolisme zat organik
LO 2.1 Definisi
atau
pH = pK + log [HCO3-]/[H2CO3]
dimana :
Pk = konstanta disosiasi asam karbonat =6,1
7
[H2CO3] = kadar asam karbonat plasma
Beban respirasi
Peningkatan laju pernafasan yang tidak di sertai peningkatan aliran CO2 ke paru-
paru akan mengurangi tekanan Co2 dalam alveoli . begitu juga pada darah yang
kembali menuju ke jaringan perifer sehingga terjadi akibat respiratorik à H+
menurun PH meningkat
Asidosis Metabolik adalah penurunan kadar ion HCO3- diikuti dengan penurunan tekanan
parsial CO2 didalam arteri (Gangguan Keseimbangan Asam basa, FKUI)
Asidosis Metabolik adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer
kadar bikarbonat plasma sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH yaitu
peningkatan [H+] (Price. Wilson.2006.Patofisiologi)
Asidosis Metabolik yang disebut juga Asidosis Non-Respiratori adalah keadaan asidosis
yang status asam basa tubuhnya bergeser ke sisi asam akibat kehilangan basa atau retensi
asam selain asam karbonat. (Kamus Dorland)
LO 3.2 Etiologi asidosis metabolik
1. Pembentukan asam yang berlebhan di dalam tubuh. Ion hidrogen dibebaskan oleh sistem
buffer asam karbonat-bikarbonat, sehingga terjadi penurunan pH. Dalam klinik
ditemukan keadaan ini seperti pada:
- Asidosis laktat. Timbul karena hipoksia jaringan berkepanjangan, mengakibatkan
jaringan mengalami proses metabolisme anaerob.
- Ketoasidosis. Timbul karena produksi badan keton dalam jumlah sangat tinggi pada
metabolisme fase pasca absortif. Ketoasidosis merupakan akibat dari starvasi dan
komplikasi diabetes mellitus yang tidak terkendali, jaringan tidak dapat
8
memanfaatkan glukosa dari sirkulasi, sehingga mengandalkan metabolisme lipid dan
keton
- Intoksikasi salisat
- Intoksikasi etanol
2. Berkurangnya kadar ion-HCO3 didalam tubuh
Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat yang mengatur keseimbangan ion hidrogen dan
mempengaruhi keseimbangan pH. Penurunan konsentrasi HCO3 di cairan ekstraseluler
menyebabkan penurunan efektifitas sistem buffer dan asidosis timbul. Penyebab penurunan
konsentrasi HCO3 anatara lain adalah diare, renal tubular acidosis (RTA ) , pemakaian obat
inhibitor enzime anhidrase karbonat atau pada penyakit ginjal kronik stadium III-IV
Asidosis Metabolik (juga dikenal sebagai asidosis non respiratorik ) mencakup semua
jenis asidosis selain yang disebabkan oleh kelebihan dicairan tubuh. Pada keadaan tak
terkompensasi (gambar 15-12), asidosis metabolik selalu ditandai oleh penurunan plasma
(dalam contoh kita menjadi separuhnya), sementara [ ] normal sehingga terbentuk rasio
asidotik 10/1. Masalah dapt timbul karena pengeluaran cairan kaya yang berlebihan dari
tubuh/karena akumulasi asam nonkarbonat. Pada kasus yang terakhir, plasma.
9
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Asidosis dapat terjadi jika diare. Bila peningkatan
keasaman melampaui system penyangga pH, darah akan menjadi asam. Seiring dengan
menurunnya pH darah, eprnapasan menjadi lebih salam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh
untuj menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah CO2.
Jika kita makan, saluran pencernaan seperti lambung, usus dsb akan menghasilkan HCO 3.
Nanti HCO3 akan diserap oleh plasma yang akan dieksresi bersama urin. Tetapi jika terjadi diare,
HCO3 akan banyak keluar bersama feses. Karena diare tidak terjadi absorbsi pada usus. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, virus serta bakteri. Sehingga HCO 3 dalam plasma akan
10
terjadi penurunan besar-besaran karena keluar bersama feses. Sedangkan jika HCO3 berkurang,
H+ tidak dapat diikat. Karena HCO3 berperan sebagi buffer bagi H+ agar tidak kelebihan asam
dalam tubuh. Karena penurunan HCO3 akan menyebabkan kenaikan H+ dalam tubuh lalu pH
akan turun, HCO3 turun, tetapi H+ naik sehingga tubuh menjadi asam. Maka terjadilah Asidosis
Metabolik.
Mual
Muntah
Kelelahan
Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat (pernafasan kussmaul’s);
Rasa mengantuk
Mengalami kebingungan
Tekanan darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian
Pemeriksaan Diagnostik
4. EKG: mendeteksi distrima yang disebabkan oleh hyperkalemia. Perubahan yang tampak
pada hyperkalemia termasuk memuncaknya gelombang T, penurunan segmen ST,
penurunan ukuran gelombang R, menurun atau tidak terdapatnya gelombang P, dan
pelebaran kompleks QRS, asidosis dapat menyebabkan perubahan ECG yang tidak
spesifik.
LO 3.6 Diagnosis
Diagnosis asidosis metabolic ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan dipastikan oleh hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HCO3 dengan menggunakan pendekatan
sistematik.
pH : <7,35
HCO3 : <22 mEq/L
PaCO2 : <40 mmHg
LO 3.7 Penatalaksanaan
2. Langkah kedua, tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui
dugaan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan gejala klinis lain dapat dengan
mudah ditetapkan etiologinya.
3. Langkah ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion
gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa
dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO3: kadar HCO3 normal
dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa). Bila rasio lebih dari 1,
asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ini menetapkan sampai sejauh mana
koreksi dapat dilakukan.
12
Kecuali pada asidosis uremik, asidosis metabolic dikompensasi oleh mekanisme
pernapasan dan ginjal serta dapar kimiawi.
LO 4.2 Etiologi
- Kekurangan H+ dari ECF (Muntah,penyedotan nasogastrik, diare dengan kehilangan
klorida, diuretik, hipokalemia)
- Retensi HCO3- (Pemberian natrium bikarbonat berlebihan, sindrom susu alkali)
LO 4.3 Manifestasi
Tidak terdapat gejala dan tanda alkalosis metabolik yang spesifik. Adanya gangguan ini
harus dicurigai pada pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedotan, nasogastrik, pengobatan
diuretik atau pasien yang baru sembuh dari gagal nafas (Hiperkapnia)
DAFTAR PUSTAKA
(zenius.net)
13
(Horne, Mima M. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam-basa.
Jakarta:EGC)
14