Yenni Mangoting1)
Eko Ganis Sukoharsono2)
Nurkholis2)
Surel: yenni@petra.ac.id
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2017.08.7054
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Reveals the Dimensions of Tax Fraud. This study reveals
JAMAL the notion of personal taxpayers and consultants about of tax fraud. Data
Volume 8
Nomor 2
collection methods were conducted by interviewing informants; there are
Halaman 227-429 three taxpayers and two consultants. The data analysis is done by inter-
Malang, Agustus 2017 pretation of informants understanding which is then followed by the re-
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
searchers’ reflectivity. This study indicates that taxpayers think that tax
fraud is interpreted as compulsive, deliberate action, unwillingness, and
Tanggal Masuk aggressive officers. This phenomenon is supported by the consultant’s un-
12 Juli 2016 derstanding that tax fraud is a need for taxpayers who must be supported.
Tanggal Revisi
05 Juni 2017 Kata kunci: kecurangan pajak, wajib pajak, konsultan pajak
Tanggal Disetujui
31 Agustus 2017
Wajib pajak seringkali menjadi sasar dilan untuk membantu lembaga peradilan
an kesalahan manakala tingkat kepatuhan mengelola hukum dan keadilan (Townsend,
wajib pajak rendah sehingga mengganggu 2013). Sedangkan pemerintah China lebih
realisasi penerimaan pajak. Padahal dalam memilih memberlakukan hukuman pidana
sistem perpajakan, wajib pajak bukanlah bagi pengemplang pajak yang diterapkan
aktor tunggal melainkan keberadaan wajib secara proposional sesuai dengan kerugian
pajak didampingi oleh petugas pajak dan yang ditimbulkan karena penggelapan pa-
konsultan pajak. Tidak heran jika peme jak tersebut (Hashimzade, Huang, & Myles,
rintah di banyak negara mengantisipasi ke- 2010).
curangan pajak, karena tindakan tersebut Kecurangan pajak merepresentasikan
berdampak negatif dan mereduksi peneri- perilaku resistensi wajib pajak terhadap ke-
maan negara (Cule & Fulton, 2009; Torgler, wajiban perpajakan mereka yang seharus-
2008). Otoritas yang berwenang memungut nya dilaksanakan berdasarkan ketentuan
pajak berupaya sedemikian rupa membe undang-undang perpajakan. Berbagai pene-
rantas para pengemplang pajak melalui se- litian berusaha membuka tabir mengenai
rangkaian metode. Amerika mengaktifkan motivasi yang melandasi perilaku kecurang
peran para whistleblower yaitu warga ne an wajib pajak, termasuk motivasi melaku-
gara yang melaporkan tindakan kecurangan kan kecurangan pajak berdasarkan perspek
pajak yang diketahui kepada lembaga pera- tif ekonomi dalam model klasik Allingham
274
Mangoting, Sukoharsono, Nurkholis, Menguak Dimensi Kecurangan Pajak 275
& Sandmo (1972). Model klasik tersebut eksternal yang memandu manusia tersebut
menjelaskan alasan wajib pajak melakukan memberikan penilaian dan penyikapan sub-
kecurangan adalah untuk memaksimalkan jektifnya terhadap adanya objek, fenomena,
utilitasnya (expected utility). Penelitian lain- atau peristiwa yang dialaminya. Latar be-
nya dilakukan Levaggi & Menoncin (2013) lakang inilah yang membawa tiap manu-
dan Rablen (2010). Penelitian-penelitian sia memiliki pemaknaan berbeda terhadap
tersebut menjelaskan bahwa motivasi yang suatu realitas yang mereka hadapi termasuk
melandasi wajib pajak berperilaku curang dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
disebabkan oleh tingginya tarif pajak, keti- Melalui keragaman makna tersebut peneli-
dakadilan dalam pertukaran, dan sistem tian ini menggunakan metode fenomenologi
perpajakan yang kompleks. yang fokus pada pengalaman wajib pajak
Kecurangan pajak adalah suatu re- bukan intepretasi atas pengalaman wajib
alitas yang sebenarnya dikonstruksi oleh pajak.
orang-orang yang berada dalam sistem per- Berdasarkan pemikiran di atas, ma-
pajakan termasuk unsur-unsur sistem per- salah yang dikemukakan dalam penelitian
pajakan itu sendiri. Mansury (1994) menye- ini adalah bagaimana makna wajib pajak
butkan tiga unsur sistem perpajakan, yaitu terhadap fenomena kecurangan pajak. Pene-
kebijakan perpajakan, ketentuan undang- litian ini diharapkan memberikan kontri-
undang perpajakan, dan aspek administrasi busi kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
perpajakan. Selain keterlibatan unsur-unsur dalam rangka menciptakan ketentuan un-
tersebut, peran konsultan pajak menempati dang-undang perpajakan dengan memper-
posisi penting dalam perilaku kepatuhan timbangkan persepsi atau pemaknaan wajib
wajib pajak (Devos, 2012). Carley & Max- pajak mengenai kecurangan pajak. Selama
well (2006) menjelaskan bahwa wajib pajak ini upaya menegakkan kepatuhan wajib pa-
akan menggunakan jasa konsultan pajak jak lebih mengandalkan implementasi sanksi
untuk membantu mereka menginterpretasi dan efektifitas pemeriksaan pajak. Padahal,
ketentuan undang-undang perpajakan yang dua deterrence efect tersebut lambat laun
dianggap rumit dan sulit untuk ditafsir- tidak lagi ditakuti oleh wajib pajak (Winer-
kan. Atau penelitian Frecknall-Hughes & ungan, 2013) . Tidak berpengaruhnya sanksi
Kirchler (2015) yang memetakan salah satu perpajakan dalam meningkatkan kepatuh
jasa yang diberikan konsultan pajak adalah an dalam penelitian tersebut disebabkan
perencanaan pajak yang cenderung menga- minimnya kesadaran wajib pajak terhadap
rah kepada tindakan meminimalkan beban pentingnya pembayaran pajak.
pajak secara agresif. Penelitian-penelitian Feld & Frey (2007) dan Ritsatos (2014)
di atas merangkum mengenai perilaku kon- menjelaskan bahwa deterrence efect adalah
sultan pajak yang memainkan peranan sa pendekatan kepatuhan tradisional yang
ngat penting bagi perilaku kepatuhan wajib sudah mulai ditinggalkan karena wajib pa-
pajak. Hal tersebut tidak dapat dihindari jak lebih memfokuskan pada pendekatan
karena konsultan pajak mempunyai kompe- kontrak psikologis yang menganalogikan
tensi dalam menyelesaikan kewajiban pajak hubungan antara wajib pajak dan peme
wajib pajak sekaligus memahami intensi, rintah sebagai sebuah kontrak pertukaran
motivasi, dan keinginan wajib pajak ketika antara pembayaran pajak dan ketersediaan
meminta jasa mereka untuk menyelesaikan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pu
tanggung jawab sebagai wajib pajak. blik. Oleh karena itu, perlu terobosan baru
Setiap wajib pajak akan membentuk dalam penelitian-penelitian perpajakan me-
makna yang berbeda mengenai pajak yang lalui pendekatan kualitatif yang mengandal-
akan melatarbelakangi mereka dalam bertin- kan penggalian data secara mendalam dari
dak. Perilaku manusia adalah bentuk reaksi informan dalam rangka menguak realitas di
atau respon terhadap suatu objek. Reaksi balik fenomena kecurangan pajak.
manusia tersebut dapat bersifat sederhana
atau kompleks yang dipengaruhi oleh ber METODE
bagai intervensi seperti motif, nilai-nilai, si- Wajib pajak memahami kewajiban
fat kepribadian, interaksi antarsesama, dan pajak dalam beragam makna. Kewajiban
interaksi dengan lingkungan tempat manu- membayar pajak dapat dianggap sebagai
sia berada (Azwar, 1995). Pandangan di atas sumbangan sukarela, beban, bahkan par-
secara eksplisit menjelaskan bahwa manu- tisipasi warga negara sebagai wujud bakti
sia mempunyai faktor-faktor internal dan kepada negaranya. Beragamnya pemaknaan
276 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 274-290
tersebut tidak dapat dihindari karena meli- pakan wajib pajak orang pribadi pengusaha
batkan subjektifitas wajib pajak yang di- yang menggunakan laporan keuangan dalam
pengaruhi oleh pengalaman, latar belakang menghitung pajak terhutang. Wajib pajak ini
budaya, pendidikan, dan lingkungan akan menjalankan usaha dalam bidang perdaga
memengaruhi persepsi, preferensi, dan ngan. Sementara itu, informan konsultan
perilaku wajib pajak (Eryanto, 2012). Dalam pajak adalah profesional yang berpengala-
fenomenologi perbedaan-perbedaan persepsi man dalam memenuhi kewajiban pajak baik
antarwajib pajak merupakan hal yang pen wajib pajak orang pribadi maupun wajib pa-
ting dan menarik untuk dieksplorasi untuk jak badan.
menghasilkan pernyataan-pernyataan pen
ting yang akan menjadi cikal bakal pemben- HASIL DAN PEMBAHASAN
tukan sebuah tema (Raco, 2010). Pada bagian ini peneliti melakukan
Makna adalah hakikat yang berada di epoche dengan memberikan bracketing-
balik sebuah fenomena. Untuk mendapatkan bracketing (kata-kata yang dikurung) dalam
makna tersebut fenomenologi menggunakan setiap hasil wawancara pengalaman dengan
lima unsur, yaitu (1) noema, (2) noesis, (3) informan untuk mengetahui intensional ke-
epoche, (4) intentional analysis, dan (5) eiditic curangan pajak. Epoche merupakan upaya
reduction. Analisis data dalam fenomenologi awal untuk merelasikan noema dan noesis
dimulai dengan mengidentifikasi noema dan dalam rangka peneliti melakukan intension-
noesis. Pencarian noema dan noesis ber- al analysis.
guna untuk mendapatkan suatu gambaran Self Assessment adalah pemungut
mengenai persepsi setiap informan dalam an pajak yang memberikan kewenangan
penelitian ini. Noema adalah gambaran ob- sepenuhnya kepada wajib pajak untuk
jektif informan penelitian yang dinyatakan melaksanakan kewajiban pajaknya sendiri.
dalam kata dan kalimat, misalnya keten- Namun, sebagai sistem pemungutan pajak
tuan undang-undang perpajakan, sistem yang terbaik, implementasi Self Assessment
pemu ngutan pajak, konsultan pajak, dan masih perlu mendapatkan evaluasi yang
petugas pajak. Sementara itu, noesis adalah menyeluruh agar mendukung peningkatan
makna yang lebih dalam dan menjadi kes- kepatuhan wajib pajak. Informan wajib pa-
adaran murni yang muncul akibat pengala- jak Joko dan Leni menjelaskan bahwa Self
man. Epoche dalam penelitian fenomenologi Assessement dapat menggiring wajib pajak
adalah aktivitas menggali kesadaran wajib kepada tindakan-tindakan yang melang-
pajak dengan “mengurung” bagian-bagian gar ketentuan undang-undang perpajakan
yang akan menjadi objek analisis lanjutan karena minimnya pengetahuan wajib pajak.
(Kamayanti, 2016). Konsekuensi dari implementasi Self Assess-
Penelitian ini akan memunculkan ment adalah wajib pajak harus mengetahui
bracketing-bracketing (kata-kata yang diku- tata cara penghitungan pajak dan peraturan
rung) dalam setiap wawancara. Tahap anali- berkaitan dengan kewajiban membayar dan
sis selanjutnya adalah intentional analysis melaporkan pajak. Akan tetapi, kenyataan-
dengan melakukan elaborasi antara noema nya Joko mengungkapkan minimnya du-
dan noesis untuk mengidentifikasi aktivitas- kungan sosialisasi dan edukasi mengenai
aktivitas kesadaran wajib pajak yang menga- ketentuan undang-undang perpajakan se
rah pada tindakan kecurangan pajak karena perti dalam penuturan berikut ini.
intensionalitas adalah sebuah kesadaran “…yang dirasakan (kurang) adalah
yang terarah. Tahap analisis data yang tera- (pencerahan mengenai peraturan
khir dalam penelitian fenomenlogi adalah pajak), jangan membuat kesan
eiditic reduction. Pada tahap ini peneliti akan bahwa fiskus menjebak wajib pa-
mencari esensi fakta di balik fenomena ke- jak atau menakuti-nakuti wajib
curangan pajak untuk mendapatkan suatu pajak…”
makna mengenai kecurangan pajak dalam
Bukan hanya Joko yang menyatakan
perspektif wajib pajak. Tahap terakhir ini
minimnya proses sosialisasi dan edukasi
dilakukan dengan melibatkan intuisi dan re-
ketentuan undang-undang perpajakan
fleksi dari peneliti.
untuk mereka. Informan wajib pajak Leni
Informan dalam penelitian ini adalah
menyatakan bahwa petugas pajak belum
tiga orang wajib pajak dan dua orang kon-
maksimal dalam melengkapi wajib pajak
sultan pajak. Informan wajib pajak meru-
dengan wawasan dan pengetahuan tentang
Mangoting, Sukoharsono, Nurkholis, Menguak Dimensi Kecurangan Pajak 277
kan bahwa tidak dapat dipungkuri adanya nimbulkan simbiosis mutualisme ketika
peran konsultan pajak yang dapat melemah- wajib pajak dapat menghemat pembayaran
kan kepatuhan wajib pajak seperti dalam pajak dan konsultan pajak mendapatkan
pernyataan berikut ini. bayaran mahal atas implementasi strategi-
“…konsultan pajak (pasti ber- strategi tax agresif untuk mengurangi pem-
peran), wajib pajak sebenarnya bayaran pajak.
(‘apa kata’) konsultan. Misal- Ketergantungan kepada konsultan pa-
nya, (mau bayar pajak segini ng- jak memang tidak dapat dihindari karena
gak)… jika wajib pajak bilang minimnya pengetahuan perpajakan wajib
mau, ya.. konsultan pajak (akan pajak. Selain itu, wajib pajak beranggapan
menyesuaikan)…” bahwa di tangan konsultan pajak kewajiban
pajak mereka dapat diselesaikan dengan
Robbi menceritakan ketika mengha- baik. Pada dasarnya prinsip efisiensi dan
dapi klien yang pasif. Mereka hanya terima efektivitas menjadi pegangan wajib pajak
beres dan tidak ingin dipusingkan dengan dalam menggunakan jasa konsultan pajak
urusan kewajiban pajak. Yang penting ke- sehingga mereka dapat lebih memfokus-
wajiban pajak selesai dan mereka sanggup kan diri untuk urusan bisnis. Akan tetapi,
membayar pajak terhutang yang telah dihi- kadangkala wajib pajak menggunakan jasa
tung oleh konsultan pajak dan menjamin ti- konsultan pajak hanya untuk menyelesaikan
dak ada risiko-risiko yang harus ditanggung kewajiban pajaknya tanpa perlu mengetahui
kemudian hari. lebih jauh apa dan bagaimana kewajiban
Gambaran wajib pajak seperti di atas pajak usaha mereka seharusnya dipenuhi
menandakan bahwa wajib pajak pasif karena
berdasarkan ketentuan perpajakan.
menyerahkan hampir sebagian besar kewa-
Sebagai wajib pajak sekaligus pemilik
jiban perpajakannya kepada konsultan pa-
usaha Doni mengungkapkan bahwa pada
jak. Wajib pajak pasif adalah sebuah prese
dasarnya dia dan pengusaha lainnya tidak
den buruk bagi upaya reformasi kepatuhan
keberatan membayar pajak, tetapi sebagai
wajib pajak dan akan memberatkan sistem
pembayar pajak dia ingin merasakan man-
perpajakan yang bertumpu pada sistem pe-
faatnya. Hal ini tercantum dalam pernyata-
mungutan pajak Self Assessment, karena
an di bawah ini.
Self Assessment justeru menuntut keaktifan
dan kemandirian wajib pajak dengan ke “…banyak pengusaha yang bisa
sadaran tinggi melaksanakan kewajiban pa- membayar pajak, tetapi mengelu-
jaknya. Wajib pajak pasif akan memperbesar arkan pernyataan (ngapain gue
ketergantungan mereka kepada konsultan bayar pajak), sekolah tetap ng-
pajak. Satu sisi konsultan pajak adalah gak gratis, masih bayar juga anak
kepanjangan tangan pemerintah sebagai saya. Wajib pajak sebenarnya
agent of development, tetapi di sisi lain kon- juga mau bayar tetapi memper-
sultan pajak dapat melemahkan kepatuhan tanyakan arusnya kemana. Hara-
wajib pajak dengan motivasi-motivasi yang pannya seperti itu, tapi (negara ti-
mengarah pada tindakan penghindaran pa- dak memikirkan ke sana), jadinya
jak secara agresif. repot…”
Motivasi penghindaran pajak memang
didukung oleh kemampuan dan kompeten- Doni menambahkan bahwa wajib pajak
si mumpuni yang dimiliki konsultan pajak adalah individu rasional yang mengaitkan
dalam memahami ketentuan undang-un- antara cost dan benefit bahwa setiap pe
dang perpajakan. Kemampuan mumpuni ngorbanan adalah upaya untuk memeli-
inilah yang digunakan oleh konsultan pajak hara pendapatan. Oleh karena itu, mereka
untuk memanfaatkan kelemahan ketentuan pun berpendapat bahwa pajak yang mereka
undang-undang perpajakan menjadi strategi bayarkan harus mendatangkan keberman-
penghindaran pajak. Pada sisi yang lain kon- faatan bagi mereka.
sultan pajak sangat menyadari bahwa peran Faktanya, pemerintah belum maksimal
mereka cukup signifikan dalam kepatuhan dalam menyediakan fasilitas umum me-
wajib pajak. Situasi saling membutuhkan madai yang sesungguhnya dibiayai melalui
penerimaan pajak. Selain itu, kinerja akun
ini dapat menimbulkan kesepakatan yang
tabilitas pemerintah dinilai buruk dengan
saling menguntungkan. Interaksi ini me
tingginya kasus korupsi yang justeru dilaku-
280 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 274-290
kan oleh para pejabat publik. Wajib pajak ting bagi setiap negara yang mengandalkan
yang menjalankan usaha menyadari bahwa pemungutan pajak sebagai sumber peneri-
negara bertumpu pada geliat ekonomi rakyat maan untuk membiayai pembangunan me
untuk mendapatkan sumber dana dalam reka. Tingginya ketidakpatuhan wajib pajak
rangka membiayai pembangunan dan itu menandakan bahwa otoritas pemungut pa-
berasal dari pajak. Namun, sebagai pelaku jak harus mengibarkan bendera merah (red
usaha mereka juga mempunyai posisi tawar flag) sebagai peringatan adanya masalah
menawar agar kelangsungan usahanya tetap serius dalam sistem perpajakan. Wajib pajak
terjamin melalui benefit atas pajak yang tidak hidup dalam dunia yang kosong. Se
mereka bayarkan. bagai pembayar pajak, mereka hidup dalam
Selain masalah manfaat pembayaran suatu lifeworld yang mengikutsertakan pi-
pajak, Amir menceritakan pengalaman hak-pihak dan unsur-unsur lain yang juga
perilaku kliennya sebagai wajib pajak yang terlibat dalam dunia keseharian wajib pa-
tidak membayarkan hasil pemotongan pajak jak, karena lifeworld berisi orang-orang dan
PPh 21 karyawan. Hal ini diceritakan pada unsur-unsur yang saling berinteraksi dan
kutipan berikut ini. mengaitkan diri yang kemudian memberi-
kan pengaruh satu sama lain.
“…wajib pajak juga (sengaja) ti- European Commision (2013) dan Tor-
dak melaksanakan peraturan pa- gler (2008) menjelaskan bahwa kecurangan
jak, misalnya harus memotong pajak adalah bentuk penipuan pajak yang
tapi tidak disetorkan, untuk jadi sengaja dilakukan untuk menghindari pem-
(celengan pajak saja). Begitu tiga bayaran pajak. Dalam banyak literatur ke-
tahun ke depan diperiksa, keluar curangan pajak identik dengan istilah tax
SKP-nya harus bayar kekurangan evasion. Tax evasion adalah penggelapan
pajak, ya..tinggal pakai uang yang pajak yang bertujuan untuk mengurangi
ada di celengan pajak saja…” pembayaran pajak dengan cara-cara yang
Perilaku wajib pajak sengaja dibuat bertentangan dengan ketentuan undang-
untuk memberikan temuan kepada petugas undang (Prebble & Prebble, 2010). Peraturan
pajak. Misalnya ketika wajib pajak diperik- perpajakan yang mengatur mengenai Keten-
tuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No-
sa, petugas pajak akan menemukan kes-
mor 28 Tahun 2007 (Undang-Undang KUP)
alahan yang sebenarnya telah dipersiapkan
tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai
wajib pajak. Upaya tersebut dilakukan agar
definisi kecurangan pajak. Undang-Undang
petugas pajak mendapatkan temuan dan ti-
KUP dalam pasal 38, pasal 39, dan pasal
dak berupaya mencari-cari kesalahan wajib
39A hanya mengatur mengenai contoh-con-
pajak.
toh kecurangan pajak antara lain (1) tidak
Setelah mendeskripsikan pengalaman
melaporkan SPT atau (2) melaporkan SPT,
informan wajib pajak dan konsultan pajak,
tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
peneliti mengidentifikasi noema dan noesis
atau (3) menyertakan keterangan yang isi
dalam bracketing. Tahap berikutnya adalah nya tidak benar.
eiditic reduction, yaitu peneliti akan mencari Kecurangan merupakan bagian dari
esensi fakta di balik fenomena kecurangan tindakan kejahatan karena adanya suatu
pajak untuk mendapatkan suatu makna pelangggaran terhadap ketentuan undang-
mengenai kecurangan pajak dalam perspek undang dan menimbulkan kerugian bagi
tif wajib pajak. Tahap tersebut dilakukan orang lain atau bagi negara. Termasuk ke-
dengan melibatkan intuisi dan refleksi dari curangan pajak yang dapat menimbulkan
peneliti dengan cara menggabungkan imaji- kerugian bagi negara berupa hilangnya po-
nasi peneliti dengan pernyataan-pernyataan tensi penerimaan negara. Kecurangan pajak
penting hasil wawancara dengan infor- dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih
man tanpa mengubah hakikat sebenarnya atau White Collar Crime (Moohr, 2009). Di-
yang muncul dalam pengalaman informan kategorikan sebagai kejahatan kerah putih
penelitian. karena kecurangan pajak tidak melibatkan
Fenomena kecurangan pajak adalah kekerasan fisik seperti dalam kejahatan-
sebuah realitas dalam sistem perpajakan kejahatan pada umumnya seperti pem-
suatu negara yang tidak dapt dipahami tan- bunuhan, perampokan, penjambretan, pen-
pa menyelami atau menguak rahasia yang curian, dan penodongan yang dilakukan
tersembunyi di balik realitas itu sendiri. oleh orang-orang jalanan atau penganggu-
Kecurangan pajak merupakan masalah pen ran dengan fisik menyeramkan, berbadan
Mangoting, Sukoharsono, Nurkholis, Menguak Dimensi Kecurangan Pajak 281
buah proses pengambilan keputusan apa lain dia dikelilingi oleh orang-orang yang
kah akan membayar pajak sesuai atau tidak definisinya menguntungkan untuk melang-
sesuai dengan ketentuan undang-undang gar hukum.
perpajakan termasuk memilih konsultan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pajak yang jujur atau konsultan pajak yang memberikan arti kata terpaksa sebagai ke-
agresif. Situasi ini menandakan bahwa se- adaan di mana seseorang berbuat di luar
tiap wajib pajak mempunyai persepsi yang kemauan sendiri atau karena terdesak oleh
berbeda-beda yang akan memengaruhi pem- keadaan. Dalam konteks penelitian ini ke-
bentukan perilaku kepatuhan wajib pajak. curangan pajak terpaksa dilakukan selain
Kecurangan karena terpaksa. Keti karena efek dari ketidakpatuhan wajib pa-
dakpatuhan atau kecurangan wajib pajak jak lainnya terhadap usaha wajib pajak juga
lainnya dalam konteks penelitian ini terjadi karena minimnya tax knowledge wajib pajak.
ketika wajib pajak menyadari bahwa sebagai Informasi yang utuh dan dapat diper-
sesama PKP, mereka justeru tidak memu tanggungjawabkan merupakan inti dari ad-
ngut PPN sebagaimana diatur dalam keten- ministrasi perpajakan yang efisien dan efek-
tuan undang-undang perpajakan. Akibat tif (Mansury, 1994). Sistem informasi yang
ketidakpatuhan ini, pelanggan lebih tertarik efektif tersebut harus melibatkan semua pi-
membeli pada pengusaha yang tidak me- hak karena keberhasilan pemungutan pajak
mungut PPN karena lebih murah. Jika wajib didukung oleh ketersediaan informasi yang
pajak menolak melayani pelanggan yang ti- lengkap terkait dengan subjek pajak dan
dak mau membayar PPN, mereka akan dit- objek pajak. Keberhasilan wajib pajak men-
inggalkan oleh pelanggan, jika wajib pajak jalankan kewajibannya berdasarkan Self As-
terpaksa menanggung PPN yang seharus- sessement akan bergantung pada pengua-
nya ditanggung oleh pelanggan, kondisi ini saan tax knowledge.
juga tidak mudah karena akan mengganggu Permasalahan UMKM di Uganda me
cash flow perusahaan. Inilah yang disebut narik untuk dicermati. Meskipun memberi-
dengan efek domino kecurangan wajib pajak kan kontribusi yang tinggi terhadap peneri-
lain sehingga wajib pajak patuh terpaksa maan negara, tetapi seperti kebanyakan
melakukan kecurangan untuk menghindari persoalan UMKM di negara-negara lainnya,
kerugian usaha mereka. tingkat kepatuhan pajak UMKM terbilang
Keberadaan PKP yang tidak memungut rendah (Tusubira & Nkote, 2013). Peneli-
PPN bukanlah sebuah kecurangan baru tian dengan focus group discussion bersama
karena kecurangan tersebut sangat lazim pemeriksa pajak di Malaysia juga mendapati
dilakukan oleh banyak PKP tetapi belum beberapa permasalahan yang dapat me
mendapatkan penegakan hukum yang tegas reduksi kepatuhan pajak mereka, yaitu
dari petugas pajak. Sistem perpajakan tidak kompleksitas peraturan perpajakan khu-
akan pernah bersih dalam pengertian berja- susnya ketika wajib pajak menghitung pajak
lan dalam kondisi ideal di mana tidak ada terhutang, masalah penyimpanan dokumen
efek domino yang timbul karena ketidak perpajakan selama tujuh tahun yang sewak-
patuhan wajib pajak lainnya. tu-waktu dapat digunakan untuk kepen
Selain menghindari dampak keti tingan peme riksaan pajak, dan ambiguitas
dakpatuhan wajib pajak lainnya, Weber, ketentuan perpajakan yang menimbulkan
Fooken, & Herrmann (2014) dan Simanjun- multi-interpretasi (Isa, 2014)
tak & Mukhlis (2012) menjelaskan bahwa Persoalan yang teridentifikasi dalam
seseorang tidak akan kooperatif jika melihat penelitian tersebut adalah permasalahan
orang lain juga tidak mau kooperatif. Arti- klasik adanya kesulitan dalam menginter-
nya, kecurangan pajak yang dilakukan oleh pretasi dan memahami ketentuan undang-
wajib pajak lainnya dapat mendorong wajib undang perpajakan. Selain itu minimnya
pajak lain melakukan tindakan yang sama. upaya otoritas yang berwenang mengeduka-
Pendapat di atas selaras dengan pandangan si wajib pajak untuk menggugah kesadaran
Sutherland dalam Anwar & Adang (2013) mereka sebagai wajib pajak. Pengetahuan
yang menjelaskan bahwa kecurangan dapat wajib pajak menjadi mutlak ketika peraturan
terjadi karena di beberapa masyarakat, se pajak mengandung kompleksitas yang tinggi
seorang berada dalam lingkungan yang oleh sehingga tidak mudah dipahami.
orang-orang yang tanpa kecuali mendefinisi- Wajib pajak dengan pengetahuan per-
kan aturan-aturan hukum sebagai aturan pajakan yang rendah akan mengalami ke-
yang harus dijalankan, sementara di tempat sulitan ketika menghitung pajak terhutang
Mangoting, Sukoharsono, Nurkholis, Menguak Dimensi Kecurangan Pajak 283
karena pajak yang mereka bayarkan bisa atau pengujian kepatuhan, ada bentuk keti-
lebih besar atau lebih sedikit dari yang se- dakpatuhan wajib pajak yang dicatat se
harusnya. Oleh karena itu, minimnya pe bagai temuan.
nguasaan informasi tersebut dapat menim- Tindakan wajib pajak dengan menu-
bulkan konflik yang berujung pada tindakan runkan omzet atau tidak menyetorkan PPh
oportunistik wajib pajak baik yang disengaja 21 yang telah dipotong dari penghasilan
maupun yang tidak disengaja mengurangi karyawan pada dasarnya dipahami oleh wa-
pembayaran pajak mereka. Dalam peneliti- jib pajak sebagai tindakan pelanggaran ke-
annya, Alm, Cherry, Jones, & McKee (2010) tentuan undang-undang perpajakan dan ke-
menjelaskan bahwa wajib pajak meng- mungkinan untuk mendapatkan sanksi juga
inginkan adanya kepastian dalam menghi- dipahami dengan baik. Namun, dalam kon-
tung utang pajak mereka. Namun, keten- teks penelitian ini wajib pajak justeru tidak
tuan perpajakan mengandung kompleksitas menginginkan adanya akibat dari kecurang
tinggi sehingga membuka peluang terjadinya an yang mereka lakukan, melainkan hanya
multi-interpretasi. Kompleksitas inilah yang dibayangkan akan terjadinya suatu akibat
menyebabkan pajak mengandung ketidak tersebut. Dalam istilah hukum pidana kese
pastian (tax uncertainty) yang membuka pe ngajaan ini disebut dengan sengaja sadar
luang terjadinya reduksi terhadap kepatu- akan kemungkinan atau kesengajaan secara
han pajak. keinsafan (Ilyas, 2012).
Kecurangan karena kesengajaan. Ke- Kecurangan karena ketidakrelaan.
sengajaan adalah bentuk kesadaran manu- KKBI menjelaskan kerelaan berkaitan de
sia dalam berperilaku. Sengaja berarti wajib ngan situasi yang menyatakan bersedia
pajak memang menghendaki dan menge- dengan ikhlas hati. Dalam penelitian ini apa
tahui apa yang diperbuat atau dilakukan. yang dirasakan wajib pajak justeru seba-
Definisi kesengajaan menurut KBBI adalah liknya. Mereka menyatakan ketidakikhlasan
suatu tindakan atau perbuatan yang se atau ketidakrelaan membayar pajak. Hal ini
ngaja dilakukan. Dalam konteks penelitian tidaklah berlebihan karena sesungguhnya
ini teridentifikasi bahwa kecurangan wajib wajib pajak memahami bahwa kompensasi
pajak sengaja dilakukan karena wajib pa- atas pajak yang mereka bayarkan diguna
jak merasakan bahwa ketentuan undang- kan sebesar-besarnya untuk menciptakan
undang perpajakan yang dirasakan masih kemakmuran rakyat dalam segala bidang.
belum berpihak kepada wajib pajak. Selain Pembayaran pajak adalah sebuah pengor-
itu, penegakan hukum belum merata se- banan ekonomis seseorang yang dinikmati
hingga ada wajib pajak sebagai PKP yang ti- secara kolektif melalui pelayanan publik
dak memungut PPN tetapi belum mendapat- dan pembangunan sarana dan prasarana
kan sanksi, dan pengalaman wajib pajak publik, misalnya jalan raya, stasiun, sarana
meng hadapi petugas pajak yang terkesan angkutan publik, layanan kesehatan, dan
mencari-cari kesalahan wajib pajak untuk pendidikan gratis.
mendapatkan temuan pemeriksaan. Sensasi membayar pajak berbeda
Kecurangan pajak mereka lakukan dengan membayar retribusi yang tidak di-
sebagai antisipasi ketika ada pemeriksaan, pandang dari sisi jumlah yang dibayar-
“lubang” yang sengaja mereka buat akan kan, melainkan atas kontraprestasi akibat
menjadi temuan bagi petugas pajak, se- pembayaran pajak atau retribusi tersebut.
hingga petugas pajak tidak lagi mencari-cari Membayar retribusi memberikan imbalan
“lubang-lubang” yang lain untuk mencip- yang langsung diterima pembayar retribusi.
takan temuan pemeriksaan. Kejaran petugas Sementara itu, kontrapretasi pembayaran
pajak dalam pandangan wajib pajak dilaku- pajak tidak dapat langsung dinikmati oleh
kan untuk mencari-cari kesalahan mereka wajib pajak karena kontraprestasi tersebut
dengan tujuan mendapatkan temuan dalam akan dinikmati bersama-sama baik oleh wa-
rangka memenuhi target penerimaan pajak. jib pajak maupun bukan wajib pajak.
Kecurangan pajak adalah upaya kes- Masih ingat kasus Gayus, seorang ok-
engajaan wajib pajak untuk mempersiapkan num petugas pajak yang melakukan peng-
temuan bagi petugas baik pada saat mereka gelapan pajak. Kasus tersebut berdampak
melakukan verifikasi maupun pemeriksaan. adanya kekecewaan wajib pajak yang diwu-
Wajib pajak beranggapan bahwa petugas judkan dengan “ancaman” melalui gerakan
pajak perlu diberikan semacam “ego” bahwa boikot membayar pajak oleh publik melalui
pada saat mereka melakukan pemeriksaan situs jejaring sosial Facebook. Kekecewaan
284 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 274-290
wajib pajak ini dimaklumi karena We- dan distribusi atas penerimaan pajak terse-
ber, Fooken, & Herrmann (2014) juga ber- but dirasakan tidak merata oleh masyarakat
pendapat bahwa pemerintah jangan hanya Brazil sehingga menimbulkan ketimpangan
meminta rakyat membayar pajak dengan sosial ekonomi yang tinggi karena daya re-
sukarela dan jujur sebagai representasi ke- distribusi dan investasi yang rendah serta
adilan untuk pemerintah, tetapi di sisi lain pelayanan publik tidak efektif (Siqueira &
wajib pajak tidak mendapatkan keadilan Nogueira, 2014). Dalam pandangan wajib
dari pemerintah karena hak mereka atas pajak, korupsi yang dilakukan oleh pejabat
manfaat pembayaran pajak berupa sarana publik akan mereduksi kualitas dan kuan-
dan prasarana publik yang memadai belum titas kontraprestasi atas pembayaran pajak
terpenuhi. mereka. Kondisi tersebut memunculkan
Sejalan dengan hasil penelitian di atas, situasi wajib pajak tidak rela membayar
Alleyne & Harris (2017) menjelaskan ren- pajak.
dahnya kepercayaan wajib pajak terhadap Bukan hanya Brazil, negara Malaysia
pemerintah dan kegagalan pemerintah dalam juga mencermati pengaruh persepsi wajib
pengelolaan dana publik dengan banyaknya mengenai keadilan pemerintah terhadap
kasus korupsi adalah penyebab mengapa perilaku kepatuhan pajak mereka. Wajib pa-
wajib pajak melakukan penghindaran pajak. jak akan jujur dan justeru menolak melaku-
Penelitian Syakura & Baridwan (2014) juga kan tindakan penghindaran pajak agresif
menemukan relevansi maraknya kasus ko- ketika mereka dapat menjalin kerja sama
rupsi dengan kepatuhan wajib pajak. Melalui resirokal yang baik dengan pemerintah (Yee,
penelitian tersebut wajib pajak memberikan Moorthy, & Soon, 2017). Perilaku masyara-
pesan bahwa pajak yang mereka bayarkan kat umum sekarang ini bagaikan jam weker
atau setorkan tidak akan berguna jika pa- bagi pemerintah dan para politisi sebagai
da akhirnya hanya dimanfaatkan oleh para regulator kebijakan publik. “... public unhap-
oknum pejabat publik untuk kepentingan piness with taxes can provoke protests that
threaten government...” (Prabhakar, 2012,
pribadi. Bukan hanya korupsi, rendahnya
p. 78). Publik yang dalam konteks peneli-
tingkat keberlanjutan hidup sebuah negara
tian ini adalah wajib pajak dapat memprotes
juga mempengaruhi perilaku wajib pajak
dengan tindakan penghindaran pajak yang
yang akan menimbulkan kesenjangan pada
akan menjadi ancaman kepada pemerintah.
tingkat kepatuhan (Khlif, Guidara, & Hus-
Penelitan ini menemukan suatu makna
sainey, 2016)
bahwa ada penciptaan relasi transkasional
Pendapat di atas adalah representasi
dalam hubungan wajib pajak dan pemerin-
atas keinginan wajib pajak yang meminta
tah karena wajib pajak menuntut manfaat
pemerintah untuk lebih serius dan tegas
yang setimpal atas pengorbanan ekonomi
menyikapi maraknya kasus korupsi yang di- yang telah dilakukan melalui pembayaran
lakukan oleh pejabat-pejabat publik baik di pajak. Persepsi ini berangkat dari sebuah
daerah maupun di pusat. Ini menandakan pandangan bahwa wajib pajak adalah in-
bahwa pemerintah masih harus memperbai- dividu rasional yang akan memaksimalkan
ki dan meningkatkan kinerja akuntabilitas utilitasnya dengan membandingkan antara
pengelolaan dana publik untuk mencegah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran
dan mengantisipasi praktik-praktik korupsi pajak dan manfaat dari membayar pajak itu
yang merugikan rakyat. Wajib pajak mengi- sendiri.
baratkan hubungan mereka dengan peme Epstein & Gang (2009) mengatakan
rintah adalah hubungan kontrak bukan bahwa bagi wajib pajak pembayaran pajak
hanya sekadar hubungan yang diatur oleh tidak dapat dielakkan dari hidup mereka.
hukum perpajakan. Berdasarkan hubungan Namun, banyak dari mereka yang tidak mau
kontrak tersebut, wajib pajak mempunyai membayar pajak karena mereka mulai men-
posisi daya tawar yang dapat digunakan un- gaitkan antara cost dan benefit dari pem-
tuk mempertanyakan hak mereka atas ke- bayaran pajak bahkan berapa jumlah yang
wajiban yang telah mereka tunaikan. harus mereka pertimbangkan dengan faedah
Brazil sebagai salah satu negara yang yang mereka telah terima. Kecurangan pa-
memiliki ambang ketidakadilan yang tinggi jak oleh wajib pajak terjadi manakala wajib
tetapi di saat yang sama Brazil adalah ne pajak tidak merasakan efek pembayaran pa-
gara dengan tingkat penerimaan pajak tinggi jak tersebut bahkan wajib pajak mendapati
jika dihitung dari persentase Penerimaan adanya penyalahgunaan sumber daya pu
Domestik Bruto mereka. Sayangnya, alokasi blik oleh pejabat publik untuk kepentingan
Mangoting, Sukoharsono, Nurkholis, Menguak Dimensi Kecurangan Pajak 285