Anda di halaman 1dari 8

Metode Studi

3.1. METODE PRAKIRAAN SIFAT PENTING DAN BESARAN DAMPAK


3.1.1. Metode Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak akan mengacu kepada kriteria penilaian dampak penting
berdasarkan pada pasal 22, Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

3.1.2. Metode Prakiraan Besaran Dampak

Prakiraan besaran dampak dilakukan dengan pendekatan metode formal dan informal. Metode
prakiraan besaran dampak yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.9.
Metode Studi

Tabel 3.9. Metode Prakiraan Besaran Dampak


Metode Prakiraan Besaran
No. Dampak Penting Hipotetik
Dampak
I. Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara Matematis
2. Peningkatan kebisingan Matematis
3. Peningkatan Getaran Penilaian ahli
4. Penurunan kualitas air permukaan Penilaian ahli
5. Penurunan kuantitas air tanah Analogi
6. Peningkatan volume air larian Matematis
7. Peningkatan timbulan sampah Matematis
8. Perubahan keanekaragaman flora darat Penilaian ahli
9. Peningkatan kesempatan kerja Analogi
10. Gangguan Lalu Lintas Penilaian ahli
11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat Analogi
12. Gangguan kamtibmas Analogi
II. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas air permukaan Matematis
2. Peningkatan volume air larian Matematis
3. Peningkatan timbulan sampah Matematis
4. Perubahan keanekaragaman flora darat Penilaian ahli
5. Peningkatan kesempatan kerja Analogi
6. Gangguan lalu lintas Penilaian ahli
7. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat Analogi

3.2. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak penting akan dilakukan dengan melakukan telaahan secara menyeluruh (holistik)
dengan melihat keterkaitan dan hubungan sebab akibat (kausatif) antara dampak penting yang
satu dengan dampak penting lainnya. Alat bantu yang akan digunakan adalah bagan alir (flow
chart).

Bagan alir dampak bertujuan menunjukkan urutan dampak penting mulai dari dampak primer,
sekunder, tersier dan seterusnya, serta interaksi dan keterkaitan antar dampak, sehingga
mempermudah untuk menentukan prioritas pengelolaan dampak. Selain itu, juga akan dikaji
perbandingan dampak negatif dan positif, komponen kegiatan yang paling banyak memberikan
dampak, komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak, lamanya dampak
berlangsung, dan kelompok masyarakat yang potensial terkena dampak.

Hasil evaluasi dampak penting dipergunakan untuk:


1. Sebagai dasar pertimbangan penentuan kelayakan lingkungan proyek.
2. Sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan lingkungan guna untuk meminimalkan dampak
negatif dan meningkatkan atau mempertahankan dampak positif.
3. Sebagai dasar perumusan arah pengelolaan terhadap dampak penting yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan.
Metode Studi
Metode Studi

Tabel 3.10. Ringkasan Metode Studi


Dampak Penting
No. Metode Prakiraan Besaran Dampak Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Hipotetik
Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas Matematis Membandingkan dengan rona awal Evaluasi secara holistik
udara Dampak penurunan kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi alat dan baku mutu menggunakan bagan
dan bahan dimodelkan dengan rumus (Colls, 2002) : alir dampak
2
2QL 1 z 
C( x , z )  exp(    )
2  z u 2 z 

2. Peningkatan kebisingan Matematis Membandingkan dengan rona awal


Perubahan tingkat kebisingan akibat pekerjaan pondasi dan dan baku mutu
mobilisasi alat dan bahan akan dihitung berdasarkan rumus
(Lamancusa, 2009):

a. Sumber titik/sumber diam


r2
LP2  LP1  20. log
r1
b. Sumber garis/bergerak
r2
LP2  LP1  10. log
r1

3. Peningkatan getaran Penilaian ahli Membandingkan dengan rona awal


dan baku mutu
4. Penurunan kualitas air Penilaian ahli Deskriptif
permukaan
5. Penurunan kuantitas air Analogi Deskriptif
Metode Studi

Dampak Penting
No. Metode Prakiraan Besaran Dampak Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Hipotetik
tanah
6. Peningkatan volume air Matematis Membandingkan dengan rona awal
larian Debit puncak limpasan dihitung dengan rumus rasional:
Q = 0,278 C. I. A (Suripin, 2004)
Q = debit puncak (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)

Kapasitas saluran dihitung dengan rumus:


Q = V . A (Suripin, 2004)
Q = debit saluran (m3/detik)
V = kecepatan aliran (m3/detik)
A = luas penampang saluran (m2)
1
V = R2/3 S1/2
n
V = kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien Kekasaran Manning (detik/m1/3)
R = radius hidrolik (m)
S = kemiringan dasar saluran
7. Peningkatan timbulan Matematis Deskriptif
sampah Perhitungan timbulan sampah pada tahap konstruksi akan dihitung
mengacu pada Standar EPA, sebagai berikut :
Volume Timbulan Sampah Konstruksi (m3) = Luas Total Lantai
Bangunan X 19 kg/m2/hari
Volume Timbulan Sampah Buruh Konstruksi (m3) = Jumlah
Metode Studi

Dampak Penting
No. Metode Prakiraan Besaran Dampak Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Hipotetik
buruh/karwan konstruksi X 3 L (buruh/karyawan yang menginap)
atau X 1 L (buruh/karyawan yang tidak menginap)

8. Perubahan Penilaian ahli Membandingkan dengan rona awal


keanekaragaman flora
darat
9. Peningkatan Analogi Menganalogikan dengan kegiatan lain
kesempatan kerja yang serupa
10. Gangguan Lalu Lintas Penilaian ahli Deskriptif
11. Perubahan sikap dan Analogi Menganalogikan dengan kegiatan lain
persepsi masyarakat yang serupa
12. Gangguan kamtibmas Analogi Menganalogikan dengan kegiatan lain
yang serupa
Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas air Matematis Membandingkan dengan rona awal Evaluasi secara holistik
permukaan Prakiraan peningkatan kandungan polutan di air drainase menggunakan bagan
menggunakan formula kesetimbangan massa: alir dampak
C1Q1  C 2Q 2
Cm 
Q1  Q 2
Keterangan:
Cm = Konsentrasi atau nilai parameter i (kekeruhan, TSS, dan
TDS) di drainase setelah percampuran (mg/L)
C1 = Konsentrasi atau nilai parameter i di drainase sebelum
percampuran (mg/L)
Q1 = Debit drainase sebelum percampuran (m3/s)
C2 = Konsentrasi atau nilai parameter i buangan di titik outlet
Metode Studi

Dampak Penting
No. Metode Prakiraan Besaran Dampak Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Hipotetik
(mg/L)
Q2 = Debit buangan (m3/s)
2. Peningkatan volume air Matematis Membandingkan dengan rona awal
larian Debit puncak limpasan dihitung dengan rumus rasional:
Q = 0,278 C. I. A (Suripin, 2004)
Q = debit puncak (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)

Kapasitas saluran dihitung dengan rumus:


Q = V . A (Suripin, 2004)
Q = debit saluran (m3/detik)
V = kecepatan aliran (m3/detik)
A = luas penampang saluran (m2)
1
V = R2/3 S1/2
n
V = kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien Kekasaran Manning (detik/m1/3)
R = radius hidrolik (m)
S = kemiringan dasar saluran
3. Peningkatan timbulan Matematis Deskriptif
sampah Perhitungan timbulan sampah pada tahap operasi akan dihitung
mengacu pada Standar Surat Keputusan Kepala Dinas Kebersihan
Provinsi DKI Jakarta Nomor 334 Tahun 2013 tentang Timbulan,
Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Provinsi DKI Jakarta,
Metode Studi

Dampak Penting
No. Metode Prakiraan Besaran Dampak Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Hipotetik
sebagai berikut :
Volume Timbulan Sampah Tahap Operasi (m3) = Jumlah
Karyawan Apartemen dan Tamu serta jenis dan besaran fasilitas
yang ada X Timbulan Sampah dari masing-masing sumber
4. Perubahan Penilaian ahli Membandingkan dengan rona awal
keanekaragaman flora
darat
5. Peningkatan Analogi Menganalogikan dengan kegiatan lain
kesempatan kerja yang serupa
6. Gangguan lalu lintas Penilaian ahli Deskriptif
7. Perubahan sikap dan Analogi Menganalogikan dengan kegiatan lain
persepsi masyarakat yang serupa

Anda mungkin juga menyukai