Bagi ibu yang tidak punya kulkas khusus menyimpan ASI, maka ia akan menumpuk ASI
bersamaan dengan bahan makanan lain di dalam kulkas. Sekalipun ASI tertutup rapat,
bakteri tak kasat mata tetap saja menjajah di sekitar kemasan ASI tersebut.
ASI yang dipompa dari payudara ibu sifatnya sangat steril. Jika ia dimasukkan ke dalam
wadah steril, tapi didekatkan dengan benda yang tidak steril, maka higienitasnya akan
diragukan.
Banyak ibu yang menyimpan ASIP ke dalam botol karena tidak yakin dengan kualitas
kantong ASI plastik. Akhirnya, ia membeli banyak botol sebagai tempat penyimpanan
ASIP.
Jika Bunda termasuk ibu yang tipe ini, maka Anda tak boleh menuang ASI perahan
yang berharga itu di botol yang masih ada tetesan airnya. Pastikan bahwa botol yang
akan Anda gunakan sudah bebas dari tetesan air agar tak ada bakteri yang bercampur
dengan ASI nantinya.
3. Kesalahan menyimpan ASI perah karena kantong
ASIP bocor
Kantong ASI plastik adalah tempat paling populer di kalangan ibu menyusui untuk
menyimpan ASI. Selain praktis, kantung ASI ini juga aman karena BPA free dan
harganya juga lebih murah dari botol ASI.
Sayangnya, kantung ASI ini sering bocor, terutama saat sudah beku di dalam kulkas.
Pada banyak kasus, hal ini terjadi karena ASI di dalam kantong terlalu penuh sehingga
perekat yang ada di bagian atas kantong jadi sedikit terbuka.
Air yang dibekukan cenderung memiliki massa yang lebih banyak daripada air yang
cair. Jadi, jangan melakukan kesalahan menyimpan ASIP dengan menuangkan terlalu
banyak ASI pada kantungnya ya.
Sekalipun banyak ibu yang mengutarakan kesaktian ASI dan keawetannya jika ditaruh
di dalam freezer, kualitas ASI juga akan berkurang seiring dengan lamanya waktu
penyimpanan.
Tak semua orang yang punya kulkas mengecek secara rutin suhu lemari pendinginnya.
Tak semua rumah bebas dari gangguan listrik.
Jika ASIP di kulkas awalnya sudah beku, lalu listrik mati sehingga sedikit mencair,
kemudian listrik nyala membuat ASI kembali beku, maka kualitas ASI tersebut sudah
benar-benar berkurang. Bunda terpaksa harus membuang berliter-liter ASI yang telah
diperah dengan penuh perjuangan.
Menuang ASIP ke dalam ice cube dan menaruhnya ke dalam freezer bukanlah ide yang
tepat. Karena tempat ice cube selalu punya rongga terbuka yang memungkinkan
bakteri masuk ke sana.
ASI mungkin memang bisa bertahan sampai 6 hingga 12 bulan. Tapi kadar vitamin C
antara ASI yang segar dengan ASI yang sudah disimpan 24 jam sangat berbeda.
ASI yang berusia 24 jam di kulkas punya vitamin C yang lebih sedikit dari ASI segar
maupun ASI yang baru disimpan beberapa jam. Artinya, makin lama simpan ASI, makin
rusaklah vitamin C di dalamnya.
ASIP yang diberikan ke anak bersisa? Sekalipun baru saja disisakan, membekukannya
lagi sangat mengurangi kualitas ASI. Jika ASI sudah sisa, maka langkah paling bijak
adalah membuangnya.
Sebagai cairan yang steril, “memanennya” pun juga harus steril. Jangan sampai
melakukan pumping dalam keadaan tangan yang tidak higienis. Apalagi jika kantor
Bunda tidak punya ruang laktasi dan harus pumping di kamar mandi.
Singkatnya, 9 kesalahan menyimpan ASI yang sering ibu buat adalah mengabaikan
unsur higienitas, teledor mengecek kerapatan kantong ASI dan fungsi kulkas, dan
terakhir adalah mengabaikan pentingnya memperhatikan kandungan vitamin dan zat
lainnya yang mudah rusak.
Semoga dengan ini para ibu tak menyia-nyiakan lagi ASIP nya yang berharga.