UNIVERSITAS TRISAKTI
BAB VIII
8.1 PENDAHULUAN
Pada bab khusus HSE ini akan dibahas mengenai segala sesuatu yang
berkaitan akan hal kesehatan, keamanan, dan lingkungan, baik dari segi
pencegahan, penanggulangan, maupun peraturan-peraturan yang ada untuk
melandasi kegiatan yang akan dilakukan.
Dalam POD atau yang biasa disebut juga dengan rencana pengembangan
lapangan, mengandung unsur POAC (planning, organizing, actually, dan
controlling). Bila semua unsur tersebut dilakukan semaksimal dan sebaik
mungkin maka akan dihasilkan pengembangan lapangan yang terbaik. Dalam
pelaksaannya, HSE atau health, safety, environment akan berperan dalam semua
unsur tersebut. Dengan kerja sama dan komitmen seluruh personel rig yang ada,
program HSE ini dapat dilaksanakan untuk membantu kelancaran pemboran
sumur eksplorasi dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan dengan Zero
Accident.
113
114
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Beta-4, Beta-5, Beta-6 sumur infill, dan pembangunan fasilitas produksi yang
merupakan bagian dari Blok Centaury PSC di Kabupaten Musi banyuasin,
Sumatera Selatan.
Gambar 8.1
Lapangan Beta dari Udara
UNIVERSITAS TRISAKTI
Gambar 8.2
Peta Lapangan Beta
Selain itu, perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate
Social Responsibility (CSR). CSR berhubungan erat dengan “pembangunan
berkelanjutan”, di mana suatu perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampak dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan, melainkan juga harus menimbang dampak
116
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
Tabel 8.1
Peraturan Perundang-undangan Sebagai Landasan Hukum Penyusunan
Studi UKL-UPL
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2. Pemantauan Lingkungan
Berikut adalah langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL :
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
3. Kemasyarakatan
Perubahan-perubahan yang terjadi tentang keadaan sosialisasi masyarakat
sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kelapa sawit
merupakan dampak yang dapat timbul akibat dari kegiatan pemboran.
Metode yang digunakan untuk memantau keadaan masyarakat adalah
dengan melakukan wawancara dan survey yang dilakukan pihak
independen. Periode untuk melakukan survey ini adalah setiap 1 tahun.
4. Tenaga Kerja
Dampak kegiatan pemboran terhadap para pekerja adalah luka-luka, baik
luka ringan maupun luka berat, kecelakaan fatal yang menyebabkan
kematian. Metode ini dilakukan untuk memantau mengenai para pekerja
adalah observasi langsung dilokasi daily report, monthly report, STOP
Card, pengawasan menjalankan Standart Operating Produce (SOP)
selama proses pemboran. Periode pemantauaan ini dilakukan setiap saat
kegiataan sedang berlangsung.
Upaya Pemantauan Lingkungan Pada Tahap Produksi
Sama halnya pemantauan pada tahap pemboran dan eksploitasi
pengembangan, dalam tahap produksi pun harus dilakukan Upaya
Pemeliharaan hampir sama dengan pada saat tahap pemboran dan
eksploitasi pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah
pemantauan Lingkungan (UPL). komponen-komponen yang dipantau
hampir sama dengan pada saat tahap pemboran dan eksploitasi
pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah :
1 Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan
Penurunan kualitas udara dan peningkatan tingkat kebisingan bersumber
dari aktivitas sumur produksi, pengoperasian genset dan pembakaran pada
flare. Tolak ukur dampak terhadap kualitas udara bersumber dari Permen
LH No.13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi dan PP No.41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Kep
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, serta Kep
130
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Menteri Tenaga Kerja No.51 tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja. Metode pemantauan yang dilakukan adalah
pemantauan udara ambient disekitar lokasi kegiatan dan pengukuran emisi
gas buang pada flare stack dan genset, melakukan pendataan kasus
penyakit pada lokasi sekitar dan inventarisasi aktifitas dan kesiapan
SATGAS. Pemantauan terhadap kualitas udara dan tingkat kebisingan
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
2. Kualitas Air
Tumpahan minyak mentah, kebocoran pipa penyalur minyak dan faktor air
limpasan dapat menyebabkan penurunan kualitas air, gangguan terhadap
biota air sungai, dan penurunan keragaman biodata air sungai. Tolak ukur
dari dampak tersebut adalah Permen LH No.19 Tahun 2010 tentang Baku
Mutu Air Limbah. Metode yang dilakukan untuk memantau kualitas air
sungai dan biota air di sekitar sungai, dengan pengambilan dan analisa
sampel air sungai dan menginvestarisasi berbagai jenis ikan dan biota air
pada perairan sekitar dengan menyajikan data skala kehadiran dan indeks
keragaman. Periode pemantauan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
3. Konflik dan Kekhawatiran Masyarakat
Sumber dampak yang menjadi kekhawatiran masyarakat yang sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit adalah aktivitas
produksi. Kekhawatiran masyarakat sekitar disinyalir menyangkut
penurunan hasil lahan produksi kelapa sawit dan aktivitas produksi. Upaya
untuk mengurangi kekhawatiran tersebut adalah dengan sosialisasi
menyangkut kegiatan produksi dan teknologi yang digunakan aman untuk
lingkungan sekitar. Selain itu upaya memperdayakan masyarakat sekitar
dengan menrekrut pekerja sesuai dengan klasifikasi jenis pekerjaan dan
pendidikan, pembangunan tempat untuk ibadah untuk karyawan dan untuk
masyarakat sekitar, pelayanan kesehatan untuk warga yang bekerja di
lapangan, dan lain-lain. Hal ini berperan untuk mengurangi konflik dengan
masyarakat sekitar. Jenis kegiatan hulu migas yang berdampak pada
lingkungan yaitu pada tahap eksplorasi yaitu pada tahap pemboran dan
131
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
pada tahap eksploitasi yaitu pada tahap produksi dan juga tahap pasca
operasi atau yang biasa juga disebut ASR (Abandonment and Site
Restoration).
8.4 Aplikasi Health, Safety, and Environment untuk APD, SOP, dan
lingkungan
Aplikasi dari HSE meliputi manusia, barang, dan lingkungan hidup. Oleh
karena itu terdapat beberapa poin yang menjadi bahasan penting dari para
pengawas HSE
UNIVERSITAS TRISAKTI
perlengkapan keselamatan dari setiap tenaga kerja. Alat pelindung diri yang
dipergunakan yaitu sebagai berikut:
Pakaian Pelindung
Pakaian kerja (wearpack), dipakai di tubuh secara keseluruhan untuk
melindungi tubuh kita terimbas oleh kecelakaan.
Gambar 8.3
Coveralls
Gambar 8.4
Safety Helmet
133
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Gambar 8.5
Safety Glasses
Gambar 8.6
Ear Plug dan Ear Muff
134
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Gambar 8.7
Respiratory Protection
Gambar 8.8
Safety Gloves
135
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Gambar 8.9
Safety Shoes
UNIVERSITAS TRISAKTI
Gambar 8.10
Safety Harness
Setelah PPE, poin penting berikutnya adalah SOP. SOP mengatur semua
prosedur lapangan menyangkut HSE, prosedur ini akan meminimalisir
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan efek buruk terhadap lingkungan.
UNIVERSITAS TRISAKTI
dibuang dengan aman ketika terjadi keadaan darurat, kesalahan pada peralatan,
maupun terjadi gangguan.
Flaring
Gas yang terbawa ke permukaan bersamaan dengan minyak
mentah saat memproduksi minyak, kadang dibuang dengan cara flaring ke
atmosfer. Flaring merupakan cara yang aman yang digunakan pada
fasilitas minyak dan gas untuk memastikan gas dan hidrokarbon lainnya
dibuang dengan aman ketika terjadi keadaan darurat, kesalahan pada
peralatan, maupun terjadi gangguan.
Flaring yang dilakukan secara terus menerus kurang baik bila
masih ada pilihan lainnya. Pilihan lain bisa berupa penggunaan gas untuk
kebutuhan energi, injeksi gas untuk menjaga tekanan reservoir,
meningkatkan produksi dengan gas lift, atau mengekspor gas untuk
fasilitas yang berdekatan.
Bila flaring memang diperlukan, kemajuan dalam hal flaring
dengan pelatihan terbaik dan teknologi terbaru harus dipertunjukan. Hal
yang harus diperhatikan :
Reservoir minyak dan gas mengandung air formasi yang akan menjadi air
yang terproduksi ketika dibawa ke permukaan ketika produksi hidrokarbon.
Reservoir minyak bisa mengandung volume air formasi yang besar, sedangkan
138
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
reservoir gas mengandung volume air formasi yang lebih sedikit. Pada banyak
lapangan, air diinjeksikan ke dalam reservoir untuk menjaga tekanan atau
memaksimalkan produksi.
UNIVERSITAS TRISAKTI
Tingkat kebisingan tempat kerja untuk 8 jam per hari (24 jam) tidak boleh
melebihi 85 db. Tingkat kebisingan melebihi 85 db akan menurunkan daya
pendengaran tenaga kerja dan warga sekitar, oleh karena itu alat pelindung telinga
wajib dikenakan bagi para tenaga kerja.
140
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
Kondisi HSE tertentu yang ditetapkan pada tingkat tender dan dimasukkan
dalam kontrak
Gas hidrogen Sulfida dapat menjadi salah satu bahaya paling ganas dan
mematikan dalam industri minyak dan gas. Contohnya seperti H2S, gas asam dan
hidrogen sulfureted, Gas H2S ditemukan dalam proses pengeboran minyak, gas
dibentuk oleh dekomposisi bahan organik yang mengandung belerang.Gas
hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas beracun yang dapat dijumpai di lokasi
pengeboran. Bilamana jumlah gas yang terserap ke dalam sistem peredaran darah
melampaui kemampuan oksidasi dalam darah maka akan menimbulkan peracunan
terhadap sistem syaraf. Sesak napas terjadi secara singkat dan segera diikuti
kelumpuhan (paralysis) pernapasan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Kematian
142
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Penjelasan H2S & Cara Mengendalikan H2S dapat dilakukan dengan cara
berikut:
1. H2S sangat beracun, tak berwarna dan merupakan gas yang mudah
terbakar.
2. Pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pingsan / kehilangan
kesadaran
3. Pengendalian yang baik dengan cara pengujian H2S dengan menggunakan
Gas Detector ( Kalibrasi harus dilakukan rutin). Jika Paparan H2S tinggi,
maka Tenaga kerja tidak diijinkan bekerja diaera tersebut kecuali dengan
persyaratan khusus
4. Rig pengeboran harus dilengkapi dengan tetap monitor H2S elektronik,
bersama dengan alarm terdengar dan visual.
5. Indikator angin Setidaknya dua arah harus diinstal di lokasi terlihat dari
lantai rig, shaker serpih, dan tangki lumpur.
6. Tersedia satu blower yang terletak di lantai rig. Blower juga sangat
dianjurkan pada shale shaker, lumpur tangki dan lantai ruang bawah tanah
7. Tanda-tanda peringatan H2S harus terletak tidak lebih dari satu mil ¼ dari
sumur.
8. Setidaknya dua wilayah pengarahan yang ditunjuk aman dengan
setidaknya dua set mandiri alat pernapasan (SCBA itu) harus terletak di
daerah masing-masing
9. Semua personil yang bekerja di lokasi harus telah menyelesaikan program
pelatihan yang disetujui H2S
10. Wajib ekstra hati-hati jika berada di seluruh tempat-tempat rendah seperti
gudang bawah tanah, selokan, dll, karena H2S lebih berat daripada udara
dan cenderung untuk mengumpulkan di daerah-daerah - terutama jika
tidak ada blower di tempat
143
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
11. Semua personil harus menghindari memasuki setiap ruang terbatas, seperti
tank, kapal, atau daerah tertutup lain kecuali: (1) mereka telah menerima
pelatihan ruang entri terbatas, (2) mereka memiliki ijin untuk masuk bila
diperlukan, dan (3) ruang telah diuji dan ditemukan aman untuk masuk.
Pembuatan AMDAL/UKL-UPL
UNIVERSITAS TRISAKTI
Melakukan safety check list pada peralatan ( sertifikasi alat, safety pin, safety
chain pada saluran yang bertekanan, SILO Rig )
Personil yang bekerja dilapangan harus sudah memiliki sertifikat dari Migas,
sesuai dengan kompetensinya
Tersedia fasilitas camp yang memenuhi minimal gizi yang diperlukan bagi
pekerja shift
Pekerja harus menggunakan alat – alat pelindung diri untuk mengurangi cedera
akibat kecelakaan ( safety shoes, safety gloves, safety goggle, ear plug, safety
helmet, safety mask, safety belt )
145
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
Melakukan pengelolaan limbah pemboran yang keluar dari sumur dan akibat
chemical lumpur
Menyediakan alat detector untuk gas beracun ( H2S, CO2 ) dan eksplosive gas
Sumur dinyatakan menghasilkna minyak atau gas, jika sumur akan langsung
diproduksi, harus disediakan fasilitas pipa untuk menyalurkan produksi sampai
ke stasiun pengumpul terdekat. Jika sumur tidak langsung diproduksikan,
sumur harus dilengkapi dengan back pressure safety down valve.
Sumur dinyatakan tidak ekonomis / dry hole, maka sumur harus ditutup
mengikuti prosedur yang baku sesuai SOP ( plug and abandont )
UNIVERSITAS TRISAKTI
Selain bahan dasar lumpur bor, jua ada tambahan bahan aditif. Bahan
aditif yang digunakan sebagai lumpur pemboran adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS TRISAKTI
Air buangan dari hasil proses pemisahan limbah lumpur berbahan dasar
air, dapat dibuang ke badan air jika telah memenuhi Permen LH No. 19 Tahun
2010 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak
dan Gas Bumi Serta Panas Bumi.
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS TRISAKTI
Pemilihan kualitas material yang baik sesuai dengan standar yang telah
ditentukan ( api, ansi, dll )
UNIVERSITAS TRISAKTI
Area fasilitas produksi harus di isolasi agar masyarakat awam tidak terpapar
dengan bahaya – bahaya yang ada
UNIVERSITAS TRISAKTI
Pelaksanaan dari kegiatan CSR ini tidak serta merta semau – maunya saja.
Hal ini dikarenakan, pada kegiatan pelaksanaan dari CSR atau Community
Development ini memiliki dasar – dasar hukum yang menjadikannya sebagai
acuan dalam CSR atau Community Dvelopment. Dasar – dasar hukum tersebut
yaitu sebagai berikut:
UNIVERSITAS TRISAKTI
Jumlah penduduk desa ini sekitar 2.463 jiwa menurut sensus penduduk
2010 dengan tingkat kepadatan 30 jiwa/km2. Mata pencaharian masyarakat desa
153
PLAN OF DEVELOPMENT
UNIVERSITAS TRISAKTI
ini sebagian besar adalah petani karet maupun kelapa sawit. Disamping itu ada
juga yang berprofesi sebagai pedagang, Pegawai Negeri Sipil, pegawai swasta
maupun pekerjaan lainnya. Desa ini kaya akan sumber daya alam maupun mineral
serta hasil bumi. Hutan di wilayah ini sebagian dikelola oleh masyarakat untuk
membuat kebun, baik itu kebun karet maupun sawit dan juga ada yang dikelola
oleh perkebunan swasta.
Peran Perusahaan
Peran Masyarakat
UNIVERSITAS TRISAKTI
Peran Pemerintah
UNIVERSITAS TRISAKTI
perusahaan dan pemerintah daerah, dan meningkatkan citra sektor migas di mata
masyarakat dan pemerintah daerah.