(RPP)
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
Discovery Learning serta pendekatan saintifik, peserta didik dapat merancang
konsep, prosedur dan makna motif ukiran rumah gadang minang kabau, secara
mandiri dan kelompok, serta peserta didik dapat mendisain dan membuat karya
ukiran motif rumah gadang minang kabau, dengan rasa ingin tahu, tanggung
jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta
pantang menyerah.
D.Materi Pembelajaran
Konsep, prosedur, fungsi dan makna dalam karya seni rupa
1. Konsep motif ukiran rumah gadang
2. Prosedur dalam pembuatan ukiran
3. Fungsi dan makna motif rumah gadang minang kabau
2. Sumber Belajar
Buku paket Seni Budaya kelas X
Buku-buku penunjang yang relevan
Media massa cetak/elektronik
Bila memungkinkan dapat menggunakan internet untuk mengakses data
3. Pengumpulan Data
peserta didik mencari bahan referensi dari buku paket maupun internet
untuk dapat menjawab permasalahan yang berkaitan dengan konsep,
prosedur dan makna motif ukiran rumah gadang minang kabau.
4. Memverifikasi
Membuat kesimpulan sementara dari hasil diskusi kelompok Peserta didik
membuat kesimpulan sementara hasil dari diskusi kelompok. Dibimbing
Guru
5. Mengolah Data
Peserta didik membuat contoh permasalahan dan penyelesaiannya yang
berkaitan dengan konsep, prosedur dan makna motif rumah ukiran gadang
minang kabau dalam karya seni rupa dengan menganalisa hasil diskusi
kelompok maupun teori yang ada pada sumber referensi (buku paket atau
internet).
Penutup (15 menit)
1. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran.
2. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Guru menyepakati rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Guru memberikan tugas rumah untuk melakukan uji keterampilan dalam buku
Seni Budaya Kelas X Semester
2. Generalisasi
Membuat kesimpulan bersama tentang pengertian, jenis, tujuan, manfaat,
prosedur dan makna motif ukiran rumah gadang minang kabau
berdasarkan hasil pengamatan terhadap beberapa sumber informasi yang
diperoleh.
Melakukan evaluasi/ tes akhir (UH ) berkaitan dengan materi yang telah
dipelajari yaitu tentang konsep, prosedur dan makna motif ukiran rumah
gadang minang kabau.
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Pendahuluan (10 menit)
2. Diskusikan dengan rekan kelompok dari disain motif ukiran rumah gadang
minangkabau.
KEJADIAN/ BUTIR
NO WAKTU NAMA +/- TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
dst
Catatann: Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor
(menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
INSTRUMEN PENUGASAN
Tugas (Individu):
Kumpulkan kliping motif ukiran rumah gadang minang kabau dari berbagai
media cetak. Jangan lupa cantumkan nama, tanggal, dan tahun media cetak
tersebut.
Kriteria:
5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangatkurang
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒐𝒓𝒕𝒐𝒇𝒐𝒍𝒊𝒐 = 𝑿𝟒
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
2. Perhatikan gambar karya seni rupa dua dimensi berikut ini, buatlah disain motif ukiran rumah
gadang tersebut. Buatlah ulasan sederhana bagian-bagian dari motif ukiran rumah gadang minang
kabau tersebut.
a.
Sumber: http://id.indonesian-craft.com/product/39/tahun/2009/bulan/09/tanggal/23/id/985/
Seni ukir Minangkabau tidak bisa dilepaskan dengan masyarakat Minangkabau itu sendiri.
Karena seni ukir tradisional Minangkabau merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang
dipahatkan pada dinding rumah gadang, merupakan wahana komunikasi dengan memuat
berbagai tatanan sosial dan pedoman hidup bagi masyarakatnya. Marzuki Malin Kuning
(1897 – 1987) ahli ukir dari Ampat Angkat Candung menjelaskan “Seni ukir yang terdapat
pada rumah gadang merupakan ilustrasi dari masyarakatnya dan ajaran adat yang
divisualisasikan dalam bentuk ukiran, sama halnya dengan relief yang terdapat pada candi
Borobudur”.
Tetapi kenyataan yang ada, bahwa seni ukir tradisional pada rumah gadang telah kehilangan
jati diri dan peranannya di masa sekarang. Masyarakat Minangkabau tidak banyak lagi yang
mengetahui tentang nilai estetikanya, apa lagi makna filosofi yang terkandung di dalamnya.
Hal ini disebabkan karena kurangnya kepahaman pada nilai-nilai estetika dan makna-makna
adat yang terkandung dalam seni ukir tersebut. Untuk itu perlu dikaji ulang dan digali
kembali, agar jangan kehilangan nilai dan makna seni ukir tradisional itu di tengah-tengah
masyarakat pendukungnya.
2. Lumuik hanyuik
4. Carano Kanso
5. Siriah Gadang
9. Taji Siarek
11. Salangko
12. Aka Tangah Duo gagang
Sikumbang Manih2
Sikumbang Manih3
Sikumbang Manih4
Sikumbang Manih5
Tupai Managun 2
26. Ayam mancotok dalam talam
30. Salimpat 1
Salimpat 2
Setelah diteliti ornamen ularan Rumah Gadang mempunyai hubungan yang erat dengan adat
di Minangkabau. Situs pribadi arearumah.com menyebutkan Adat Minangkabau berpengaruh
terhadap ornamen ukiran Rumah Gadang, sehingga ornamen mempakan simbol dari perwu-
judan adat. Pengadaan ornamen ukiran selalu berhubungan dengan prinsip adat basandi
syarak (adat bersendikan syarak) Yang mempunyai filosofi alun lakambang jadi guru (alam
terkambang jadi guru) dengan kousep alue jo patuik (alur dan patut), ukue jo jangka (ukur
dengan jangka) dan raso jo pariso (rasa dan periksa) dengan dasar pola geometris.
Adat Minangkabau adalah satu dari sebagian kecil warisan budaya lokal yang masih bertahan
hingga hari ini. Sebagai kekhasan yang paling menonjol adalah seni ukir. Kekayaan aset
berupa seni ukir masih terus dipertahankan hingga hari ini. Bukan hanya secara lahiriah,
namun juga secara lebih mendalam, makna- makna filosofis yang terkandung pada ukiran ter-
sebut masih tetap diupayakan untuk dipegang teguh sebagai falsafah hidup masyarakat
Minangkabau.
Bentuk- bentuk ukiran dikembangkan dengan mengambil inspirasi dari tiga hal yaitu nama
tumbuh-tumbuhan, nama hewan dan nama benda-benda yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam masyarakat Minangkabau dikenal tiga macam jenis ukiran. Ketiga ukiran
tersebut terinspirasi dari alam.
Perbedaannya didasarkan kepada inspirasi dari motif ukiran. Pertama, ukiran yang
terinspirasi dari nama tumbuh-tumbuhan seperti Aka Duo Gagang, Aka Barayun dan Kaluak
Paku jo Kacang Balimbiang. Kedua, ukiran yang terinspirasi oleh nama hewan seperti Itiak
Pulang Patang, Ruso Balari dalam Ransang dan Tupai Managun.
Ketiga, ukiran yang terinspirasi dari nama benda dalam kehidupan sehari-hari seperti
Ampiang Taserak, Limpapeh dan Ambun Dewi. Penulisan ini bertujuan untuk membahas dan
menginterpretasikan makna filosofis yang terkandung dalam ukiran “Itiak Pulang Patang”
yang mencerminkan pola kehidupan masyarakat Minangkabau.
Ukiran ini pada umumnya banyak terdapat di dinding Rumah Adat Minangkabau yang
terkenal dengan nama “Rumah Gadang”. Pada ukiran ini terkandung makna filosofis yaitu
menggambarkan keselarasan dan keserasian kehidupan masyarakat Minangkabau dengan
alamnya, tata pergaulan dalam kehidupan sehari-hari antar individu dalam masyarakat,
tatanan sistem pemerintahan, hubungan sinergis pada hubungan sistem kekerabatan antara
mamak dan kemenakan, keteguhan dalam menjalankan prinsip-prinsip hidup serta keber-
samaan dan kekompakan dalam masyarakat Minangkabau.