Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami anggota dari kelompok 1 panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi
pembahasan tentang Upah Minimum Regional.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Komunikasi
Organisasi yang selalu memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kami. Selain itu,
kami juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua dan teman-teman yang selalu
memberikan dukungan dalam proses belajar di perkuliahan ini. Semoga dukungan dan
semangat tersebut dapat menjadi motivasi kami dalam mengembangkan diri dan berkarya.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi para
pembaca yang sedang dalam proses belajar. Semoga kita semua selalu memiliki semangat
dalam belajar dan berkarya.

Bandung . 08 Juni 2018

Upah Minimum Regional Hal 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................1


DAFTAR ISI.....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan .....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................4
2.1 Konsep Tentang Manajemen Krisis ........................................................4
2.2 Gamabaran Perusahaan / Lembaga .......................................................12
2.3 Krisis Yang Pernah Dialami Pihak Terkait ...........................................13
2.4 Penanganan Krisis Tersebut ..................................................................14
BAB III PENUTUP ........................................................................................15
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................15
3.2 Saran .....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16

Upah Minimum Regional Hal 2


BAB I
PRNDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

UMR merupakan sebuah standart minimum yang di gunakan oleh para pengusaha dan
perusahaan untuk menetapkan besarnya upah untuk para pekerjanya termasuk buruh,
karyawan, dan pegawai perusahaan. Mekanisme pembentukan UMR dilaksanakan melalui
sebuah penelitian dimana komponen-komponen UMR merupakan harga barang konsumsi
pokok sehari-hari. Hasil dari pembentukan harga tersebut kemudian akan menjadi bahan
dasar penetapan UMR, selanjutnya modifikasi atas kepentingan pengusaha, pekerja
pemerintah, dan juga masyarakat. UMR juga sebagai pengukur tingkat kesejahteraan pada
daerah tersebut, dimana pendapatan yang di dapat dari para pekerja rata-rata seprti standar
UMR yang ada di masing-msaing provinsi. Sehingga semakin tinggi tingkat UMR disuatu
daerah maka semakin sejahtera masyarakat yang berada di daerah tersebut. Terkadang tingkat
UMR disuatu daerah dengan daerah lain berbeda,tergantung potensi perusahaan daerah
tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Konsep Tentang Manajemen Krisis ?
1.2.2 Gamabaran Perusahaan / Lembaga ?
1.2.3 Krisis Yang Pernah Dialami Pihak Terkait ?
1.2.4 Penanganan Krisis Tersebut ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk Mengetahui Apa Itu UMR Dan Krisis Yang Terjadi
1.3.2 Untuk Melihat Langsung Krisis Yang Terjadi Dalam Salah Satu Perusahaan

Upah Minimum Regional Hal 3


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Tentang Manajemen Krisis

Pengupahan atau pemberian upah adalah salah satu masalah yang tidak pernah di
selesai diperdebatkan oleh pihak manajemen manapun,apapun bentuk organisasinya baik itu
swasta maupun pemerintah. Disuatu pihak, para pengusaha berupaya mempertahankan hak
penguasaan atas wilayah otoritas bisnis, yaitu kelayakan biaya dan keuntungan produksi. Di
pihak lain, para buruh berusaha mendapatkan hak atas kelayakan hidup sebagai manusia yaitu
upah yang secara normatif layak bagi diri dan keluarga. Bagi kalangan buruh kenaikan upah
minimum tiap tahun amat dinantikan.meskipun kenaikan yang diterimanya jauh dari harapan,
setidaknya sedikit meringankan kesulitan hidup buruh di tengah tekanan hidup yang tinggi,
sekalipun upah real yang diterima buruh justru turun dan makin jauh dari standar hidup layak.
Ketika berbicara tentang perbedaan penetapan umr di suatu daerah atau provinsi tentu
didasarkan atas harga kebutuhan pokok di suatu daerah tersebut, inilah yang menjadi letak
perbedaan umr antar daerah.
Upah minimum regional atau yang sering disingkat dengan UMR, tentunya merupakan
istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Untuk saat ini, upah minimum regional atau
UMR di kenal juga dengan istilah UMP (Upah Minimum Provinsi), karena ruang lingkupnya
sebatas satu provinsi. Setelah otonomi daerah diberlakukan penuh, dikenal juga istilah Upah
Minimum Kota/Kabupaten (UMK).Menurut Permen no.1 Th. 1999 Pasal 1 ayat 1, Upah
Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan
tetap. Upah ini berlaku bagi mereka yang lajang dan memiliki pengalaman kerja 0-1 tahun,
berfungsi sebagai jaring pengaman, ditetapkan melalui Keputusan Gubernur
berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan dan berlaku selama 1 tahun
berjalan.Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap,maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.
Definisi tunjangan tetap disini adalah tunjangan yang pembayarannya dilakukan secara
teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran atau pencapaian prestasi kerja contohnya :
tunjangan jabatan, tunjangan komunikasi, tunjangan keluarga, tunjangan keahlian/profesi.
Beda halnya dengan tunjangan makan dan transportasi, tunjangan itu bersifat tidak tetap
karena penghitungannya berdasarkan kehadiran atau performa kerja.

Upah Minimum Regional Hal 4


DASAR PERTIMBANGAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM

1. Sebagai jaring pengaman agar nilai upah tidak melorot dibawah kebutuhan hidup
minimum.

2. Sebagai wujud pelaksanaan Pancasila, UUD 45 dan GBHN secara nyata.

3. Agar hasil pembangunan tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang
memiliki kesempatan, tetapi perlu menjangkau sebagian terbesar masyarakat
berpenghasilan rendah dan keluarganya.

4. Sebagai satu upaya pemerataan pendapatan dan proses penumbuhan kelas


menengah

5. Kepastian hukum bagi perlindungan atas hak – hak dasar buruh dan keluarganya
sebagai warga negara Indonesia.

6. Merupakan indikator perkembangan ekonomi Pendapatan Perkapita.

JENIS UPAH MINIMUM

1. Upah Minimum Sektoral Provinsi

Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMS Provinsi) adalah Upah Minimum


yang berlaku secara sektoral diseluruh Kabupaten/Kota disatu Provinsi. Upah
minimum Sektoral Provinsi ditetapkan dibeberapa Provinsi atas dasar kesepakatan
antara organisasi pengusaha dan organisasi sektoral pekerja.

2. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota

Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMS Kabupaten/kota) adalah


Upah minimum yang berlaku secara Sektoral didaerah Kabupaten/Kota.Upah
minimum sektoral di tingkat Propinsi dan kabupaten/kotamadya adalah hasil
perundingan antara pengusaha dan serikat pekerja dan ditetapkan oleh Gubernur.

3. Upah Minimum Provinsi

Upah Minimum Provinsi adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh
Kabupaten/Kota di satu Provinsi. Besarnya Upah Minimum Provinsi ditetapkan oleh

Upah Minimum Regional Hal 5


Gubernur berdasarkan usulan dari Komisi Penelitian Pengupahan dan Jaminan
Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah.

4. Upah Minimum Kabupaten/Kota

Upah Minimum Kabupaten/Kota adalah Upah Minimum yang berlaku di


Daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan dari
Komisi Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah.
Upah minimum Kabupaten/Kota lebih besar dari Upah Minimum Propinsi.

DAFTAR UPAH MINIMUM TAHUN 2018

Saat ini beberapa Daerah di Indonesia sudah mengeluarkan Daftar UMR 2018 Upah
Minimum Regional 2018 Indonesia per provinsi. Sementara Provinsi lain masih belum
diputuskan karena memang cukup alot mengenai penetapan Upah Minimum ini. Melihat dari
Jumlah Besaran UMR Provinsi yang ada, Upah Minimum tahun 2018 cukup mengalami
kenaikan dibandingkan Upah Minimum beberapa tahun sebelumnya.

1. Daftar UMP (Upah Minimum Provinsi) Dari tahun 2017-2018 Seluruh Indonesia
NAMA PROVINSI / DAERAH TAHUN 2017 TAHUN 2018
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Rp 2.500.500 Rp 2.717.750
UMR/UMP 2018 Provinsi Sumatera Utara Rp 1.961.354 Rp 2.132.188
UMR/UMP 2018 Provinsi Sumatera Barat Rp 1.949.284 Rp 2.119.067
UMR/UMP 2018 Provinsi Bangka Belitung Rp 2.534.673 Rp 2.755.443
UMR/UMP 2018 Provinsi Kepulauan Riau Rp 2.358.454 Rp 2.563.875
UMR/UMP 2018 Provinsi Riau Rp 2.266.722 Rp 2.464.154
UMR/UMP 2018 Provinsi Jambi Rp 2.063.000 Rp 2.243.718
UMR/UMP 2018 Provinsi Bengkulu Rp 1.730.000 Rp 1.888.741
UMR/UMP 2018 Provinsi Sumatera Selatan Rp 2.388.000 Rp 2.595.995
UMR/UMP 2018 Provinsi Lampung Rp 1.908.447 Rp 2.074.673
UMR/UMP 2018 Provinsi Banten Rp 1.931.180 Rp 2.099.385
UMR/UMP 2018 Provinsi DKI Jakarta Rp 3.355.750 Rp 3.648.035
UMR/UMP 2018 Provinsi Jawa Barat Rp 1.420.624 Rp 1.544.360

Upah Minimum Regional Hal 6


UMR/UMP 2018 Provinsi Jawa Tengah Rp 1.367.000 Rp 1.486.065
UMR/UMP 2018 Provinsi Yogyakarta Rp 1.388.000 Rp 1.454.154
UMR/UMP 2018 Provinsi Jawa Timur Rp 1.422.000 Rp 1.508.894
UMR/UMP 2018 Provinsi Bali Rp 1.956.727 Rp 2.127.157
UMR/UMP 2018 Provinsi Nusa Tenggara Barat Rp1.631.245 Rp 1.825.000
UMR/UMP 2018 Provinsi Nusa Tenggara Timur Rp 1.525.000 Rp 1.660.000
UMR/UMP 2018 Provinsi Kalimantan Barat Rp 1.882.900 Rp 2.046.900
UMR/UMP 2018 Provinsi Kalimantan Selatan Rp 2.258.000 Rp 2.454.671
UMR/UMP 2018 Provinsi Kalimantan Tengah Rp 2.222.986 Rp 2.421.305
UMR/UMP 2018 Provinsi Kalimantan Timur Rp 2.339.556 Rp 2.543.331
UMR/UMP 2018 Provinsi Kalimantan Utara Rp 2.358.800 Rp 2.559.903
UMR/UMP 2018 Provinsi Gorontalo Rp 2.030.000 Rp 2.206.813
UMR/UMP 2018 Provinsi Sulawesi Utara Rp 2.598.000 Rp 2.824.286
UMR/UMP 2018 Provinsi Sulawesi Tengah Rp 1.807.775 Rp 1.965.232
UMR/UMP 2018 Provinsi Sulawesi Tenggara Rp 2.002.625 Rp 2.177.052
UMR/UMP 2018 Provinsi Sulawesi Selatan Rp 2.500.000 Rp 2.647.767
UMR/UMP 2018 Provinsi Sulawesi Barat Rp 2.017.780 Rp 2.193.530
UMR/UMP 2018 Provinsi Maluku Rp 1.925.000 Rp 2.222.220
UMR/UMP 2018 Provinsi Maluku Utara Rp 1.975.000 Rp 0.000.000
UMR/UMP 2018 Provinsi Papua Rp 2.663.646 Rp 2.895.650
UMR/UMP 2018 Provinsi Papua Barat Rp 2.416.855 Rp 2.667.000

2. Daftar UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) Dari tahun 2017-2018 di Jawa Barat
UMR/UMK 2018 Kabupaten Majalengka Rp. 1.525.632 Rp 1.658.514
UMR/UMK 2018 Kota Cirebon Rp 1.741.682 Rp 1.893.383
UMR/UMK 2018 Kabupaten Cirebon Rp 1.723.578 Rp 1.873.701
UMR/UMK 2018 Kabupaten Kuningan Rp 1.477.352 Rp 1.606.830
UMR/UMK 2018 Kabupaten Indramayu Rp 1.803.239 Rp 1.960.301
UMR/UMK 2018 Kabupaten Garut Rp 1.538.909 Rp 1.672.947
UMR/UMK 2018 Kabupaten Tasikmalaya Rp 1.776.686 Rp 1.920.937

Upah Minimum Regional Hal 7


UMR/UMK 2018 Kota Tasikmalaya Rp 1.776.684 Rp 1.931.435
UMR/UMK 2018 Kabupaten Ciamis Rp 1.475.792 Rp 1.604.334
UMR/UMK 2018 Kota Banjar Rp 1.437.522 Rp 1.562.730
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pangandaran Rp 1.433.901 Rp 1.558.793
UMR/UMK 2018 Kota Depok Rp 3.297.489 Rp 3.584.700
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bogor Rp 3.204.551 Rp 3.483.667
UMR/UMK 2018 Kota Bogor Rp 3.272.143 Rp 3.557.146
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sukabumi Rp 2.376.558 Rp 2.583.556
UMR/UMK 2018 Kota Sukabumi Rp 1.985.494 Rp 2.158.430
UMR/UMK 2018 Kabupaten Cianjur Rp 1.989.115 Rp 2.162.366
UMR/UMK 2018 Kota Bandung Rp 2.843.662 Rp 3.091.345
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bandung Rp 2.463.461 Rp 2.678.028
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bandung Barat Rp 2.468.289 Rp 2.683.277
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sumedang Rp 2.463.461 Rp 2.678.028
UMR/UMK 2018 Kota Cimahi Rp 2.463.461 Rp 2.678.028
UMR/UMK 2018 Kota Bekasi Rp 3.601.650 Rp 3.915.383
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bekasi Rp 3.530.438 Rp 3.837.939
UMR/UMK 2018 Kabupaten Karawang Rp 3.605.272 Rp 3.919.291
UMR/UMK 2018 Kabupaten Purwakarta Rp 3.169.549 Rp 3.445.616
UMR/UMK 2018 Kabupaten Subang Rp 2.327.072 Rp 2.529.759

3. Daftar UMK Dari tahun 2017-2018 Seluruh Daerah Di Jawa Tengah


UMR/UMK 2018 Kota Semarang Rp 2.125.000 Rp 2.310.087
UMR/UMK 2018 Kabupaten Demak Rp 1.900.000 Rp 2.065.490
UMR/UMK 2018 Kabupaten Kendal Rp 1.774.867 Rp 1.929.458
UMR/UMK 2018 Kabupaten Semarang Rp 1.745.000 Rp 1.900.000
UMR/UMK 2018 Kota Salatiga Rp 1.596.844 Rp 1.735.930
UMR/UMK 2018 Kabupaten Grobogan Rp 1.435.000 Rp 1.560.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Blora Rp 1.438.100 Rp 1.564.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Kudus Rp 1.740.900 Rp 1.892.500

Upah Minimum Regional Hal 8


UMR/UMK 2018 Kabupaten Jepara Rp 1.600.000 Rp 1.739.360
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pati Rp 1.420.502 Rp 1.585.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Rembang Rp 1.408.000 Rp 1.535.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Boyolali Rp 1.519.289 Rp 1.651.650
UMR/UMK 2018 Kota Surakarta Rp 1.534.985 Rp 1.668.700
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sukoharjo Rp 1.513.000 Rp 1.648.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sragen Rp 1.422.585 Rp 1.546.492
UMR/UMK 2018 Kabupaten Karanganyar Rp 1.560.000 Rp 1.696.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Wonogiri Rp 1.401.000 Rp 1.524.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Klaten Rp 1.528.500 Rp 1.661.632
UMR/UMK 2018 Kota Magelang Rp 1.453.000 Rp 1.580.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Magelang Rp 1.570.000 Rp 1.742.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Purworejo Rp 1.445.000 Rp 1.573.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Temanggung Rp 1.431.500 Rp 1.557.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Wonosobo Rp 1.457.100 Rp 1.585.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Kebumen Rp 1.433.900 Rp 1.560.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Banyumas Rp 1.461.400 Rp 1.589.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Cilacap Rp 1.693.689 Rp 1.841.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Banjarnegara Rp 1.370.000 Rp 1.490.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Purbalingga Rp 1.522.500 Rp 1.655.200
UMR/UMK 2018 Kabupaten Batang Rp 1.603.000 Rp 1.749.900
UMR/UMK 2018 Kota Pekalongan Rp 1.623.750 Rp 1.765.178
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pekalongan Rp 1.583.697 Rp 1.721.637
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pemalang Rp 1.460.000 Rp 1.588.000
UMR/UMK 2018 Kota Tegal Rp 1.499.500 Rp 1.630.500
UMR/UMK 2018 Kabupaten Tegal Rp 1.487.000 Rp 1.617.000
UMR/UMK 2018 Kabupaten Brebes Rp1.418.100 Rp 1.542.000

4. Daftar UMK Dari tahun 2017-2018 Seluruh Daerah di Jawa Timur


UMR/UMK 2018 Kota Surabaya Rp 3.296.212 Rp 3.583.312

Upah Minimum Regional Hal 9


UMR/UMK 2018 Kabupaten Gresik Rp 3.293.506 Rp 3.580.370
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sidoarjo Rp 3.290.800 Rp 3.577.428
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pasuruan Rp 3.288.093 Rp 3.574.486
UMR/UMK 2018 Kabupaten Mojokerto Rp 3.279.975 Rp 3.565.660
UMR/UMK 2018 Kabupaten Malang Rp 2.368.510 Rp 2.574.807
UMR/UMK 2018 Kota Malang Rp 2.272.167 Rp 2.470.073
UMR/UMK 2018 Kota Batu Rp 2.193.145 Rp 2.384.167
UMR/UMK 2018 Kabupaten Jombang Rp 2.082.730 Rp 2.264.135
UMR/UMK 2018 Kabupaten Tuban Rp 2.000.002 Rp 2.067.612
UMR/UMK 2018 Kota Pasuruan Rp 1.901.952 Rp 2.067.612
UMR/UMK 2018 Kabupaten Probolinggo Rp 1.735.247 Rp 2.042.900
UMR/UMK 2018 Kabupaten Jember Rp 1.763.392 Rp 1.916.983
UMR/UMK 2018 Kota Mojokerto Rp 1.735.247 Rp 1.886.387
UMR/UMK 2018 Kota Probolinggo Rp 1.735.247 Rp 1.886.387
UMR/UMK 2018 Kabupaten Banyuwangi Rp 1.730.917 Rp 1.881.680
UMR/UMK 2018 Kabupaten Lamongan Rp 1.702.772 Rp 1.851.083
UMR/UMK 2018 Kota Kediri Rp 1.617.255 Rp 1.758.117
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bojonegoro Rp 1.582.615 Rp 1.720.460
UMR/UMK 2018 Kabupaten Kediri Rp 1.576.120 Rp 1.713.400
UMR/UMK 2018 Kabupaten Lumajang Rp 1.555.552 Rp 1.691.041
UMR/UMK 2018 Kabupaten Tulungagung Rp 1.537.150 Rp 1.671.035
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bondowoso Rp 1.533.902 Rp 1.667.505
UMR/UMK 2018 Kabupaten Bangkalan Rp 1.530.655 Rp 1.663.975
UMR/UMK 2018 Kabupaten Nganjuk Rp 1.527.407 Rp 1.660.444
UMR/UMK 2018 Kabupaten Blitar Rp 1.509.005 Rp 1.653.383
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sumenep Rp 1.513.335 Rp 1.645.146
UMR/UMK 2018 Kota Madiun Rp 1.509.005 Rp 1.640.439
UMR/UMK 2018 Kota Blitar Rp 1.509.005 Rp 1.640.439
UMR/UMK 2018 Kabupaten Sampang Rp 1.501.427 Rp 1.632.201
UMR/UMK 2018 Kabupaten Situbondo Rp 1.487.355 Rp 1.616.903

Upah Minimum Regional Hal 10


UMR/UMK 2018 Kabupaten Pamekasan Rp 1.461.375 Rp 1.588.660
UMR/UMK 2018 Kabupaten Madiun Rp 1.450.550 Rp 1.576.892
UMR/UMK 2018 Kabupaten Ngawi Rp 1.444.005 Rp 1.569.832
UMR/UMK 2018 Kabupaten Ponorogo Rp 1.388.847 Rp 1.509.816
UMR/UMK 2018 Kabupaten Pacitan Rp 1.388.847 Rp 1.509.816
UMR/UMK 2018 Kabupaten Trenggalek Rp 1.388.847 Rp 1.509.816
UMR/UMK 2018 Kabupaten Magetan Rp 1.388.847 Rp 1.509.816

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Daftar UMR UMP dan UMK 2017 dan
2018 diseluruh indonesia,

Upah Minimum Regional Hal 11


2.2 Gambaran Tentang Perusahaan/Lembaga

PT Kereta Api Indonesia (Persero), selanjutnya disebut sebagai KAI atau


“Perusahaan” adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan
mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. KAI didirikan sesuai dengan akta tanggal 1
Juni 1999 No. 2 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan
kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta
pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171 HT.01.01.TH.99 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4
Tambahan No. 240/2000. Riwayat KAI dibagi menjadi tiga periode, yaitu (1) masa kolonial,
(2) sebagai lembaga pelayanan publik, dan (3) sebagai perusahaan jasa.
Pada masa kolonial, industri perkeretaapian dimulai pada tahun 1864 ketika
Namlooze Venootschap Nederlanche Indische Spoorweg Maatschappij memprakarsai
pembangunan jalan kereta api dari Semarang ke Surakarta, Jawa Tengah. Sejak itu tiga
perusahaan lain berinvestasi membangun jalurjalur kereta api di dalam dan luar Pulau Jawa.
Perusahaan yang terlibat dalam industri kereta api zaman kolonial adalah Staat Spoorwegen,
Verenigde Spoorwegenbedrifj, dan Deli Spoorwegen Maatscappij.
Periode sebagai lembaga pelayanan publik bermula pada masa awal kemerdekaan
Indonesia, yaitu pada tanggal 25 Mei 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun
1963, pemerintah Republik Indonesia membentuk Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Pada 15 September 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 1971, PNKA
diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Dengan status sebagai Perusahaan
Negara dan Perusahaan Jawatan, KAI saat itu beroperasi melayani masyarakat dengan dana
subsidi dari pemerintah.
Babak baru pengelolaan KAI dimulai ketika PJKA berubah menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api (Perumka) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990. Dengan
status barunya sebagai perusahaan umum, Perumka berupaya untuk mendapatkan laba dari
jasa yang disediakannya. Untuk jasa layanan penumpang, Perumka menawarkan tiga kelas
layanan, yaitu kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi.
Pada tanggal 31 Juli 1995 Perumka meluncurkan layanan kereta api penumpang kelas
eksekutif dengan merek Kereta Api Argo Bromo JS-950 dan dikembangkan menjadi Kereta
Api (KA) Argo Bromo Anggrek yang dioperasikan sejak tanggal 24 September 1997.
Pengoperasian KA Argo Bromo Anggrek mengawali pengembangan KA merek Argo
lainnya, seperti KA Argo Lawu, KA Argo Mulia, dan KA Argo Parahyangan. Untuk
mendorong Perumka menjadi perusahaan bisnis jasa, pada tanggal 3 Februari 1998

Upah Minimum Regional Hal 12


pemerintah menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998.
Dengan status barunya, KAI beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi laba. Untuk
tetap menjalankan sebagian misinya sebagai organisasi pelayanan publik, pemerintah
menyediakan dana Public Service Obligation (PSO).
KAI pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha layanan jasa perkeretaapian,
namun seiring dengan dinamika dunia usaha dan berkembangnya tuntutan pasar, KAI saat ini
juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lainnya dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimilikinya. Yaitu meliputi antara lain pengelolaan properti yang terkait dengan jasa
kereta api, pariwisata berbasis kereta api, restoran di kereta api (on train services) dan di
stasiun, termasuk jasa catering dan distribusi logistik. Dalam menjalankan bisnisnya, KAI
terus berupaya menerapkan standar terbaik di bidangnya berdasarkan sistem manjemen yang
berlaku.

2.2 Krisis Yang Pernah Dialami Pihak Terkait

Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta agar tenaga kerja oursourcing harus bergaji 10
persen di atas Upah Minimun Provinsi (UMP). Selain itu, gaji pegawai BUMN juga akan
naik 10 persen pada tahun depan. Hal ini disampaikan Dahlan Iskan usai Temu Akbar
dengan 143 BUMN di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Minggu (19/5/2013).
"Penggajian karyawan BUMN tidak boleh sama atau di bawah Upah Minimum Provinsi
(UMP). Minimal harus 10% di atas UMP," jelas Dahlan. Aturan ini, kata Dahlan, akan
mulai diberlakukan pada tahun depan. Dia mengaku, realisasi kebijakan tersebut tidak
membutuhkan payung hukum. Hanya saja, dia memastikan bakal mencopot jabatan posisi
Direktur Utama (Dirut) apabila masih ada yang kedapatan menggaji karyawannya sama atau
di bawah UMP. "Kalau ada BUMN yang direksinya tidak kuat dengan aturan itu, saya akan
copot atau diganti," tegasnya. Menyoal banyaknya pegawai BUMN yang masih tidak
produktif, Dahlan meminta kepada pegawai masing-masing perusahaan plat merah untuk
melakukan sistem eliminasi bagi karyawan BUMN yang ketahuan memiliki kinerja buruk.
"Memang ada yang seperti itu, pegawai tetap malas kerja tapi gaji besar, sehingga muncul
rasa ketidakadilan dengan karyawan lepas. Makanya masing-masing BUMN diminta
jalankan sistem eliminasi bagi karyawan yang gajinya besar tapi tidak produktif," pungkas
mantan Dirut PLN itu. (Fik/Igw)
Sejauh ini hal yang terkait pegawai BUMN aman-aman saja karna upah akan sesuai
dengan ketentuan negara. Mungkin hanya segelintiran oknum yang mengatasnamakan dan
ini upah agar lebih naik lagi. Krisis Yang Pernah Terjadi Pada PT.KAI yaitu kerugian 80M
dan pada tahun berikut nya Keuntungan 400 M.

Upah Minimum Regional Hal 13


2.4 Penanganan Krisis Tersebut

Paul Krugman, dalam salah satu artikelnya di majalah New York Times menyarankan
agar kenaikan upah minimum besarannya disesuaikan dengan tingkat inflasi. Karena
kebijakan kenaikan upah minimum tidak dilakukan setiap tahun, maka akumulasi kenaikan
laju inflasi harus diperhitungkan. Selain itu, kebijakan kenaikan upah minimum menurutnya
bagus sebagai bentuk tukar guling atas keuntungan pengusaha yang setiap tahun memperoleh
potongan biaya dari pemerintah atas earned-income tax–nya gaji karyawan. Langkah
pemerintah dengan mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid IV sudah ke arah yang
tepat. Fokus selanjutnya adalah bagaimana menegakkan regulasi yang telah dibuat tersebut.
Pada dasarnya, pihak swasta sangat bergantung pada ekspektasi perekonomian yang terukur
dan pasti terkait dengan rezim regulasi yang berlaku. Regulasi yang baik dengan sendirinya
akan menciptakan iklim usaha yang baik. Di sisi lain, sikap buruh juga perlu diperhatikan.
Tuntutan buruh yang tidak proporsional dengan produktivitas akan merugikan buruh sendiri.
Kontinuitas dari perusahaan di mana buruh bekerja menjadi faktor penting untuk
kesejahteraan mereka sendiri. Hal tersebut yang seharusnya menjadi perhatian dari
organisasi-organisasi buruh. Jika profitabilitas perusahaan tidak baik, sedangkan upah
dipaksakan naik tinggi, maka buruh sendiri yang terkena imbasnya berupa PHK. Hal yang
perlu diperhatikan berikutnya adalah Indonesia akan mengalami “bonus demografi”—surplus
angkatan kerja produktif (usia 16 – 65 tahun) yang persentasenya jauh melebihi usia
nonproduktif (kurang dari 16 atau lebih dari 65 tahun)—yang dimulai mulai tahun 2010
sampai dengan tahun 2030. Bonus demografi hanya akan menjadi bumerang bagi pemerintah
jika tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang memadai dan hanya akan memicu
terjadinya social unrest. Bagi buruh pun dapat merugikan karena lapangan kerja akan
semakin kompetitif dan terbatas, sementara produktivitas dan profitabilitas perusahaan swasta
akan tidak menentu jika mendapat tuntutan kenaikan upah tinggi terus-menerus. Merujuk
pada PP No. 78/2015, tingkatan upah bagi buruh lajang sudah sangat tinggi. Selain itu, profil
angkatan kerja kita masih didominasi tenaga lulusan SMP ke bawah. Data yang dirilis oleh
BPS pada tahun 2014 menunjukkan, dari total 121.872 juta angkatan kerja kita, hanya sekitar
15 juta yang menamatkan jenjang pendidikan SMA dan sederajat dan hanya 8,76 juta yang
menamatkan perguruan tinggi.

Upah Minimum Regional Hal 14


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam keputusan Gubernur tentang UMK tersebut dicantumkan bahwa produktivitas
menjadi salah satu pertimbangan dalam upaya peningkatan kesejahteraan pekerja. Hal ini
dapat diartikan bahwa upah yang diberikan hendaknya dapat meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Tentu saja akan lebih adil bila karyawan yang lebih produktif mendapatkan
upah yang lebih tinggi dibandingkan karyawan yang kurang produktif. Di sisi lain, uang
masih merupakan motivator ‘ampuh’ untuk mengajak karyawan bekerja lebih baik lagi. Oleh
karena produktivitas merupakan rasio antara output dan input, maka definisi upah minimum
dalam keputusan Gubernur tersebut akan lebih baik bila memasukkan unsur gaji variabel.
Karena seringkali praktik penggajian di banyak perusahaan justru memasukkan unsur
variable yang lebih lengkap, seperti misalnya uang transport, uang makan, uang hadir, dan
bentuk insentif lainnya yang lebih didasarkan pada kinerja karyawan.
Dalam penentuan upah pokok, biasanya didasarkan atas tingkat pendidikan dan masa
kerja. Ada sebagian perusahaan masih memiliki karyawan dengan pendidikan lebih rendah
dari pendidikan yang dipersyaratkan oleh perusahaan, sebagai dampak keputusan manajemen
beberapa tahun sebelumnya. Ternyata untuk melakukan penyesuaian gaji mereka dengan
adanya UMK yang baru, juga tidak mudah, sehingga terkesan upah mereka masih dibawah
UMK. Padahal kenyataannya gaji yang mereka terima sudah melebihi ketentuan UMK,
dikarenakan adanya beberapa bentuk penggajian yang bersifat variabel tadi.

3.2 Saran
Bisnis akan sukses bila pekerja dan pengusaha memahami peran masing-masing.
Upaya peningkatan kesejahteraan pekerja tidak akan terlaksana bila pengusaha tidak
memiliki kemampuan keuangan yang bagus. Peningkatan keuntungan perusahaan menjadi
dasar dalam perencanaan program kesejahteraan karyawan. Untuk itu, setiap karyawan
haruslah berusaha terus meningkatkan produktivitas kerjanya supaya keuntungan perusahaan
terus meningkat. Laba yang terus meningkat tentu saja harus dibagi dengan karyawan dalam
bentuk peningkatan gaji dan insentif, pembelian seragam, rekreasi bersama keluarga, dan
berbagai macam tunjangan lainnya

Upah Minimum Regional Hal 15


DAFTAR PUSTAKA
http://akuntansipublikums.blogspot.com/2016/01/makalah-ekonomi-ketentuan-upah-
minimum.html
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/78065-[_Konten_]-
Artikel%20A.27-18-00.pdf
www.fikriwildannugraha.com daftar umk
https://m.liputan6.com/bisnis/read/590481/gaji-pegawai-bumn-naik-10-tahun-depan
Google, artikel

Upah Minimum Regional Hal 16

Anda mungkin juga menyukai