Terasering Dan Fungsi Lainnya Sebagai Pengairan
Terasering Dan Fungsi Lainnya Sebagai Pengairan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pulau Dewata ini menyimpan sejuta pesona yang tidak akan habis
untuk dieksplorasi. Salah satu yang kami bahas adalah budaya terasering yang
hingga kini tetap dilestarikan oleh masyarakat Bali.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.4 Bagaimana cara membuat terasering agar bisa bermanfaat bagi sistem
pengairan ?
1.2.5 Bagaimana cara melestarikan sistem terasering ini agar tetap ada di tengah
kehidupan masyarakat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.4 Untuk mengetahui cara membuat terasering agar bisa bermanfaat bagi
sistem pengairan
1.3.5 Untuk mengetahui cara melestarikan sistem terasering agar tetap ada di
tengah kehidupan masyarakat
2
Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi siswa karena dengan
menulis tema ini siswa mendapatkan pengetahuan tentang sistem
terasering yang sudah digunakan oleh masyarakat Bali dari generasi ke
generasi guna menambah wawasan siswa dan menumbuhkan rasa cinta
terhadap budaya leluhur.
Adapun ruang lingkup yang diambil dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah tentang sistim terasering sampai pelestarian terasering dilingkup
Banjar Wahana Asri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang
dibuat untukmemperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.Tujuan pembuatan
terasering ini adalahuntukmengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar
peresapan air, sehingga meminimalisasi tanah yang berkurang.
Manfaat terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas) tidak mengalir
derasmelewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras melewati lahan miring
maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki kesempatan meresap ke dalam
tanah. Akibatnya, lahan menjadi gundul dan gersang karena lapisan tanah hilang dan
air tanah menyusut. Jadi, terasering mencegah erosi tanah dan memberi kesempatan
air meresap ke dalam tanah hingga degradasi lahan pun bisa dicegah.
4
A. Teras Datar (level terrace)
5
D. Teras Bangku (bench terrace)
Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 – 30 % dan
bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija
E. Teras Individu
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 6ntara 30 – 50 %
yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah
6
hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan
pembuatan terasindividu.
F. Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50
% yang direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan
7
teras hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan
yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar
jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam
pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan
dibiarkan tidak diolah.
G. Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik
konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat untuk
meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.
H. Teras Batu
Teras batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding dengan jarak yang
sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring.
8
2.4 Cara Membuat Terasering
Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun
campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk
penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering)
dan pertanian berkontur.
9
Jadi secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga
tangga yangdapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi
untuk:
1. Menambah stabilitas lereng
2. Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng)
3. Memperpanjang daerah resapan air
4. Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
5. Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)
6. Dapat digunakan untuk landscaping
B. Pelestarian_Udara
10
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor
karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
11
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan
oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan
kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi
di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
12
D. Gambar terasering di daerah Ubud , Bali
BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 orang warga banjar Taman Wahana Asri.
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 Juni – 24 Juni 2015.
A. Wawancara
Menurut Wayan Suteja (1981) dan Made Sudiana (1973) mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan metode wawancara adalah ”Suatu metode yang dipakai untuk
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara lisan, sistematis
yang berlandaskan pada tujuan penelitian kepada para informan atau para narasumber
yang mengetahui permasalahan tersebut.
Wawancara dilakukan pada Bapak I Wayan Sunartha selaku Klian Adat di
banjar Taman Wahana Asri berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan dalam daftar
pertanyaan (Lampiran 1) untuk mengetahui bagaimana tanggapan warga tersebut
tentang sistem terasering. Wawancara juga dilakukan kepada warga banjar Taman
Wahana Asri dengan jumlah 25 orang untuk diwawancarai berdasarkan pertanyaan
yang telah disiapkan dalam daftar pertanyaan (Lampiran 2) dengan cara meminta
pada responden untuk memberi score pada pernyataan yang telah disiapkan menurut
Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skalapsikometrik yang umum digunakan
dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
risetberupa survei.
Skala Likert yang digunakan adalah sebagai berikut :
Score 1 : Sangat suka
14
Score 2 : Suka
Score 3 : Netral
Score 4 : Tidak suka
B. Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber seperti, dari internet,
buku, serta dari skripsi atau tesis yang memiliki korelasi dengan penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
15
4.1 Pengertian terasering
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang
dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.Tujuan pembuatan
terasering ini adalah untukmengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar
peresapan air, sehingga meminimalisasi tanah yang berkurang.
Manfaat terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas) tidak mengalir
deras melewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras melewati lahan
miring maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki kesempatan meresap ke
dalam tanah. Akibatnya, lahan menjadi gundul dan gersang karena lapisan tanah
hilang dan air tanah menyusut. Jadi, terasering mencegah erosi tanah dan memberi
kesempatan air meresap ke dalam tanah hingga degradasi lahan pun bisa dicegah.
A. Menurut Bapak I Gede Dana seharusnya sistem terasering ini harus tetap
dikembangkan karena sistem ini sangat membantu para petani dalam
mengelolah sistem pengairan sawahnya , sehingga dapat meminimalisasi
terjadinya erosi dan kerusakan pada sawahnya. Dalam hal ini petani
mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal tentunya dengan kualitas yang
baik sehingga dapat di pasarkan dan memperoleh utung yang banyak.
B. Menurut Bapak I Nyoman Ariana dalam hal ini sebaiknya kita mengikuti
sistem yang ada di daerah tersebut. Jika sistem terasering ini masih dianggap
efektif maka sistem ini masih dapat di pergunakan tetapi jika sistem terasering
16
ini sudah di anggap tidak efektif lagi kita dapat menggunakan teknologi yang
lebih baik menurut masarakat sekitar. Sebenarnya dalam hal ini tergantung
pada pemikiran para petani untuk tetap melestarikan tradisi yang ada atau
lebih memilih teknologi baru.
D. Menurut Bapak I Wayan Sunartha selaku klian banjar kita sebagai masyarakat
Bali dan penerus bangsa kita tidak boleh melupakan kebudayan tradisional
yang ada seperti sistem terasering ini karena sudah menjadi kewajiban kita
untuk melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak zaman nenek
moyang.
BAB V
PENUTUP
17
5.1 Kesimpulan
1.Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat
untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalanpenggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.
2. Manfaat dari adanya sistem terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas)
tidak mengalirderas melewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras
melewati lahan miring maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki
kesempatan meresap ke dalam tanah.
3.Cara utama dalam membuat teraserig adalah dengan membentuk mulsa tanah
dengan cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di
atas tanah; dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-
5.2Saran
18
DAFTAR PUSTAKA :
http://andrikosazhie.blogspot.com/2012/01/terasering-hijaukan-lingkungan.html
file:///F:/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html
http://oktaviaindahpermata.blogspot.com/
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengertian-terasering-fungsi-jenisnya.html
http://palingindonesia.com/teknologi-tradisional-terasering-subak/
19