Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pulau Dewata ini menyimpan sejuta pesona yang tidak akan habis
untuk dieksplorasi. Salah satu yang kami bahas adalah budaya terasering yang
hingga kini tetap dilestarikan oleh masyarakat Bali.

Di zaman modern seperti ini, biasanya hanya terdapat pemukiman


mewah dimana-mana,tetapi sistem Terasering juga banyak terdapat di
pelosok-pelosok desa.

Di Bali masyarakat masih menggunakan tradisi ini untuk membantu


sistem pengairan dan meminimalisasikan terjadinya erosi.Masyarakat Bali
biasanya mengadopsi distribusi pengairan yang disebut dengan Subak. Sistem
yang sudah dikenal sejak ratusan tahun silam tersebut diyakini mampu
meningkatkan produktifitas lahan pertanian di Pulau Dewata.Lewat Subak,
para petani mendapatkan jatah air sesuai dengan ketentuan yang berlaku hasil
dari musyawarah warga desa. Subak yang biasanya memiliki pura yang
dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul ini diperuntukkan bagi dewi
kemakmuran dan kesuburan, Dewi Sri, biasanya diatur oleh seorang pemuka
adat yang juga seorang petani

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari sistem terasering ?

1.2.2 Apa manfaat Masyarakat dalam menggunakan teknologi tradisional


terasering?

1.2.3 Jenis-jenis terasering yang ada di Bali ?

1.2.4 Bagaimana cara membuat terasering agar bisa bermanfaat bagi sistem
pengairan ?

1.2.5 Bagaimana cara melestarikan sistem terasering ini agar tetap ada di tengah
kehidupan masyarakat ?
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari sistem terasering

1.3.2 Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan sistem terasering

1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis terasering yang ada di Bali

1.3.4 Untuk mengetahui cara membuat terasering agar bisa bermanfaat bagi
sistem pengairan

1.3.5 Untuk mengetahui cara melestarikan sistem terasering agar tetap ada di
tengah kehidupan masyarakat

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis karena dengan


menulis tema ini penulis lebih memahami tenang sistem terasering dan
juga permasalahan yang dihadapi dalam pengaplikasian sistem terasering.

1.4.2 Bagi Siswa

2
Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi siswa karena dengan
menulis tema ini siswa mendapatkan pengetahuan tentang sistem
terasering yang sudah digunakan oleh masyarakat Bali dari generasi ke
generasi guna menambah wawasan siswa dan menumbuhkan rasa cinta
terhadap budaya leluhur.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi masyarakat , khususnya


mereka yang berprofesi sebagai petani akan dapat menjadi informasi akan
pentingnya sistim terasering ini terhadap ketahanan tanah terhadap erosi
guna mengoptimalkan hasil produsi pertanian dan mengurangi kerugian
akibat terjadinya erosi.

1.4.4 Bagi Pemerintah

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi pemerintah karena dengan


demikian pemerintah lebih memerhatikan sistim terasering ini sebagai
solusi utama penanggulangan erosi pada tanah dan menjadi suatu batu
loncatan untuk mengembangkan sistim ini.

1.4.5 Bagi Penulis Lain

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis lain sebagai


referensi untuk menulis karya ilmiah dengan tema yg sama dengan lebih
baik.

1.4.6 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang diambil dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah tentang sistim terasering sampai pelestarian terasering dilingkup
Banjar Wahana Asri.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Terasering

Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang
dibuat untukmemperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.Tujuan pembuatan
terasering ini adalahuntukmengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar
peresapan air, sehingga meminimalisasi tanah yang berkurang.

2.2 Manfaat Terasering

Manfaat terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas) tidak mengalir
derasmelewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras melewati lahan miring
maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki kesempatan meresap ke dalam
tanah. Akibatnya, lahan menjadi gundul dan gersang karena lapisan tanah hilang dan
air tanah menyusut. Jadi, terasering mencegah erosi tanah dan memberi kesempatan
air meresap ke dalam tanah hingga degradasi lahan pun bisa dicegah.

2.3 Jenis-jenis Terasering

4
A. Teras Datar (level terrace)

Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang dari 3 %


dengan tujuan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat
dengan jalan menggalitanah menurut garis tinggi dan tanah galiannnya ditimbunkan
ke tepi luar, sehingga air dapat tertahan dan terkumpul. Pematang yang terjadi
ditanami dengan rumput.

B.Teras Kridit (ridge terrace)


Teras kridit dibuat pada tanah yang landai dengan kemiringan 3-10
%, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit di
mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan
tanaman seperti caliandra.

C. Teras Guludan (cotour terrace)


Teras guludan dibuat pada tanah yang mempunyai kemiringan 10 - 50 % dan
bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah

5
D. Teras Bangku (bench terrace)
Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 – 30 % dan
bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija

E. Teras Individu
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 6ntara 30 – 50 %
yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah

6
hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan
pembuatan terasindividu.

F. Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50
% yang direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan

7
teras hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan
yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar
jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam
pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan
dibiarkan tidak diolah.

G. Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik
konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat untuk
meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.

H. Teras Batu
Teras batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding dengan jarak yang
sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring.

8
2.4 Cara Membuat Terasering

Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun
campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk
penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering)
dan pertanian berkontur.

Penanaman pada terasering dilakukan dengan membuat teras-teras yang


dilakukan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran
permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara lain teras
datar, teras kredit, Teras Guludan, dan teras bangku.

9
Jadi secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga
tangga yangdapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi
untuk:
1. Menambah stabilitas lereng
2. Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng)
3. Memperpanjang daerah resapan air
4. Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
5. Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)
6. Dapat digunakan untuk landscaping

2.5 Cara Melestarikan Terasering

Beberapa cara melestarikan terasering :

A. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya
kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah
longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah
pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan
terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi
padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi)
terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau
pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau
sengkedan.

B. Pelestarian_Udara

10
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor
karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar


kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia.
Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.
Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi
oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,


baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar
kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.

3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang


dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk
pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk
kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga
mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu

11
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan
oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan
kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi
di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

2.6 Beberapa Gambar Terasering Di Bali


A. Gambar terasering di daerah Tabanan , Bali

B. Gambar terasering di daerah Karangasem , Bali

C. Gambar terasering di daerah Denpasar , Bali

12
D. Gambar terasering di daerah Ubud , Bali

E. Gambar terasering di daerah Denpasar , Bali

BAB III

METODE PENELITIAN

13
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 25 orang warga banjar Taman Wahana Asri.
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 Juni – 24 Juni 2015.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Menurut salah seorang warga populasi adalah ”Keseluruhan subjek
penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga banjar Taman
Wahana Asri. Sedangkan sample penelitian adalah ”Sebagian atau wakil dari populasi
yang langsung dijadikan objek penelitian”. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah beberapa warga Taman Wahana Asri sebagai perwakilan.

A. Wawancara
Menurut Wayan Suteja (1981) dan Made Sudiana (1973) mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan metode wawancara adalah ”Suatu metode yang dipakai untuk
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara lisan, sistematis
yang berlandaskan pada tujuan penelitian kepada para informan atau para narasumber
yang mengetahui permasalahan tersebut.
Wawancara dilakukan pada Bapak I Wayan Sunartha selaku Klian Adat di
banjar Taman Wahana Asri berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan dalam daftar
pertanyaan (Lampiran 1) untuk mengetahui bagaimana tanggapan warga tersebut
tentang sistem terasering. Wawancara juga dilakukan kepada warga banjar Taman
Wahana Asri dengan jumlah 25 orang untuk diwawancarai berdasarkan pertanyaan
yang telah disiapkan dalam daftar pertanyaan (Lampiran 2) dengan cara meminta
pada responden untuk memberi score pada pernyataan yang telah disiapkan menurut
Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skalapsikometrik yang umum digunakan
dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
risetberupa survei.
Skala Likert yang digunakan adalah sebagai berikut :
Score 1 : Sangat suka

14
Score 2 : Suka
Score 3 : Netral
Score 4 : Tidak suka

B. Studi Literatur

Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber seperti, dari internet,
buku, serta dari skripsi atau tesis yang memiliki korelasi dengan penelitian ini.

3.3 Metode Pengolahan Data


Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif deskriptif dengan cara
menghimpun jawaban dari pertanyaan angket, disajikan dalam bentuk persentase dan
kemudian dijelaskan dari persentase yang ada. Data yang diperoleh digunakan untuk
menarik kesimpulan dari penelitian ini.

BAB IV

PEMBAHASAN

15
4.1 Pengertian terasering

Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang
dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.Tujuan pembuatan
terasering ini adalah untukmengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar
peresapan air, sehingga meminimalisasi tanah yang berkurang.

4.2 Manfaat Terasering

Manfaat terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas) tidak mengalir
deras melewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras melewati lahan
miring maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki kesempatan meresap ke
dalam tanah. Akibatnya, lahan menjadi gundul dan gersang karena lapisan tanah
hilang dan air tanah menyusut. Jadi, terasering mencegah erosi tanah dan memberi
kesempatan air meresap ke dalam tanah hingga degradasi lahan pun bisa dicegah.

4.3 Hasil Wawancara

A. Menurut Bapak I Gede Dana seharusnya sistem terasering ini harus tetap
dikembangkan karena sistem ini sangat membantu para petani dalam
mengelolah sistem pengairan sawahnya , sehingga dapat meminimalisasi
terjadinya erosi dan kerusakan pada sawahnya. Dalam hal ini petani
mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal tentunya dengan kualitas yang
baik sehingga dapat di pasarkan dan memperoleh utung yang banyak.

B. Menurut Bapak I Nyoman Ariana dalam hal ini sebaiknya kita mengikuti
sistem yang ada di daerah tersebut. Jika sistem terasering ini masih dianggap
efektif maka sistem ini masih dapat di pergunakan tetapi jika sistem terasering

16
ini sudah di anggap tidak efektif lagi kita dapat menggunakan teknologi yang
lebih baik menurut masarakat sekitar. Sebenarnya dalam hal ini tergantung
pada pemikiran para petani untuk tetap melestarikan tradisi yang ada atau
lebih memilih teknologi baru.

C. Menurut Bapak Nyoman Sukiartha sebenrnya dengan ada atau tidaknya


sistem terasering ini tidak terlalu berpengaruh pada hasil panen yang
didapatkan karena sebenarnya hasil panen yang didapatkan lebih tergantung
pada iklim , musim , hama dan bibit yang dipergunkan oleh petani itu sendiri.
Bilamana factor tersebut mendukung hasil panennya maka petani akan
mendapatkan panen yang bekualitas tanpa memperdulikan sistem terasering
tersebut.

D. Menurut Bapak I Wayan Sunartha selaku klian banjar kita sebagai masyarakat
Bali dan penerus bangsa kita tidak boleh melupakan kebudayan tradisional
yang ada seperti sistem terasering ini karena sudah menjadi kewajiban kita
untuk melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak zaman nenek
moyang.

BAB V

PENUTUP

17
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah yang kami buat adalah :

1.Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat
untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalanpenggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.

2. Manfaat dari adanya sistem terasering ini agar limpasan dari daerah puncak (atas)
tidak mengalirderas melewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras
melewati lahan miring maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki
kesempatan meresap ke dalam tanah.

3.Cara utama dalam membuat teraserig adalah dengan membentuk mulsa tanah

dengan cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di

atas tanah; dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-

teras di perbukitan(terasering) dan pertanian berkontur.

5.2Saran

Kita sebagai masyarakat Bali sebaiknya tetap menjaga dan melestarikan


teknik terasering ini , agar teknik ini tetap ada , terus berkembang di era globalisasi
dan tidak tergerus oleh teknologi dimasa kini yang semakin maju dan berkembang.

18
DAFTAR PUSTAKA :

Warga banjar Taman Wahana Asri

http://andrikosazhie.blogspot.com/2012/01/terasering-hijaukan-lingkungan.html

file:///F:/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html

http://oktaviaindahpermata.blogspot.com/

http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengertian-terasering-fungsi-jenisnya.html

http://palingindonesia.com/teknologi-tradisional-terasering-subak/

19

Anda mungkin juga menyukai