Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOLOGI PANAS BUMI

MANIFESTASI PANAS BUMI DI PERMUKAAN

Disusun Oleh :

DAMAS MUHARIF

NIM : 410015142

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2017/2018
Pendahuluan

Geothermal, secara bahasa terbentuk dari dua kata yaitu geo yang berarti
bumi dan thermal yang berarti panasi. Geothermal dapat dimaknai sebagai energi
panas yang terbentuk secara alami dibawah permukaan bumi. Sebuah sumber
geothermal dapat didefinisikan sebagai reservoar di dalam bumi yang dapat
menghasilkan panas yang bernilai ekonomis.

Sebuah area yang berpotensi mengandung sumberdaya panasbumi sering


kali dicirikan dengan adanya manifestasi permukaan seperti mata air panas,
kubangan lumpur panas, geyser dan sebagainya. Adanya manifestasi permukaan
ini disebabkan oleh transfer panas pada batuan di bawah permukaan bumi ke atas
permukaan. Selain itu fluida panas bumi yang berbentuk air dan gas dapat keluar
ke permukaan bumi melalui rekahan atau reatakan pada batuan.

Manifestasi Panasbumi di Permukaan

1. Warm Ground (Tanah Hangat)

Salah satu pertanda adanya potensi geothermal di suatu area adalah tanah
hangat (warm ground). Tanah hangat ditandai dengan temperatur sebuah area
tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan temperature tanah di sekitarnya. Hal
ini disebabkan karena suhu yang lebih tinggi pada batuan bawah permukaan
berpindah secara konduksi menuju batuan yang ada di atas permukaan.

Wilayah bumi berdasarkan temperatur tanahnya dibagi menjadi dua yaitu


kasawasan non thermal dan kawasan thermal. Kawasan non thermal memiliki
gradien temperatur berkisar 10-40°C/km. Kawasan thermal terbagi menjadi dua,
yaitu kawasan semi thermal dengan gradient temperature 70-80°C/km dan
kawasan hiperthermal dengan gradient temperature yang sangat tinggi sehingga
sering dinyatakan dalam °C/cm.

2. Hot Steaming Ground (Tanah Beruap)

Hot steaming ground adalah hasil dari konduksi panas bawah tanah yang
menyebabkan terciptanya uap panas yang keluar dari bawah tanah. Uap panas
naik ke sekitar permukaan tetapi tidak benar-benar habis. Uap mengembun dan
menguras pergi tanpa dilepaskan ke atmosfer. Lapisan tipis dari uap mengembun
dibawah kondisi udara lembab. Jika udara kering, maka tidak ada uap yang
diamati. Uap panas yang keluar dari bawah tanah ini dapat menjadi indikasi
bahwa keadaan bawah permukaan daerah tersebut sangat panas dan terdapat
akifer sumber air tanah yang dapat dimanfaatkan dalam eksplorasi energi panas
bumi.

3. Hydrothermal Eruption (Letusan Hidrotermal)

Letusan hidrothermal adalah erupsi uap yang membawa tephra atau


material kecil yang merupakan karakter sifat periodik dari banyak area fumarol.
Letusan ini membuat kawah kecil berukuran kurang dari 1000 meter dan
dikelilingi oleh endapan silica sinter, travertine dan lapisan breksi. Letusan
hydrothermal terjadi di area dimana tekanan uap dari fluida geothermal melewati
tekanan didih hidrostatik. Letusan ini terdapat pada titik dimana peningkatan
konveksi dari fluida geothermal terhambat oleh lapisan relatif impermeable yang
disebut caprock. Fenomena erupsi hidrothermal merupakan indicator kuat dari
reservoir hydrothermal aktif. Contoh letusan hydrothermal antara lain: Waiotapu
(New Zealand), Rotarua ( New Zealand), Kawah Kamojang (Indonesia),
Yangbajing (Tibet)

4. Geothermal Seepages (Rembesan Panas Bumi)

Rembesan panas bumi merupakan salah satu manifestasi permukaan dari


sistem geothermal. Rembesan panas bumi berupa air panas maupun uap air yang
keluar ke permukaan bumi, yang melewati rekahan-rekahan batuan yang ada di
atasnya. Sistem yang bekerja pada rembesan panas bumi ini hampir sama dengan
mata air panas, namun yang membedakan dari kedua manifestasi tersebut adalah
dari debit fluida panas yang dikeluarkannya. Rembesan panas bumi ini juga
hampir setipe dengan fumarol, karena bentuk fluida yang dikeluarkan juga hampir
sama. Rembesan bisa masuk ke sungai atau ke danau. Sebuah sungai rembesan
bisa diidentifikasi dengan membedakan konstituen tidak reaktif di atas dan di
bawah rembesan keluar. Dapat bercampur di atas maupun dibawah aliran sungai.
5. Hot Pools (Kolam Panas)

Kolam panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah
permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan air terjadi
penguapan yang disebabkan oleh perpindahan panas dari permukaan air ke
atmosfer. Kolam panas terbagi menjadi tiga, yaitu calm pools, boiling pools, dan
ebullient pools. Temperature pada calm pools umumnya berada di bawah titik
didih sehingga kecepatan aliran air pada kolam ini kecil sekali. Pada boiling pools
temperature air merupakan titik didihnya, hal ini menyebabkan sering kali terjadi
semburan air. Boiling pools juga sering diklasifikasikan sebagai mata air panas.
Ebullient pools merupakan kolam panas dengan air yang bergejolak disebabkan
oleh letupan-letupan kuat yang muncul tidak beraturan. Letupan-letupan ini
disebabkan karena terlepasnya uap panas dari dalam air. Letupan-letupan yang
lebih kecil dapat disebabkan oleh adanya non-condensible gas seperti CO2

Telaga warna Dieng merupakan manifestasi panasbumi berupa hot pools

6. Hot Springs (Mata Air Panas)

Mata air panas juga merupakan salah satu petunjuk adanya sumber daya
panasbumi di bawah permukaan. Mata air panas merupakan mata air yang sumber
airnya berasal dari air tanah yang memiliki suhu yang tinggi akibat pemanasan
secara geothermal, dimana adanya aliran air tanah yang bersuhu tinggi muncul ke
permukaan melalui rekahan-rekahan batuan.

Daerah Bitingan merupakan manifestasi panasbumi berupa hot spring

Bentuk dari mata air panas yang berada di permukaan juga memiliki
berbagai macam jenis. Mata air panas yang muncul di kawasan gunungapi sering
mengalami pemanasan oleh magma, yang menyembur ke permukaan bumi karena
adanya tekanan uap di bawah permukaan, yang sering kita sebut sebagai Geyser.
Sifat kimia air dari mata air panas seringkali digunakan untuk mengetahui
jenis reservoir di bawah permukaan. Mata air panas yang bersifat asam
merupakan manifestasi permukaan dari sistem panasbumi yang didominasi uap,
sementara mata air panas yang bersifat netral merupakan manifestasi permukaan
untuk sistem panasbumi yang didominasi air.
Pemanfaatan mata air panas sangat bervariasi. Selain dalam ekplorasi
energi sumberdaya panasbumi, mata air panas juga dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh manusia. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya pemanfaatan
mata air panas sebagai sumber air pemandian air panas sebagai bagian dari
pemanfaatan dari segi pariwisata. Uap air yang dihasilkan dari mata air panas juga
dapat dimanfaatkan sebagai penggerak mesin turbin pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU). Dari segi kesehatan, uap air dari mata air panas juga sering dimanfaatkan
sebagai spa.
7. Fumarol

Fumarole adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry
steam) atau uap panas yang mengandung butiran-butiran air (wet steam) dengan
kecepatan tinggi. Tingginya kecepatan dari fumarole sendiri seringkali
menimbulkan suara bising. Fumarole memiliki kandungan gas yang beraneka
ragam. Apabila uap tersebut mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan
tersebut disebut solfatar, sedangkan fumarole yang memancarkan uap dengan
kandungan asam boric tinggi umumnya disebut soffioni.

Hampir semua fumarole yang merupakan manifestasi permukaan dari


sistim dominasi air memancarkan uap panas basah. Temperatur uap umumnya
tidak lebih dari 100°C. Fumarole jenis ini sering disebut fumarole basah (wet
fumarole). Pada daerah dimana terdapat sistim dominasi uap selain wet fumarole
juga terdapat istilah dry fumarole, yaitu fumarole yang memancarkan uap
bertemperatur tinggi sekitar 100-150°C. Fumarole jenis ini sangat jarang dijumpai
di alam.

Kawah Sibanteng merupakan manifestasi panasbumi berupa fumarol

8. Batuan Alterasi

Alterasi hidrothermal ialah sebuah proses yang terjadi akibat adanya reaksi
antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal ini
sangat bergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur,
tekanan, jenis batuan asal, komposisi fluida (hususnya pH) dan lamanya reaksi
(Browne, 1984).
Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih beserta mineral penyerta
(gangue mineral). Namun, tidak semua batuan yang mengalami alterasi
hidrotermal dapat mengalami mineralisasi bijih. Tipe alterasi tertentu biasanya
akan menunjukan suatu zona kumpulan mineral tertentu akibat ubahan oleh
larutan hidrotermal yang melewati batuan sampingnya (Guilbert dan Park, 1986,
Evans, 1993).
Sekumpulan mineral ubahan tersebut terbentuk bersamaan pada kondisi
keseimbangan yang sama (aqulibrium assemblage). Mineral-mineral baru yang
terbentuk, diendapkan mengisi rekahan-rekahan halus atau dengan proses
penggantian (replacement). Mineral-mineral baru ini dikenal sebagai mineral
sekunder (Anonim, 1996).

9. Mud Pools (Kolam Lumpur)

Mud pools merupakan bagian dari mata air panas asam atau fumarole
dengan air yang terbatas. Mud pools terbentuk ketika uap dan gas muncul
dibawah kolam air hujan. Gas-gas tersebut bereaksi dengan batu untuk
memproduksi tanah liat, yang membuat campuran lumpur di kolam. Ini biasanya
membentuk genangan lumpur yang mendidih. Asam dan mikroorganisme
mengurai sekeliling batu menjadi lempung dan lumpur. Lumpur pada mudpot
membentuk sifat yang kental dan sering mendidih, maka dari itu sering
disemprotkan dari mudpot tersebut. Lalu membentuk semacam gunung lumpur
mini, bisa mencapai ketinggian 3-5 meter. Meskipun mudpots sering disebut
"gunung lumpur". gunung lumpur yang sebenarnya sangat berbeda di alam.
Lumpur mudpot yang umumnya putih warna keabu-abuan, tapi kadang-kadang
diwarnai dengan kemerahan atau bintik-bintik merah muda dari senyawa besi.
Bentuk Mudpots dalam geotermal area dengan temperatur tinggi, dimana air
dengan suplai pendek. Sedikit air yang naik ke permukaan di tempat dimana tanah
kaya akan debu vulkanik, clay (lempung) dan partikel halus lainnya. Ketebalan
dari lumpur biasanya berubah sepanjang musiman tabel air.
Kawah Sikidang merupakan manifestasi panasbumi berupa mudpool

10. Sinter Silika

Berasal dari fluida hidrotermal bersusunan alkali dengan kandungan cukup


silika diendapkan ketika fluida yang jenuh silika amorf mengalami pendinginan
dari 100° ke 50°C. Endapan ini dapat digunakan sebagai indicator yang baik bagi
keberadaan reservoir bersuhu >175°C.

Daerah Pulosasi merupakan manifestasi panasbumi berupa sinter silica

11. Travertin

Adalah jenis karbonat yang diendapkan didekat atau permukaan, ketika air
meteoric yang sedang bersirkulasi sepanjang bukaan - bukaan struktur mengalami
pemanasan oleh magma dan bereaksi dengan batuan karbonat. Biasanya terbentuk
sebagai timbunan/gundukan di sekitar mata air panas bersuhu sekitar 30°C –
100°C, dapatdigunakan sebagai indikator suhu reservoar panasbumi berkapasitas
energy kecil yang terlalu lemah untuk menggerakkan turbin listrik tetapi dapat
dimanfaatkan secara langsung.

12. Geyser

Sejenis mata air panas yang menyembur secara periodik, mengeluarkan air
panas dan uap air ke udara.

Daerah Vevada,USA merupakan manifestasi panasbumi berupa geyser


Daftar Pustaka

Betageo11, 2014,
https://www.scribd.com/doc/226058261/Geothermal-Manifestasi-
Panasbumi-Di-Permukaan diakses pada 24 September 2017 pukul
21.20 WIB

Dwi Agung P, 2014,


https://www.scribd.com/document/249397403/Manifestasi-Panas-
Bumi diakses pada 24 September 2017 pukul 21.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai