Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman pada
tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan sebelumnya antara lain
dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua
percobaan tersebut mengamati gerak elektron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang
berada dalam tabung kaca yang hampa udara (Mukhlis, 2001).
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi
untuk diagnostic, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi.
Radioterapi adalah suatu pengobatan yang menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai
untuk menangani penyakit kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah
pesawat sinar-X (photo Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan
organ tubuh yang lainnya. Alat terapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit perkotaan
karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara maju, fasilitas kesehatan yang
menggunakan radiasi sinar-X telah sangat umum dan sering digunakan (Mukhlis, 2001).
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik)
untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini
bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan
cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra
indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.
Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup nyata bagi yang
menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih awal
dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi dengan radiasi dapat lebih memperpanjang usia
penderita kanker atau tumor
1.2 Tujuan
1. Mengetahui interpretasi xray hard tissue, soft tissue, dan ultrasonografi
1.3 Manfaat
1. Memahami interpretasi xray hard tissue, soft tissue, dan ultrasonografi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi
X ray adalah radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang pendek
(frekuensi besar) dan energi besar. Xray diproduksi dengan cara dengan menembak target
tungsten dengan aliran elektron energik. Hasil dari sinar xray ditampung foton. Foton inilah
yang akan melewati dan diserap oleh substansi, tergantung energi dan densitas, ketebalan dan
nomer atom dari substansi. Pada film radiologi, setelah melewati cairan tubuh, jaringan dan
organ. Foton mengionisasi silver halide yang ada pada film xray. Kejadian ini berlangsung
langsung melalui interaksi foton xray dan silver emulsi atau tidak langsung saat adanya
interaksi foton xray dengan intensifying screen fluorescent yang memproduksi sinar biru atau
hijau yang memapar film. Bagian silver halide yang terioniasi menjadi terlihat setelah film
dimasukan larutan developer dan fixer.
Pada peristiwa terjadinya tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dengan atom
anoda (targed) akan terjadi dua hal sebagai berikut : Terjadi radiasi yang dikenal dengan “
bremstrahlung” yaitu elektron yang mendekati atom targed (anoda) akan berinteraksi dengan
atom bahan anoda, tepatnya dengan elektron luar atom tersebut. Ia mengalami perlambatan
sehingga mengeluarkan radiasi. Radiasi ini memiliki aneka ragam panjang gelombang, oleh
karena itu proses bremstrahlung dapat dialami elektron berulang kali, sehingga spektrum
radiasi ini bersifat kontinyu. Elektron yang mendekati atom didalam anoda berinteraksi
dengan elektron dalam atom tersebut, berupa tumbukan tak kenyal sempurna, akibatnya
elektron anoda terlepas dari kulitnya. Atom tertinggal dalam keadaan bereksitasi yang dalam
keadaan tidak stabil. Maka terjadilah (dalam waktu 10-8 detik) pengisian kekosongan itu
oleh elektron-elektron yang lebih luar

2.2 Faktor yang berpengaruh pada pencitraan X Ray

Arus(mA) akan berpengaruh pada intensitas sinar-X atau derajat terang/brighnees.


Dengan peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X dan sebaliknya. Oleh sebab itu
derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Pengaruh jarak dan waktu pencitraan
(exposure) Di samping arus (mA) jarak dan waktu pencitraan juga berpengaruh pada
intensitas. Waktu exposure yang lama juga akan meningkatkan intensitas dari sinar-X. Untuk
itu dalam setiap pengoperasian pesawat sinar-X selalu dilakukan pengaturan waktu (S) dan
arus (mA) atau biasa disebut dengan mAS yang bergantung pada obyek yang disinari. Jika
tabung didekatkan pada obyek maka intensitas akan naik dan hasil gambar jelas dan terang.
Sebaliknya jika tabung dijauhkan dari obyek maka intensitas akan menurun. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa cahaya dan sinar-X merambat dalam pancaran garis lurus yang melebar
(Arif, 2008).
Pengaruh Tegangan (kV) Tegangan tinggi merupakan daya dorong elektron di dalam
tabung dari katoda ke anoda. Supaya dapat menghasilkan sinar-X daya dorong ini harus kuat
sehingga mampu menembus obyek. Dengan demikian perubahan kV sangat berpengaruh
terhadap daya tembus sinarX (Arif, 2008).

2.3 Ultrasonografi

Ultrasonografi merupakan teknik diagnosapencitraan struktur internal suatu organ atau


jaringan yang dihasilkan akibat interaksi antara gelombangsuara berfrekuensi sangat tinggi
(ultrasound) dengan jaringan, organ atau strukur lain yang terdapat pada tubuh hewan.
Gelombang suara memiliki karakteristik panjang gelombang, frekuensi dan amplitudo.
Ultrasonograffi menggunakan prinsip kerja yang disebut pulse-ekho. Bagian kristal
piesoelektrik dari tranducer mempunyai kemampuan untuk mengubah gelombang listrik
menjadi gelombang suara berfrekuensi tinggi yang disebut ultrasound pulse. Ultrasound
pulse ditransmisikan melalui tranducer dan berpindah menembus jaringan tubuh yang lebih
profundal. Apabila ultrasound pulse ini mengenai permukaan struktur tertentu atau organ
interface di dalam tubuh hewan, maka akan terjadi refleksi/ekho yang akan dikembalikan ke
tranduser yang disebut gelombang ekho. Kristal piesoelektrik di dalam tranduser juga mampu
untuk mengubah kembali gelombang ekho yang ditangkap menjadi signal listrik. Gelombang
ekho yang ditangkap kembali menyebabkan deformasi mekanis dari kristal piesoelektrik di
dalam tranduser dan menyebabkan dihasilkannya kembali gelombang oleh kristal
piesoelektrik. Gelombang listrik ini akan diolah dan pada akhirnya akan terbentuk tampilan
gambar berupa kumpulan titik-titik pada monitor yang disebut sonogram dalam tampilan dua
dimensi.
2.4 Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara
yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per
detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekwensi 1- 10 MHz (
1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis
pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric,
yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah
bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya,
kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi
tingi.

2.5 Cara Kerja alat Ultrasonografi

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya. Pantulan
echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian
diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk
cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah
kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan
tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-masing jaringan tubuh mempunyai
impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-
macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya
sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi
cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan
pleural efusion.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hard Tissue

3.1.1 Fraktur tertutup supracondylar Os Femur


A. Sinyalemen
Nama : Troy
Jenis Hewan : Kelinci
Ras : Netherland dwarf
Umur : 6 bulan
Warna : Bicolour
Jenis Kelamin : Betina

B. Anamnesa
Jalan pincang

C. Temuan Klinis
-
D. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Ekstremitas caudal


Posisi : Left lateral
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 2,8
Deskripsi : Ekstremitas caudal sinister nampak radiopaque dan tidak ada
kelainan, sedangkan ekstremitas caudal dexter terdapat
abnormalitas berupa patahan pada 1/3 bagian distal Os Femur.
Patahan tidak menembus kulit.
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Fraktur tertutup supracondylar Os Femur
radiologi

3.1.2 Fraktur butterfly Os radius


A. Sinyalemen
Nama : Yopi
Jenis Hewan : Kucing
Ras : Domestic short hair
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Jantan
B. Anamnesa
Anoreksia, jalan pincang, diraba tidak terdapat fraktur, otitis telinga kanan
dan kiri

C. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Ekstremitas cranial


Posisi : Ventro dorsal
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 2,8
Deskripsi : Ekstremitas cranial dexter tidak ada kelainan, sedangkan
bagian sinister terdapat patahan 1/3 distal os radius.
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Fraktur butterfly 1/3 distal os radius
radiologi

3.1.3 Fraktur Os mandibula


A. Sinyalemen
Nama : Geisha
Jenis Hewan : Anjing
Ras :-
Umur :-
Jenis Kelamin : -

B. Anamnesa
Rujukan dari Klinik hewan Panthera Vet

C. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Cranium
Posisi : Lateral right
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 5
Deskripsi : Pertulangan cranium dan vertebrae tidak terdapat kelainan.
Patahan pada badan os mandibula dexter, sedangkan os
mandibula sinister tidakterdapat kelainan
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Fraktur oblique corpus os mandibula
radiologi

3.2 Soft tissue


3.2.1 Hernia diafragmatika
A. Sinyalemen
Nama : Nebula
Jenis Hewan : Kucing
Ras : Domestic short hair
Umur : 2 bulan
Warna : Red tabby

B. Anamnesa
Dua hari yang lalu habis tertabrak, anoreksia, diare saat tertabrak, berat
badan turun drastis, belum pernah vaksin
C. Temuan Klinis

T = 39,80C, berat badan 1,5 kg, RR = 120x/menit, HR = 200x/menit,


turgor kulit 2 detik, mukosa slight rose.

D. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Thorax
Posisi : Lateral left
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 2,8
Deskripsi : Batas diafragma tidak jelas, cranial abdomen menempel
dengan jantung sehingga siluet jantung tidak terlihat. Sebagian
caudal paru paru nampak radioluscent kemungkinan terdapat
edema paru, cairan rongga thorax atau adanya massa

Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Hernia diafragmatika
radiologi

3.2.2 Urolithiasis dan massa radioopaque pada anal

A. Sinyalemen
Nama : Evy
Jenis Hewan : Anjing
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : Betina

B. Anamnesa
Ada penonjolan di area paha

C. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Abdomen
Posisi : Lateral left dan Ventro dorsal
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 2,8
Deskripsi : Pertulangan pelvis tidak teradpat kelainan. Adanya massa
radiopaque berbentuk di vesica urinaria dan anal
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Urolithiasis dan massa radioopaque pada anal
radiologi

3.2.3 Volvulus lambung dan bronchial pattern

A. Sinyalemen
Nama : Mow
Jenis Hewan : Kucing
Ras : Persia
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Betina

B. Anamnesa
Abdomen membesar
C. Temuan Klinis
-
D. Hasil Pemeriksaan Radiografi

Regio : Abdomen
Posisi : Lateral left dan Ventro dorsal
Nilai Kvp : 50
Nilai mAs : 2,8
Deskripsi : Pertulangan vertebrae tidak ada kelainan. Lebih radiolucent
pada lambung mengindikasi mengalami distensi dengan
jumlah gas yang banyak. Adanya bronchial pattern (infiltrasi
sel atau cairan dalam dinding bronchial, peribrochial, jaringan
ikat perivaskulalr paru-paru). Siluet jantung tidak terlihat
dengan baik. Ukuran ginjal dalam batas normal.
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Volvulus lambung dan bronchial pattern
radiologi

3.3 Ultrasonografi (USG)

3.3.1 Bunting

A. Sinyalemen
Nama : Beauty
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Poodle
Umur : 10 bulan
Warna : Red
Jenis Kelamin : Betina

B. Anamnesa
Keluar cairan bening dari pagi jam 06:00 setelah itu berhenti, muntah dari
kemarin berupa makanan turun nafsu makan dari senin, lahiran pertama, kawin
terakhir 26 mei 2018
C. Temuan Klinis
BB 4,2 kg, T 38,20C, palpasi sudah bukaan, air susu belum keluar.

D. Hasil Pemeriksaan USG

Regio : Abdomen
Posisi : Dorsal recumbency
Nilai F : 7,5 MHz
Deskripsi : Hasil USG menunjukkan head diameter 16,1 mm, body
diameter 20,9 mm, umur kebuntingan 6 minggu 2 hari,
estimasi kelahiran 30 juli 2018

Abnormalitas -
Diagnosis : Bunting
radiologi
3.3.2 Urolithiasis

A. Sinyalemen
Nama : Chloe
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Pom
Umur : 4 tahun
Warna : Coklat
Jenis Kelamin : Betina

B. Anamnesa
Teriak seperti kesakitan 4 hari, nafsu makan menurun
C. Temuan Klinis
Suhu 37,50C, berat badan 3,87 kg

D. Hasil Pemeriksaan USG

Regio : Abdomen
Posisi : Dorsal recumbency
Nilai F : 5 MHz, 7,5 MHz dan 10 MHz
Deskripsi : Hasil USG menunjukkan adanya hiperekoik pada medula
ginjal dexter, sedangkan pada ginjal sinister dan vesica
urinaria tidak ditemukan kelainan.
Abnormalitas : Abnormal
Diagnosis : Urolithiasis
radiologi

Terapi

- Rowatinex

- Rimadyl
BAB IV

KESIMPULAN

Xray adalah radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang pendek


(frekuensi besar) dan energi besar. Xray diproduksi dengan cara dengan menembak target
tungsten dengan aliran elektron energik. Ultrasonografi merupakan teknik diagnosapencitraan
struktur internal suatu organ atau jaringan yang dihasilkan akibat interaksi antara
gelombangsuara berfrekuensi sangat tinggi (ultrasound) dengan jaringan, organ atau strukur lain
yang terdapat pada tubuh hewan. Hasil interpretasi Xray hard tissue kelinci troy didiagnosa
Fraktur tertutup supracondylar Os Femur , kucing Yopi didiagnosa Fraktur butterfly 1/3 distal os
radius, anjing Geisha didiagnosa Fraktur oblique corpus os mandibula, sedangkan pada soft
tissue kucing Nebula didiagnosa Hernia diafragmatika, anjing Evy didiagnosa urolithiasis dan
massa radioopaque pada anal, kucing Mow didiagnosa Volvulus lambung dan bronchial pattern.
Pada ultrasonografi anjing Beauty didiagnosa bunting dan anjing Chloe didiagnosa urolihiasis.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Jauhari, 2008, ”Berkas Sinar-X dan Pembentukan gambar pada Pesawat sinar-X”,
Puskaradim, Jakarta.

Mukhlis, Akhadi. 2001, ”Napak Tilas 106 Tahun Perjalanan Sinar-X”, PKRBNBATAN, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai