Anda di halaman 1dari 20

RADIASI DALAM ASTRONOMI

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi )


Kelas A

Dosen Pengampu :
Drs. Singgih Bektiarso, M.Pd
Lailatul Nuraini, S.Pd, M.Pd

Oleh :
1. Chindy Beauty Sapbrina (170210102009)
2. Dwi Ayu Aprilia (170210102020)
3. Syafira Ratus Solekha (170210102021)
4. Mila Ardiyana Putri (170210102023)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
1. Gelombang Elektromagnetik
Pada umumnya sistim peralatan elektronik, elektrik serta elektromekanik
semakin lama jumlahnya semakin meningkat, khusunya pada yang dasarnya
menggunakan suatu sistem digital modern seperti, Terrestrial Trunket Radio,
Global System for Mobile Communication (GSM), Personal Computer, Digital
Pager, radio genggam, telepon celluler dan peralatan Wireless, peralatan di
bidang dokteran yang elektronik, peralatan rumah tangga, lampu penerangan,
dimana peralatan tersebut membangkitkan gelombang elektromagnetik
(Sulistyanto,2002).
Menurut Ahmad (1987) gelombang elektromagnetik merupakan suatu
gelombang yang terbentuk dari usikan pada medan magnet serta medan listrik.
Medan listrik tersebut bergetar dengan arah yang saling tegak lurus.
Gelombang transversal merupakan pembentukan dari gelombang
eletromagnetik dana rah rambatannya tegak lurus dengan arah getarannya. Jika
digambarkan arah getar dan arah rambatnya, misal bila suatu berkas foton atau
gelombang elektromagnetik dilewatkan dalam suatu benda, berkas tersebut
akan berinteraksi dengan atom-atom penyusun benda sehingga intensitas foton
akan diserap oleh benda tersebut.
Berdasarkan karakteristiknya dapat spectrum gelombang elektromagnetik
dapat di kelompokan berdasarkan frekuensi terkecil ke frekuensi terbesar
sebagai berikut:

Sumber: https://pendidikan.co.id/gelombang-elektromagnetik/
a. Gelombang Radio

Sumber : https://tex.stackexchange.com/
Gelombang radio merupakan gelombang yang memiliki panjang
gelombang paling panjang yaitu sebesar 103 meter dan memiliki frekuensi
yang paling kecil yaitu sebesar 104 Hz. Gelombang radio merupakan hasil
dari alat elektronik antara lain seperti rangkaian osilator gabungan dari
komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Sehingga
gelombang radio sering digunakan dalam berkomunikasi berupa siaran TV,
mendengarkan radio, menggunakan ponsel, serta pengguanaan radar pada
pesawat maupun kapal selam untuk komunikasi dalam perambatan
sinyalnya. Gelombang radio dimanfaatkan untuk mentransmisikan sinyal
jarak jauh yang tidak dapat dicapai oleh gelombang inframerah, tetapi besar
energi yang ditransmisikan tidak sebesar yang didapat oleh gelombang
inframerah. Dalam gelombang radio terdapat istilah AM dan FM, dimana
AM (Amplitudo Modulation) merupakan suatu gabungan getaran listrik
serta getaran pembawa berupa perubahan amplitude. Sedangkan FM
(Frequency Modulation) merupakan hasil dari penyatuan getaran listrik serta
getaran pembawa yang berupa perubahan frekuensi. Untuk komunikasi
radio maka memanfaatkan sifat-sifat gelombang MF serta HF yang cara
kerjanya dipantulkan pada lapisan ionosfer, sehingga mendapatkan tempat
yang jauh. Untuk komunikasi pada satelit memanfaatkan suatu sifat-sifat
gelombang yaitu gelombang UHF dan VHF yang bisa menembus lapisan
atmosfer (ionosfer), sehingga tembus mencapai satelit.
b. Gelombang Mikro
Gelombang yang memiliki panjang gelombang sebesar 10 -2 meter serta
memiliki frekuensi sebesar 108 Hz merupakan pengertian dari gelombang
mikro. Gelombang mikro dihasilkan oleh tabung klystron yang memiliki
fungsi sebagai penghantar energi panas. Gelombang mikro mudah diserap
dan juga menimbulkan efek pemanasan pada benda. Penggunaan gelombang
mikro yaitu pada oven microwave yang memberikan efek panas pada
makanan yang dapat mematangkan secara merata dalam waktu singkat.
Selain itu juga terdapat pada sistem radar, dimana gelombang mikro
dipancarkan ke segala arah secara terus menerus oleh pemancar. Jika obyek
terkena gelombang, sinyal akan dipantulkan oleh obyek dan diterima
kembali oleh penerima. Sinyal pantulan akan memberikan suatu informasi
jika terdapat obyek yang dirasa cukup dekat maka ditampilkan pada layar.
Pemanfaatan radar anatar lain yaitu kapal selam dan pesawat terbang untuk
mendeteksi keberadaan obyek lain yang dekat dengan mereka.
c. Gelombang Inframerah
Gelombang inframerah merupakan gelombang yang memiliki panjang
gelombang 10-5 meter dan memiliki frekuensi sebesar 1012 Hz. Gelombang
inframerah dihasilkan ketika molekul elektron bergetar karena panas seperti
tubuh manusia dan bara api. Gelombang inframerah dihasilkan oleh proses
dalam molekul dan benda panas. Benda panas berasal dari getaran atomic
dan molekuler yang didalamnya dianggap dapat memancarkan gelombang
panas dalam bentuk sinar inframerah, sehingga pada sinar inframerah sering
disebut jugan denganradiasi panas. Pada bidang kesehatan, sinar
inframeraah digunakan sebagai pemancaran untuk melihat kesehatan organ.
Hal tersebut sangat bermanfaat bagi dokter dalam diagnosis dan keputusan
tindakan yang sesuai untuk pasien. Pancaran panas dapat digunakan dalam
proses penyembuhan suatu penyakit yaitu encok dan cacar. Dalam bidang
eletronik digunakan untuk mentansfer data yang ada diponsel dan laptop.
d. Gelombang Cahaya Tampak
Bagian dari spectrum gelobang yang fungsinya dapat mendeteksi oleh
mata manusia merupaka definisi dari gelombang cahaya tampak.
Gelombang ini memiliki panjang gelombang sebesar 10-6 meter dan
memiliki frekuensi sebesar 1015 Hz. Dalam frekuensi tersebut merupakan
cahaya yang dirasakan manusia setiap hari. Gelombang cahaya tampak
dihasilkan melalui proses dalam skala atom dan molekul berupa pengaturan
internal dalam konfigurasi elektron. Gelombang cahaya tampak memiliki 7
macam warna, jika diurutkan dari frekuensinya paling besar yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
e. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet merupakan sinar yang memiliki panjang gelombang
sebesar 10-8 meter dan memiliki frekuensi sebesar 1016 Hz dan berasal dari
sinar matahari dan juga dihasilkan oleh transisi elektron dalam orbit atom,
lampu mercury, dan busur karbon. Sinar ultraviolet memiliki energy yang
cukup kuat dan mengionisasi atom yang berada di lapisan atmosfer. Dari
proses ionisasi atom tersebut dihasilkan ion yang beruatan listrik. Sinar
ultraviolet sangat berbahaya bagi manusia karena energy yang dipancarkan
cukup kuat. Atmosfer dalam bumi memiliki lapisan yang dapat menahan
dan menyerap radiasi ultraviolet dari matahari sehingga sampai di bumi
dalam taraf normal (tidak berbahaya). Kegunaan sinar ultraviolet yaitu
sebagai alat pendeteksi uang asli dan palsu selain itu juga dapat digunakan
dalam proses mensterilkan makanan yang dapat mematikan bakteri bahaya
yang ada dalam makanan. Namun ada juga kelemahan dari sinar ultraviolet
yaitu dapat menyebabkan kanker kulit, gangguan penglihatan seperti
katarak, serta hilangnya mata rantai ganggang hijau akibat terganggunya
keseimbangan alam di bumi ini.
f. Sinar-X
Sinar-X atau biasa disebut sinar rontgen yaitu sinar yang memiliki
panjang gelombang sebesar 10-10 meter dan frekuensinya sebesar 1018 Hz.
Sinar-x mempunyai kelebihan yaitu dapat mendeteksi dengan kuat seperti
dapat melewati buku yang tebal, kayu tebal, dan pelat alumunium setebal 1
cm. Cara untuk memproduksi sinar-x yaitu melalui mekanisme yang disebut
bremstrahlung atau radiasi perlambatan. Muatan listrik dapat dipercepat dan
dapat diperlambat serta menghasilkan gelombang elketro magnetic
merupakan penjelasan dari teori radiasi. Proses transisi internal elektron
dalam atom atau molekul juga dihasilkan melalui radiasi perlambatan.
Sinar-x digunakan sebagai alat rontgen untuk memotret organ dalam tubuh,
mengnalisa struktur bahan pada Kristal, mendeteksi keretakan pada logam,
serta memeriksa barang-barang di bandara atau pelabuhan.
g. Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang yang memiliki panjang gelombang
paling kecil yaitu 1012 meter dan memiliki frekuensi paling besar yaitu 1020
Hz. Sinar gama dihasilkan dari peristiwa peluruhan radioaktif atau inti atom
yang tidak stabil. Daya tembus sinar gamma ini sangat besar sehingga dapat
menembus plat besi. Proses dalam inti atom (nuklir) dihasilkan melalui sinar
gamma. Sinar gamma memiliki fungsi sebagai sinar yang dapat membunuh
pada sel kanker, mensterilkan alat kedokteran, pembuatan varietas tanaman
unggul yang tahan dari penyakit dari hama dengan produktivitas tinggi, dan
sebagai sitem perunut aliran suatu fluida untuk mendeteksi kebocoran.

2. Radiasi Benda hitam


Radiasi benda hitam merupakan suatu fenomena radiasi pada bneda hitam.
Radiasi benda hitam pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchoff.
Dalam ilmu fisika benda hitam adalah benda yang dapat menyerap dan
memnatulkan kalor radiasi (radiasi termal ) dengan sempurna. Radiasi termal
merupakan radiasi yang dipancarkan dari suatu benda sebagai akibat dari
suhunya. Benda dapat terlihat sebagai akibat dari radiasi thermal jika memiliki
suhu 1000 K, pada suhu tersebut benda mulai berpijar merah (contoh:
kumparan pemanas kompor listrik) ; pada suhu lebih dari 2000 K benda
berpijar kuning atau keputih-putihan (contoh: lamen lampu pijar). Maka jika
suhu ditingkatkan akan menimbulkan warna pijar yang berbeda pula. Benda
semacam ini memancarkan dengan sempurna radiasi yang berasal dari benda
tersebut dan dapat menyerap selurah radiasi tanpa ada yang terpantulkan.
Namun pada kenyataannya benda dengan hitam sempurna tidak pernah ada
(Juwono, 2017:1).
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_benda-hitam
Radiasi termal yang terserap maka di pencarkan lagi oleh benda hitam
dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Seiring temperatur turun,
puncak kurva radiasi benda-hitam akan turun juga intensitasnya dengan
panjang gelombang naik. Temperatur benda hitam memiliki pengaruh pada
jumlah serta jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkan. Benda hitam yang
berada dibawah suhu >700 K dapat memancarkan energi termal dalam bentuk
gelombang inframerah, sehingga telihat sedikit panjang gelombang tampak.
Jadi, dapat disimpulkan semakin tinggi suhu benda hitam, semakin banyak
energi yang dapat dipancarkan dengan pancaran radiasi.
Benda hitam merupakan benda yang sangat ideal. Emisivitas (daya pancar)
yang dimiliki benda hitam sebesar (e) = 1,0. Untuk tingkatan laboratorium
(percobaan), benda hitam digambarka 2 sebagai suatu rongga (lubang ) kecil
hitam. Dimana prinsip kerjannya yaitu ketika suatu berkas cahaya memsuki
rongga tersebut, berkas cahaya akan dipantulkun berkali-kali tanpa pernah
keluar dari rongga tersebut. Untuk setiap pemantulan yang teradi, berkas
cahaya tersebut akan diserap oleh dinding-dinding berwarna hitam jika
suhunya lebih lebih rendah dari sekitarnya, sebaliknya berkas cahaya akan
dipancarkan jika suhunya lebih tinggi dibandingkan sekitarnya. Emisivitas
yang dimiliki 0,99 karena jika emisivitasnya lebih rendah dari nilai tersebut,
tidak lagi dapat disebut sebagai benda hitam, melainkan benda abu-abu.
Apabila kita telusuri lebih lanjut, panas matahari sampai ke bumi merupakan
penjalaran gelombang elektromagnetik
Seperti penjelasan sebelumnya perpindahan kalor seperti ini disebut radiasi,
yang dapat berlangsung dalam ruang hampa. Radiasi yang dipancarkan oleh
sebuah benda sebagai akibat suhunya disebut radiasi panas (thermal radiation).
Setia benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalambentuk
gelombang elektromagnetik. Nilai emisivitasnya: e = 1 4. Penyerap radiasi yang
baik juga merupakan pemancar radiasiyang baik pula.
Benda hitam adalah benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap
seluruhnya,pengertian benda hitam sempurna dapat dianalogikan dengan suatu
lubang kecil pada sebuah dinding berongga : Seberkas sinar masuk pada
lubang sebuah dinding berongga sinar ini dipantulkan berkali-kali oleh dinding
rongga dan setiap kali dipantulkan intensitasnya berkurang karena sebagian
sinar diserap oleh dinding sampai suatu saat energinya menjadi kecil hampir
mendekati nol. Jadi dapat dikatakan sinar yang mengenai lubang tidak keluar
lagi itulah sebabnya lubang itu dinamaka benda hitam.Sebaliknya pada waktu
benda berongga tersebut dipanaskan misalnya pada suhu T maka melalui
lubang akan dipancarkan radiasi
Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi umumnya benda terlihat
karena benda itu memantulkan cahaya yang datang padanya, dan bukan karena
ia memancarkan radiasi panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas
jika suhunya melebihi 1000 K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah.
Pada suhu diatas 2000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti
besi berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar. Begita suhu benda
ditingkatkan, intensitas relatif spektrum cahaya yang dipancarkanya berubah.

3. Luminositas dan Fluks


Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri.
Cahaya yang dipancarkan bintang berhubungan dengan luminositas dan fluks.
Luminositas adalah jumlah cahaya atau energi yang dipancarkan bintang ke
segala arah tiap satuan waktu. Dalam SI, lumositas dinyatakan dalam Watt dan
dalam sistem cgs dinyatakan dengan erg/s. Sedangkan fluks adalah jumlah
energi yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke
semua arah. Satuan fluks dinyatakan dengan erg/s.cm2(Irwin,2007:3-7).
Pengukuran luminositas dan fluks bintang dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu persamaan. Dalam hal ini, bintang dianggap sebagai
sebuah benda hitam sempurna. Menurut Max Planck (1858-1947), suatu benda
hitam yang memiliki temperatur T akan memancarkan energi dengan panjang
gelombang antara λ dan λ + d λ. Dengan intensitas spesifik sebesar:
2
2hc 1
B λ ( T )= 5 hc
λ λkT
e −1
dengan B λ (T ) adalah intensitas spesifik (I) yaitu jumlah energi yang mengalir
pada arah tegak lurus permukaan per cm 2 per detik per radian. Energi total
yang dipancarkan benda hitam dapat ditentukan dengan mengintegrasikan
persamaan tersebut, yaitu:

B (T )=∫ B λ ( T ) d λ
0

2 k4 T 4 x3 hc
B (T ) = 3 2 ∫ x
dx dengan x=
h c 0 e −1 kT
sehingga,
2 k4 T 4 π 4
B (T ) =
h3 c 2 15
2 k4 π5 T 4 σ 4
B (T )=I = = T
15 h3 c 2 π π
nilai σ merupakan nilai dari konstanta Stefan-Boltzman, sebesar:
2 k 4 π5 −5 −2 −4 −1
σ= 3 2
=5,67 ×1 0 erg . c m K . s
15 h c
Fluks bintang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fluks energi yang
diterima dan fluks energi yang dipancarkan. Dari intensitas spesifik diatas
dapat ditentukan jumlah energi yang dipancarkan setiap cm 2 permukaan benda
hitam per detik ke semua arah (fluks) yaitu:
F=π . I =π . B(T )
σ 4
F=π T
π
F=σ T 4
Apabila diasumsikan suatu bintang berbentuk bola beradius R dan bersuhu T
memancarkan radiasi dengan sifatbenda hitam, maka energi yang dipancarkan
oleh seluruh permukaan benda hitam perdetik ke semua arah yaitu :

Sumber: https://www.geomacorner.com/2018/02/
2
L=4 π R F
L=4 π R 2 σ T e 4
Keterangan :
L : Luminositas benda
Te : Temperatur efektif yaitu temperatur paling luar lapisan sebuah bintang
R : Jari-jari
d : Diameter
Suatu benda atau bintang yang diasumsikan berbentuk lingkaran, maka
energi yang diapncarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke
semua arah dapat dihitung berdasarkan nilai luminositas benda atau bintang
tersebut, yaitu:
L
F=
4 π R2
Sedangkan energi bintang yang diterima atau melewati permukaan pada jarak d
per cm2 perdetik (E), yaitu:
L
E=
4 π d2
Fluks atau energi bintang yang diterima atau melewati permukaan pada jarak d
per cm2 perdetik ini disebut juga hukum kuadrat kebalikan (invers square law)
untuk kecerlangan (brightness), karena persamaan ini menyatakan bahwa
kecerlangan atau keterangan bintang berbanding terbalik dengan jaraknya.
Semakin jauh sebuah bintang maka akan semakin redup cahanya dan semakin
dekat bintang akan semakin terang cahayanya.

4. Magnitudo
Magnitudo merupakan ukuran terangnya suatu bintang. Para astronom
menyatakan terangnya bintang dengan ukuran magnitudo. Sitem ini dirancang
oleh seorang astronom Yunani bernama Hipparchus sekitar tahun 150 SM.
Hipparchus mengklasifikan bintang-bintang yang paling terang memiliki
magnitudo 1, dan bintang yang hampir tak terlihat sebagai bintang
bermagnitudo 6. Hipparchus mengkalsifikasikan keterangan bintang hanya
dengan melihat bintang dengan mata telanjang Sebuah bintang dengan
magnitudo ke-1 adalah 100 kali lebih terang dibandingkan bintang
bermagnitudo ke-6. Namun di langit terdapat beberapa bintang yang terlihat
lebih terang daripada rata-rata bintang bermagnitudo 1, bintang seperti ini
disebut dengan bintang dengan ukuran magnitudo negatif (Herrod,2005:70).
Sebuah instrumen pengukur cahaya modern telah menemukan pengukuran
mengenai keterangan bintang secara lebih tepat. Misalnya dengan
menggunakan teleskop, skala magnitudo bintang yang dapat dilihat meningkat
di atas 6. Teleskop modern dapat mendeteksi objek-objek dengan magnitudo
ke-25. Bintang-bintang yang jutaan kali tampak lebih redup akan tampak
menggunakan teleskop.
Semua bintang memiliki jarak yang berbeda-beda. Bintang yang terang
akan telihat redup jika dilihat dari umi. Oleh sebab itu, ukuran terangnya
sebuah bintang yang terlihat dari bumi dan dilihat dengan menggunakan mata
langsung dinamakan magnitudo tampak atau magnitudo semu (m). Magnitudo
semu inilah yang memiliki magnitudo 1 sampai 6. Ukuran terangnya bintang
juga diukur secara mutlak yaitu diukur dengan perbandingan nyata antara
terang sebenarnya dari bintang dengan memandang jarak yang sama, skala ini
dinamakan magnitudo mutlak (M). magnitudo mutlak dapat mengidentifikasi
bintang yang berada pada jarak 10 parsek atau 33 tahun cahaya. Sirius
merupakan bintang paling terang di langit yang memiliki magnitudo mutlak
sebesar -1,45. Bintang Rigel di orion yeng terlihat redup sesungguhnya jauh
lebih terang dengan magnitudo mutlak sebesar -7 (Herrod,2005:71).
Magnitudo bintang sangat berhubungan dengan keterangan bintang. Untuk
mempermudah mencari hubungan antara magnitudo bintang dan
kecerlangannya, maka dipakai hubungan logaritmis. Misalnya dua buah
bintang bermagnitudo m1 dan m2 dan memiliki luminositas l1 dan l2, maka
didapatkan:
m1−m2=2,5 log[l 2 /¿ l 1]¿
Dengan menggunakan cara ini, kecerlangan dua buah bintang akan lebih
mudah dibedakan. Magnitudo bintang yang diamati disini adalah magnitudo
bintang sebagai mana teramati dari bumidan dinyatakan sebagai magnitudo
semu bintang (Admiranto,2009:7).

5. Absorb Atmosfer
Matahari merupakan sumber panas di bumi. Proses absorbsi adalah
penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gamma, sinar-X, dan
sinar ultraviolet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi tersebut adalah oksigen,
nitrogen, ozon, Hidrogen, dan debu. Bumi merupakan salah satu planet di tata
surya yang memiliki atmosfer. Dengan demikian, sinar matahari untuk
mencapai bumi melewati atmosfer akan mengalami hambatan (depletion),
sehingga menyebabkan beberapa gelombang elektromagnetik dalam sinar
matahari diserap atmosfer. Intensitas Radius Matahari (IRM) merupakan
penyerapan energi matahari dalam satuan per cm2 per menit. Sehingga sinar
yang datangnya miring ke permukaan bumi kurang memberikan energi jika
dibanding sinar yang datangya tegak lurus, karena sinar tersebut menempuh
lapisan atmosfer yang lebih tebal (Hariyanto,et al.2016:118).
Lapisan atmosfer bumi memimliki sifat semipermiabel dimana akan
menyerap range panjang gelombang tertentu dan meneruskan panjang
gelombang tertentu pula. Jadi, dapat diartikan bahwa gelombang
elektromagnetik yang datang dari luar bumi hanya sebagian saja yang akan
masuk dan sampai kepermukaan bumi. Selain itu, intensitas cahaya yang
teramati di permukaan bumi akan berbeda dengan intensitas cahaya yang
teramati di atas atmosfer bumi. Sehingga pengamatan misalnya terhadap
magnitudo bintang yang dilakukan dari permukaan bumi harus dikoreksi atas
penyerapan ini.

6. Spektroskopi Dasar
Spektoskopi merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode
menganalisis dan menghasilkan sebuah spektrum. Hasil dari spektroskopi
spektrum nanti bisa dimanfaatkan untuk menganalisis suatu unsur kimia,
mengetahui arus energi atom atau molekul, struktur molekul hingga
menentukan komposisi dan gerakan dari benda-benda langit. Selain itu,
terdapat spektrometer yang merupakan alat untuk melakukan pengukuran
spektroskopi yang berfungsi mengukur absorbansi sinar monokromatis yang
terdapat pada suatu larutan. Cara kerjanya dengan melewati cahaya dengan
panjang gelombang tertentu menggunakan monokromator prisma dengan
detektor fototube pada objek kaca atau kuarsa (kuvet) dan sebagian cahaya
akan diserap sedangkan sisanya dilewatkan. Nilai absorbansi yang berasal dari
cahaya yang dilewatkan sebanding dengan konsentrasi larutan di kuvet.
Spektroskopi secara umum dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu spektroskopi
atom atau emisi dan spektroskopi molekul atau absorpsi. Selain itu, pembagian
spektroskopi berdasarkan sinyal radiasi elektromagnetik dibagi menjadi 4
macam, antara lain spektroskopi absorpsi, spektroskopi emisi,
spektroskopi scattering dan spektroskopi fluoresensi. Sedangkan untuk
komponen utama dari spektroskopi terbagi atas sumber radiasi, monokromator,
detektor dan tempat cuplikan atau kuvet. Macam-macam spektroskopi dapat
dibedakan sebagi berikut:
a. Spektroskopi Atom
Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/spektroskopi
Cara menentukan komposisi suatu unsur dengan menggunakan
spektrum elektromagnetik atau massa. Ilmu yang mempelajari mengenai
elektromagnetik disebut dengan Spektroskopi Atom Optik. Spektroskopi
atom digunakan dalam menentukan kuantitatif dan kualitatif sekitar 70
unsur. Secara teknik, spektroskopi atom dibagi menjadi 3 jenis , antara lain:
- Spektroskopi Absorption/Serapan Atom
Spektroskopi serapan atom mempunyai prinsip dasar berupa interaksi
antara sampel dengan eletromagnetik dan spektrokopi ini sangat cocok
digunakan menganalisis zat yang berkonsentrasi rendah.
- Spektrokopi Emisi Atom (AES)
Suatu metode analisis kimia dan menggunakan intensitas cahaya yang
berasal dari api, plasma ataupun percikan dari panjang gelombang
tertentu. Nantinya panjang gelombang tersebut digunakan untuk
menentukan jumlah unsur di dalam sampel.
- Spektrokopi Flouresence/Atomic Flouresence Spectroscopy (AFS)
Spektroskopi elektromagnetik yang melakukan analisis flourescence
yang berasal dari atom sampel. Spektrokopi ini menggunakan sorotan
sinar (sinar ultraviolet) sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur
flouresence yatu fluorimeter atau fluorometer
b. Spektroskopi Molekul
Suatu teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa organik
dan anorganik pada spesi molekular. Spektrokopi ini banyak digunakan
dalam mengidentifikasi spesies organik, anorganik dan juga biokimia.
- Spektroskopi UV – Vis
Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/spektroskopi
Pengukuran pada suatu panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet serta cahaya tampak yang diserap atau diabsorsi oleh
sampel.Sinar UV atau ultraviolet dan juga cahaya tampak mempunyai
energi untuk melakukan promosi elektron yang terdapat pada kulit terluar
ke tingkat energi yang lebih tinggi.Spektrokopi UV-Vis digunakan untuk
mengukur molekul dan ion anorganik di dalam sebuah larutan.
- Spektroskopi Infra Merah

Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/spektroskopi
Suatu cara atau metode untuk mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada di daerah dengan panjang
gelombang 0,75 – 1.000 µm. Untuk pertama kali, radiasi elektromagnetik
ditemukan oleh James Clark Maxwell dan mengatakan cahaya secara
fisis merupakan gelombang elektromagnetik yang berarti memiliki vektor
listrik dan juga vektor magnetik yang saling tegak lurus pada arah
rambatan. Interaksi sinar infra merah dengan molekul mengakibatkan
vibrasi yaitu bergerak pada tempatnya. Sedangkan untuk dasar
spektrokopi infra merah yaitu senyawa yang terdiri atas 2 atom (diatom),
di mana kedua atom tersebut dihubungkan dengan sebuah ikatan mirip
pegas.
Spektroskopi memiliki prinsip kerja berdasarkan jenisnya masing-masing,
yaitu:
a. Spektroskopi Serapan Atom
Berdasakan pada penguapan larutan sampel, lalu kandungan logam di
dalamnya akan diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut akan
mengabsorpsi radiasi atau sinar yang berasal dari sumber cahaya (lampu
katoda), sebelumnya sudah ada kandungan unsur yang telah ditentukan.
Pengukuran berdasarkan banyaknya penyerapan radiasi pada panjang
gelombang.
b. Spektroskopi Emisi Atom
Spektroskopi ini akan menyerap cahaya dengan menggunakan atom
bebas. Zat yang berada di dalam suatu larutan mengalami penguapan
kemudian dipecah menjadi atom yang terfragmentasi menjadi nyala
(plasma). Terdapat elektroda yang berupa grafit yang bersifat konduktif.
Terdapat 2 macam analisis yaitu kulitatif untuk menentukan seberapa
banyak elemen yang terdapat di dalam sampel, dan kuantitatif yaitu
mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan oleh panjang gelombang
elemen yang ditentukan.
c. Spektroskopi Flouresence
Flourensence biasanya diukur pada sudut yang berasal dari eksitasi
untuk meminimalisasi berkumpulnya cahaya yang tersebar, digunakan rotasi
prisma Pellin-Broca yang terdapat pada meja kemudi. Selain itu, fungsi
prisma untuk memisahkan cahaya menjadi spektrum-spektrum agar lebih
mudah dianalisis nantinya. Nantinya cahaya yang melewati filter dan
pemogokan sampel. Sebagian dari cahaya tersebut diserap oleh sampel dan
beberapa molekul di antaranya akan berpendar di dalam sampel. Beberapa
lampu neon yang dipancarkan akan melewati filter kedua untuk mencapai
detektor (biasanya pada suhu 90o).
d. Spektroskopi UV-Vis
Cahaya yang diabsorbsi oleh UV-Vis menyebabkan transisi elektronik
atau promosi elektron-elektron yang berada di orbital dengan energi rendah
menuju orbital berenergi tinggi. Energi yang terserap nantinya terbuang
sebagai cahaya atau tersalurkan di dalam reaksi kimia. Sedangkan untuk
absorbsi cahaya tampak dan UV akan meningkatkan energi elektron pada
molekul.
e. Spektroskopi Infra Merah
Prinsip kerja spektroskopi infra merah ini yaitu dengan meregangkan
pegas antara kedua atom hingga mencapai jarak keseimbangan, akibatnya
energi potensial akan naik. Ikatan atau pegas tersebut jika bergetar, maka
energi vibrasi secara terus menerus dan periodik akan berubah dari energi
kinetik menjadi energi potensial dan sebaliknya. Terdapat dua macam
vibrasi molekul yaitu:Vibrasi regangan atau streching bergeraknya atom
secara terus menerus disepanjang ikatan, akibatnya terjadi perubahan jarak
keduanya, meskipun sudut ikatan tidak berubah. Sedangkan vibrasi
bengkokan atau bending jika terdapat tiga atom yang merupakan bagian dari
molekul besar, sehingga dapat menimbulkan vibrasi deformasi atau vibrasi
bengkokan yang mempengaruhi keseluruhan osilasi atom molekul. Vibrasi
bengkokan terbagi menjadi 4 macam, antara lain vibrasi goyangan
(rocking), vibrasi guntingan (scissoring), vibrasi pelintiran (twisting), dan
vibrasi kibasan (wagging)

7. Spektrum Cahaya
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum elektromagnetik
pada Gambar 1 yang menunjukkan adanya gelombang sempit diantara cahaya
ultraviolet (UV) dan energi inframerah (panas).Gelombang cahaya tersebut
mampu merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi penglihatan yang
disebut pandangan.Oleh karena itu, penglihatan memerlukan mata yang
berfungsi dan cahaya yang nampak (UNEP, 2005).
Gambar 1. Radiasi elektromagnetik yang tampak(UNEP, 2005)
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh
kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik yang dapat dideteksi (dikenali) oleh mata manusia.
Gelombang ini memiliki panjang gelombang sebesar 10-6 meter dan memiliki
frekuensi sebesar 1015 Hz. Dalam frekuensi tersebut merupakan cahaya yang
dirasakan manusia setiap hari. Gelombang cahaya tampak dihasilkan melalui
proses dalam skala atom dan molekul berupa pengaturan internal dalam
konfigurasi elektron. Gelombang cahaya tampak memiliki 7 macam warna,
jika diurutkan dari frekuensinya paling besar yaitu merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu.

Sumber: http://ukurandansatuan.com/berapa-panjang-gelombang-dan-
frekuensi-spektrum-cahaya-tampak.html/
Beberapa penggunaan cahaya salah satunya adalah penggunaan cahaya
(sinar laser) dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.
Spektrum optik (cahaya atau spektrum terlihat) adalah bagian dari
elektromagnetik spektrum yang terlihat bagi mata manusia. Tidak ada batasan
yang tepat dari spektrum optik, mata normal manusia akan dapat menerima
panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat
menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780nm. Sebuah mata yang telah
beradaptasi-cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555
nm, di wilayah kuning dari spektrum optik.
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral
jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi
sebagian besar tanpa dikurangi (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih
banyak dari cahaya merah, salah satu alasan mengapai langit berwarna biru).
Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau
jendela transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Posisi
sinar nampak pada spectrum elektromagnetik adalah di tengah. Tipe energi ini
dideteksi oleh mata manusia, film dan detektor elektronik. Panjang gelombang
berkisar antara 0.4 sampai 0.7 m. Perbedaan panjang gelombang dalam kisaran
ini dideteksi oleh mata dan oleh otak diterjemahkan menjadi warna.
Salah satu aplikasi dari sinar tampak adalah penggunaan sinar laser dalam
serat optik pada bidang telekomunikasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat
berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang
tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna
komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna
biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila
menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.
DAFTAR PUSTAKA

Admiranto, Gunawan. 2009. Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta.


Yogyakarta: Kanisius.

UNEP (United Nations Environment Progamme). 2005. Best Practice Manual –


Lighting. India: Biro Efesiensi Energi.
Hariyanto, et al. 2016. Lingkungan Abiotik Jilid 2. Surabaya: Universitas
Airlangga Press.
Herrod, Robin. 2005. Bengkel Ilmu: Astronomi. Jakarta: Erlangga.
Irwin, Judith Ann. 2007. Astrofisika: Membaca Alam Semesta. Inggris. Wiley.
Juwono, Alamsyah M. 2017. Pengantar Fisika Kuantum. Malang. Universitas
Brawijaya Press.
Liliawati, Winny. 2012. Pengenalan Astrofisika. Jurnal Pendidikan Fisika: UPI
Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2018. Dasar-dasar Spektroskopi. Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada Press.
Sulistyanto. 2009. Efek Interferensi Medan Elektromagnetik Terhadap
Lingkungan. Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No. 2. Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sutarno. 2013. Fisika Untuk Universitas Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Young dan Freedman. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Dua.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai