Anda di halaman 1dari 11

Laporan Keuangan Syariah

Berdasarkan PSAK No.101, laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen

sebagai berikut:

1. Neraca;

2. Laporan laba rugi;

3. Laporan arus kas;

4. Laporan perubahan ekuitas

5. Laporan perubahan dana investasi terikat;

6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;

7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;

8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan;

9. Catatan atas laporan keuangan

.Laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas merupakanlaporan

keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial bank.

Laporan perubahan dana investasi terikat merupakan laporan keuangan yang mencerminkanperubahan dalam

investasi terikat yang dikelola oleh bank untuk kemanfaatan pihak-pihak lainberdasarkan akad mudharabah atau

agen investasi.

Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank Syariah yang

menggunakan dasar akrual (acrual basis) dengan pendapatan yang dibagi hasilkankepada pemilik dana yang

menggunakan dasar kas (cash basis)


.Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan penggunaan dana kebajikan merupakanlaporan keuangan

yang mencerminkan peran bank sebagai pemegang amanah dana kegiatansosial yang dikelola secara terpisah.

Laporan sumber dan penggunaan zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber dana,penggunaan dan

dalam jangka waktu serta sumber dana zakat yang menunjukkan dana zakatyang belum disalurkan pada tanggal

tertentu.

1. Laporan Arus Kas Syariah

Laboran Arus Kas berguna untuk melihat :

a. Kemampuan perusahaan memberikan informasi tentang kualitas likuiditas perusahaan.

b. Kemampuan perusahaan menarik kas dari kegiatan operasionalnya.

c. Dari mana kas atau dana diperoleh untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan.

d. Apa yang dilakukan perusahaan dalam bidang pembiayaan atau pendanaannya.

e. Melihat struktur pengelolaan kasnya.

f. Mengetahui besaran arus kas masuk dan keluar perusahaan.

Laporan Arus Kas berisi informasi :

a. Saldo kas pada awal dan akhir periode.

b. Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan.

c. Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan investasi.

d. Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan pendanaan.

B.    Penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah


Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah di atur dengan PSAK No. 101 tentang
penyajian laporan keuangan syariah. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan perhatian PSAK dan
PAPSI dalam masalah syariah juga terdapat dalam  hal fungsi laporan keuangan memfasilitasi
DPS untuk memeriksa dana non halal yang di terima oleh bank. Dana non halal berdasarkan
PSAK No. 59 dan PAPSI digabung dengan dana kebajikan. Penggabungan dapat menimbulkan
persoalan syariah tentang tercampurnya yang haq dan yang batil. Ketiadaan pemisahan akan
menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dana non halal di
masa yang akan datang.
Laporan keuangan bank syariah setidaknya disajikan secara tahunan. Laporan keuangan
bank syarih yang lengkap terdiri dari waktu dari komponen-komponen berikut :
(a)             Neraca
(b)            Laporan laba rugi
(c)             Laporan arus kas
(d)            Laporan perubahan ekuitas
(e)             Laporan perubahan dana investasi terikat
(f)             Laporan sumber dan penggunaan dan zakat
(g)            Laporan sumber dan penggunaan dan kebajikan; dan
(h)            Catatan atas laporan keuangan
Bank syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar actual, kecuali untuk Laporan
Arus Kas dan perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dengan kata lain,
perhitungan pembagian hasil usaha di dasarkan pada pendapatan yang telah direalisasikan
menjadi kas (dasar kas).

Laporan arus kas

Laporan arus kas bank syariah disajikan sesuaim dengan PSAK no.2mengenai laporan arus kas dan
PSAK NO 31 mengenai mengenai akuntansi perbankan, dengan catatan menyesuaikan kegiatan dan
transaksi bank syariah.

Berikut diberikan ilustrasi laporan arus kas bank syariahdengan mengacu pada PSAK no. 2 (2002) dengan
diadakanpenyesuaian berdasarkan prinsip syariah.yang berlaku pada operasi bank syariah

Bank syariah ABC


LAPORAN ARUS KAS (metode langsung)
u/ thun yg berakhir

Arus kas dari aktivitas operasional


penerimaan bagi hasil dan fee (ujrah) 28447
pembayaran bagi hasil (23463
penerimaan piutang salam yang telah dihapus 237
pembayaran kas pada karyawan dan pemasok (997
laba operasi sebelum perubahan dalam aktiva operasi 4224
kenaikan)/penurunandalam aktiva operasi :
dana jgka pndk (650
deposito u/ tujuan pengendalian moneter 234
dana uang muka (urbun) pada langganan (288
surt brhrga jgka pndk yg d prjualblikn (480
kenaikan)/pnurunandalam hutang operasi :
deposito dari pelanggan 400
kas bersih dari aktvitas operasi sblum pjak pnghsiln 3440
pjak penghhsilan (100
arus kas bersih dri aktivtas operasi stelah pajak pghsiln 3340
arus kas dri aktvits invstsasi
pelepasan ank prushaan Y 50
dividn yg d trima 200
bgi hsil yg d trima 300
hsil pnjualn surt brhrga yg tdsk d prjualblikn 1200
pmblian surt brhrga yg tdak d prjualblikan (600
pmblian tanah, bngunn, n peralatan (500
arus kas brsih yg d gunakan u/ aktvitas investsi 650
arus kas dri aktivitas pendanaan
penrbitn modl pinjman 1000
pnerbitan sahm prioritas olh ank prushaan 800
pmbyrn kmbli pinjmn jgka pjg (200)
pnrunan brsih pinjmn lain (1000
pmbyran dividen (400
arus kas brsih sri aktvitas pndanaan 200
pngruh prubhn kurs valuta kas dan setara kas 600

Kenaikan bersih kas n stara kas 4.790


kas n stara kas pd awl priode 4.050
kasn stara kas ps akhir priode 8.840

1. PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS


Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas
keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut
jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan
perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan
keuangan.
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang
dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk
perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan
menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk
untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah
dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan
uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui
pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan
arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga
jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan
arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke
perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari
kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.

 
1. BENTUK/METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua
metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari
kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas
masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis
penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari
opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan
beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena
pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan
metode tidak langsung.

 
Metode Langsung
                    
   PT ABC    
   LAPORAN ARUS KAS    
   UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007    
   (dalam Rupiah)    
     
   Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :    
   Kas yang diterima dari pelanggan  951.000     
   Dikurangi :    
   Kas untuk membeli persediaan  555.200     
   Kas untuk membayar biaya operasi  259.800     
   Kas untuk membayar biaya bunga  14.000   
   Kas untuk membayar pajak  29.000     

   858.000     
   Aliran kas bersih dari kegiatan operasi  93.000     
     
   Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :    
   Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi  75.000     
   Kas keluar untuk membeli peralatan  (157.000)    
   (82.000)    
   Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi   
     
   Aliran kas dari kegiatan keuangan :    
   Kas yang diterima dari penjualan saham  160.000     
   Dikurangi :    
   Kas untuk membayar dividen  23.000     
   Kas untuk membayar hutang obligasi  125.000     
   148.000     
   Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan  12.000     
   Kenaikan kas  23.000     
   Saldo kas pada awal tahun  26.000     
   Saldo kas pada akhir tahun 49.000     
                 

 
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan
dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai
kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis
kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut
sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income tersebut
berubah menjadi net cashflows dari operasi.

Akuntansi dapat dijabarkan secara sederhana sebagai suatu sistem atau proses pencatatan setiap
kegiatan ekonomi suatu organisasi – sosial atau komersial – yang menghasilkan suatu laporan yang
bisa dimengerti dan menjadi salah satu sumber pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Metode yang digunakan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah diterima
secara umum (Generally Accepted Accounting Principle), yang di Indonesia dirumuskan oleh Dewan
Standar IAI. Tahun 2012, seluruh dunia akan menggunakan metode akuntansi yang mengacu pada
standard yang sama (IFRS – International Financial Reporting Standard).
Ada 2 asumsi yang digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan :
a. Akrual
Efek/pencatatan atas transaksi dan kegiatan ekonomi diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan
pada saat terjadinya pembayaran. Apabila bulan Januari 2010, A melakukan penjualan ke B,
pembayaran dilakukan pada akhir bulan berikutnya. A harus mencatat penjualan ke B pada bulan
Januari 2010, bukan pada Februari 2010 ( waktu pembayaran dilakukan). Asumsi ini dapat
digunakan pada organisasi skala menengah ke atas, untuk organisasi kecil yang transaksinya banyak
dilakukan secara tunai, pencatatan secara cash basis (pencataan dilakukan pada saat pembayaran)
lebih efesien bila digunakan.
b. Going Concern
Organisasi diasumsikan berlangsung untuk jangka panjang, tidak ada keinginan untuk menutup
kegiatan bisnisnya. Asumsi ini dapat digunakan sampai saat organisasi memutuskan berhenti
melakukan kegiatan usahanya dengan alasan apapun.
Karakteristik Laporan Keuangan :
Beberapa karakteristik/ prinsip informasi pada Laporan Keuangan sehingga dapat berguna bagi
pembaca laporan keuangan, adalah :
1. Dapat dimengerti
Informasi pada Laporan Keuangan dapat mudah dimengerti oleh pengguna Laporan keuangan yang
memilki pengetahuan bisnis dan akuntansi yang cukup.
2. Relevan
Informasi pad Laporan Keuangan relevan ketika digunakan sebagai alat pengambilan keputusan oleh
pengguna laporan keuangan.
3. Dapat diandalkan
Informasi pada Laporan Keuangan bebas dari error dan bias, sehingga menggambarkan keadaan
organisasi secara benar.
4. Dapat dibandingkan
Informasi pada Laporan keuangan dapat dibandingkan dengan Laporan Keuangan organisasi yang
berbeda, untuk itu penyusunan Laporan Keuangan harus konsisten dari tahun ke tahun, sehingga
memudahkan pengguna laporan keuangan mengidentifikasi tren keuangan dan kinerja organisasi.

Konsep Dasar Laporan Keuangan


Jenis laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi ada 3 bagian yang umum yaitu : Laporan Neraca
(Balance Sheet / Statement of Financial Position), Laporan Laba Rugi (Income Statement/ Statement
of Comprehensive Income) dan Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow).

Laporan Arus Kas


Laporan arus kas hádala laporan yang menggambarkan keluar masuknya kas (uang) selama periode
tertentu. Organisasi yang secara usaha komersialnya baik, tetapi arus kasnya negatif, akan mengalami
kesulitan liquiditas, karena banyaknya piutang yang masih belum dibayar.
Contoh Laporan Arus Kas :
Laporan Arus Kas
PT XYZ
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 20xx

Arus Kas dari Kegiatan Operasi :


Penerimaan dari Konsumen (a) Rp xxx
Pembayaran kepada supplier dan karyawan (b) Rp (xxx)
Kas dari Kegiatan Operasi c (a+b) Rp xxx
Pendapatan Bunga (d) Rp xxx
Pembayaran Bunga (e) Rp (xxx)
Pembayaran Pajak Penghasilan (f) Rp (xxx)
Total Arus Kas dari Kegiatan Operasi g (c+d+e+f) Rp xxx
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Pendiiran Unit Usaha Baru (h) Rp (xxx)
Pembelian Pabrik, Barang tidak bergerak (i) Rp (xxx)
Penjualan Pabrik/barang tidak bergerak (j) Rp xxx
Total Arus Kas dari Kegiatan Investasi (k) (h+i+j) Rp xxx
Arus Kas dari kegiatan Pembiayaan
Penjualan Saham Perusahaan (l) Rp xxx
Pinjaman dari Bank (m) Rp xxx
Pembayaran Pinjaman (n) Rp (xxx)
Pembayaran Dividen (o) Rp (xxx)
Arus Kas dari kegiatan Pembiayaan (p) (l+m+n+o) Rp xxx
Total Kas dari Operasi,Investasi,Pembiayaan (q) (g+k+p) Rp xxx
Kas & Setara Kas pada Awal Tahun (r) Rp xxx
Kas & setara Kas pada akhir tahun (s) (q+r) Rp xxx

.      Laporan Arus Kas


( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )

xxx ( tahun ) xxxx( tahun )


Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan netto x.xxx.xxx --
Penyesuaian terhadap             -- --
pendapatan netto         
Kas netto dari kegiatan   -- --
operasional
Depresiasi  x.xxx.xxx --
Provisi rekening ragu-ragu   x.xxx.xxx --
Provisi untuk zakat        xx.xxx --
Provisi untuk pajak -- --
Zakat yang dibayarkan  (xxx.xxx) --
Pajak yang dibayarkan                       -- --
Keuntungan dari rekening    
investasi tidak terbatas xxx.xxx --
Keuntungan dari penjualan                   
aktiva tetap --
Depresiasi dari aktiva yang    --
disewakan --
Provisi untuk penurunan nilai      x. xxx.xxx
investasi pada surat-surat                  --
berharga
Piutang ragu-ragu                   -- --
Pembelian aktiva tetap --
Arus kas netto dari operasi --
Arus dari kegiatan investasi (x.xxx)                               (xxx.xxx
Penjualan real estate yang ) --
disewakan  xx.xxx.xxx
Pembelian real estate yang --
disewakan  
Penjualan real estate                       --                         --
Investasi pada surat-surat --
berharga
                          --
Kenaikan pada --
            
investasimudharabah  xx.xxx.xxx
Penjualan persediaan              -- --
Penjualan istishna’ --
Kenaikan netto pada piutang (x.xxx.xxx) --
Arus kas netto dari kegiatan
investasi x.xxx.xxx --
Arus kas dari kegiatan x.xxx.xxx
keuangan (x.xxx.xxx)
Kenaikan netto pada rekening
investasi tidak terbatas x.xxx.xxx --
Kenaiakn netto pada rekening
koran             --
Deviden yang dibayarkan --
Kenaikan pada saldo kredit    xxx.xxx --
dan biaya-biaya
(penurunan) pada biaya  x.xxx.xxx
yang dikeluarkan  x.xxx.xxx
(accrud expenses)     xxx.xxx --
Kenaikan pada saham            
minoritas
Penurunan pada aktiva lain        --
Penurunan arus kas dari    (xxx.xxx) --
kegiatan pembiayaan
  xxx.xxx
Kenaikan/penurunan uang kas xx.xxx.xxx
dan setara kas  xx.xxx.xxx                         --
Kas dan setara kas pada awal
tahun        --
Kas dan setara kas pada akhir    xx.xxx.xxx
tahun
 xx.xxx.xxx

 xx.xxx.xxx

Menggagas Laporan Keuangan Syariah Berbasis Trilogi Ma'isyah-Rizq-


Maal
Laporan keuangan syari’ah tidak menampilkan salah satu laporan penting seperti pada laporan keuangan
konvensional, yaitu Statement of Retained Earnings (SRE). Alasannya, pertama, SRE tidak berdampak kepentingan
pada entitas yang lebih luas; kedua menunjukkan egoisme yang terlalu sentralistis kepada pemilik saham atau
owner; ketiga, memunculkan bentuk ketidakadilan pada stakeholders; ketiga, SRE mirip penumpukan lemak dalam
tubuh yang dapat menyebabkan meningkatnya kolesterol dan memacu penyakit aterosklerosis. SRE jelas hanya
dikreasi untuk memunculkan laba ditahan yang dapat menimbulkan kecurigaan dan kecemburuan pada entitas di
luar pemilik saham. SRE sebagai laporan mandatory jelas bertentangan dengan prinsip keadilan dan keseimbangan
dalam domain akuntansi syari’ah.

Bentuk laporan keuangan syari’ah dalam makalah ini merupakan usulan awal. Usulan tersebut perlu dielaborasi
lebih jauh, seperti komparasi normatif dan keterbatasan sumber data empiris. Terdapat kendala teknis dengan
munculnya istilah-istilah baru, seperti pemisahan masing-masing elemen dalam pos ketundukan dan kreativitas,
serta bentuk kuantitatif dan kualitatif, yang tidak lazim dalam koridor akuntansi keuangan. Definisi, pengakuan,
pengukuran dan penyajian mengenai elemen-elemen utama masing-masing laporan juga perlu pendalaman lebih
lanjut.

Agenda ke depan diperlukan penelitian lanjutan mengenai bentuk normatif dan aplikasi Trilogi Laporan Keuangan
Syari’ah. Penelitian dapat dilakukan dengan metode kuantitatif, interpretif, kritis, maupun metode lain sesuai
kebutuhan. Penelitian konstruktif juga masih diperlukan untuk menjabarkan definisi, pengakuan, pengukuran dan
penyajian setiap elemen-elemen Trilogi Laporan Keuangan Syari’ah.

Secara umum laporan keuangan syari’ah dalam penelitian ini berdampak misalnya pada perluasan produk (lembaga
keuangan) syari’ah (lihat tabel 2,3 dan 4 serta keterangannya dalam lampiran). Produk syari’ah menurut
Mulawarman (2007b) saat ini banyak menggunakan mudharabah dan murabahah. Dua produk ini sebenarnya
berasal dari model investasi perdagangan atau “intermediasi dagang” yang banyak digunakan masyarakat Muslim
sebelum hijrah. Intermediasi biasanya mendudukkan pemilik modal maupun lembaga intermediasinya (lembaga
keuangan) dalam posisi lebih kuat dan cenderung ”berkuasa”. Mungkin inilah salah satu sebab merebaknya sifat
kapitalistik Mekkah saat itu, meski hal ini perlu penelitian lebih lanjut.

Dengan demikian diperlukan telaah ”kreatif” produk seperti muzara’ah dan musaqah. Kedua model ini memiliki
substansi kerjasama investasi produktif dengan posisi saling kuat dan peduli sosial-lingkungan. Produk lain, yaitu
qardhul hassan hendaknya tidak diproyeksikan untuk kepentingan charity. Qardhul hassan perlu dikaji ulang dari
prinsip dasarnya, yaitu Qardh, yang lebih berorientasi produktif dan menganut mashlaha sosial-lingkungan.
Perluasan produk memiliki konsekuensi pragmatis dalam akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan versi IAI perlu
mengkaji ulang qardhul hassan. Qardhul hassan semestinya tidak terpisah dari laporan keuangan utama, tetapi perlu
masuk dan setara dengan produk lainnya. Model muzara’ah dan musaqah perlu telaah fiqh oleh MUI berkenaan
landasan fiqh, IAI berkenaan pengaturan standar, serta mekanisme keuangan dan akuntansi secara operasional oleh
perusahaan Islam.

Hanya Allah pusat segala kesempurnaan, pencerahan ilmu, berserah diri dan memohon ampun. Billahittaufiq wal
hidayah.

Oleh: Aji Dedi Mulawarman


Kandidat Doktor Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Direktur Lembaga Riset Keuangan Syari’ah Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
- See more at: http://jurnalekis.blogspot.com/2012/03/menggagas-laporan-keuangan-
syariah.html#sthash.QUv5qEWZ.dpuf

Anda mungkin juga menyukai