PENDAHULUAN
peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis
memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan yang harus
perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau
tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan
dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah,
dihadapi.
dipasarkan.
Universitas Padjadjaran
3
II
TINJAUAN PUSTAKA
sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam
broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf,
2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang
daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis
bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam
tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi
ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg
Sistem ini digunakan oeh para peternak karena praktis. All in all out
system artinya adalah hanya ada satu macam umur dalam farm pada satu saat.
Semua anak ayam mulai masuk dalam farm pada hari yang sama dan dijual pada
hari yang sama. Setelah itu, kandang dikosongkan selama 2 minggu untuk
memotong siklus hidup penyakit dalam kandang. Dengan demikian, ayam yang
masuk pada periode berikutnya akan sehat karena tidak tertular penyakit dari
farm harus lebih ketat karena dikhawatirkan terjadi penularan penyakit dari ayam-
ayam yang lebih tua kepada ayam-ayam yang lebih muda. Saat ini para peternak
saran yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan
sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang
pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks,
5
termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang
(Murtidjo, 1987).
selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran
kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC
beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya
diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ad libitum
DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC
belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah
suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus
mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal
(Ginsono, 1986).
kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC dilihat dari :
Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal DOC
pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit sebelum DOC datang. DOC
di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula
aren dan vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada
waktu perjalanan, setelah semua DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan.
Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble.
Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat
Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm,
sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5 cm.
kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih
hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan
ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas
dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding dimulai pada umur 1 -
21 hari.
7
Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar
5 – 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu
ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas,
hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin pada waktu malam hari atau
waktu cuaca dingin maka tirai samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot
dikarenakan ayam mengalami stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan
sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi
dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam
yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya
Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu
energinya. Konsumsi pakan ayam tergantung dari beberapa faktor yaitu : besar
tubuh ayam ( jenis galur ), keaktifan badannya sehari –hari, suhu atau temperatur
di dalam dan disekitar kandang, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan pada
8
ayam pedaging itu, dan cara pengelolaan yang dipraktekkan sehari – hari untuk
minggu. Standart konsumsi pakan menurut NRC ( 1984 ) sebanyak 3000 gram
ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi
perbandingan kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan
2.4.3. Gain/Pertumbuhan
lahir hingga mencapai berat dan ukuran dewasa. Pertumbuhan merupakan hasil
interaksi antara bibit, ransum dan tata laksana yang baik untuk menjamin
kelamin dan hormon ( Williams, 1982 ). Tilman et al. ( 1984 ) menyatakan bahwa
pertumbuhan anak ayam sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
9
bahwa hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang lebih banyak
mengandung protein dengan kualitas yang baik dan banyak mengandung gizi
yang mudah dicerna serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.
suhu, sistem pemberian pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik
dari ayam broiler. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai
karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam
kandungan serat kasar dalam pakan, tingkat kualitas pakan, dan palatabilitas atau
pemeliharaan, Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang
dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga
pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia /tidak dibatasi) (Prabowo, 2007).
Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian
tubuh hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan (Parakkasi,
10
1999). Menurut Scott et al. (1982) , air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat
dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam
transformasi zat- zat makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air
homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol
yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang
alasannya ialah serangan penyakit viral tidak bisa diatasi dengan pemberian obat
dengan pemberian obat atau antibiotik. Virus yang telah menginfeksi ke dalam
tubuh akan masuk ke dalam sel sehingga pemberian obat tidak efektif untuk
sebelum masuk ke dalam sel. Pemberian obat pada saat serangan penyakit viral
tetap diperlukan guna mencegah atau mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri.
Vaksin yang diberikan pada ayam akan menstimulasi pembentukan antibodi yang
III
3.1. Alat
Hygrometer ruang
Sapu lidi
Sprayer
Tempat minum
Tempat ransum
Timbangan
Thermometer ruang
3.2. Bahan
Desinfektan
Gula merah
Kertas koran
Ransum starter
Sekam
12
sekop
2. Setelah dibersih kandang dicuci dengan air sabun sampai bersih, lalu
5. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang
akan dipelihara
6. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, setelah itu dipasang
sekat pembatas (chick guard) dan jangan lupa diatas sekam dilapisi kertas
koran
8. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan atur suhu
11. Biarkan DOC didalam kandang jangan diberikan makan atau minum
12. Setelah 30 menit, DOC diberi air minum yang telah dicampur dengan
gulamerah. Kegunaan air gula itu sendiri untuk menggantikan energy yang
13. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang telah ditabur pada feed
tray atau bekas tutup boks anak ayam sebagai tempat ransum
adlibitum dan sehari diberikan 3 kali yaitu pagi, siang, dan sore,
15. Ransum yang diberikan ditabur pada feed tray atau tutup boks selama
minggu pertama, serta kertas Koran yang menutupi sekam diganti setiap
16. Pada minggu pertama diberikan vaksin ND dan vaksin gumboro yang
18. Pemeliharaan pada minggu kedua setiap harinya sama seperti yang
dilakukan pada minggu pertama yaitu memberikan ransum sehari tiga kali,
19. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan sama
21. Pemeliharaan pada minggu kelima, pada minggu kelima kegiatannya sama
dengan minggu ketiga. Bila bobot badan ayam telah mencapai berat untuk
14
IV
4.1. Hasil
Rumus :
FCR Kumulatif : Pakan Kumulatif – Sisa Pakan / Total Bobot Badan Akhir
= 426 gram
= 426 gram / 5
= 85,2 gram
= 70,6 %
17
E.5.1 104 gram 294 gram 100 gram 258,4 gram 2,584
E.5.2 102 gram 254 gram 152 gram 258,4 gram 1,7
FCR Kumulatif = 2000 gram – 292 gram / 1307 gram – 162 gram
Bobot
PBB Konsumsi Ransum FCR
Ayam Badan
gram = 1,62
Bobot
PBB Konsumsi Ransum FCR
Ayam Badan
4.2. Pembahasan
yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan
setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik. Untuk mencapai hal-
hal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya
Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih 6 sampai 7
minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan
dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya kira-kira sama dengan ayam telur
21
dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg. Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama
kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan,
tempat minuman,brooder, dan lain-lain. Terutama pada kandang lama yang sudah
dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang tercecer
harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang tertinggal, sebab setiap
butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada kemungkinan akan menularkan
pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry
shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan
kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi
Teknis pemeliharaan ayam broiler yang kami lakukan adalah lima ekor
DOC dengan bobot awal 35, 32, 30, 32, dan 33 gram dipindahkan ke indukan atau
pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah gula untuk mengganti
energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan awal adalah 500
kecil (crumbles).
22
ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, tepatnya
pada saat ayam chick in dalam kandang, dengan vaksin ND. Vaksin adalah
tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang
adlibitum. Pemberian pakan dilakukan bila tempat pakan telah kosong. Dan
penggantian air minum rutin kami lakukan sehari dua kali dengan waktu pagi dan
sore hari. Tempat makan yang kami gunakan berbentuk round feeder, sedangkan
tempat minum berbentuk round waterer. Untuk litter kami menggunakan sekam
padi dengan ditutup koran, untuk pencegahan DOC memakan sekam. Setelah
PBB sebesar 301 gram, dengan FCR 1,41. Dalam minggu ini, kelompok kami
tidak mengalami perbedaan yang drastis dengan kelompok lain. Semua masih
dalam batas rata-rata. Di minggu kedua, PBB total mencapai 754 gram, dengan
FCR yang sedikit aik yaitu 1,49. Di minggu ketiga, didapatkan PBB kumulatif
total sebesar 1458 gram dengan FCR 1,62. Pada minggu ini terjadi kenaikan FCR.
Seharusnya makin lama pemeliharaan maka FCR semakin rendah. Dan pada
minggu ke empat, didapatkan PBB kumulatif total yang sangat rendah yaitu 615
gram, dengan FCR sangat tinggi sebesar 2,02 gram. Di sinilah kami merasa
23
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok lain. Hal ini mungkin
disebabkan karena sistem pemeliharaan kami yang kurag baik. Dan kemungkinan
dari awal chick in, bobot DOC kelompok kami di bawah standar. Berat awal DOC
yang disarankan adalah sebesar 37 gram, sedangkan berat awal DOC kami yang
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
- Semakin rendah angka FCR maka akan semakin baik karena berhubungan
5.2. Saran
sebagai berikut :
2. Jangan hanya memenuhi piket tapi harus memperhatikan hal-hal lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Ichwan. 2003. Membuat Pakan ras Pedaging. Agro Media Pustaka. Tanggerang.
Swadaya. Jakarta
Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/manajemen-pemeliharaan.html
http://etikafarista.blogspot.com/2012/12/manajemen-ternak-ayam-