Anda di halaman 1dari 26

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu

pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai

peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis

adalah suatu persyaratan terbaik dalam mengorganisasikan pemeliharaan.


Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode manajemen dan

memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan yang harus

dipertimbangkan secara sungguhsungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana

perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau

tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan

dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah,

megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang

dihadapi.

Hal-hal yang terus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara

lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan,

recording dan pemasaran.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Mampu mengerjakan penyiapan kandang untuk peliharaan ayam broiler

dari DOC sampai dipasarkan.

2. Menghitung kebutuhan luas kandang sesuai dengan jumlah ayam broiler

yang akan dipeliharan.


2

3. Mengatur pemanas untuk pemeliharaan ayam broiler periode starter.

4. Menangani tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler dari DOC sampai

dipasarkan.

5. Mengetahui dan mengerti pemotongan paruh.

6. Mengetahui dan melaksanakan cara pemotongan paruh yang baik.

1.3. Waktu dan Tempat

Waktu : Senin, 16 September – 21 Oktober 2013

Pukul : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Kandang Unggas Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran
3

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Broiler

Ayam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an,

sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam

broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf,

2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang

bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam menghasilkan

daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis

jantan atau pun betina (Kanisius, 1986).

Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang

mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan

bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam

kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler

tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi

makanan, temperature lingkungan dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia

ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg

walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang

sudah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).

2.2. Sistem Pemeliharaan dalam Farm

2.2.1. All In All Out System


4

Sistem ini digunakan oeh para peternak karena praktis. All in all out

system artinya adalah hanya ada satu macam umur dalam farm pada satu saat.

Semua anak ayam mulai masuk dalam farm pada hari yang sama dan dijual pada

hari yang sama. Setelah itu, kandang dikosongkan selama 2 minggu untuk

memotong siklus hidup penyakit dalam kandang. Dengan demikian, ayam yang

masuk pada periode berikutnya akan sehat karena tidak tertular penyakit dari

ternak periode sebelumnya.

2.2.2. Multiple Brooding

Pemeliharaan berbagai macam umur dalam farm, dilihat dari segi

kesehatan memang lebih menguntungkan. Namun, untuk menghasilkan produksi

yang berkesinambungan sesuai dengan permintaan pasar, pemeliharaan dalam

farm harus lebih ketat karena dikhawatirkan terjadi penularan penyakit dari ayam-

ayam yang lebih tua kepada ayam-ayam yang lebih muda. Saat ini para peternak

lebih suka menggunakan program multiple brooding.

2.3. Manajemen Pemeliharaan

2.3.1. Persiapan Ternak Broiler

Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki

sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya

saran yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan

sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau

kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang

pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks,
5

termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang

(Murtidjo, 1987).

Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan

selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran

kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC

beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya

diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ad libitum

(berlebih) dan ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang

DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC

belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah

suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus

mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal

(Ginsono, 1986).

2.3.2. Periode Starter

Periode starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa

pertumbuhan awal bagi ayam pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan

kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC dilihat dari :

1) induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan,

2) anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama,

3) matanya cerah atau bercahaya aktif,

4) tidak cacat secara fisik,

5) tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal DOC

saat datang di kandang yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang


6

yang dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder) sebagai pengganti induk,

pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit sebelum DOC datang. DOC

di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula

aren dan vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada

waktu perjalanan, setelah semua DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan.

Vitamin dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu

memulihkan kesegaran anak ayam

Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble.

Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat

menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan tepung komplit.

Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang

mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm,

sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5 cm.

Penggunaan alas litter yaitu untuk,

1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,

2) ayam broiler relatif lebih tahan,

3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008).

Awal pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang,

kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih

hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan

ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas

dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding dimulai pada umur 1 -

21 hari.
7

Suhu ruangan 28 – 31oC dan kelembaban 55 – 60 % sehingga hampir

sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf (2008) mengatakan

bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal 19 – 21oC.

2.3.3. Periode Finisher

Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar

5 – 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu

ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas,

hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin pada waktu malam hari atau

waktu cuaca dingin maka tirai samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot

badan diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor,

Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini

dikarenakan ayam mengalami stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan

sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi

dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam

yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya

kosong ( ayam tidak mau makan karena stres).

2.4. Penampilan Produksi

2.4.1. Feed Intake

Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu

tertentu. Ayam mengkonsumsi pakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan

energinya. Konsumsi pakan ayam tergantung dari beberapa faktor yaitu : besar

tubuh ayam ( jenis galur ), keaktifan badannya sehari –hari, suhu atau temperatur

di dalam dan disekitar kandang, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan pada
8

ayam pedaging itu, dan cara pengelolaan yang dipraktekkan sehari – hari untuk

memelihara ayam pedaging. Selain itu ayam pedaging cenderung untuk

meningkatkan jumlah konsumsi pakan yang berenergi rendah

(Suprawiro et al., 1981).

NRC (1984) merekomendasikan bahwa kwbutuhan energi ayam broiler

adalah 3200 kcal ME / kg dengan protein kasar 20 % untuk ayam umur 3 –6

minggu. Standart konsumsi pakan menurut NRC ( 1984 ) sebanyak 3000 gram

/ekor per minggu selama pertumbuhan 0 – 6 minggu.

2.4.2. Feed Convertion Ratio

Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan

antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai

ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi

pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka

perbandingan kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan

tidak terlalu banyak untuk meningkatkan berat badannya.

2.4.3. Gain/Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah proses pertambahan berat hidup sejak pembuahan dan

lahir hingga mencapai berat dan ukuran dewasa. Pertumbuhan merupakan hasil

interaksi antara bibit, ransum dan tata laksana yang baik untuk menjamin

suksesnya setiap usaha peternakan ayam broiler ( Siregar dkk, 1980 ).

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik, jenis

kelamin dan hormon ( Williams, 1982 ). Tilman et al. ( 1984 ) menyatakan bahwa

pertumbuhan anak ayam sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
9

pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan penyakit, dikatakan pula

bahwa hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang lebih banyak

mengandung protein dengan kualitas yang baik dan banyak mengandung gizi

yang mudah dicerna serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.

2.5. Konsumsi Pakan

Menurut Rasyaf (2003), Konsumsi merupakan faktor yang sangat

berpengaruh pada pertumbuhan ayam broiler dan konsumsi dipengaruhi oleh

suhu, sistem pemberian pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik

dari ayam broiler. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai

karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam

tersebut menjadi terhambat dan akhirnya produksi akan menjadi menurun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan pada unggas adalah

kandungan serat kasar dalam pakan, tingkat kualitas pakan, dan palatabilitas atau

cita rasa pakan (Ichwan, 2003).

Konsumsi pakan merupaka jumlah ransum yang dimakan oleh ternak

untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Pakan merupakan 70% biaya

pemeliharaan, Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang

dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga

pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian

pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia /tidak dibatasi) (Prabowo, 2007).

2.6. Konsumsi Air

Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian

tubuh hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan (Parakkasi,
10

1999). Menurut Scott et al. (1982) , air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat

dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam

transformasi zat- zat makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air

mempunyais sifat menguap dan specific heat, (3) membantu mempertahankan

homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol

pH, tekanan osmotis, konsentrasi elektrolit.

2.7. Pencegahan Penyakit dan Vaksin

Vaksin merupakan sediaan biologik yang mengandung mikroorganisme

yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang

diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai infeksi buatan.Peranan

vaksin ini ialah merangsang pembentukan antibodi.

Berdasarkan jenis antigennya, vaksin dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

yaitu vaksin viral, bakterial dan protozoa.Vaksin viral lebih banyak

dikembangkan dibandingkan vaksin bakterial maupun protozoa.Salah satu

alasannya ialah serangan penyakit viral tidak bisa diatasi dengan pemberian obat

sedangkan outbreak penyakit bakterial dan protozoa relatif bisa dikendalikan

dengan pemberian obat atau antibiotik. Virus yang telah menginfeksi ke dalam

tubuh akan masuk ke dalam sel sehingga pemberian obat tidak efektif untuk

membunuh virus tersebut. Vaksinasilah yang berfungsi menstimulasi

pembentukan titer antibodi yang berperan mem-blok lalu menghancurkan virus

sebelum masuk ke dalam sel. Pemberian obat pada saat serangan penyakit viral

tetap diperlukan guna mencegah atau mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri.

Vaksin yang diberikan pada ayam akan menstimulasi pembentukan antibodi yang

berperan mem-blok infeksi virus ke dalam sel tubuh ayam


11

III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat

 Hygrometer ruang

 Kandang ayam broiler

 Pemanas ( lampu pijar )

 Sapu lidi

 Sekat kandang dari bamboo

 Sprayer

 Tempat minum

 Tempat ransum

 Timbangan

 Thermometer ruang

3.2. Bahan

 Anak ayam broiler (DOC)

 Desinfektan

 Gula merah

 Kertas koran

 Obat-obatan dan vitamin

 Ransum starter

 Sekam
12

3.3. Prosedur Kerja

1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau litter dengan mengunakan

sekop

2. Setelah dibersih kandang dicuci dengan air sabun sampai bersih, lalu

keringkan satu sampai dengan dua hari

3. Kandang yang telah kering lalu dikapur sampai merata

4. Peralatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum sebaiknya

dicuci dengan larutan desinfektan yang telah disediakan

5. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang

akan dipelihara

6. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, setelah itu dipasang

sekat pembatas (chick guard) dan jangan lupa diatas sekam dilapisi kertas

koran

7. Sehari sebelum ayam dating peralatan kandang dan perlengkapannya

seperti tempatransum, tempat minum, kertas Koran, sekam, dan brooder

sebaiknya disemprot menggunakan desinfektan

8. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan atur suhu

sesuai dengan yang dibutuhkan DOC

9. Menyiapkan air minum yang sudah dicampur dengan air gula

10. Mengeluarkan DOC dari boks dan memasukannya kedalam kandang

sambil ditimbang beratnya, lalu dihitung jumlahnya serta diseleksi

penampilan dan kondisi fisiknya

11. Biarkan DOC didalam kandang jangan diberikan makan atau minum

selama 30 menit, agar anak ayam dapat mengurangi stress dalam

perjalanan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya


13

12. Setelah 30 menit, DOC diberi air minum yang telah dicampur dengan

gulamerah. Kegunaan air gula itu sendiri untuk menggantikan energy yang

hilang selama perjalanan

13. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang telah ditabur pada feed

tray atau bekas tutup boks anak ayam sebagai tempat ransum

14. Pemeliharaan pada minggu pertama, ransum yang diberikan secara

adlibitum dan sehari diberikan 3 kali yaitu pagi, siang, dan sore,

sedangkan untuk air minum perlu dikontrol agar tidak kehabisan

15. Ransum yang diberikan ditabur pada feed tray atau tutup boks selama

minggu pertama, serta kertas Koran yang menutupi sekam diganti setiap

hari selama minggu pertama

16. Pada minggu pertama diberikan vaksin ND dan vaksin gumboro yang

diberikan berbeda hari, jangan dilakukan secara bersamaan

17. Mencatatat konsumsi ransum, bobot badan, konversi dan kematian

(mortalitas) setiap minggunya

18. Pemeliharaan pada minggu kedua setiap harinya sama seperti yang

dilakukan pada minggu pertama yaitu memberikan ransum sehari tiga kali,

air minum secukupnya dan pencatatan, namun tidak melakukan vaksin

19. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan sama

seperti minggu sebelumnya

20. Pemeliharaan pada minggu keempat, pada minggu keempat kegiatannya

sama dengan minggu sebelumnya, namum pada awal minggu keempat

dilakukan vaksinasi ND melalui air minum

21. Pemeliharaan pada minggu kelima, pada minggu kelima kegiatannya sama

dengan minggu ketiga. Bila bobot badan ayam telah mencapai berat untuk
14

dipasarkan maka timbang berat badan masing-masing ayam. Buat format

table yang didalamnya terdapat kolom bobot bandan perminggu,

pertambahan bobot badan perminggu, konsumsi ransum perminggu, dan

kumulatif, konversi perminggu dan kumulatif.


15

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Rumus :

FCR : Konsumsi Ransum / Bobot Badan

Efisiensi Ransum : Bobot Badan / Konsumsi Ransum X 100%

PBB : Bobot Badan Akhir – Bobot Badan Awal

FCR Kumulatif : Pakan Kumulatif – Sisa Pakan / Total Bobot Badan Akhir

– Total Bobot Badan Awal

Tabel 1. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-0

Ayam E.5.1. E.5.2 E.5.3 E.5.4 E.5.5

Bobot Badan 35 gram 32 gram 30 gram 32 gram 33 gram

Tabel 2. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-1

Bobot Konsumsi FCR


Ayam PBB
Badan Ransum Minggu 1 Kumulatif

E.5.1. 104 gram 69gram 85,2 gram 1,23

E.5.2. 102 gram 70 gram 85,2 gram 1,22

E.5.3. 93 gram 63 gram 85,2 gram 1,35 1,41

E.5.4. 79 gram 47 gram 85,2 gram 1,81

E.5.5. 85 gram 52 gram 85,2 gram 1,64


16

Total 463 gram 301 gram 426 gram 7,25

Berat Pakan Awal = 500 gram

Sisa Pakan = 74 gram

Jumlah Konsumsi Pakan = Berat Pakan Awal – Sisa Pakan

= 500 gram - 74 gram

= 426 gram

Jumlah Pakan Masing – masing = Jumlah Konsumsi Pakan / Banyak Ayam

= 426 gram / 5

= 85,2 gram

FCR ayam 1 = 85,2 / 104 – 35 = 85,2 / 69 = 1,23

FCR ayam 2 = 85,2 / 102 – 32 = 85,2 / 70 = 1,22

FCR ayam 3 = 85,2 / 93 – 30 = 85,2 / 63 = 1,35

FCR ayam 4 = 85,2 / 79 – 32 = 85,2 / 47 = 1,81

FCR ayam 5 = 85,2 / 85 – 33 = 85,2 / 52 = 1,64

FCR Kumulatif = 426 / 463 -162

= 426 / 301 = 1,41

Efisiensi Ransum = 463 – 162 / 426 X 100%

= 70,6 %
17

Tabel 3. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-2

Bobot Badan FCR


Konsumsi
Ayam PBB FCR Kumulati
M1 M2 Ransum
f

E.5.1 104 gram 294 gram 100 gram 258,4 gram 2,584

E.5.2 102 gram 254 gram 152 gram 258,4 gram 1,7

E.5.3 93 gram 292 gram 199 gram 258,4 gram 1,29


1,49
E.5.4 79 gram 210 gram 131 gram 258,4 gram 1,97

E.5.5 85 gram 257 gram 172 gram 258,4 gram 1,50

Total 463 gram 1307 gram 754 gram gram 9,044

Pakan yang Dikonsumsi M1 = 1000 gram

Pakan yang Dikonsumsi M2 = 708 gram

Pakan Kumulatif = 2000 gram

Pakan Konsumsi Kumulatif = 1000 gram + 708 gram = 1.708 gram

Sisa Pakan = 292 gram

FCR Ayam 1 = 258,4 gram / 100 gram = 2,584

FCR Ayam 2 = 258,4 gram / 152 gram = 1,7

FCR Ayam 3 = 258,4 gram / 199 gram = 1,29

FCR Ayam 4 = 258,4 gram / 131 gram = 1,97

FCR Ayam 5 = 258,4 gram / 172 gram = 1,50

FCR Kumulatif = 2000 gram – 292 gram / 1307 gram – 162 gram

= 1708 / 1145 = 1,49


18

Tabel 4. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-3

Bobot
PBB Konsumsi Ransum FCR
Ayam Badan

M2 M3 M3 Kumulatif M3 Kumulatif M3 Kumulatif

294 688 394 445,8 845,8


E.5.1 653 gram 1,13
gram gram gram gram gram

254 558 304 445,8 845,8


E.5.2 526 gram 1,46
gram gram gram gram gram

292 651 359 445,8 845,8


E.5.3 621 gram 1,24
gram gram gram gram gram
1,62
210 360 150 445,8 845,8
E.5.4 328 gram 2,97
gram gram gram gram gram

257 508 251 445,8 845,8


E.5.5 475 gram 1,77
gram gram gram gram gram

1307 2765 1458 2229


Total 2603 gram 4229 gram 8,57
gram gram gram gram

Pakan yang diberikan minggu ke-3 = 2500 gram

Pakan yang dikonsumsi minggu ke-3 = 2229 gram

Pakan Kumulatif = 4500 gram

Sisa Pakan = 271 gram

Pakan Konsumsi Kumulatif = 4229 gram

FCR Ayam 1 = 445,8 gram / 394 gram = 1,13


19

FCR Ayam 2 = 445,8 gram / 304 gram = 1,46

FCR Ayam 3 = 445,8 gram / 359 gram = 1,24

FCR Ayam 4 = 445,8 gram / 150 gram = 2,97

FCR Ayam 5 = 445,8 gram / 251 gram = 1,77

FCR Kumulatif = 4500 gram – 271 gram / 2765 gram – 162

gram = 1,62

FCR Populasi = 2229 gram / 1458 gram = 1,53

Tabel 5. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-4

Bobot
PBB Konsumsi Ransum FCR
Ayam Badan

M3 M4 M4 Kumulatif M4 Kumulatif M4 Kumulatif

688 832 144 400


E.5.1 797 gram 1300 gram 2,78
gram gram gram gram

558 645 87 400


E.5.2 613 gram 1300 gram 4,59
gram gram gram gram

651 785 134 400


E.5.3 755 gram 1300 gram 2,98
gram gram gram gram
2,02
360 459 99 400
E.5.4 427 gram 1300 gram 4,04
gram gram gram gram

508 659 151 400


E.5.5 626 gram 1300 gram 2,65
gram gram gram gram

2765 3380 615 2000


Total 3218 gram 6500 gram 17,04
gram gram gram gram
20

Pakan yang Diberikan Minggu ke-4 = 2000 gram

Pakan yang Dikonsumsi Minggu ke-4= 2000 gram

Pakan Kumulatif = 6500 gram

Pakan Konsumsi Kumulatif = 6500 gram

FCR Ayam 1 = 400 gram / 144 gram = 2,78

FCR Ayam 2 = 400 gram / 87 gram = 4,59

FCR Ayam 3 = 400 gram / 134 gram = 2,98

FCR Ayam 4 = 400 gram / 99 gram = 4,04

FCR Ayam 5 = 400 gram / 151 gram = 2,65

FCR Kumulatif = 6500 gram / 3218 gram = 2,02

FCR Populasi = 200 gram / 615 gram = 3,25

4.2. Pembahasan

Pemeliharaan ayam pedaging ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran

yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan

setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik. Untuk mencapai hal-

hal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya

dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu perkandangan dan peralatan serta

persiapannya, pemeliharaan masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan

dan pemberantasan penyakit dan pengelolaan.

Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih 6 sampai 7

minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan

dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya kira-kira sama dengan ayam telur
21

dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg. Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama

dengan ayam telur dari periode starter sampai grower.

Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas terhadap

kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan,

tempat minuman,brooder, dan lain-lain. Terutama pada kandang lama yang sudah

dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang tercecer

harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang tertinggal, sebab setiap

butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada kemungkinan akan menularkan

sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya. Pembersih dilakukan dengan air

dan bahan pencuci (sabun atau detergen).

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan

merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan

tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin

pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry

shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan

kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan

dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki

kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi

persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

Teknis pemeliharaan ayam broiler yang kami lakukan adalah lima ekor

DOC dengan bobot awal 35, 32, 30, 32, dan 33 gram dipindahkan ke indukan atau

pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah gula untuk mengganti

energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan awal adalah 500

gram. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran

kecil (crumbles).
22

Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh

ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi

ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, tepatnya

pada saat ayam chick in dalam kandang, dengan vaksin ND. Vaksin adalah

mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dan

mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat merangsang

pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam

tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang

disebabkan organisme tersebut.

Pemeliharaan dilakukan dengan pemberian pakan dan minum secara

adlibitum. Pemberian pakan dilakukan bila tempat pakan telah kosong. Dan

penggantian air minum rutin kami lakukan sehari dua kali dengan waktu pagi dan

sore hari. Tempat makan yang kami gunakan berbentuk round feeder, sedangkan

tempat minum berbentuk round waterer. Untuk litter kami menggunakan sekam

padi dengan ditutup koran, untuk pencegahan DOC memakan sekam. Setelah

ayam dirasa sudah cukup besar, maka alas koran dilepas.

Untuk pertambahan bobot ayam pada minggu pertama, didapatkan total

PBB sebesar 301 gram, dengan FCR 1,41. Dalam minggu ini, kelompok kami

tidak mengalami perbedaan yang drastis dengan kelompok lain. Semua masih

dalam batas rata-rata. Di minggu kedua, PBB total mencapai 754 gram, dengan

FCR yang sedikit aik yaitu 1,49. Di minggu ketiga, didapatkan PBB kumulatif

total sebesar 1458 gram dengan FCR 1,62. Pada minggu ini terjadi kenaikan FCR.

Seharusnya makin lama pemeliharaan maka FCR semakin rendah. Dan pada

minggu ke empat, didapatkan PBB kumulatif total yang sangat rendah yaitu 615

gram, dengan FCR sangat tinggi sebesar 2,02 gram. Di sinilah kami merasa
23

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok lain. Hal ini mungkin

disebabkan karena sistem pemeliharaan kami yang kurag baik. Dan kemungkinan

dari awal chick in, bobot DOC kelompok kami di bawah standar. Berat awal DOC

yang disarankan adalah sebesar 37 gram, sedangkan berat awal DOC kami yang

paling besar hanya 35 gram.


24

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

- Hal yang perlu diperhatikan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam

broiler yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan

masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan

penyakit dan pengelolaan.

- Persiapan harus dilakukan dengan benar sebab akan berpengaruh pada

kelangsungan hidup ayam.

- Semakin rendah angka FCR maka akan semakin baik karena berhubungan

dengan efisiensi ransum.

- Pertambahan bobot badan dari minggu pertama sampai ketiga mengalami

kenaikan. Sedangkan di inggu ke empat mengalami penurunan.

- FCR dalam pemeliharaan kami dari minggu ke minggu mengalami

kenaikan, yang artinya efisiensi ransum buruk.

5.2. Saran

Setelah menyusun laporan praktikum, kami ingin memberikan saran

sebagai berikut :

1. Pemeliharaan harus dilakukan dengan teliti dan tepat waktu

2. Jangan hanya memenuhi piket tapi harus memperhatikan hal-hal lain yang

bisa mempengaruhi ayam

3. Jangan mengandalkan seseorang dalam praktikum


25

DAFTAR PUSTAKA

Akpobome, G. D and R. C. Funguy. 1992. Evaluation of Cage Floor System of

Production of Comercial Broiler. Poultry Science. Vol. 71: 274.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.

Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta. Lunstra, D.

Ichwan. 2003. Membuat Pakan ras Pedaging. Agro Media Pustaka. Tanggerang.

Kanisius. 1986. Beternak Ayam Pedaging. Kanisius. Yogyakarta.

Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press). Jakarta

Siregar, A, N. Sabrani dan S. Pramu. 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di

Indonesia. Margie Group. Jakarta.

Tillman, A. D., H.,Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan

S.Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan

Kelima.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keempat Belas. Penebar

Swadaya. Jakarta

Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd

Ed. M. L. Scott and Associate. Ithaca. New York

Soeharsono. 1976. Responns broiler terhadap berbagai kondisi lingkungan.

Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Budi Hendarto Wijaya. I Love Peternakan.


26

http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/manajemen-pemeliharaan.html

( diakses pada Sabtu 2 November 2013 pukul 13. 06 )

Etika Farista. Manajemen Ternak Ayam Broiler.

http://etikafarista.blogspot.com/2012/12/manajemen-ternak-ayam-

broiler.html. ( diakses pada Sabtu 2 November 2013 pukul 14.15 )

Anda mungkin juga menyukai