Anda di halaman 1dari 2

Langkah-langkah Pemeliharaan Ayam Broiler

Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum mendatangkan bibit
ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya saran yang lengkap akan memudahkan dalam
pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang pada keempat sisi boks,
lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung
atau diikat pada kandang.
Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya. DOC yang baru
datang biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum
dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya
diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ad libitum (berlebih) dan
ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada
umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum
di tambah suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus mengandung kadar
protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal.

 Periode Starter
Periode starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa pertumbuhan awal bagi ayam
pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan
DOC dilihat dari :
1) induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan,
2) anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama,
3) matanya cerah atau bercahaya aktif,
4) tidak cacat secara fisik,
5) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal DOC saat datang di kandang
yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang yang dilengkapi dengan pemanas buatan
(broooder) sebagai pengganti induk, pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit sebelum DOC
datang. DOC di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula aren dan
vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua
DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman
dan membantu memulihkan kesegaran anak ayam
Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble. Pakan bentuk crumbel
adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan
tepung komplit.
Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa untuk
daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas
litternya tidak lebih dari 5 cm. Penggunaan alas litter yaitu untuk,
1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,
2) ayam broiler relatif lebih tahan,
3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008).
Awal pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang, kandang yang lain dibiarkan
kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17
hari dilakukan pemindahan ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas
dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding dimulai pada umur 1 - 21 hari. Suhu ruangan
28 – 31oC dan kelembaban 55 – 60 % sehingga hampir sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut
Rasyaf (2008) mengatakan bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal 19 – 21 oC.
 Periode Finisher
Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar 5 – 7 minggu,
diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22
hari sudah tidak menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin pada waktu
malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan
diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor,
Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini dikarenakan ayam mengalami
stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga
ayam harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam
yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya kosong ( ayam tidak mau
makan karena stres).

Anda mungkin juga menyukai