Bab 1 Pengenalan Estimasi Biaya
Bab 1 Pengenalan Estimasi Biaya
BAB I
Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk
menjawab pertanyaan “ Berapa besar dana yang harus disediakan untuk sebuah
bangunan?” Penyiapan dana dalam proyek konstruksi dibutuhkan dalam jumlah yang
besar. Apabila terjadi ketidak tepatan dalam penyediaan dana, maka akan
menimbulkan dampak pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kuantifikasi dari semua yang
disajikan dalam gambar kerja an spesifikasi, tetapi juga harus mampu mengantisipasi
semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Gambar kerja dan spesifikasi tidak
dapat mencerminkan metode konstruksi dan seluruh proses yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek, melainkan hanya menyatakan hasil akhir yang di harapkan
dari proses konstruksi. Sebelum menentukan keputusan, estimator harus menganalisa
semua faktor yang berhubungan dengan proyek.
2
DIVISI DESKRIPSI
3 Concrete/beton
4 Masonry/pekerjaan batu
5 Metals/logam
11 Equipment / perlengkapan
15 Mechanical / permesinan
16 Electrical / kelistrikan
Pada tahap ini, estimator menghitung estimasi biaya material, tenaga kerja,
subkontrak, peralatan, dan lain-lainnya. Nilai biaya – biaya tersebut
dirangkum sesuai dengan nomor urut (indeks).
Fase rekapitulasi
Fase ini merupakan ringkasan estimasi menurut nomor urut. Fase ini
diperlukan untuk menghitung berbagai biaya overhead seperti pajak, asuransi
dan jaminan sehingga merupakan gambaran umum dari hasil estimasi.
Hal lain yang perlu diingat adalah dokumentasi hasil estimasi. Karena alas an lain,
estimasi perlu dibuat dengan baik, jelas dan mudah diikuti. Setiap jenis pekerjaan
dalam estimasi haruslah mempunyai deskripsi dan lokasi, dimana:
Tahap – tahap yang perlu dilakukan untuk membuat estimasi secara detail
adalah:
ESTIMASI
Satuan pengukuran
Satuan pengukuran yang dipakai untuk menghitung kuantitas harus dapat
menunjukkan penilaian yang tepat.
Mengukur perhitungan
Kalkulasi estimasi harus akurat dan efisien. Estimator harus mempunyai
pengetahuan luas mengenai matematika dasar. Hal ini mencakup aljabar,
geometri, trigonometri, konversi angka-angka, dan hokum – hokum
matematika. Beberapa hal mengenai kalkulasi yang perlu diperhatikan:
1. Perhitungan awal perlu dibuat atas ukuran bangunan keseluruhan.
Perhitungan berdasarkan batas-batas bangunan, tinggi bangunan total,
dan luas bangunan total perlu dilakukan untuk membantu penentuan
keputusan apakah penawaran perlu dilakukan.
Dengan cakupan tanggung jawab yang sedemikian luas, jelas bahwa untuk
melengkapi kebutuhan yang diperlukan harus dilakukan berbagai survei secara
cermat. Kemudian proyek harus dilengkapi dengan staf secukupnya untuk menjamin
bahwa semua persiapan penawaran akan dapat selesai sebelum batas waktunya.
Sehingga untuk masing-masing proyek harus dibentuk sebuah tim kerja yang
menyiapkan hasil estimasi final sekaligus usulan penawarannya.
Bagian penting dari persiapan estimasi adalah survey lapangan oleh estimator
dengan didampingi wakil manajer operasi, khususnya jika calon penyelia konstruksi
telah siap, sehingga dapat memberi masukkan informasi berharga berkaitan dengan
pelaksanaan. Sebelum dilakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu dipelajari
rencana survey topografy dan hasil pengeboran tanah apabila data tersebut termasuk
dalam dokumen pelelangan.
12
Estimator harus mencatat dalam bentuk gambar dan daftar pos pekerjaan yang
ingin diperiksa di lapangan. Selama memeriksa keadaan lapangan estimator harus
mencatat secara cermat batas dan lingkup pekerjaan pembongkaran, khususnya
kesulitan yang mungkin akan dihadapi dalam pelaksanaan.
kondisi tanah di bawah permukaannya dengan cara mengamati suatu lobang galian
atau kelupasan batu yang dapat menandakan adanya lapisan batu. Di samping juga
mencoba untuk memperkirakan kondisi air bawah tanah dengan mencatat tinggi
permukaan air di dalam sumur.
mudah. Akan tetapi jika lokasi pekerjaan di luar kondisi kerja normal, estimator perlu
mempertimbangkan upah pekerja berdasarkan pada kesepakatan dengan dukungan
dan keterlibatan organisasi serikat pekerja. Pada tahun-tahun terakhir, merupakan
tugas yang sulit untuk dapat memperkirakan kenaikkan upah pekerja secara tepat,
karena selalu melaju melampaui batas normal masa sebelumnya.
memencar. Lebih mudah menghubungkan biaya aktual untuk material dan jam-orang
tenaga kerja sesuai dengan kuantitas aktual untuk pekerjaan terpasang, sehingga
tersusun satuan biaya aktual untuk material dan tenaga kerja. Jika informasi data
dapat diupayakan oleh estimator pada akhir setiap pekerjaan, akan dapat
dikembangkan lembar data biaya untuk setiap pos pekerjaan yang benar-benar
berdasarkan atas kemampuan dan pengalaman perusahaannya.
Estimasi pendahuluan
Dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan
ekonomi di samping tujuan pengendalian pembiayaan;
Estimasi terperinci
Dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan
pekerjaan; dan
Estimasi definitif
15
700.000,- tiap meter kubik. Sehingga untuk pekerjaan balok ukuran 0,70
m x 0.30 m, panjang 12,0 m harganya Rp. 1.764 juta. Harap dicatat
bahwa harga beton tersebut sudah termasuk seluruh pembiayaannya
termasuk acuan, perancah, penulangan, derek pengangkat, pengolahan
seluruh material, dan tenaga kerja.
(5) Survey dan analisis perhitungan kuantitas (volume) pekerjaan secara
detail dan terinci kemudian diterapkan harga satuan untuk masing-masing
material, tenaga kerja, berikut peralatan yang digunakan pada seluruh
komponen bangunan.
Harap diperhatikan bahwa estimasi macam ke-1, 2, 3, merupakan cara dengan
menerapkan jenis dan tipe faktor penggali yang berbeda, dan macam cara ke-1 dan 2
hanya digunakan apabila tidak tersedia data yang cukup memadai.
Sudah tentu dalam setiap analisis selalu dimulai dengan mempelajari aspek
teknis dari bangunan yang akan dikonstruksi. Dengan mendasarkan pada pemahaman
ditambah pengalamannya barulah menetapkan metode konstruksi yang mungkin
harus memilih dari beberapa alternatif cara. Sudah tentu harus mempertimbangkan
pula bahwa setiap komponen struktur bangunan memerlukan metode pelaksanaan
yang berbeda pula. Untuk struktur beton misalnya, dapat terdiri dari komponen-
komponen fondasi, balok, kolom, lantai, dinding, tangga, parapet, plat atap, dan
sebagainya.
(2) Pekerjaan yang dapat diselesaikan hanya dalam satu atau dua hari
saja, akan menuntut upah lebih tinggi karena ikut diperhitungkannya
resiko pengangguran; (3) Pekerja yang bekerja di perkotaan seluruh biaya
hidupnya tergantung dari upah yang diterima setiap hari, sedangkan biaya
hidup di desa relatif lebih rendah. Sehingga pekerja bangunan pada
kenyataannya banyak datang dari desa yang memiliki pekerjaan pokok di
desa. Apabila musim penggarapan pekerjaan pokok tiba, tenaga kerja
untuk konstruksi menjadi sulit sehingga nilai upahnya naik, untuk itu
diperlukan indeks lokasi pekerjaan; (4) Tingkat kepadatan penduduk juga
berpengaruh terhadap kondisi persaingan tenaga kerja, dimana untuk
memperhitungkannya harus pula mempertimbangkan resiko kelangkaan
tenaga kerja yang berarti naiknya upah tenaga; (5) Indeks biaya hidup
biasanya diperhitungkan dengan cara menyetarakan upah dengan harga +
6 kg beras, dan umumnya hal ini sudah tercakup dalam hitungan upah
minimum regional (UMR), syarat yang harus selalu diperhatikan oleh
para pengusaha; dan (6) Penilaian tingkat produktivitas yang biasanya
didekati dengan cara memperhatikan variasi kondisi regional, pengaruh
lingkungan, kesulitan teknis, pengaruh cuaca, dan ketepatan mencapai
jadwal kerja.
waktu dalam jam. Pada gambar 6.5 diberikan estimasi waktu dalam
satuan jam untuk pelaksanaan pekerjaan membengkok, membuat klait,
dan memasang baja tulangan. Cara ini dipandang lebih bermanfaat untuk
mengukur prestasi kerja setiap orang, karena pada hakekatnya
produktivitas serta prestasi orang per orang memang berbeda-beda dan
tidak dapat disamaratakan, apalagi dalam penyelesaian pekerjaan yang
menuntut kecermatan tinggi.
4) Biaya Tidak Langsung. Biaya tidak langsung di bagi dua golongan, biaya
umum atau lazim disebut overhead cost dan biaya proyek. Pembukuan
biaya umum biasanya tidak segera dimasukan ke dalam pembelanjaan
suatu pekerjaan dalam proyek. Umumnya yang dikelompokkan sebagai
biaya umum ialah; (1) gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan. (2)
pengeluaran kantor pusat seperti sewa kantor, telepon, dan sebagainya. (3)
perjalanan beserta akomodasi. (4) biaya dokumentasi. (5) bunga bank. (6)
25
biaya notaris, dan (7) peralatan kecil dan material habis pakai. Sedangkan
yang dapat dikelompokkan sebagai biaya proyek, pengeluarannya dapat
dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkan pada biaya material,
upah kerja, atau peralatan, yaitu : (1) bangunan kantor lapangan beserta
perlengkapannya; (2) biaya telepon kantor lapangan; (3) kebutuhan
akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air minum, sanitasi, dan
sebagainya; (4) jalan kerja dan parkir, batas perlindungan, dan pagar di
lapangan; (5) pengukuran lapangan; (6) tanda-tanda untuk pekerjaan dan
kebersihan lapangan pada umumnya; (7) pelayanan keamanan dan
keselamatan kerja; (8) pajak pertambahan nilai; (9) biaya asuransi; (10)
Jaminan penawaran, jaminan kinerja, dan jaminan pemeliharaan; (11)
asuransi resiko pembangun dan asuransi kerugian; (12) surat ijin dan
lisensi; (13) inspeksi, pengujian, dan pengetesan; (14) sewa peralatan
besar utama; dan (15) premi pekerja bila diperlukan.
Beberapa pos pembiayaan dapat dihitung secara bulanan, sedang yang
lainnya disitung sebagai persentase dari biaya buruh langsung atau biaya
pekerjaan, dan ada juga yang diestimasi sebagai tunjangan. Jumlah
seluruh biaya tak langsung dapat mencapai sekitar 12 – 30 % dari biaya
langsung, tergantung pada macam pekerjaan dan kondisi lapangannya.
(1) Eskalasi Harga Material dan Upah Tenaga Kerja. Harga beberapa jenis
material mungkin masih dapat bertahan konstan selama masa pelaksanaan
proyek, sementara material yang lain seperti semen, kayu olahan atau
plywood, biasanya bervariasi secara ekstrim. Sehingga dasar penetapan
harga material harus dikaitkan dengan situasinya untuk jangka waktu
tertentu. Secara umum harga material akan mengalami eskalasi pada nilai
paling tidak sama dengan peningkatan biaya bangunan seluruhnya.
Mungkin pada saat menghitung perlu ditambahkan persentase untuk
memperhitungkan eskalasi yang akan terjadi selama masa pelaksanaan
konstruksi. Demikian pula untuk menetapkan biaya upah tenaga kerja,
khususnya apabila jadwal proyek diperkirakan akan membutuhkan waktu
yang cukup lama. Selain itu, sebagai tambahan dalam menetapkan upah
yang dikaitkan dengan produktivitas, kadang-kadang harus pula
mempertimbangkan penerapan strategi peningkatan tingkat upah selama
masa pelaksanaan proyek.
(2) Lokasi Pekerjaan dan Kondisi Cuaca. Pembiayaan konstruksi bervariasi
sesuai dengan lokasi proyek. Pekerjaan yang letaknya relatif jauh dari
pusat tenaga kerja terampil sudah tentu tidak akan dapat dengan mudah
mengerahkan tenaga mekanik atau operator misalnya. Sehingga biasanya
produktivitas untuk pekerjaan tertentu rendah, dan untuk menarik tenaga
kerja terampil mungkin terpaksa memasang upah tinggi. Jika misalnya
letak pekerjaan di dalam kawasan pelabuhan yang menuntut ketaatan
dalam prosedur keamanan serta keselamatan yang tidak biasanya berlaku
27