Anda di halaman 1dari 2

Argon adalah unsur kimia dengan simbol Ar dan nomor atom 18.

Ia berada pada golongan 18 tabel


periodik dan merupakan gas mulia.[n 1] Argon adalah gas ketiga yang paling umum di atmosfer bumi,
dengan kelimpahan 0,934% (9.340 ppmv), menjadikannya gas dengan kelimpahan dua kali
kelimpahan uap air (rata-rata 4.000 ppmv, tetapi bervariasi) dan 23 kali kelimpahan gas atmosfer
lainnya, karbon dioksida (400 ppmv), dan lebih dari 500 kali kelimpahan gas mulia
berikutnya, neon (18 ppmv).
Hampir semua argon ini adalah argon-40 radiogenik yang diturunkan dari peluruhan kalium-40 pada
kerak bumi. Di alam semesta, argon-36 sejauh ini merupakan isotop argon yang paling umum,
merupakan isotop argon yang diproduksi oleh nukleosintesis stelar dalam supernova. Sebagai
tambahan, argon adalah gas mulia terbanyak di dalam kerak bumi, dengan kandungan 0,00015%
dari kerak.[4]
Nama argon diturunkan dari bahasa Yunani αργον, bentuk tunggal dari αργος yang berarti "malas"
atau "tak aktif", sebagai rujukan kepada kenyataan bahwa unsur ini hampir tidak pernah mengalamai
reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) pada kulit elektron luarnya membuat argon stabil dan
tahan terhadap ikatan dengan unsur lainnya. Temperatur titik tripelnya 83,8058 K adalah titik tetap
yang ditentukan dalam International Temperature Scale 1990.
Argon diproduksi secara industri melalui distilasi fraksi udara cair. Argon banyak digunakan
sebagai gas pelindung inert dalam pengelasan dan proses industri bersuhu tinggi lainnya di mana
bahan yang biasanya tidak reaktif menjadi reaktif; sebagai contoh, atmosfer argon digunakan dalam
tanur listrik grafit untuk mencegah grafit terbakar. Gas argon juga telah digunakan dalam
lampu pijar dan pendar, dan jenis tabung pelepasan lainnya. Argon membuat laser gas biru-
hijau yang khas. Argon juga digunakan sebagai pencetus cahaya lampu tabung.

Penggunaan lainnya[sunting | sunting sumber]


Argon digunakan untuk isolasi termal dalam jendela hemat energi.[38] Argon juga digunakan dalam
teknik penyelaman dengan skuba untuk memompa pakaian selam kering, karena sifatnya yang inert
dan memiliki konduktivitas termal rendah.[39] Argon digunakan sebagai propelan dalam
pengembangan Variable Specific Impulse Magnetoplasma Rocket (VASIMR). Gas argon bertekanan
dapat memuai, untuk mendinginkan kepala pencari pada rudal AIM-9 Sidewinder, dan rudal lain
yang menggunakan pendingin kepala pencari termal. Gas disimpan pada tekanan tinggi.[40]Argon-
39, dengan waktu paruh 269 tahun, telah digunakan untuk sejumlah aplikasi, terutama
penanggalan inti es dan air tanah dating. Selain itu, penanggalan kalium-argon digunakan dalam
penanggalan batuan beku.[19] Argon telah digunakan oleh atlet sebagai doping untuk mensimulasi
kondisi hipoksia. Pada 31 Agustus 2014 Badan Anti Doping Dunia ((Inggris): World Anti Doping
Agency (WADA)) menambahkan argon dan xenon ke dalam daftar bahan dan metode yang
dilarang, meskipun hingga saat ini tidak ada uji penyalahgunaan yang memadai.[41

Penggunaan pupuk anorganik pada tanah tidak semuanya terserap secara optimal oleh tanaman karena unsur hara
tersebut mengalami pencucian, penguapan, atau terikat oleh tanah. Hal ini menyebabkan rendahnya efisiensi
pemupukan, berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan, dan akumulasi residu pupuk dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas tanah baik fisik, kimia maupun biologinya.

Disamping itu, bahan baku pembuatan pupuk P dan K yang sebagian besar diimpor dari luar negeri menyebabkan
pengeluaran untuk pengadaan pupuk yang terus bertambah tentuk saja tidak menguntungkan bagi negara.

Penggunaan pupuk organik atau suplemen hara lain seperti asam humat (humic acid) saat ini banyak dilakukan,
selain didasarkan alasan keamanan produk juga dapat memperbaiki kesuburan tanah. Asam humat adalah zat
organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan berat molekul tinggi (makromolekul atau polimer organik)
yang mengandung gugus aktif.

Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik
alifatik dan aromatic, diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid, maka asam
humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup
di dalam tanah. Hal ini menyebabkan asam humat bersifat lebih sebagai soil conditioner (pembenah tanah).
Pengujian pengaruh kombinasi pupuk NPK dan asam humat telah dilakukan pada tanaman jagung pada tanah
aluvial Kabupaten Gowa. Hasil penelitian menunjukkan penambahan asam humat 0,15% menurunkan penggunaan
pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 25% dari takaran standar. Takaran pupuk NPK 350 kg/ha hanya mampu
menghasilkan produksi 10,14 t/ha sementara penggunaan pupuk NPK 257,5 kg/ha plus asam humat 0,15% mampu
menghasilkan produksi yang lebih tinggi yaitu 10,21 t/ha.

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan


Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
struktural atau mekanis, misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein
terlibat dalam sistem imun sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber
gizi, protein berperan sebagai sumber asam aminobagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah
satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob
Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh
secara biologi.[2][3]

Anda mungkin juga menyukai