Judul Percobaan
Isolasi Piperin dari Lada dan Sifat Kimia Piperin
B. Tujuan Percobaan
Pada akhir percobaan ini mahasiswa diharapkan mengetahui:
1. Prinsip isolasi senyawa organik dari bahan alam, khususnya senyawa
alkaloid.
2. Teknik isolasi dalam bahan alam ekstraksi kontinyu, pemisahan lainnya,
dan cara pemurniannya.
3. Mengenal sifat-sifat kimia piperin berdasarkan struktur dan hasil
degradasinya.
C. Landasan Teori
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan-tumbuhan
dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung paling sedikit sebuah atom nitrogen yang biasanya bersifat basa,
dan dalam sebagian besarnya atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin
heterosiklik. Batasan mengenal alkaloid seperti dinyatakan diatas perlu
digunakan secara hati-hati, karena banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain,
yang ditemukan di alam yang bukan termasuk golongan alkaloid. Misalnya,
senyawa-senyawa pirimidin, pteridin, dan sam nukleat yang tidak pernah
dinyatakan sebagai alkaloid (Achmad, 1986: 47).
Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai
kegiatan fisiologi yang menonjol; jadi digunakan secara luas dalam bidang
pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif,
kebanyakan berbentuk Kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan
(misalnya nikotina) pada suhu kamar. Prazat alkaloid yang paling umum
adalah asam amino, meskipun, sebebnarnya, biosintesis kebanyakan alkaloid
lebih rumit. Secara kimia alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Ia
berkisar dari senyawa sederhana seperti komina, yaitu alkaloid utama Conium
maculatum, sampai struktur pentasiklik seperti strikhnina, yaitu racun kulit
Strychnos (Harborne, 1987: 234).
Alkaloid seperti golongan senyawa lainnya, tidak mempunyai atau
memiliki tatanama sistematik, misalnya kuinin, morfin, dan striknin. Hampir
semua atau sebagian nama trivial ini diberi nama akhiran –in yang mencirikan
alkaloid, sama seperti akhiran –osa yang mencirikan karbohidrat. Oleh karena
itu, dalam mempelajari olmu kimia alkaloid perhatian seyogianya ditujukan
kepada ciri-ciri strutur dan kereaktivannya, dan bukan menghafalkan nama
masing-masing senyawa. Dibandingkan dengan steroid dan flavonoid yang
mempunyai jenis struktur dasar yang relative terbatas, alkaloid mempunyai
struktur yang banyak jenisnya. Oleh karena itu, klasifikasi alkaloid yang
didasarkan pada strukturnya, dan dengan tegas dapat membedakan suatu jenis
tertentu dari jenis lainnya, sukar dilakukan (Achmad, 1986: 48).
Menurut Sastrohamidjojo (1996:208-209) alkaloid mempunyai sifat
fisika dan kimia yaitu:
1. Sifat-sifat fisika
Kebanyakan alkaloid telah diisolasi berupa padatan Kristal dengan titik
lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid
yang berbentuk amorf, dan beberapa seperti nikotin (20) dan konini (21)
berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa
senyawa yang kompleks, spesies aromatic berwarna (contoh, berberin (22)
alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudo-
dan protoalkaloid larut dalam air.
2. Sifat-sifat kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada
adanya pasangan electron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang
berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan electron, sebagai gugus
alkil, maka ketersedian electron pada nitrogen naik dan senyawa lebih
bersifat basa. Hingga trietilamin (24) lebih basar dari pada dietilamin (25)
dan senyawa (25) lebih basa daripada etilamin (26). Sebaliknya, bila gugus
fungsional yang berdekatan bersifat menarik electron (contoh, gugus
karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh
yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.
Piperin adalah senyawa organik bahan alam yang termasuk dalam
golongan turunan piridin. Terdapat dalam tanaman lada hitam (Piper
ningrum), dalam jumlah cukup banyak. Mempunyai bau yang khas dan tajam,
rasa pedas membakar lidah. Sifat racun alkaloid ini paling kecil dibandingkan
sebagian besar alkaloid lainnya (Tim Dosen, 2019: 26)
Piridina (pyridine) memiliki struktur yang mirip dengan benzene,
kecuali bahwa satu unit CH digantikan oleh satu atom nitrogen. Gambaran
orbital untuk benzena dan piridina adalah mirip. Atom nitrogen, seperti halnya
karbon, terhibridisasi sp2, dengan satu electron dalam orbital p tegak lurus
pada bidang cincin.
H H
H NH
H H
Jadi, nitrogen menyumbang satu electron pada enam electron yang
membentuk awan pi aromatic di atas dan di bawah bidang cincin. Sebaliknya,
pasangan electron bebas pada nitrogen terletak pada bidang cincin (seperti
ikatan C-H) dalam orbital sp2. Piridina ialah hibrid resonansi dari struktur
tipe-kekule.
N N N
g. Aquades (H2O)
h. Pereaksi Fehling
i. Kertas saring
j. Batu didih
l. Benang wol
m. Label
n. Es batu (H2O)
3. Reaksi-reaksi piperin
a. Reaksi dengan KMnO4
1) 1 mL larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi dimasukkan
kedalam tabung reaksi
2) Larutan dinetralkan dengan HCl encer
3) Larutan ditambahkan dengan 3 tetes larutan KMnO4
4) Perubahan yang terjadi dicatat
b. Reaksi dengan pereaksi Benedict
1) 1 ml larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2) Larutan dinetralkan dengan HCl encer
3) Lautan ditambahkan 3 tetes pereaksi benedict, kemudian dipanaskan
4) Perubahan yang terjadi diamati
c. Reaksi dengan pereaksi Molisch
1) 1 ml larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2) Larutan dinetralkan dengan HCl encer
3) Larutan ditambahkan dengan 3 tetes pereaksi molisch
4) Perubahan yang terjadi diamati
F. Hasil Pengamatan
1. Isolasi Piperin
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
1. Sampel (Lada Hitam) digerus dan Sebanyak 20 gram
ditimbang
2. Sampel (Lada) dan 150 mL etanol Larutan berwarna kuning
dimasukkan ke dalam soxhlet
3. Campuran lada dan etanol Larutan berwarna kuning
(C2H5OH) dipanaskan pekat
Sirkulasi 1 : 15.03 menit
Sirkulasi 2 : 11.53 menit
Sirkulasi 3 : 11.56 menit
Sirkulasi 4 : 11.38 menit
Sirkulasi 5 : 11.36 menit
Sirkulasi 6 : 11.30 menit
4. Larutan ekstrak dipanaskan Larutan berwarna kuning
pekat
5. Larutan + 60 mL NaOH, diaduk Larutan kuning kemerahan
dan diuapkan, disaring
6. Larutan dibagi 2
-I Disimpan -Larutan kuning keruh
-II Dikisatkan smpai jenuh -Larutan kuning keruh
8. Larutan didinginkan lalu disaring Terbentuk kristal 0,5 gram
11. Ditentukan titik leleh Titik leleh = 130 oC
2. Degredasi Piperin
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
1. 20 mL larutan alkoholis (kuning Larutan kuning keruh pekat.
keruh) dipekatkan Hingga ½
2. 10 ml Larutan direfluks Larutan berwarna kuning
suspensi + 5 mL H2O + HCl 10 keruh
mL
3. Suspensi disaring Endapan Kuning
4. Endapan (kuning) dicuci dengan Larutan keruh dan endapan
dengan etanol, dikristalisasi dalam kuning
etanol
4. Endapan disaring dan dikeringkan Endapan kuning
Berat = 0,5 gram
3. Reaksi – reaksi iperin
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
1. 1 mL larutan alkoholis + 5 tetes Larutan berwarna coklat keruh
HCl encer + 5 tetes KMnO4
2. 1 mL larutan alkoholis + 5 tetes Larutan berwarna biru
HCl encer + 5 tetes Benedict
3. 1 mL larutan alkoholis + 7 tetes Larutan berwarna coklat muda
HCl encer + 3 mL pereaksi dan terdapat cincin ungu
molisch
G. Analisis Data
Dik: Bobot sampel = 20 gram
Bobot kristal (piperidin) = 0,5 gram
Bobot melekul piperin (C17H19O3N) = 285 g/mol
Bobot molekul piperidin (C5H10NH) = 85 g/mol
Dit: % Rendemen=…..?
Penyelesaian:
berat molekul C5 H 10 NH
Berat secara teori =
berat molekul C 17 H 9 O3 N
g
85
mol
=
g
285
mol
= 0,2982
bobot kristal( piperidin)
Berat secara praktek =
berat sampel
0,5 gram
=
20 gram
= 0,025 gram
berat secara praktek
% Rendemen = x 100%
berat secarateori
0,025
= x 100%
0,2982
= 8,38 %
H. Pembahasan
Piperin adalah senyawa organik bahan alam yang termasuk dalam
golongan turunan piridin. Terdapat dalam tanaman lada hitam (Piper
ningrum), dalam jumlah cukup banyak. Mempunyai bau yang khas dan tajam,
rasa pedas membakar lidah. Sifat racun alkaloid ini paling kecil dibandingkan
sebagian besar alkaloid lainnya (Tim Dosen, 2019: 26). Percobaan ini
bertujuan untuk mengisolasi piperin dari lada dan mengetahui sifat kimia dari
piperin, yaitu:
1. Isolasi Piperin
Isolasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan senyawa yang
terdapat dalam bahan alam untuk memperoleh atau mengambil satu senyawa
yang diinginkan. Jadi isolasi piperin adalah proses pemisahan piperin dari
bahan alam yaitu lada. Dalam percobaan ini, zat atau senyawa yang akan
dilakukan isolasi adalah piperin. Yang terdapat dalam lada hitam atau piper
ningrum. Teknik isolasi yang digunakan dalam proses isolasi ini adalah
ekstraksi kontinyu, pemisahan lainnya dan cara pemurniannya. Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik.
Lada hitam ditimbang dengan neraca analitik untuk mendapatkan massa
yang diinginkan dan lada dimasukkan ke dalam mantel kertas atau di
bungkus dengan kertas saring, hal ini dimaksudkan untuk memisahkan
piperin dari lada sebab dengan pori-pori yang kecil lada tidak dapat keluar
dari saring sedangkan piperin yang larut pada etanol dapat dengan mudah
melewati kertas saring. Lada kemudian dimasukkan dalam sokhlet dan
diekstraksi selama 5 kali sirkulasi dengan menggunakan etanol 95 %.
Penggunaan etanol berfungsi sebagai pelarut yang akan mengikat piperin
yang memiliki kepolaran yang sama dengan etanol. Karena etanol
merupakan pelarut universal yang memiliki gugus OH yang dapat mengikat
senyawa polar dan gugus etil yang dapat mengikat senyawa nonpolar, itulah
sebabnya sehingga etanol dapat melarutkan piperin dalam lada yang bersifat
polar. Sifat etanol yang mudah menguap (volatil) sehingga mudah
melarutkan piperin. Titik didih etanol yaitu 760C. Hal ini menyebabkan
etanol mudah melarutkan dalam keadaan panas dan mudah membentuk
kristal saat dingin.
Prinsip dasar dari alat ini yaitu pemisahan komponen zat dalam
sampel menggunakan pelarut yang sesuai yang terjadi secara berulang
(kontinyu). Prinsip kerja dari sokhlet yaitu pemanasan, pengguapan,
pendinginan yang berlangsung secara terus menerus sehingga terjadi
kesetimbangan fasa gas cair dalam soklet.
Percobaan ekstraksi pertama-tama larutan yang diisi dengan etanol
diberi batu didih, di mana batu didih ini berfungsi untuk menjaga suhu dan
tekanan didalam labu bundar dapat terjaga dan stabil serta mengurangi
letupan yang timbul. Batu didih memiliki pori-pori yang besar sehingga
dapat mencegah letupan yang timbul. Batu didih dapat mengurangi dan
menahan letupan karena batu didih dapat menangkap udara pada letupan
dan akan membawanya kepermukaan larutan.
Pada percobaan ini ekstraksi dilakukan sebanyak 5 kali sirkulasi
waktu yang digunakan untuk terjadi silkulasi dari sirkulasi pertama sampai
sirkulasi ketujuh berturut–turut yaitu 35 menit, 12 menit, 13 menit, 10
menit dan 10 menit. Hasil yang diperoleh dari ekstraksi adalah diperoleh
larutan berwarna coklat pekat, hal ini dapat dianggap bahwa piperin yang
terkandung dalam lada hitam telah terikat oleh etanol.
Larutan ekstrak yang diperoleh, dikisatkan sampai larutannya cukup pekat
dengan tujuan untuk menguapkan sisa etanol yang terkandung di dalam larutan
tersebut. Larutan yang telah dikisatkan ditambahkan dengan NaOH 10% alkoholis
dengan tujuan untuk memberikan suasana basa dan juga untuk mengikat piperin
dan mencegah terjadinya dekomposisi atau penguraian pada senyawa tersebut.
Kemudian larutan dibagi menjadi dua, larutan A dan larutan B, dimana larutan A
disimpan dalam sebuah wadah sedangkan larutan B yang diperoleh dikisatkan di
atas penangas air. Hasilnya tetap berwarna cokelat pekat. Agar lebih mudah untuk
mendapatkan kristal sebaiknya didinginkan dalam air es. Kristal yang terbentuk
disaring dengan dengan corong buchner untuk dapat memisahkan zat-zat lain lalu
dikeringkan agar diperoleh kristal piperin. Berdasarkan data yang diperoleh berat
kristal yang diperoleh yaitu 1,1 gram dengan rendemennya sebesar 14,68%.
Kristal yang diperoleh, dilakukan pengujian titik leleh dengan tujuan
membuktikan bahwa kristal yang diperoleh benar-benar kristal piperin. Adapun
persamaan reaksinya:
N C CH CH CH CH + CH CH OH NaOH
3 2
O O
(piperin)
O
O
NH + CH CH CH CH C OH + CH3CH2OH
O
1)
N C CH CH CH CH + CH CH OH
3 2
O O
N C CH CH CH CH + CH CH O-
3 2
H O O
2)
O
N C CH CH CH CH + CH CH O- + NaOH
3 2
H O O
O
O
N + CH CH CH CH C OH + CH3CH2ONa
H O
2. Degredasi Piperin
Degradasi adalah salah satu reaksi perubahan suatu senyawa yang
lebih sederhana secara bertahap. Degradasi piperin adalah peguraian
senyawa piperin menjadi senyawa penyusunya yaitu piperidin dan asam
piperat.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengenal sifat-sifat kimia
piperin berdasarkan struktur dan degradasinya. Pada percobaan ini larutan
alkaholis yang telah diperoleh dilakukan pengisatan sampai larutan lebih
pekat dengan melakukan pengisatan larutan menjadi setengah dari volume
awal. Pada percobaan ini tidak dilakukan refluks karena dikhawatirkan
larutan akan habis apabila dipanaskan dalam suhu tinggi. Karena prinsip
dasar dari refluks adalah penguapan senyawa pada suhu tinggi.
Kemudian ditambahkan dengan HCl 10 M sebagai katalis, untuk
memberikan suasana asam pada larutan dan untuk menarik kristal,
kemudian diaduk sampai semuanya membentuk warna kuning. Warna
kuning ini menandakan terbentuknya piperidin. Larutan tersebut kemudian
dibiarkan beberapa saat pada suhu kamar lalu didinginkan dalam air es
untuk memudahkan pembentukan kristal setelah itu lakukan penyaringan
agar endapan atau kristal dapat berpisah. Larutan endapan kuning yang
diperoleh sesuai dengan teori, di mana piperidin terbentuk ditandai adanya
endapan kuning.
Dalam percobaan ini diperoleh kristal dengan berat 0,5 gram
dengan kandungan piperin sebesar 0,025 gramSehingga rendemen yang
diperoleh adalah 8,38% %. Secara teori berat kristal yang diperoleh adalah
0,2892 gram dengan 100% dengan titik leleh dari piperidin hidroklorida
yaitu 245-249oC. Adapun mekanisme reaksi yang seharusnya terjadi,
yaitu:
O O
HC l
N
O + H2O
N
+ O +
+
H
+ O
O Cl H OH
O O
H C l
N
O
+ H2O N
+
O
+ H2O
+
O H Cl O
b.
O O
N
+
O
+ H2O
N + +
O
+ H2O
+ + O C
H Cl O Cl H
c.
O O
+
N + +
O
+ H OH N + O + H
+ O C + O
Cl H Cl H OH
O -
O
O HO O
HCl
N
O
+ 2Cu2+ + 5OH- N + + O + Cu2O + 3H2O
+ O OH
Cl H
O
O O
HCl
N
O
+ KMnO4 N +
OH
+ MnO2
+
O
Cl H O
N
O
+ HCl N + HO
CH2
+ O
O +
Cl H
O
I. Penutup
1. Kesimpulan
a. Prinsip isolasi bahan alam yaitu mengambil senyawa yang diinginkan
dari sampel dengan menggunakan pelarut yang sifat kepolarannya sama
dengan kepolaran senyawa tersebut dan dilakukan dengan metode
ekstraksi.
b. Teknik isolasi dalam bahan alam yaitu ekstraksi kontinyu (sokletasi),
pemurnian, penguapan dan kristalisasi.
c. Reaksi piperin dengan KMnO4 menunjukkan bahwa piperin mudak
teroksidasi yang ditandai dengan berubahnya larutan menjadi warna
coklat. Reaksi piperin dengan pereaksi benedict menghasilkan larutan
berwarna biru pekat menandakan piperin dapat mereduksi Cu2+ menjadi
Cu+ sehingga piperin merupakan gula pereduksi. Pengujian molisch,
tidak membentuk cincin furfural yang menunjukkan bahwa dalam
piperin terdapat gugus epoksi
2. Saran
Untuk praktikan selanjutnya agar melakukan sirkulasi sebanyak 7
kali sehingga lebih banyak kandungan piperin yang didapat diakhir
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Penerbit
Karunika Jakarta Universitas Terbuka.
Cook, T.M., & Cullen, D.J. 1985. Cemical Plant and Its Operation. Jakarta:
Gramedia.
Hasnah & Alfian, R. 2015. Pengaruh Ekstrak Buah Cabe Jawa (Piper
retrofractum VahL) terhadap Perkembangan dan Mortalitas Kepik Hijau.
Jurnal Floratek. Vol. 2 No. 10
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Putra, A.A. Bawa, N.W. Bogoriani, N. P. Diantarani, & Ni Luh Utari Sumadewi.
2014. Ektraksi Zat Warna Alam dari Bonggol, Tanaman Pisang (Musa
Paradiasciaca L.) dengan Metode Maserasi, Refluks, dan Sokletasi.
Jurnal Kimia. ISSN 1907-9850.
Tim Dosen. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Makassar: Jurusan
Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Makassar.
JAWABAN PERTANYAAN
+ O
O Cl H OH
Mekanisme reaksinya:
a)
O O
H C l
N
O
+ H2O N
+
O
+ H2O
+
O H Cl O
b)
O O
N
+
O
+ H2O
N + +
O
+ H2O
+ + O C
H Cl O Cl H
c)
O O
+
N + +
O
+ H OH N + O + H
+ O C + O
Cl H Cl H OH
O O
H C l
N
O
+ KMnO4 N +
OH
+ MnO2
+
O
Cl H O
O -
O
O HO O
H Cl
N
O
+ 2Cu 2+
+ 5OH -
N + + O + Cu2O + 3H2O
+ O OH
Cl H
O
N
O
+ H C l N + HO
CH
+ 2
O
O +
Cl H
O