Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak
pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas
termasuk pelayanan keperawatan. Teori praktik keperawatan didasarkan pada pengetahuan
keperawatan. Perkembangan pengetahuan memiliki bukti dalam menghubungkan antara
tingkat abstraksi dengan jenis teori keperawatan (Fawcett, 2005). Teori keperawatan
menyediakan sebuah perspektif tentang cara mendefinisikan perawatan, menggambarkan
siapa yang diberikan perawatan, kapan perawatan akan di butuhkan, serta mengidentifikasi
batas dan tujuan kegiatan terapeutik dalam perawatan.Falsafah keperawatan merupakan
keyakinan terhadap nilai nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada indnividu, keluarga, kelompok, masyarakat. Keyakinan terhadap nilai
keperawatan harus menjadi pedoman bagi setiap perawat. Falsafah keperawatan menjadi
pedoman dalam menjalankan profesinya.
Falsafah keperawatan memiliki keyakinan tentang manusia yang holistik. Kebutuhan
klien yang holistik dan unik menuntut kemampuan perawat yang tepat dalam menganalisis
kebutuhan klien. Untuk melakukan hal ini, maka perawat harus memiliki pengetahuan yang
dalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis, sosial, spiritual, psikologis dan
kultural secara keseluruhan . sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
tidak hanya fokus pada aspek biologis saja. Perkembangan teori keperawatan di awali pada
tahun 1950 an, saat perawat mulai menyadari bahwa ilmu pengetahuan keperawatan perlu
disusun dalam suatu kerangka kerja yang sistematis, meskipun setiap teori umumnya merujuk
pada suatu fenomena yang spesifik, tetapi dapat digunakan pada lingkup yang lebih luas.
Berdasarkan pada lingkup teori nya, teori keperawatan dibedakan menjadi yaitu philosophical
teori, grand theory. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan menganalisa filosofi
keperawatan.
Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru atau pun
menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin membuktikan kejadian-kejadian

1
yang ada di alam sekitamya. Hal tersebut tentunya karena individu yang bersangkutan ingin
mendapatkan pengalaman hidup ataupun ingin berharga dalam kehidupannya sehingga bisa
bermanfaat. Keyakinan yang mereka miliki berdasarkan hasil penelitian atau pembuktian
tersebut disusun dalam suatu alur yang sistematis baik dalam bentuk falsafah, konsep, teori
dan proses.
Model konsep keperawatan sendiri adalah merupakan suatu cara pandang dalam situasi
kerja yang melibatkan unsur perawat di dalamnya. Model konseptual sendiri terdiri dari
beberapa bagian konsep yang meupakan keyakinan terhadap suatu obyek, benda, peristiwa
atau fenomena dari pengalaman seseorang yang dihubungkan dengan suatu ide, pandangan,
atau keyakinan. Model keperawatan tersebut memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
perawat untuk mendapatkan informasi sehinmgga perawat cepat tanggap terhadap apa yang
sedang terjadi dan tindakan apa yang paling sesuai.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori mulai dari meta theory, grand
theory, middle range theory dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan ruang lingkup atau tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang
paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Grand theory merupakan
level kedua dari teori keperawatan. Namun grand theory memberikan latar belakang dalam
pengembangan praktek keperawatan karena grand theory berusaha menjelaskan dan
memaparkan aspek pengalaman dan respon manusia dengan sangat komperhensif (McEwen
& Wills, 2011).
Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang
abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif
abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan hubungannya tidak dapat di uji secara
empiris. Grand teori menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena
keperawatan (Fawcett & DeSanto-Madeya, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teori Filosofi Beberapa Tokoh Keperawatan?
2. Bagaimana Penjelasan Teori Model Konseptual ?
3. Bagaimana Penjelasan Teori Grand Theory ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Mampu :
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Teori Filosofi Beberapa Tokoh Keperawatan.
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Teori Dan Model Konseptual.
3. Untuk Mengetahui Penjelasan Teori Grand Theory.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Philosofies


2.1.1 Teori Philosifies Florence Nightingale
Teori Nightingale mengutamakan fokus pada lingkungan dalam penerapannya.
Walaupun secara pernyataan tidak pernah menyebutkan lingkungan, ia
menggambarkan lingkungan dengan mendefinisikan tentang ventilasi, kehangatan,
cahaya / penerangan, makanan, kebersihan dan suara. Nightingale tidak secara khusus
membedakan lingkungan pasien dengan aspek fisik, psikologis dan sosial, tetapi dari
tulisan-tulisan yang ada, ia memberi penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan
sehat dilihat dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman.
Lima komponen penting lingkungan yang sehat menurut Nightingale meliputi udara
bersih, air bersih, pembuangan air yang efisien, kebersihan ruangan dan pencahayaan.
Nightingale menekankan pada pemberian ventilasi yang baik bagi proses
penyembuhan pasien. Perawat diingatkan untuk "mempertahankan pemberian udara
pada pasien sebersih udara eksternal, tanpa membuatnya kedinginan" (Nightingale,
1969). Pencahayaan diidentifikasi sebagai pemberian cahaya matahari secara langsung
yang merupakan kebutuhan penting bagi pasien. Ia mengatakan "cahaya memiliki
pengaruh yang cukup nyata dan dapat dirasakan pada tubuh manusia" (Nightingale,
1969 ). Untuk memperoleh keuntungan dari sinar matahari, perawat diminta untuk
memindahkan dan memposisikan pasien agar terkena cahaya matahari. Dalam
pemberian ventilasi yang baik, perawat perlu mengkaji suhu tubuh pasien dengan cara
mempalpasi ekstremitas, agar jangan sampai pasien kedinginan atau kepanasan.
Perawat disarankan untuk memanipulasi lingkungan secara berkelanjutan untuk
mempertahankan ventilasi dan kehangatan pada pasien dengan pemberian pemanas,
membuka jendela dan pemberian posisi yang tepat pada pasien. Kebersihan ditujukan
kepada pasien, perawat dan lingkungan fisik. Lingkungan yang kotor (pada lantai,
karpet, dinding dan bed linen) adalah sumber infeksi. Walaupun ruangan memiliki
ventilasi yang baik, materi organik dapat membuat lingkungan menjadi kotor. Oleh

4
karena itu, dibutuhkan pembuang ekskresi dan kotoran tubuh yang baik untuk
mencegah kontaminasi terhadap lingkungan. Selain itu, pasien perlu dimandikan
secara teratur setiap hari. Perawat juga harus mandi setiap hari, mengenakan pakaian
yang bersih dan sering mencuci tangan. Konsep ini bukan hanya ditujukan pada
perawatan individual pasien, tetapi ditujukan juga bagi perbaikan status kesehatan di
pemukiman kumuh yang padat dimana pembuangan kotoran tidak adekuat dan akses
mendapatkan air bersih terbatas (Nightingale, 1969). Kebutuhan akan lingkungan yang
tenang juga perlu dikaji dan diintervesi oleh perawat. Suara berisik yang dihasilkan
oleh aktifitas fisik di ruangan perlu dihindari karena dapat mengganggu pasien. Selain
itu, perawat juga perlu memperhatikan nutrisi / makanan pasien. Perawat perlu
mengkaji pemasukan makanan, jadwal makan dan pengaruhnya terhadap pasien.
Nightingale percaya bahwa pasien dengan penyakit kronis membutuhkan nutrisi yang
lebih banyak dan perawat yang pintar adalah perawat yang berhasil memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
Selanjutnya, komponen lainnya yang didefinisikan oleh teori Nightingale adalah
petty management (Nightingale, 1969), dimana perawat memiliki kendali terhadap
lingkungan secara fisik dan administratif. Perawat perlu mengontrol lingkungan untuk
melindungi pasien dari ancaman fisik dan psikologis. Nightingale juga yakin bahwa
perawat akan tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan walaupun ia tidak ada di
ruangan, karena ia telah menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain yang bekerja
disana saat ia tidak ada di tempat, hal ini menunjukkan sebenarnya proses
pendelegasian sudah ada pada jaman Nightingale.

2.1.2 Teori Philosofies Jean Watson


Watson (1979) melakukan pendekatan yang unik dalam filosofi keperawatan
untuk pertama kalinya, yaitu dalam karyanya “Nursing: The Philosophy and Science
of Caring”. Dalam karyanya, yang dikenal sebagai ilmu manusia, ia telah menyatakan
untuk kembali ke nilai keperawatan sebelumnya, yang menekankan pada aspek
kepedulian (Watson, 1988). Dalam filsafat keilmuan menurut Watson, dia menetapkan
posisi keilmuan bagi manusia dalam hubungan antar manusia dari sudut pandang
keperawatan dan menentukan sepuluh faktor kreatif untuk memandu penerapannya

5
dalam praktek keperawatan. Caring antar personal adalah pendekatan yang diusulkan
untuk mencapai keterhubungan di mana perawat dan pasien berubah secara bersama-
sama. Penekanan pada harmoni dari kesatuan dalam tubuh, pikiran dan jiwa, serta
penyakit dipandang sebagai ketidakharmonisan, sehingga perawat dan pasien harus
berpartisipasi secara bersama-sama sampai tercapai keharmonisan antara tubuh,
pikiran dan jiwa. Teori Watson telah digunakan untuk mendukung konseptualisasi
praktek umum (Chambers, 1998) dan praktik keperawatan jiwa (Tilley, 1995) dan
yang terkini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan rheumatoid arthritis
(Nyman & Lutzen, 1999).

2.1.3 Teori Philosofies Patricia Benner


Benner (1984) memberikan pandangan filosofis mengenai praktek keperawatan
yang berfokus pada bagaimana pengetahuan praktek diperoleh dan bagaimana
perkembangannya dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, karya Benner dapat dipandang
sebagai personal knowing (pembelajaran pribadi) menggunakan pola Carper (1978).
Penelitian interpretatif beliau mengarah pada gambaran kemajuan perawat dari orang
baru menjadi ahli keperawatan dan kesadaran pentingnya caring dalam keperawatan.
Karya Benner telah digunakan untuk menuntun pengujian inovasi dan perubahan
praktek keperawatan. Sebagai contoh, filosofi Benner dipakai untuk menguji ancaman
terhadap kelangsungan keperawatan pada individual yang kritis (Walsh, 1997).
Sementara itu Alcock (1996) menggunakan karya Benner untuk mempelajari praktek
keperawatan tingkat lanjut dari sudut pandang administratif. Hal serupa dilakukan oleh
Dunn (1997) yang menggunakan karya Benner untuk menguji praktek keperawatan
lanjut di literatur keperawatan. Baru-baru ini, Benner, Hooper-Kyriakidis, dan
Stannard (1999) mempublikasikan buku dengan judul Clinical Wisdom and
Intervention in Critical Care : A Thinking in Action Approach.

2.1.4 Teori Philosifies Martinson


Teori Kari Marie Martinsen mengutamakan fokus padacaring termasuk
didalamnya bagaimana merawat dan peduli pada orang lain (Tomey & Alligood,

6
2006). Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam caring menurut Kari Marie
Martinsen yaitu: caring harus berkaitan dengan hubungan, praktik dan moral.
1. Perawatan
Perawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya sekedar nilai dasar
keperawatan,tetapi juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan ialah
perkembangan positif individu ke arah yang lebih baik. Perawatan berbentuk
trinitas, terdiri dari hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan.
Perawatan mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks
professional, perawatan memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan
professional, hubungan dengan pasien akan berubah menjadi sentimental. Tanpa
perwakilan, tidak da kelalaian, dan tidak sentimental merupakan ekspresi dari
perawatan.
2. Penilaian professional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal
ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik
maupunkehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian
profesional tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara
klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan menyentuh
secara klinis dengancara yang baik dan benar.Pasien memberikan kesan yang
berbeda-beda pada kita (perawat) karena persepsiseseorang memiliki analog
dengan variasi karakter yang ditimbulkannya dan bergantung pada situasi tertentu.
Satu hal yang perlu diingat dan direnungkan adalahadanya hubungan antara kesan
dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki,dan pengalaman
sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesionalmelalui
kepekaan alami dan bahasa sehari-hari.
3. Praktik Moral
Ditemukan Dalam Perawatan Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi
ditampilkan secara bersama-samasaat bekerja sehingga caring dapat
diekspresikan dalam tindakan keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata
yang harus diperhitungkan. Tindakan kita perludipertanggungjawabkan, yang
didasarkan pada empati dan refleksi.

7
4. Person Oriented Professional
Person Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga
profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindung
iintegritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk
meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling
menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi dan
merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara
tentang pemahaman terhadap posisi masing-masing pihak dimana pihak satu
membutuhkan pihak lainnya, danmenempatkan pasien sebagai fokus dari caring.
5. Ungkapan hidup tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan,
harapan,dan cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti kita
menerimawaktu, ruang, udara, air, dan makanan. Tanpanya hidup menjadi kacau,
dan caring tidak dapat dilaksanakan.
6. Area yang tak dapat disentuh
Ungkapan ini menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita masuk
kedalammnya. Terdapat batasan yang harus kita hormati. Dalam caring area yang
tidak tersentuh adalah kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan.
Keterbukaan dan area yang tak sersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif
dalam caring.
7. Vokasi
Vokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna
dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
8. Mata Hati
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada
didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada
hubungan resiprokal yang saling memahami.
9. The Registering Eye
The Registering Eye objektifitas dan perspektif dari pengamat. Hal itu berkaitan
dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi, dan menempatkan
dalam sistem. The registering eyemerupakan aliansi antara ilmu pengetahuan alam

8
modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang pasien danseorang profesional
menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang akankeluar dari situasi
tersebut, dan kemauan untuk hidup berkurang.

2.1.5 Teori Philosofies Katie Erikson


Konsep dasar teori :
1. Caritas. Mengandung makna cinta dan kemurahan hati,merupakan motif dasar
dari ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan
perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan pembelajaran
2. Caring Communion. Mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi
struktur yang menentukan realitas caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas
yaitu kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi.
Caring communion adalah apa yang menyatukan dan mengikat individu/manusia
tersebut sehingga membuat caring itu berarti.
3. Tindakan caring. Merupakan suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang
special menjadi sangat special.
4. Etika Caritative Caring. Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara
pasien dan perawat dimana saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-
batasan etika yang jelas. Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan
pendekatan yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai makhluk
yang bermartabat.
5. Martabat. Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan
martabatpasien.Ada dua jenis martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat
yang relatif. Martabat yang relative dipengaruhi/ dapat diperoleh dari budaya.
6. Menerima panggilan/undangan/invitasi. Perawat dating mengunjungi pasien dan
memberikan tindakan perawatan atas permintaan atau undangan dari
pasien/keluarga sendiri.
7. Penderitaan
a. Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan
kehidupan.

9
b. Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana pasien
mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
c. Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana kadang pasien
mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan, kurang
dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas,
adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa.
8. Penderitaan manusia. Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami
sakit dimana pada saat itu ia memikul penderitaan.
9. Rekonsiliasi. Merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang
yang menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi
kesempatan untuk mencapai rekonsoliasi/kedamaian.
10. Budaya caring. Merupakan konsep dimana Erikson menggunakan lingkungan
berdasar pada elemen budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar. Budaya
yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila suatu communion muncul
berdasarkan etos, budaya menjadi lebih menarik. Budaya caring menunjukkan
sikap tanggap terhadap manusia, martabat dan kesuciannya dalam membentuk
tujuan communion.

2.2 Model Konseptual


2.2.1 Pengertian Model Konseptual
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber yang tersedia. Model konseptual
keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan
keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi
stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah
umum dan abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama
mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

10
Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif seorang
ilmuwan terutama terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis yang terjadi
dalam pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasil yang
unik untuk lingkup keilmuan tersebut.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh
dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal
masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya
dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan
sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau
meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Model konseptual keperawatan merupkn suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yg melibatkan perawat di dalamnya.
Model konseptual praktek keperawatan merupakan suatu kontruksi yg sistematik,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika , berkaitan dg konsep yg diidentifikasi pada
komponen yg nyata pada praktek keperawatan.(Riehl and Ray, 1980).

2.2.2 Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine


Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan
suatu aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi
pertimbangan kemudian sehat. Levine menekankan kebutuhan dalam memandang
individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang
kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/ hubungan
manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya merencanakan
empat prinsip konservasi yakni konservasi energi, integritas struktur, integritas personal
dan integritas.
Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya

11
bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi
energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989).
Sehat dipandang dari sudut konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut,
Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
1. Konservasi Energi Klien
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara
konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan
dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan
namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal
yang menyediakan privasi selama prosedur.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan
terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan
interpersonal untuk konservasi integritas social.

Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang


ditujukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.

2.2.3 Model Konsep Keperawatan Martha E Roger


Teori Roger didasari oleh ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejaran dan juga mitologi
(homeostatis). Teori Roger ini berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.

12
Dan ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung.
Model proses kehidupan merupakan teori yang dicetuskan oleh Martha E Roger.
Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia
dan pula pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Terdapat lima asumsi yang menjadi dasar teori Roger yaitu sebagai berikut:
1. Manusia adalah kesatuan yang utuh, masing-masing manusia mempunyai sifat dan
karakter yang berbeda serta mempunyai proses hidup yang dinamis.
2. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, dimmana manusia merupakan
sebuah sistem terbuka, dan manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi
lingkungan sekitarnya.
3. Proses kehidupan manusia berjalan lambat, tidak dapat diubah dan tidak terarah,
karena jalan hidup tiap individu berbeda-beda.
4. Identitas dari individu merupakan gambaran dari seluruh proses kehidupannya
sehingga perkembangan manusia dapat dilihat dari tingkah lakunya.
5. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

Selain itu manusia merupakan suatu kesatuan utuh, memiliki integritas diri dan
menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar beberapa bagian. Manusia yang utuh
merupakan “empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manifestasi
karakterristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat ditinjau
berdasarkan bagian pembentuknya”. Keempat dimensi yaitu, sumber energi,
keterbukan, kereraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia.
Digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana manusia berkembang.

A. Konsep Mayor Teori Roger


1. Manusia adalah suatu unti, manusia secara terus menerus saling tukar menukar
energi dengan lingkungannya. Proses kehidupan manusia berkembang dan
tidak kembali seperti semula, berlangsung lama dan terus menerus, manusia

13
mempunyai kemampuan mengabstraksikan, imajinatif, berbahasa, berpikir,
sensasi dan emosi.
2. Lingkungan merupakan semua pola yang ada di luar dari individu, individu dan
lingkungan membentuk sistem terbuka.
3. Keperawatan merupakan ilmu dan seni yang humanistik dan humanitarian.
4. Kesehatan. Dalam hal ini, Roger mengatakan bahwa ia memandang kesehatan
sebagai suatu nilai yang sangat penting Kusnanto (2004:22).

2.2.4 Model Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem


Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada
individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas).
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan
oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit
(Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu
Teori Sistem Keperawatan Orem Teori ini mengacu kepada bagaimana individu
memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari
Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam
tiga teori yaitu :

A. Self Care (Perawatan Diri)


Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan
kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh

14
seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan
antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
1. Pemeliharaan intake udara;
2. Pemeliharaan intake air;
3. Pemeliharaan intake makanan;
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi;
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
B. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri
Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara
membantu orang lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan
untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan
perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.
C. Nursing System (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

15
1. The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
b. Mengajarkan klien;
c. Mengarahkan klien;
d. Mensupport klien.
D. Keyakinan dan Nilai - Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi
dan perkembangan.

16
E. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan
sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap
manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan,
biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang
dimaksudkan adalah :
a. Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c. Pemeliharaan kecukupan makanan;
d. Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia;
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat
dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care. 6.

2.2.5 Model Konsep Keperawatan King


Imogene King dikenal dengan ” interakting systems framework and Theory of Goal
Attainment ”, yaitu adanya interaksi antara perawat dan pasien pada pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hubungan interaksi antara perawat dan pasien membawa pada
pencapaian tujuan. King menyatakan pencapaian tujuan merupakan sebuah konsep
transaksi sebagai komponen integral dalam teori ini. King menggunakan metode
observasi non partisipan untuk mengumpulkan informasi hubungan perawat – pasien

17
dalam seting perawatan di rumah sakit. Beragam interaksi diamati baik komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal yang kemudian direkam sebagai data mentah,
termasuk bagaimana alat untuk mencapai tujuan dieksplor dan telah disepakati
sebelumnya. Studi ini memberikan sebuah sistem klasifikasi yang berguna dalam
interaksi perawat – klien.
King mengusulkan suatu kerangka konsep keperawatan, yaitu pembentukan
kerangka yang menghubungkan perawat sebagai sistem utama pelayanan kesehatan,
mengembangkan konsep dan penerapannya dalam pengetahuan perawat dan suatu
strategi untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kerangka kerja.
King mengembangkan model konseptual keperawatan di pertengahan tahun 60-an
dengan gagasan yang mengatakan bahwa manusia adalah system terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan . Fokus sentral kerangka kerja King adalah manusia
karena manusia bersifat dinamis yang memiliki persepsi terhadap objek, orang dan
kejadian-kejadian yang mempengaruhi manusia dalam berperilaku, interaksi social dan
kesehatan. Kerangka kerja konseptual King mencakup 3 sistem interaksi dengan
masing-masing system memiliki keunikan dalam konsep dan karakteristik kelompok.
Sistem ini terdiri dari system personal, interpersonal dan social. Asumsi yang mendasar
pada keperawatan adalah proses melibatkan caring untuk manusia dengan kesehatan
merupakan tujuan utama.
Sistem personal menurut King adalah merujuk pada individu. Konsep-konsep
dalam system personal ini mendasari pemahaman hubungan manusia yang meliputi
persepsi , diri sendiri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu, dan
tempat. King memandang persepsi sebagai variabel yang paling penting karena persepsi
mempengaruhi perilaku. King menyimpulkan hubungan antara konsep dengan
pernyataan dengan mengatakan bahwa persepsi diri individu, gambaran diri, waktu dan
ruang mempengaruhi cara seseorang tersebut berespon terhadap orang lain, objek dan
kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupannya. Karena individu tumbuh dan
berkembang melalui rentang kehidupan, mengalami perubahan dalam struktur dan
fungsi tubuh sehingga mempengaruhi persepsi manusia terhadap dirinya.
Sistem interpersonal menurut King meliputi interaksi individu dengan satu orang
lainnya. Interaksi dua individu disebut dengan Dyads, tiga individu disebut dengan

18
Triads, dan empat atau lebih individu disebut dengan kelompok kecil atau besar. Konsep
system interpersonal mencakup interaksi, transaksi, komunikasi, peran dan stress.
Interaksi dan transaksi yang terjadi antara perawat dan klien atau dyads, merupakan
salah satu contoh system interpersonal. Komunikasi antara perawat dan kien dapat
diklasifikasikan sebagai verbal atau non verbal.
Sistem social adalah sekelompok orang-orang dalam suatu komunitas atau
masyarakat yang berbagi mengenai tujuan, interes, dan nilai. Sistem social memberikan
kerangka kerja bagi interaksi dan hubungan social, dan membangun aturan-aturan
mengenai perilaku dan tindakan. Konsep-konsep tersebut diidentifikasi oleh King
sebagai hubungan terhadap system social yang meliputi organisasi, otoritas, status dan
pengambilan keputusan.
Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan “ didasarkan asumsi-
asumsi umum yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan
untuk mencapai kesehatan bagi individu, yang dapat berfungsi dalam peran social.
1. Lingkungan
King percaya bahwa pemahaman mengenai tatacara interaksi antara manusia dan
lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi
perawat. Sistem terbuka merupakan interaksi yang terjadi antara system dan
lingkungan, yang mempengaruhi perubahan lingkungan secara konstan.
Penyesuaian diri untuk kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh interaksi
individu dan lingkungan. Setiap manusia merasa dunia sebagai tempat terjadinya
interaksi antara individu dan segala sesuatu dalam lingkungan.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah status yang dinamis dalam siklus kehidupan, kesakitan adalah
gangguan dalam siklus kehidupan. Kesehatan adalah penyesuaian diri yang secara
terus menerus terhadap stress baik dari lingkungan eksternal maupun internal
melalui sumber-sumber yang digunakan secara optimum untuk mencapai kegiatan
sehari-hari yang maksimum.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system
asuhan kesehatan yang ada dimasyarakat. Tujuan keperawatan adalah membnatu

19
individu memelihara kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi sesuai
perannya. Keperawatan merupakan proses kegiatan interpersnel, reaksi, interaksi
dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga mempengaruhi proses
interpersonal.
4. Individu
Menurut King individu adalah makhluk spiritual yang memiliki kapasitas untuk
berfikir, mengetahui, membuat pilihan, dan memilih alternative tindakan, memiliki
kemampuan berbahasa dan menggunakan simbol-simbol. Individu merupakan
system terbuka dalam transaksi dengan lingkungan. Transaksi mengandung arti
bahwa tidak ada pemisahan keberadaan antara manusia dan lingkungan. Individu
adalah makhluk yang unik dan holistic, mampu berpikir rasional dan mengambil
keputusan dalam berbagai situasi. Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan
dan tujuannya.

Teori pencapaian tujuan yang dikemukakan King berasal dari perkembangan


system konseptual yang berdasarkan pada tiga system yaitu system personal,
interpersonal dan system social. King memandang manusia sebagai system terbuka yang
social, rasional, perasa, pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.
Pelayanan keperawatan ditujukan pada proses interaksi manusia (Perawat-Klien)
dimana melibatkan perasaan orang lain dan situasi melalui komunikasi, penetapan
tujuan, pengertian dan kesepakatan mencapai tujuan.
Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi 10 dari
15 konsep yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri sendiri, peran, stress,
tumbuh kembang, waktu dan privasi. Kemudian King menyeleksi konsep tersebut
menjadi empat konsep yaitu : persepsi, komunikasi, interaksi dan transaksi , dan
dimanfaatkannya dalam proses transaksinya. Proses transaksi dapat digunakan oleh
perawat untuk melakukan pengkajian, membuat perencanaan, implementasi dan
evaluasi asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini adalah menetapkan tujuan
yang saling menguntungkan.

20
2.2.6 Model Konsep Keperawatan Neuman
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat
fleksibel yang berupa:
a. Pendidikan kesehatan
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan
klien dirumah atau komunitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang besifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu :
a. Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang balita,
keluarga dan lain-lainnya.
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya :
konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang
terganggu.

2.2.7 Model Konsep Keperawatan Roy

Roy mengembangkan teori adaptasi, dengan memandang keluarga sama halnya


dengan individu, kelompok, organisasi, sosial dan akan beradaptasi terhadap perubahan
baik pada lingkungan internal ataupun eksternal. Koping dijadikan strategi penyelesaian
masalah keluarga.

Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969).
Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di
bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

21
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-
perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua
rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai
kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif. 5. Sehat
dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia.

2.3 Grand Theory


2.3.1 Definisi Grand Theory
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori mulai dari meta theory, grand
theory, middle range theory dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan ruang lingkup atau tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory
sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Grand
theory merupakan level kedua dari teori keperawatan. Namun grand theory
memberikan latar belakang dalam pengembangan praktek keperawatan karena grand
theory berusaha menjelaskan dan memaparkan aspek pengalaman dan respon manusia
dengan sangat komperhensif (McEwen & Wills, 2011).
Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang
abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang
relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan hubungannya tidak dapat
di uji secara empiris. Grand teori menegaskan fokus global dengan board perspective
dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah
fenomena keperawatan (Fawcett & DeSanto-Madeya, 2012)
Nursing Theories dibagai menjadi 4 tipe, yaitu tipe 1: Philosophies Theories, Tipe
2: Nursing Conceptual Models, Tipe 3: Nursing Theories, Tipe 4: Middle Range

22
Theories. Grand theory disebut juga konseptual model, dalam hal ini termasuk Nursing
Conceptual Models dan Nursing Theories. Nursing Conceptual Models adalah konsep-
konsep dan hubungan yang melihat secara spesifik dari fenomena dari keperawatan.
Nursing Theories mendeskripsikan, menjelaskan atau memprediksikan hubungan
antara konsep-konsep dalam fenomena keperawatan. Nursing teori dikembangkan dari
berbagai level abstraksi. Nursing Theories yang berada dalam level yang sama dengan
Grand theory memiliki tingkat keabstrakan yang mendekati Nursing Conceptual
Models yang menjadi acuan pengembangan nursing teori ini. Oleh karena itu ada
beberapa literatur yang menyamakan Nursing Theories dan Nursing Conceptual Models
(Alligood, 2013)

2.3.2 Hubungan dengan Level Teori Lain


Grand theory atau di dalam Alligood disebut dengan Nursing Conceptual Model
dan Nursing Theories apabila dibandingkan dengan level teori diatasnya yaitu meta
theory, grand theory memiliki konsep yang lebih spesifik dari pada meta theory yang
berfokus pada pengembangan ilmu atau teori. Grand theory juga mempunyai tingkat
abstraksi yang lebih rendah dari meta theory. Namun, kedua teori ini belum dapat dibuat
definisi operasional sehingga tidak bias secara langsung dilakukan uji empiris pada
kedua teori tersebut (McEwen & Wills, 2011).
Middle range theory merupakan teori yang berada di level bawah dari grand theory.
Apabila dibuat perbadingan dengan middle range theory akan didapatkan hasil bahwa
grand theory memiliki konsep atau sudut pandang yang lebih umum atau komperhensif
pada semua aspek manusia, sedangkan middle range hanya melihat beberapa aspek saja
dan memiliki area yang lebih spesifik, sehingga middle range theory lebih mudah
diaplikasikan dalam uji empiris dari pada grand theory (McEwen & Wills, 2011).

2.3.3 Kriteria Grand Theory


Grand theory mempunyai beberapa kriteria atau penciri yang membedakannya
dengan level teori lainnya, menurut McEwen & Wills (2011) dan Alligood (2013) grand
theory mempunyai scope atau ruang lingkup yang luas, karena grand theory memiliki
sudut pandang yang umum dan komperhensif yang memperhatikan seluruh aspek dan

23
respon manusia. Kriteria kedua, grand theory memiliki tingkat abstraksi yang cukup
besar sehingga kurang mampu diterapkan langsung pada penelitian. Kriteria
selanjutnya, grand theory masih general dan belum terfokus pada area yang spesifik
pada salah satu respon manusia. Kriteria berikutnya, grand theory tidak dapatlangsung
digunakan dalam uji empirik, hal ini dikarenakan grand theory masih memiliki konsep
yang sangat abstrak sehingga tidak dapat di susun kedalam definisi operasional.

2.3.4 Pengelompokan Grand Theory


Terdapat perbedaan dalam pengelompokkan grand theory. Alligood (2013)
mengelompokan grand theory berdasarkan scoop atau ruang lingkup teori, yaitu
Conceptual model theory dan nursing theory. Pengelompokan yang berbeda dipaparkan
oleh McEwen & Wills (2011) yang mengelompokkan grand theory berdasarkan
paradigma keperawatan, dengan analisa akan lebih memudahkan perawat untuk mencari
dan memahami grand theory sesuai sudut pandang dan kebutuhan.

2.3.5 Pengelompokan Grand Theory Menurut Alligood


Alligood (2013) membagi grand theory berdasarkan cakupan atau scope atau ruang
lingkup dari teori. Conceptual model theory dan nursing theory menjadi
pengelompokkan dari grand theory berdasarkan tingkat keabtrakkan dari masing-
masing teori dan ruang lingkup fenomena atau spesifikasi dari teori tersebut. Berikut ini
teori yang termasuk dalam Grand Theory menurut Alligood.
A. Conceptual Model Theory
1. Myra E. Levine : The Conservation Model
2. Martha E. Rogers: Unitary Human Being
3. Dorathea E. Orem : Self-Care Deficit Theory of Nursing
4. Imogene M. King: Conceptual System and Middle-Range Theory of Goal
Attainment
5. Betty Neuman: System Model
6. Sister Calista Roy: Adaptation Model
7. Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model
B. Nursing Theory

24
1. Anne Boykin and Savina O. Schoenhofer: The Theory of Nursing as Caring: A
Model for Transforming Practice
2. Afaf Ibrahim Meleis: Transitions Theory
3. Nola J. Pender: Health Promotion Model
4. Madeleine M. Leininger: Culture Care Theory of Diversity and Universality
5. Margaret A. Newman: Health as Expanding Consciousness
6. Rosemarie Rizzo Parse: Humanbecoming
7. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Mary Ann P. Swain: Modeling and
Role-Modeling
8. Gladys L. Husted and James H. Husted: Symphonological Bioethical Theory

2.3.6 Pengelompokan Grand Theory Menurut Melanie


Melanie membagi grand theory kedalam tiga kategori. Pembagian ini berdasarkan
paragigma atau sudut pandang keperawatan. Pembagian ini dipilih untuk mempermudah
dalam mempelajari teori karena teori telah dikelompokan sesuai area atau
kekhususannya.Pengelompokkan teori menurut paradigma yang dipilih adalah teori
Wills (2002) yang membagi grand theory menjadi human need theory, interactive
theory dan unitary process.
A. Grand Theory based on human need theory
1. Florence Nightingale: Nursing: What It Is and What It Is Not
2. Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing
3. Faye G. Abdellah: Patient-Centered Approaches to Nursing
4. Dorothea E. Orem: The Self-Care Deficit Nursing Theory
5. Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model
6. Betty Neuman: System Model
Terdapat tiga teori yang baru atau tidak disebutkan dalam Alligood (2013) sebagai
grand theory, yaitu: Florence Nightingale: Nursing: What It Is and What It Is Not;
Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing dan Faye G. Abdellah:
Patient-Centered Approaches to Nursing. Teori Virginia Henderson dan Faye G.
abdellah dalam Alligood (2013) dikelompokkan ke dalam Nursing Theorists of
Historical Significance karena kedua theorist tersebut dinilai mempunyai kontribusi

25
besar terhadap perkembangan pengetahuan keperawatan pada saat pre paradigm. Teori
Florence Nightingale dalam Alligood (2013) dikelompokkan pada Meta theory karena
teori Florence dianggap telah memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
keperawatan dengan cara memberikan arah bagi disiplin ilmu keperawatan itu sendiri,
serta memberi dasar bagi para professional dibidang perawatan untuk memahami teori
baru. Selain pendapat diatas, Mcewen & Wills (2010) tidak mengenal meta theory
karena meta teori merupakan teori umum dan bukan bagian dari teori keperawatan,
sehingga ketiga teori tersebut dimasukkan kedalam grand theory.
B. Grand Theory based on interactive theory
1. Myra Estrin Levine: The Conservation Model
2. Barbara M. Artinian: The Intersystem Model
3. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, and Mary Ann P. Swain: Modeling and
Role-Modeling
4. Imogene M. King: King’s Conceptual System and Theory of Goal Attainment
and Transactional Process
5. Roper, Logan, and Tierney: Model of Nursing Based on Activities of Living
6. Sister Callista Roy: The Roy Adaptation Model
7. Jean Watson: Caring Science as Sacred Science
C. Grand Theory based on unitary process
1. Martha Rogers: The Science of Unitary and Irreducible Human Beings
2. Margaret Newman: Health as Expanding Consciousness
3. Rosemarie Parse: The Theory of Human Becoming

2.3.7 Grand Theory Menurut Martha E Rogers “Unitary Human Being”


Praktek keperawatan profesional yang disampaikan Roger menekankan pada
interaksi harmonis antara manusia dan lingkungannya untuk menguatkan integritas
individu, dan menetukan pola interaksi manusia dengan lingkungannya untuk
memaksimalkan potensi kesehatan. Roger memandang manusia secara utuh, terbuka,
unindirectionality, pola & organisasi, sentence, dan pikiran. Area yang disampaikan

26
Roger meliputi area energy dan area lingkungan. Area energy meliputi kesatuan sebagai
system terbuka, pola, dan dimensional.

2.3.8 Grand Theory Menurut Dorothea E. Orem : “Self Care Defisit Theory of Nursing”
Orem mengembangkan 3 teori yaitu self care (dependen care), self care deficit, dan
nursing system. Teori self care mengembangkan self care requisites baik yang universal,
developmental, dan health deviation. Teori self care deficit menjelaskan bahwa self care
deficit muncul jika self care demand lebih besar daripada self care agency, dan jika
kondisi ini muncul diperlukan nursing agency.

2.3.9 Grand Theory Menurut Imogene M. King : “Conceptual System”


King berpendapat bahwa manusia dipandang sebagai system individu, system
interpersonal dan sistem social yang saling berkaiatan sebagaimana gambar
dibawah ini :

Social
system

Interpersonal

Personal

27
2.3.10 Grand Theory Menurut Betty Neuman: “System Model”
Teori model Betty Neuman menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat
dasar kehidupan sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang
berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep “Health care
system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan
diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas. Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan
dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Konsep utama yang terdapat pada
model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan
pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi
(Fitzpatrick & Whall, 1989)

2.3.11 Grand Theory Menurut Sister Calista Roy: “Adaptation Model”


Sister Calissta Roy mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan suatu analisa
proses dan tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang
untuk sakit. Teori adaptasi Suster Calista Roy memandang klien sebagai suatu sistem
adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu
seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri,
fungsi peran, dan hubugan interdependensi selama sehat dan sakit (mariner-
Tomery,1994). Model Adaptasi Roy berasumsi bahwa dasar ilmu keperawatan adalah
pemahaman tentang proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi hidupnya. Roy
mengidentifikasikan 3 aspek dalam model keperawatannya yaitu: pasien sebagai
penerima layanan keperawatan, tujuan keperawatan dan intervensi keperawatan.
Masing-masing aspek utama tersebut termasuk didalamnya konsep keperawatan,
manusia, sehat-sakit, lingkungan dan adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa
individu merupakan sistem terbuka dan adaptif yang dapat merespon stimulus yang
datang baik dari dalam maupun luar individu (Roy & Andrews, 1991 dalam Araich,
2001). Dengan Model Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian diri
pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan sehat-sakit,

28
meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju adaptasi dan dalam menghadapi
stimulus.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filosofi keperawatan merupakan makna umum dari keperawatan dan juga menjelaskan
fenomena keperawatan melalui penalaran dan logika. Teori yang termasuk dalam teori filosofi
adalah teori dari florence nigtingale, jean watson, patricia banner, dan katie eriksen. Teori
yang mereka kemukakan termasuk filosofi teori karenamasih bersifat umum dan perlu
pengembangan lebih lanjut untuk diterapkan pada praktek keperawatan. Keseluruhan teori
keperawatan diatas merupakan teori dasar utama yang harus diaplikasikan dalam seluruh
praktek keperawatan langsung di lapangan dalam bentuk kombinasi yang saling mengisi,
kelemahan pada satu teori dapat ditutupi dengan teori yang lain. Dalam praktek langsung
dilapangan sangat diperlukan pemahaman dasar yang sempurna sebab aplikasi teori tersebut
akan berbeda pada kasus yang berbeda, diperlukan pengalaman dalam mengaplikasikannya
sehingga dapat diperoleh manfaat yang besar karena pemahaman yang baik dalam
menentukan letak keutamaan dan fokus penekanannya.
Upaya pendalaman pemahaman berbagai teori diatas sangat diperlukan dalam rangka
membiasakan diri untuk selalu terampil dalam memilah dan memilih teori yang akan
diaplikasikan ataupun mengkombinasikan teori-teori mana yang akan dipadukan, untuk itu
diperlukan latihan yang lebih sering dan lebih banyak lagi.
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi,
atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan
atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang
adaptif dengan menggunakan sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan
mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui
pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui
penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model
konseptual mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang
diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

30
Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang
abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif
abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan hubungannya tidak dapat di uji secara
empiris. Grand teori menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena
keperawatan

3.2 Saran
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang baik, serta
mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya mengacu pada sumber yang dibuat
berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini. Melalui penjelasan tentang philosofhies, model
konseptual dan grand theory keperawatan menurut tokoh keperawatan dunia diharapkan dapat
menjadi panduan dalam menentukan atau membuat suatu penelitan atau asuhan keperawatan
yang memiliki landasan berdasarkan teori, penelitian, serta pengalaman klinis baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien.

31

Anda mungkin juga menyukai