PPK Bedah
PPK Bedah
7. Pemeriksaan Penunjang USG payudara: massa homogen, berbatas tegas dengan halo
sign, dengan internal echo yang normo atau hiper.
15. Kepustakaan 1. Crofton SJ, Horne N, Miller F. Fibroadenoma mammae. Edisi ke-
1. London: The Mac Millan Press, 1992.
2. Rahajoe N, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB. Pedoman
Tatalaksana FAM. 2005.
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
TUMOR PHYLLODES
-
3. Pemeriksaan Fisik - Benjolan besar atau sangat besar (5cm-40cm)
- Kulit di atas tumor mengkilat, ada fleboektasi, kadang
didapatkan ulkus
- Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen,
ada bagian yang padat, dan banyak bagian yang kistik
- Meskipun besar, benjolan masih mobile (mudah digerakkan)
dari jaringan sekitar atau dengan kulit dan dasar/dinding
thoraks
- Tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening aksilla
ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar dan terdapat
ulkus
-
- - Anamnesa
4. Kriteria Diagnosis - - Pemeriksaan fisik
- - Pemeriksaan penunjang : USG mammae, mammografi, FNAB
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
2. Anamnesis -Sebagian besar (85%) mengeluh ada tumor, bisa kecil sampai
besar dan sudah jelas menunjukkan tanda infiltrasi (mobilitas
terbatas/ fixed, perlekatan ke kulit/ ulkus, penarikan puting
susu, sampai perlekatan pada dinding thoraks).
- Rasa tak enak pada payudara dan besar payudara yang tak
sama besar.
- Ada nipple discharge yang berdarah
- Didapatkan rasa mengganjal di ketiak pada metastase kelenjar
getah bening axilla ipsilateral.
- Gejala metastase di tempat lain (paru-liver-tulang-otak-
payudara kontralateral).
-
3. Pemeriksaan Fisik - - Tumor: letak kuadran, besar tumor, konsistensi, mobilitas,
permukaan, batas, nyeri atau tidak.
- - Pemeriksaan kelenjar getah bening axilla ipsilateral, mobilitas
kelenjar getah bening.
-
Stadium karsinoma mammae
4. Kriteria Diagnosis Stadium T N M
0 In situ 0 0
I 1 0 0
IIA 0 1 0
1 1 0
2 0 0
IIB 2 0 0
3 0 0
IIIA 0 2 0
1 2 0
3 1-2 0
IIIB 0-4 0-2 0
Any 3 0
IV Any Any 1
Keterangan:
T0 : tidak teraba tumor dengan cara pemeriksaan klinis biasa
T1 : teraba tumor dengan diameter < 2 cm
T2 : teraba tumor dengan diameter > 2 dan < 5 cm
T3 : teraba tumor dengan diameter > 5 cm
- Tindak lanjut
Dilakukan cukup lama, seumur hidup. Yang dinilai: status
generalis, keadaan penyakitnya, komplikasi atau akibat
samping dari terapi yang diberikan.
Jadwal follow up:
0-1 tahun : tiap bulan sekali
1-3 tahun : tiap 3 bulan sekali
3-5 tahun : tiap 6 bulan sekali
> 5 tahun : tiap tahun sekali
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
-
3. Pemeriksaan Fisik - Mencari kelainan penyerta lain, colok dubur.
Derajat 1: pelebaran vaskularisasi, dapat terjadi perdarahan,
4. Kriteria Diagnosis tetapi tidak terjadi prolaps.
Derajat 2: dapat terjadi prolaps hemoroid saat defekasi, tetapi
masih dapat kembali spontan.
Derajat 3: terjadi prolaps, tetapi masih dapat dikembalikan
dengan jari tangan.
Derajat 4: terjadi prolaps, tidak dapat dikembalikan, biasanya
disertai strangulasi atau trombosis.
- Laserasi anus
6. Diagnosis Banding - Fistula perianal
- Proktoskopi: tampak benjolan berwarna merah kebiruan.
7. Pemeriksaan Penunjang
- Terapi suportif
8. Terapi - Modifikasi diet dan pola hidup
- Berendam duduk dalam air hangat selama 10 menit
- Menggunakan kertas basah yang mengandung witch
hazel, suatu astringen alami
- Terapi medikamentosa: krim analgetik atau
suppositori yang mengandung anestesi lokal,
astringen, atau steroid
-Skleroterapi: dengan menyuntikkan Fenol 5% dalam almond
oil 3-5 ml pada hemoroid derajat 1 dan 2.
- Terapi pembedahan
Untuk hemoroid grade 3 dan 4, atau grade 1 dan 2
yang gagalditerapi dengan metode nonpembedahan.
- Eksisi trombus, jika trombus cukup besar dan
menimbulkan nyeri.
- Ligasi rubber band.
- Hemoroidektomi teknik terbuka (contoh: teknik
Milligan-Morgan).
- Hemoroidektomi teknik tertutup (contoh: teknik
Ferguson).
- Stapled hemorrhoidopexy (PPH procedure).
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
7. Pemeriksaan - USG
Penunjang
- Hernia inguinalis dan femoralis harus selalu dilakukan operasi kecuali bila
8. Terapi ada kontraindikasi (keadaan pasien terlalu lemah untuk menjalani operasi atau
risiko operasi terlalu tinggi). Pada pasien yang tidak dapat dilakukan atau
menolak operasi, disarankan memakai Sabuk Truss untuk menutup defek
dinding abdominal sementara waktu hingga dapat dilakukan operasi.
- Sebelum dilakukan operasi, faktor pencetus hernia seperti: konstipasi, batuk
kronis, dan obstruksi uretra-bladder neck harus diperbaiki dahulu untuk
mencegah kekambuhan.
- Prinsip operasi hernia: menghilangkan saccus peritonealis dan menutup
defek dasar inguinal. Dapat dilakukan dengan operasi herniotomi (memotong
kantong hernia), herniorafi (menutup defek dasar inguinal dengan jaringan
sekitar defek), hernioplasti (menutup defek atau memperkuat dasar inguinal
dengan bahan protesa).
- Teknik operasi terbuka:
Anterior approach
Tanpa mesh: prosedur Bassini, Halsted, McVay, Shouldice.
Mulai ditinggalkan
Dengan mesh: Lichtenstein tension free. Paling banyak
digunakan dan rasa nyeri paska operasi ringan
Preperitoneal approach: prosedur Nyhus, Stoppa. Bermanfaat pada
kasus hernia bilateral atau kasus rekurensi
- Operasi laparoskopik
IPOM: intraperitoneal onlay of mesh
TAPP: transabdominal preperitoneal mesh technique
- TEP: total extraperitoneal mesh placement
11. Tingkat
IV
Evidens
12. Tingkat
C
Rekomendasi
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Umum