Anda di halaman 1dari 8

Media Litbang Sulteng IV (1) : 67 – 74, Juni 2011 ISSN : 1979 - 5971

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP


WAKTU PEMBERIAN PAKAN

Oleh :
Rudiah1)

ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon kambing kacang jantan terhadap waktu pemberian pakan, telah
dilaksanakan di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Propinsi Sulawesi Tengah yang berlangsung dari
tanggal 19 Mei 2005 sampai dengan tanggal 11 Agustus 2005. Penelitian ini menggunakan 15 ekor kambing kacang jantan
dengan kisaran umur 10-12 bulan dengan bobot badan antara 9 sampai dengan 18 kg. Ternak tersebut ditempatkan dalam
kandang individual berlantai papan berbentuk panggung yang disekat sebanyak 15 petak, dengan ukuran setiap petak adalah 75
x 75 cm dan tinggi 75 cm. Masing-masing kandang dilengkapi dengan bak makan terbuat dari papan dan sebuah baskom
untuk tempat air minum. Penelitian ini menggunakan 15 ekor kambing kacang jantan dengan kisaran umur 10 – 12 bulan
dengan bobot badan antara 9 sampai dengan 18 kg. Ternak tersebut ditempatkan dalam kandang individual berlantai papan
berbentuk panggung yang disekat sebanyak 15 petak, dengan ukuran setiap petak adalah 75 x 75 cm dan tinggi 75 cm.
Masing-masing kandang dilengkapi dengan bak makan terbuat dari papan dan sebuah baskom untuk tempat air minum.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 kelompok sebagai
ulangan. Adapun perlakuan yang dicobakan terdiri atas lima level waktu pemberian pakan, yaitu WM1 = Pemberian pakan
pada jam 08.00 Wita, WM2 = Pemberian pakan pada jam 09.30 Wita, WM3 = Pemberian pakan pada jam 11.00 Wita, WM4 =
Pemberian pakan pada jam 12.30 Wita dan WP5 = Pemberian pakan pada jam 14.00 Wita.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan
dan efisiensi penggunaan pakan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering ransum, TDN,
protein, Ca, P, serat kasar ternak kambing jantan.

Kata Kunci : Waktu pemberian pakan, konsentrat, respon kambing kacang jantan

I. PENDAHULUAN dikonsumsi dan pertambahan berat badan


(Anggorodi, 1990).
1.1. Latar Belakang Konsentrat adalah makanan yang serat
Kambing merupakan salah satu jenis kasarnya rendah, banyak mengandung
ternak ruminansia penghasil daging yang BETN dan sangat mudah dicerna (Tillman
cukup potensial. Kambing dapat dkk., 1991). Konsentrat umumnya
memanfaatkan bahan alami dan hasil ikutan mengandung bahan kering dan zat-zat
industri yang tidak dikonsumsi oleh manusia makanan seperti protein, karbohidrat, lemak,
sebagai bahan pakan. Makanan utama mineral dan vitamin-vitamin. Pemberian
ternak kambing adalah hijauan berupa konsentrat tergantung pada mutu hijauan
rumput lapangan. Hijauan merupakan yang diberikan. Makin tinggi kualitas
sumber energi dan vitamin yang baik, hijauan, makin sedikit zat-zat makanan yang
namun kandungan protein kasarnya relatif disuplai dari konsentrat (Morrison, 1981),
rendah dibanding dengan bahan pakan biji- olehnya kenaikan produktifitas ternak
bijian, misalnya kacang kedelai dan jagung. kemungkinan hanya dapat dilakukan dengan
Kemampuan seekor ternak pemberian konsentrat yang bermutu tinggi.
mengkonsumsi pakan tergantung pada Untuk meningkatkan bobot badan
hijauan, temperatur lingkungan, ukuran pada ternak kambing, pemberian pakannya
tubuh ternak dan keadaan fisiologi ternak. sebaiknya dimulai pada pagi hari yaitu mulai
Konsumsi makanan akan bertambah jika pukul 08.00 – 14.00. Hal ini dilakukan
aliran makanan cepat tercerna atau jika karena pada pagi hari ternak mendapat
diberikan makanan yang berdaya cerna kesempatan yang banyak pula untuk
tinggi. Penambahan makanan penguat atau mengunyah makanan tersebut. Semakin
konsentrat ke dalam pakan ternak juga banyak waktu yang diberikan kepada ternak
dapat meningkatkan palatabilitas pakan yang kambing untuk mengkonsumsi pakan, maka
1) Staf Pengajar pada Program Studi Produksi Ternak akan menghasilkan bobot badan yang lebih
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu.
optimal. Sebaliknya, pemberian pakan

67
pada ternak kambing yang dilakukan pukul 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
14.00 – 17.30, ternak tidak memiliki Penelitian ini telah dilaksanakan di
kesempatan yang lebih banyak untuk Kelurahan Pengawu, Kecamatan Palu
mengkonsumsi pakan dan tidak dapat Selatan, Kota Palu, Propinsi Sulawesi
menguyah makanannya dengan baik, Tengah yang berlangsung dari tanggal
sehingga akan menghasilkan bobot badan 19 Mei 2005 sampai dengan tanggal 11
yang kurang optimal. Agustus 2005.
Pertumbuhan merupakan sebagai
pertambahan yang terkoordinir dari struktur 2.2. Materi Penelitian
tubuh yang terjadi sampai individu 2.2.1. Ternak Percobaan
menjadi dewasa. Ketika ternak Ternak yang digunakan dalam
bertambah besar ada dua hal terjadi bobot penelitian ini berjumlah 15 ekor kambing
badan bertambah sampai dewasa, dan 2) kacang jantan umur 10 – 12 bulan dengan
perubahan pada komposisi, bentuk dan kisaran bobot badan antara 9 sampai dengan
fungsi kearah yang lebih sempurna 18 kg. Penentuan umur ternak didasarkan
(Tillman dkk., 1991). pada kondisi gigi seri kambing yang masih
Sumoprastowo (1986), menyatakan temporer dan dalam keadaan renggang.
bahwa pemberian pakan pada ternak Ternak tersebut diperoleh dari peternakan
kambing sebaiknya dilakukan sedikit demi rakyat yang berada di daerah Lembah Palu.
sedikit tetapi berulangkali, sesuai kebiasaan
kambing, sehingga untuk memenuhi 2.2.2. Kandang
kebutuhan gizi bagi ternak tersebut perlu Kandang yang digunakan pada
diberi kesempatan yang lebih banyak untuk penelitian ini adalah kandang individual
membangun jaringan-jaringan baru yang berlantai papan berbentuk panggung yang
rusak. Kandungan pakan yang lebih tinggi disekat sebanyak 15 petak, dengan ukuran
diharapkan dapat meningkatkan peran setiap petak adalah 75 x 75 cm dengan
protein untuk membangun jaringan tubuh tinggi 75 cm. Masing-masing kandang
sehingga dapat meningkatkan pertambahan dilengkapi dengan bak makan terbuat dari
bobot badan ternak. Selain pakan yang papan dan sebuah baskom untuk tempat air
diberikan kepada ternak untuk minum.
meningkatkan bobot badannya, faktor waktu
pemberiannya juga sangat berpengaruh 2.2.3. Pakan Ternak
terhadap pertambahan bobot badan ternak. Pakan yang diberikan selama
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian terdiri dari konsentrat dan rumput
dilakukan penelitian tentang Respon lapangan. Konsentrat yang digunakan
Kambing Kacang Jantan terhadap Pengaruh terdiri dari campuran beberapa bahan yang
Waktu Pemberian Pakan. terdiri dari kacang kedele, dedak padi,
jagung giling dan bungkil kelapa.
1.2. Identifikasi Masalah Konsentrat diberikan pada jam 08.00 pagi
Apakah ada respon kambing sesuai perlakuan sebanyak 1% dari bobot
kacang jantan terhadap waktu pemberian badan berdasarkan bahan kering, sedangkan
pakan. rumput lapangan diberikan secara ad-
libitum, setelah konsentrat habis
II. MATERI DAN METODE terkonsumsi. Adapun kandungan gizi dan
PENELITIAN komposisi bahan penyusun konsentrat
tertera pada Tabel 1.

68
Tabel 1. Kandungan Gizi dan Komposisi Bahan Penyusun dilakukan sanitasi kandang, yaitu melakukan
Konsentrat yang Digunakan.
penyemprotan dengan menggunakan
Bahan
Pakan
Bahan
Kering
Protei
n
Serat
Kasar
Lemak
Kasar TDN Komposisi
desinfektan (merk Neo Antisep).
* Kasar* * * ** Selanjutnya untuk menghilangkan cacing
----------------------------------------------%-----------------------------------
--------------------
yang mungkin ada dalam saluran
86,00 31,58 6,02 15,43 5,00
pencernaan, diberikan obat cacing merk
Kacang
kedele 68,45 Nemasol secara oral.
Dedak 86,00 10,55 9,10 11,98 59,50
padi 61,79
Jagung 86,00 9,78 1,54 1,51 26,00
giling 81,73 2.4. Metode Penelitian
86,00 17,28 8,78 13,10 9,50
Bungki
l kelapa 69,41 2.4.1. Prosedur Penelitian dan Cara
Total 100,00 Pengukuran Peubah
Protein 12,04
(%)***
TDN 68,03 1. Bahan Pakan dan Penyusunan
(%)***
Ransum
Bahan penyusun konsentrat dibeli dari
Keterangan : * Laboratorium Ilmu-ilmu Pertanian
Universitas Tadulako (1996) pasar maupun penggilingan padi, bahan
** Hartadi dkk. (1993) yang sudah terkumpul dicampur berdasarkan
*** Dihitung berdasarkan kandungan gizi
dengan komposisi bahan konsentrat
persentase setiap bahan dikalikan dengan
jumlah konsentrat yang akan disusun.
2.2.4. Peralatan Penelitian Penyusunan konsentrat dilakukan setiap
Peralatan yang digunakan dalam minggu dengan tujuan agar tidak terjadi
penelitian ini adalah : ketengikan sehingga mengganggu
1. Timbangan kapasitas 25 kg dengan palatabilitas konsentrat.
skala ketelitian 100 g untuk Sebelum pelaksanaan penelitian,
menimbang ternak, sedangkan untuk terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan
menimbang pakan digunakan timbangan ternak berdasarkan bobot badan, kemudian
duduk kapasitas 2 kg dengan skala dilakukan pengacakan perlakuan dan
ketelitian 10 g. selanjutnya dilakukan penelitian. Adapun
2. Parang dan sabit, untuk memotong perlakuan yang dicobakan terdiri atas lima
rumput. level yaitu :
WM1 = Pemberian pakan pada jam 08.00 Wita
3. Ember, untuk tempat minum ternak.
WM2 = Pemberian pakan pada jam 09.30 Wita
2.3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas WM3 = Pemberian pakan pada jam 11.00 Wita
dua tahap, yaitu tahap pertama adalah WM4 = Pemberian pakan pada jam 12.30 Wita
pendahuluan dan tahap kedua adalah tahap
perlakuan dan pengumpulan data. Tahap WM5 = Pemberian pakan pada jam 14.00 Wita
pertama dilakukan selama 2 minggu, tahap
perlakuan selama 8 minggu. Adapun tujuan 2. Peubah dan Variabel
dari tahap pendahuluan (adaptasi) menurut Beberapa variable dependen (terikat)
Ranjhan (1981); Hann dkk. (1990) dalam yang diamati pada penelitian ini adalah :
Priyono (1997) adalah :
1. Untuk membiasakan ternak dengan 1. Konsumsi Bahan Kering Pakan
keadaan lingkungan yang baru. Diperoleh dari hasil perkalian antara
2. Untuk membiasakan ternak dengan bahan kering hasil analisis pakan dengan
pakan yang baru (pakan yang diberikan jumlah pakan yang diberikan dikurangi
pada waktu penelitian). dengan hasil perkalian antara bahan kering
3. Untuk menghilangkan pengaruh pakan hasil analisis sisa konsumsi dengan jumlah
sebelumnya. sisa dan dinyatakan dalam g/ekor/hari.
Dalam penelitian ini dipelajari respon
Sebelum tahap perlakuan dan kambing kacang jantan terhadap waktu
pengumpulan data dimulai terlebih dahulu pemberian pakan. Karena itu dilakukan

69
analisis konsumsi energi (TDN), protein, Ca, 2.4.2. Metode Analisis
P, serat kasar. Metode dalam penelitian ini adalah
eksperimental yang didesain dalam
2. Pertambahan Bobot Badan lingkungan
Diperoleh dari hasil bagi antara selisih Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
bobot badan akhir dengan bobot badan awal terdiri atas 5 perlakuan dan 3 kelompok
selama waktu pengamatan. Penimbangan sebagai ulangan. Pengelompokan ternak
kambing dilakukan pada awal penelitian dan berdasarkan bobot badan awal. Data hasil
akhir penelitian. Perhitungan tersebut pengamatan yang diperoleh dianalisis ragam
mengikuti rumus Soeparno (1992); Bogart dan uji F sesuai petunjuk Steel dan Torrie
dan Taylor (1983) sebagai berikut : (1991).
Apabila terdapat pengaruh yang
W2 – W1 nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda
PBBH (g/ekor/hari) = ___________ Nyata Jujur (BNJ) menurut petunjuk Steel
dan Torrie (1991) untuk mengetahui beda
T2 – T1
rata-rata pengaruh perlakuan.
Keterangan :
PBBH = Pertambahan bobot badan harian III. HASIL DAN PEMBAHASAN
W1 = Berat awal penimbangan
W2 = Berat akhir penimbangan 3.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap
T1 = Awal waktu penimbangan (hari) Konsumsi Bahan kering, Energi
T2 = Akhir waktu penimbangan (hari)
dan Nutrien.
Konsumsi bahan kering pakan, energi
3. Efisiensi Penggunaan Pakan
(TDN) dan nutrien respon kambing kacang
Diperoleh dari hasil bagi pertambahan
jantan terhadap waktu pemberian pakan
bobot badan harian dengan konsumsi bahan
diperlihatkan pada Tabel 2.
kering pakan harian.
Tabel 2. Pengaruh Waktu Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Rata-Rata Bahan Kering (BK) TDN, Protein, Ca, P
dan Serat Kasar.

Konsumsi (gram/ekor/hari)

Perlakuan
Energi Nutrien
BK TDN Protein Ca P Serat Kasar

WM1 397,29a ±31,79 279,48±22,36 68,69±5,50 0,46±0,04 1,99±0,16 25,27±2,02


WM2 392,25a ±34,84 275,94±24,52 67,82±6,02 0,45±0,04 1,96±0,17 24,95±2,22
WM3 391,07a±20,44 275,12±14,38 67,62±4,42 0,45±0,03 1,96±0,10 24,87±1,30
WM4 390,62a±51,50 274,78±36,23 67,54±8,91 0,45±0,06 1,95±0,26 24,84±3,27
WM5 389,38a±60,16 273,91±42,32 67,32±10,40 0,45±0,07 1,95±0,30 24,76±3,83

Ket : Huruf yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Konsumsi ransum bahan kering, Tabel 2, menunjukkan bahwa rataan


energi (TDN) dan nutrien kambing konsumsi bahan kering pakan kambing
kacang jantan terhadap pengaruh waktu jantan yang mendapatkan perlakuan WM1
pemberian pakan menunjukkan pengaruh menghasilkan konsumsi bahan kering pakan
tidak nyata (P>0,05). Perlakuan WM1 yang tertinggi 397,29 gram/ekor/hari
memberikan konsumsi tertinggi bahan dibanding perlakuan lainnya, kemudian
kering, TDN, protein, serat kasar, Ca dan P. semakin menurun sampai dengan perlakuan
Sedangkan perlakuan WM5 memberikan WM5 (389,38 gram/ekor/hari).
konsumsi bahan kering, TDN, protein, serat
kasar, Ca dan P terendah.

70
Hasil analisis sidik ragam konsumsi protein. Umumnya pada ternak
menunjukkan bahwa perlakuan berbagai ruminansia kalau konsumsi energi
waktu pemberian makanan pada ternak termanfaatkan dengan baik maka akan
kambing jantan memberikan pengaruh tidak berpengaruh pada konsumsi zat makanan
nyata (P>0,05) terhadap kosumsi pakan lainnya seperti protein, mineral dan vitamin
ternak kambing percobaan. Tidak terjadinya (Reksohadiprodjo, 1988), sehingga
pengaruh konsumsi pakan ternak kambing konsumsi TDN tertinggi pada kambing
terhadap waktu yang berbeda dalam yang mendapat perlakuan WM1 dapat
perlakuan pemberian makanan kemungkinan memberi efek pada peningkatan konsumsi
disebabkan bahwa ternak memiliki protein. Sejalan dengan hal tersebut
fleksibilitas untuk mengubah pola makannya Parakkasi (1995) juga menyatakan, jika
dengan melakukan percepatan dalam hewan menggunakan bahan makanan yang
merengut makanan dalam jumlah waktu cukup mengandung protein dan mineral
yang tersedia demi memenuhi kebutuhannya maka semua perhitungan kebutuhan zat
(Woodzicka dkk., 1991). Selanjutnya makanan hanya diarahkan untuk energi.
Tillman dkk., (1991) menyatakan bahwa Nutrien termasuk protein di dalam rumen
jumlah konsumsi bahan kering ransum dirubah mikroorganisme melalui proses
dipengaruhi oleh palatabilitas dan perlaluan fermentasi menjadi asam lemak mudah
makanan dalam saluran pencernaan. Makin menguap atau VFA (Volatile Fatty Acid)
banyak zat makanan yang dapat dicerna guna kebutuhan energi untuk
melalui saluran pencernaan berarti pertumbuhannya (Arora, 1989).
mengakibatkan aliran makanan semakin Konsumsi Ca dan P (Tabel 2) rata-rata
cepat pula, sehingga banyak ruang yang tertinggi terdapat pada kambing yang
tersedia untuk penambahan makanan yang mengkonsumsi ransum WM1 yaitu 0,46
mengakibatkan ternak sanggup dan 1,99 gram/ekor/hari, sedang konsumsi
mengkonsumsi lebih banyak bahan kering Ca dan P pada kambing yang mendapat
pakan. perlakuan lainnya masing-masing berkisar
Konsumsi TDN rata-rata tertinggi 0,45 gram/ekor/hari dan 1,95 – 1,96
(Tabel 2) terdapat pada kambing kacang gram/ekor/hari.
jantan yang mendapatkan perlakuan WM1 Konsumsi rata-rata serat kasar
(279,48 gram/ekor/hari), sedangkan tertinggi (Tabel 2) terdapat pada kambing
konsumsi TDN pada kambing kacang jantan yang mengkonsumsi ransum WM1 yaitu
yang mengkonsumsi dengan mendapatkan 25,27 gram/ekor/hari, sedangkan konsumsi
perlakuan lainnya berkisar serat kasar pada kambing yang mendapat
273,91- 275,94 gram/ekor/hari. Perlakuan perlakuan lainnya berkisar 24,76 - 24,95
WM1 lebih menguntungkan karena semakin gram/ekor/hari.
cepat makanan diberikan pada ternak maka Rendahnya kandungan serat kasar
menguntungkan bagi kambing kacang mengakibatkan kandungan nutrien pakan
jantan untuk memenuhi kebutuhan akan dapat dicerna secara maksimal. Arora
energinya. Asetat dan propionat merupakan (1989) menyatakan bahwa serat kasar
produk akhir fermentasi karbohidrat dan mengandung selulosa dan hemiselulosa
protein dalam rumen dan sumber energi merupakan karbohidrat yang terkandung
utama bagi hewan ruminansia dalam bahan makanan yang dapat dicerna
(Arora, 1989). dan dimanfaatkan sebagai sumber energi
Konsumsi protein (Tabel 2) rata-rata oleh mikroorganisme dalam rumen.
tertinggi terdapat pada kambing kacang
jantan yang mendapat perlakuan WM1 3.2. Pengaruh Perlakuan Terhadap
(68,69 gram/ekor/hari) sedang konsumsi Bobot Badan Kambing Kacang
protein pada kambing yang mendapat Jantan.
perlakuan lainnya berkisar 67,32 - 67,82 Rataan hasil pengamatan pengaruh
gram/ekor/hari. Semakin cepat makanan perlakuan terhadap bobot kambing kacang
diberikan maka semakin tinggi pula

71
jantan selama penelitian tertera pada perlakuan memperlihatkan bahwa perlakuan
Tabel 3. WM1 dibanding sampai dengan WM3 tidak
berbeda nyata (P>0,05), WM3 dengan WM4
Tabel 3. Rata-Rata Pertambahan Bobot Badan Kambing berbeda nyata (P<0,05) dan WM4 dengan
Kacang Jantan pada Setiap Perlakuan
(gram/ekor/hari). WM5 tidak berbeda nyata (P>0,05).
Terjadinya perbedaan pertambahan
Perlakuan Pertambahan Bobot Badan bobot badan pada kambing yang diberi
WM1 98,21±1,79a pakan dengan waktu berbeda disebabkan
WM2 96,43±1,79a
WM3 93,45±9,83a oleh adanya perbedaan ketersediaan zat
WM4 82,74±2,06b makanan yang langsung dibutuhkan oleh
WM5 82,14±3,57b
seekor ternak, dimana ternak yang
Ket : Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan sangat Nyata (P<0,01). mendapatkan makanan pagi hari akan lebih
cepat menyediakan kebutuhan zat makanan
Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan serta diperoleh dalam jangka waktu yang
pertambahan bobot badan ternak kambing cukup panjang dibanding dengan ternak
yang mendapatkan perlakuan WM1 yang diberi makanan pada sore hari.
menghasilkan pertambahan bobot badan
yang tertinggi (98,21 gram/ekor/hari) 3.3. Pengaruh Perlakuan Terhadap
dibanding dengan perlakuan lainnya, Efisiensi Penggunaan Pakan
kemudian semakin menurun sampai dengan Rataan hasil pengamatan pengaruh
perlakuan WM5 (82,14 gram/ekor/hari). perlakuan terhadap efisiensi penggunaan
Hasil analisis sidik ragam pakan kambing kacang jantan selama
menunjukkan bahwa perlakuan berbagai penelitian tertera pada Tabel 4.
waktu pemberian makanan pada ternak
Tabel 4. Rata-Rata Efisiensi Penggunaan Pakan Kambing
kambing percobaan. Hal ini diduga oleh Kacang Jantan pada Setiap Perlakuan.
banyaknya waktu yang diperoleh ternak
kambing untuk mengkonsumsi pakan, dan Perlakuan Efisiensi Penggunaan Pakan
memiliki kesempatan yang banyak pula WM1 0,248±0,02a
WM2 0,247±0,03a
untuk mengunyah makanan tersebut WM3 0,240±0,04a
termasuk kesempatan untuk memamah biak. WM4 0,215±0,03b
Pemberian makanan yang lebih cepat (pagi) WM5 0,215±0,04b
Ket : Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama
akan memberi peluang pula bagi ternak menunjukkan perbedaan sangat Nyata (P<0,01).
dalam zat-zat makanan yang dibutuhkan
oleh tubuh. Zat-zat makanan dibutuhkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan
ternak untuk hidup pokok dan proses efisiensi penggunaan pakan kambing jantan
biologis, seperti penyediaan energi untuk yang mendapatkan perlakuan WM1
aktivitas dan protein untuk menambah dan menghasilkan efisiensi penggunaan pakan
memperbesar sel-sel tubuh. Pemberian yang tertinggi (0,248) dibanding dengan
makanan ternak harus mencukupi kebutuhan perlakuan lainnya, kemudian semakin
zat-zat makanan yang diperlukan, namun hal menurun sampai dengan perlakuan WM5
tersebut tidak akan terpenuhi bila ternak (0,215).
hanya memperoleh kesempatan untuk Hasil analisis sidik ragam
mengkonsumsi makanan dalam waktu yang menunjukkan bahwa perlakuan berbagai
singkat. Zat makanan yang paling waktu pemberian makanan pada ternak
dibutuhkan ternak dalam proporsi yang kambing jantan memberikan pengaruh
tinggi adalah energi dan protein, sedangkan sangat nyata (P<0,01) terhadap efisiensi
penambahan vitamin dan mineral dalam penggunaan pakan ternak kambing
jumlah yang tepat dapat menjamin percobaan. Terjadinya pengaruh sangat
penggunaan maksimum dari kedua unsur nyata perlakuan terhadap efisiensi
tersebut (Minish dan Fox, 1982). penggunaan pakan bagi ternak kambing
Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur disebabkan terpenuhinya kebutuhan zat
(BNJ) tentang pengaruh perbedaan antar makanan yang dikonsumsi dari lama

72
pemberian pakan sehingga proses Kebiasaan ternak kambing tersebut di atas
pencernaan dan metabolis dalam alat akan memberikan perlaluan bahan makanan
pencernaan mampu menyediakan kebutuhan lebih lambat sehingga kesempatan terjadinya
zat-zat makanan untuk hidup pokok maupun fermentasi dalam rumen menjadi lebih baik
produksi mengakibatkan peningkatan olehnya penyerapan zat makanan dapat
pertambahan bobot badan pada akhirnya dilakukan secara sempurna, maka efisiensi
dapat pula memperbaiki efisiensi penggunaan bahan makanan akan lebih
penggunaan pakan. Ternak yang tumbuh tinggi (Sumoprastowo, 1986).
lebih cepat akan mengkonversi makanan ke Produk akhir fermentasi nutrien dalam
dalam pertambahan bobot badan yang lebih rumen adalah VFA (Arora, 1989). Jadi
efisien, karena konsumsi yang diikuti bahan kering ransum yang dikonsumsi
dengan nilai pertumbuhan yang lebih cepat kambing adalah ditujukan guna keperluan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi pemenuhan energi untuk fungsi hidup pokok
(Bogart et al., 1963 dalam Keyartono, dan pertambahan berat badan, sehingga
1990). konsumsi bahan kering yang cukup
Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur menunjukkan konsumsi energi yang
(BNJ) tentang pengaruh perbedaan antar memberikan pengaruh pada efisiensi
perlakuan memperlihatkan bahwa perlakuan penggunaan pakan.
WM1 dibanding sampai dengan WM3
tidak berbeda nyata
(P>0,05) dan WM4 dengan WM5 berbeda IV. KESIMPULAN
nyata (P>0,05).
Tingginya efisiensi penggunaan pakan Berdasarkan hasil penelitian dan
pada perlakuan WM1, WM2, dan WM3 pembahasan, maka dapat diambil
dibanding dengan perlakuan WM4 dan kesimpulan :
WM5 kemungkinan disebabkan 1. Waktu pemberian pakan berpengaruh
terpenuhinya kebutuhan zat-zat makanan sangat nyata terhadap pertambahan
untuk menunjang pertumbuhan walaupun bobot badan dan Efisiensi penggunaan
konsumsi secara statistik tidak berbeda pakan ternak kambing kacang jantan.
nyata, namun pertambahan bobot badan 2. Waktu pemberian makanan
yang yang diperoleh berbeda. Ternak yang memberikan pengaruh tidak nyata
diberi pakan jam 08.00 (WM1), jam 09.30 terhadap konsumsi bahan kering pakan,
(WM2) dan jam 11.00 (WM3) mempunyai TDN, protein, Ca, P, serat kasar ternak
kesempatan mendapatkan makanan dalam kambing kacang jantan.
waktu yang lebih lama selama siang hari 3. Perlakuan WM1 (08.00) memberikan
sehingga sistem pencernaan dapat lebih respon tertinggi terhadap pertambahan
mampu mengurai pakan berserat kasar bobot badan dan efisiensi penggunaan
menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana pakan ternak kambing kacang jantan
untuk penyerapan dibanding dengan
pemberian pakan jam 12.30 (WM4) dan jam
14.00 (WM5).

73
DAFTAR PUSTAKA

Arora, S.P., 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.

Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT.Gramedia. Jakarta.

Bogart, R. and R.E. Taylor,1983. Scientific Farm Animal Production. Second Edition. Burgess Publishing Company,
Minnespolis, Minnesota.

Morrison, F.B., 1981. Feeds and Feeding 22nd Ed. The Morrison Publishing Company,Clinton. Iowa.

Minish, G.L. and D.G. Fox, 1982. Beef Production and Management. Reston Publishing Co., Reston, Virginia.

Parakkasi, 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ruminansia. UI - Press. Jakarta.

Priyono, A., 1997. Pengaruh Pencukuran dan Level Energi Ransum terhadap Performans Domba Lokal Jantan. Thesis.
Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie , 1991. Prinsip dan Prosedur Statistik, Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan. Judul Asli :
Principle and Procedures of Statistics, A Biometrical Approach. Penerjemah : Bambang S. Gramedia. Jakarta.

Sumoprastowo, C.D.A., 1986. Beternak Kambing yang Berhasil. Bratara. Niaga Media. Jakarta.

Tillman, A.D., H.Hartadi, S.Reksohadiprodjo, S.Prawirokusumo dan S.Lebdosoekodjo, 1991. Ilmu Makanan Ternak
Dasar. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.

Woodzicka, M.T., I.K. Sutama, I.G. Putu, T.D. Caniago, 1991. Reproduksi Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia.
Terjemahan Judul Asli : Reproduction In Relation to Animal Production in Indonesia. Penerjemah : I.K. Sutama,
I.G. Putu, T.D. Caniago.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

74

Anda mungkin juga menyukai