Anda di halaman 1dari 7

SEKELUMIT TENTANG DIAGRAM

SMITH / SMITH CHART


Sumber : Adendum “Understanding SWR by Example”

Terjemahan bebas : Wely – YD2DSV

Pada artikel utama tentang pembahasan SWR melalui contoh-contoh saya menggunakan
beberapa contoh dengan beban resistif. Beban resistif lebih mudah di bayangkan, di hitung
dan di pahami. Tetapi banyak kasus dalam dunia sesungguhnya beban murni resistif jarang
di temui. Pada banyak kasus justru beban dengan nilai impedansi reaktif yang banyak di
jumpai. Artinya, beban tersebut mengandung komponen impedansi resistif dan juga
komponen impedansi reaktansi dari kombinasi kapasitansi atau induktansi. Sebagai
contohnya, antenna yang Anda punya mempunyai nilai impedansi 50 Ohm dan juga nilai
induktansi 100nH secara serial, atau juga ada nilai kapasitansinya terhadap jalur ground.
Pada situasi ini, maka SWR tidak akan 1:1 karena mempunyai nilai reaktansi. Bahkan
antenna yang memiliki SWR 1:1 pada frekuensi tertentu akan mempunyai nilai SWR yang
tinggi pada ujung frekuensi yang lebih tinggi karena nilai reaktansi akan berubah dengan
berubahnya nilai frekuensi. Untungnya, suatu nilai SWR akan berlaku sama walaupun
memiliki beban induktif ataupun beban kapasitif. Jika Anda sudah bisa memahami SWR
pada beban resistif maka selanjutnya akan lebih mudah untuk memahami SWR pada beban
induktif maupun kapasitif.

Untuk memahami SWR lebih dalam kita akan menggunakan contoh dengan beban yang
reaktif, atau apa yang akan terjadi jika beban tidak murni resistif. SWR dengan beban yang
kompleks (tidak murni resistif) akan di notasikan dengan bilangan imajiner atau bilangan
kompleks yang rumit jika di hitung secara manual. Untungnya, ada satu cara untuk
menganalisa hal ini dengan bantuan Diagram Smith / Smith Chart. Lihat Gambar A di bawah
ini (sengaja gambar di buat besar 1 halaman agar mudah di lihat).
Konsep di balik Diagram Smith adalah sederhana. Perhatikan, di tengah-tengah lingkaran
adalah garis sumbu resistif yang terbentang dari kiri ke kanan (garis biru) dan untuk reaktif
adalah di sekeliling lingkaran terluar (bersebelahan dengan lingkaran warna merah). Beban
Induktif tertera pada setengah lingkaran bagian atas sumbu horizontal dan beban Kapasitif
tertera pada setengah lingkaran bagian bawah sumbu horizontal. Semua nilai resistif dan
reaktansi yang berhubungan seri dapat di gambarkan pada Smith Chart ini. Dengan bantuan
penggaris dan jangka putar (kompas) maka nilai SWR dapat di temukan. Pemakai Smith
Chart yang sudah ahli dapat menggambarkan beban dan dengan bantuan grafik ini dapat
menemukan nilai trafo penyesuai impedansi tanpa menggunakan rumus matematika yang
rumit dan alat bantu computer. Smith Chart ini sangat ampuh. Berikut akan di berikan
contoh mencari SWR dengan beban yang telah di ketahui dengan Smith Chart ini.

Misalkan, Anda mempunyai antenna yang telah diukur dan di dapatkan nilai impedansi 35
Ohm dan 12.5 Ohm reaktansinya secara seri. Dan kabel coax yang di gunakan adalah 50
Ohm. Berapakah nilai SWR pada ujung kabel coax yang terhubung ke antenna langsung?

Impedansi ini dapat di tulis dengan bilangan imajiner / bilangan kompleks menjadi Z = 35 +
j12.5 . Huruf j ditulis untuk menujukan nilai reaktansi yang terpisah dari nilai resistif (35
Ohm) yang kedua nilai tersebut tidak bisa di jumlah langsung seperrti pejumlahan biasa.
Agar dapat menggunakan Diagram Smith yang telah di normalisasi, maka kita harus
membagi nilai impedansi dengan 50 Ohm. (Smith Chart juga tersedia untuk impedansi 50
Ohm yang di tunjukan oleh angka 50 pada titik pusat lingkaran bukannya nilai 1.0 seperti
pada diagram diatas. Lihat noktah biru tua pada titik pusat lingkaran). Sehingga sekarang
impedansi yang di normalisasi menjadi Z = 0.7 + j0.25. Angka-angka pada Smith Chart diatas
telah di normalisasi. Artinya, nilai-nilai tersebut telah di bagi dengan impedansi sistem untuk
penggambaran Diagram Smith di atas. Pada banyak hal, impedansi system adalah impedansi
dari kabel transmisi yang di gambarkan dengan titik pada pusat lingkaran tadi. Marilah
sekarang kita gambarkan impedansi Z pada Diagram Smith tadi. Sepanjang garis mendatar di
tengah lingkaran temukan titik nilai 0.7 dan kemudian ke arah atas (induktor atau reaktansi
positif ke arah atas, dan kapasitor atau reaktansi negatif ke arah bawah) sampai ketemu titik
nilai reaktansi 0.25 (lihat Gambar B di bawah ini). Tandai pada titik ini yang mewakili
impedansi Z = 35 +j12.5. Berikutnya tarik garis lurus dari titik pusat lingkaran ke titik Z tadi.
Ukur panjang garis tadi dengan penggaris. Dan buatlah garis yang sama panjangnya pada
skala SWR di bagian bawah Diagram Smith (garis mendatar paling bawah pada gambar
Diagram Smith. Dari tengah yang ada tulisan CENTER ke arah kiri sepanjang garis yang di
dapat tadi sehingga akan ketemu nilai SWR 1.6:1)
Sekarang gambarlah lingkaran dari titik pusat lingkaran Diagram Smith dengan jari-jari
sepanjang ke titik Z tadi. Lingkaran yang tergambar (lihat Gambar C di bawah ini)
menunjukan nilai SWR 1.6:1 di sepanjang keliling garis lingkaran tersebut. Dan nilai SWR
lebih kecil dari 1.6:1 di dalam lingkaran tersebut. Jadi nilai-nilai di dalam lingkaran tersebut
mencerminkan kombinasi nilai-nilai impedansi & reaktansi yang mempunyai nilai SWR lebih
kecil dari 1.6:1.
Dengan Diagram Smith (lihat lingkaran terluar), Anda akan bisa melihat bahwa satu putaran
penuh mewakili jarak setengah panjang gelombang pada kabel transmisi. Dengan kata lain,
jika Anda berjalan di sepanjang lingkaran terluar akan sama dengan jika Anda berjalan
sepanjang kabel transmisi menjauhi beban antena. Ini adalah salah satu kekuatan Smith
Chart, sehingga Anda tidak perlu rumus-rumus yang rumit untuk mengetahui impedansi
pada sepanjang kabel transmisi.
Berikut sebuah contoh untuk lebih jelasnya.
Misal, kabel coax Anda memiliki nilai SWR 1.6:1 pada ujungnya. Kemudian Anda berjalan
mengurut sepanjang kabel menjauhi beban antenna maka Anda juga sama berjalan
mengurut sepanjang lingkaran SWR konstan pada diagram tadi. Ingat bahwa nilai SWR 1.6:1
bisa terjadi pada nilai resistif 80 Ohm atau 31 Ohm. (1.6 = 80/50 atau 50/31). Pada Smith
Chart dimana lingkaran SWR yang di buat tadi berpotongan dengan garis mendatar pada
titik perpotongan ini adalah nilai resistif murni. Dimana titik perpotongan 1.6 adalah
impedansi 80 Ohm dan titik perpotongan 0.62 adalah impedansi 31 Ohm. (Karena proses
normalisasi, maka Anda harus mengalikan dengan nilai impedansi 50 Ohm untuk
mendapatkan nilai sesungguhnya dari Diagram Smith. 1.6 x 50 = 80 Ohm dan 0.62 x 50 = 31
Ohm)

Dimana titik yang memiliki nilai resistif murni pada kabel transmisi kita? Pada Smith Chart
gambarlah sebuah garis dari titik pusat lingkaran melewati titik impedansi Z terus menuju
lingkaran terluar Diagram maka akan ketemu nilai di sekitar 0.07 (lihat Gambar Ddi bagian
bawah ini). Titik ini akan kita pakai untuk sebagai titik perhitungan awal nanti. Seperti kita
ketahui titik 80 Ohm (titik 1.6 pada garis tengah mendatar) ada pada jarak 0.25λ dan titik 31
Ohm (titik 0.62 pada garis tengah mendatar) ada pada jarak 0.5λ. Dengan mengurangkan
nilai 0.07 yang kita dapat tadi maka akan di dapatkan nilai 0.18λ jaraknya dari beban antena
(0.25 – 0.07) yang impedansinya 80 Ohm. Dan pada jarak 0.43λ (0.5 – 0.07) dari beban
antena untuk impedansi 31 Ohm.

Untuk mendapatkan jarak sesungguhnya pada kabel kita maka kalikan hasil tadi dengan
panjang gelombang pada ruang hampa dan kalikan lagi dengan velocity factor dari kabel
yang di pakai. Sebagai contohnya, jika frekuensi yang Anda pakai adalah 144 MHz maka
panjang gelombangnya adalah 300/144 = 2.08 meter. Dan velocity factor kabel Anda adalah
80% maka menjadi 2.08 X 80% = 1.67 meter. Sehingga titik impedansi 80 Ohm ada pada 30
cm dari beban antenna (1.67 x 0.18 = 0.3 meter) dan impedansi 31 Ohm pada jarak 72 cm
dari beban antenna (1.67 x 0.43 = 0.718 meter).

Demikian sekelumit tentang Smith Chart dan penggunaanya. Smith Chart mempunyai
kegunaan yang sangat luas dengan cara pemakaian mulai dari yang sederhana sampai rumit
tanpa Anda harus pusing dengan rumus-rumus matematika yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai