Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME, karena atas karuniaNya maka penyusunan
Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga RS Bhayangkara Tulungagung
telah terselesaikan dengan baik.
Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau pengobatan Pasien RS
Bhayangkara Tulungagung ini merupakan penduan yang digunakan Rumah Sakit
untuk pelaksanaan tugas sehari-hari, agar tetap fokus pada tugas, tidak
menyimpang dari tugas utama, dan tetap berpedoman pada pelayanan pasien di RS
Bhayangkara Tulungagung.
Kami berharap bahwasanya Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau
pengobatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung ini dapat menjadi
landasan pelayanan rumah sakit agar tercipta lingkungan yang terorganisir dan tidak
terjadi misinformasi antara RS Bhayangkara Tulungagung dengan pengguna
layanan rumah sakit.

Tulungagung, Januari 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan
jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
:kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain – lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
Penundaan pelayanan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila
pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang lama untuk
mendapatkan pelayanan diagnostik dan pengobatan atau dalam
mendapatkan rencana pelayanan, pasien membutuhkan penempatan di
daftar tunggu. Untuk itu maka pasien diberi informasi tentang alasan
penundaan dan menunggu serta diberi informasi alternatif yang tersedia, dan
tidak perlu diberikan apabila hanya menunggu sebentar karena dokter datang
terlambat.

B. Ruang Lingkup
Penundaan atau perubahan jadwal pelayanan pada pasien harus
dilihat sebagai masalah antar disiplin dan atau multi disiplin. Oleh karena itu
kebijakan ini secara berlaku untuk semua karyawan di RS BHAYANGKARA
TULUNGAGUNG, termasuk dokter, perawat dan paramanajer.
Penundaan pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung, meliputi :
 Penundaan pelayanan dokter
 Penundaan pelayanan perawat

C. Batasan Operasional
Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah
pengertian atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu
penulis menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu
luas dan terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.
1. Penundaan Pelayanan atau Pengobatan Pasien
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti :
kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain – lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
2. Pasien
Pasien adalah orang yang sakit. Pasien jalan / luar / rawat jalan yaitu
pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien
yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.
3. Keluarga pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami
istri, ayah dan ibu kandung, ank-anak kandung, saudara-saudar kandung
atau pengampunya.
4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan
layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit
yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter
dan perawatnya ( kamus besar bahasa indonesia ).
5. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar
negeri yang di akui oleh pemerintah republik indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

D. Landasan Hukum
1. Undang-undang republik indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang republik indonesia No. 44 Tahun 23009 tentang rumah
sakit.
3. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
4. Manual persetujuan tindakan kedokteran konsil kedokteran Indonesia
tahun 2006
5. Peraturan pemerintahan No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Peraturan menteri kesehatan rebuplik indonesia No.290 / MENKES / PER
/ III / 2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD Rumah Sakit Bhayangkara


Tulungagung adalah :

Kualifikasi
Nomor Nama Jabatan Keterangan
Formal
SI Bersertifikat
1 Ka Ru IGD
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD

2 Ka Instalasi Gawat Darurat Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

D III Bersertifikat
3 Perawat Pelaksana IGD
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD

4 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Ka Ru
2 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana

c. Untuk Dinas Malam :


yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standart Ruangan
Ruangan yang digunakan juga mempengaruhi pelayanan disebuah
Rumah Sakit, oleh karena itu fisik bangunan dan denah tata ruang harus
menunjang dalam melakukan tindakan pelayanan medik.
Persyaratan fisik bangunan Instalasi Gawat Darurat
1. Fisik bangunan
 Luas IGD disesuaikan denga beban kerja RS dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan
korban massal/bencana
 Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau
oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan
luar rumah sakit
 Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda denagn
pintu utama
 Ambulans / kendaraan yang membawa pasien dapat
sampai didepan pintu yang areanya terlindung dari panas dan
hujan( untuk lantai IGD yang tidaksama tinggi dengan jalan
ambulans harus membuat ramp)
 Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brangkar
 Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung
lebih dari duaambulans(sesuai dengan beban RS)
 Susunan ruang harus sedemikian rupa sehinggaarus pasien dapat
lancar dan
 tidak ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana
sesuai dengan
 kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol oleh
perawat kepala jaga
 Area dekontaminasi ditempatkan didepan/diluar IGD atau terpisah
dengan IGD
 Ruang triase harus dapat memuat minimal 2(dua) brankar
 Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien
 Apotik 24 jam tersedia dekat IGD
 Memiliki ruang untuk istirahat (petugas dokter dan perawat)

2. Standar ruangan dan peralatan


Menurut buku pedoman pelayanan gawat darurat, Depkes RI luas
minimalyang dibutuhkan unit gawat darurat rumah sakit kelas C adalah
400m2, menurutputsep 1000m2 per 100 pasien per hari, menurut rex
8600 nsf/60000kunjungan/tahun.Pembagian ruang menurut depkes
sebagai berikut:
 Ruang tunggu
 Ruang administrasi
 Ruang triase
 Ruang resusitasi
 Ruang tindakan
 Ruang pemeriksaan
 Ruang observasi
 Ruang infeksi
 Gudang.

B. Standar Fasilitas
Fasilitas kelengkapan ruangan seperti peralatan medis dan obat juga
mempengaruhi kepuasan pelayana di suatu rumah sakit , adapun standar
peralatan di Rumah sakit sebagai berikut :
1. Peralatan emergency
 Alat dan obat untuk resusitasi
 Alat dan obat untuk “life support”
 Alat dan obat untuk diagnostik
 alat keamanan (misalnya: pemadam kebakaran)
 Monitor jantung
 EKG
 Suction
2. Peralatan Bedah
 Bedah set
 Lampu penerangan
 Obat dan alat untuk anastesi
 Benang jahit
 Seterilisator
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Penjelasan penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang


disebabkan oleh masalah medis dilakukan oleh dokter yang akan melakukan
pelayanan atau pengobatan. Pada kondisi dimana dokter tidak dapat member
penjelasan alas an penundaan tindakan, maka dapat diwakilkan kepada Karu.
Penjelasan tentang penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan yang disebabkan oleh masalah unit dilakukan oleh petugas unit
terkait.
Penjelasan tentang penundaan / perubahan pelayanan jadwal pelayanan atau
pengobatan yang disebabkan oleh masalah kerusakan alat dilakukan oleh
penanggung jawab unit.
Informasi yang diberikan ke pasien berkaitan dengan penundaan/ perubahan
jadwal pelayanan atau pengobatan paling sedikit meliputi: alasan penundaan,
rencana jadwal berikutnya.
Untuk pasien dengan indikasi CITO dan mengalami penundaan tindakan /
pelayanan atau pengobatan yang mengakibatkan baik masalah adiministrasi
maupun masalah kerusakan alat, maka pasien tersebut harus segera dirujuk ke
rumah sakit yang mempunyai pelayanan atau pengobatan sejenis.
Semua proses penundaan pelayanan atau pengobatan pasien dicatat dalam
laporan perawat.

A. PENUNDAAN SETELAH PASIEN DIRAWAT


1. Apabila penundaan/ perubahan jadwal pelayanan atau penobatan disebabkan
masalah administrasi, maka petugas Administrasi menghitung pasien, dokter
dan perawat untuk menginformasikan tentang penundaan / perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan.
2. Apabila penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan
disebabkan oleh dokter berhalangan pada jadwal yang ditentukan, maka
kepala unit menginformasikan tentang penundaan / perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan tersebut kepada pasien.
3. Apabila penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan
disebabkan kerusakan alat, maka Penanggung jawab unit tersebut
menghubungi pasien dan dokter untuk menginformasikan tentang penundaan
/ perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan.

B. PENUNDAAN SETELAH PASIEN DIRAWAT


Apabila terdapat kondisi yang menyebabkan penundaan / perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan seperti :
1. Masalah medis :
a. Dokter memberi penjelasan tentang penyebab penundaan /
perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan dan menjadwalkan
ulang rencana pelayanan atau pengobatan.
b. Pasien dipulangkan menunggu kondisi pasien secara medis
sudah layak untuk dilakukan pelayanan atau pengobatan dan
dijadwalkan berikutnya.
2. Masalah administrasi :
a. Petugas administrasi menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang penyebab penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan.
b. Petugas administrasi menginformasikan ke dokter dan perawat
bahwa pelayanan atau pengobatan belum bisa dilakukan.
c. Perawat menghubungi dokter untuk meminta penjadwalkan ulang.
d. Pasien dipulangkan / menunggu sampai masalah administrasi
selesai.
e. Apabila masalah administrasi sudah selesai, maka pasien harus
melakukan penjadwalan ulang.
3. Masalahfasilitas / kerusakanalatmedis :
a. Penanggungjawab unit memberikan penjelasan kepada pasien
dan keluarga tentang penyebab penundaan / perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan.
b. Penanggung jawab unit menghubungi dokter dan memberikan
penjelasan tentang penyebab penundaan / perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan.
c. Pasien dirujuk ke rumahsakit lain yang mempunyai fasilitas
pelayanan atau pengobatan yang sama atau dipulangkan
menunggu sampai alat diperbaiki.
d. Apabila alat sudah diperbaiki, maka penanggung jawab unit
menghubungi dokter untuk penjadwalan ulang dan menhubungi
pasien untuk menginformasikan jadwal yang telah ditentukan
dokter.

C. TATA LAKSANA
A. TATA LAKSANA PENUNDAAN PELAYANAN DOKTER
Penundaan pelayanan dokter dapat dibagi dua yaitu :
1. Penundaan pelayanan dokter dengan pemberitahuan.
Bagian Rawat Jalan :
1) Dokter yang bersangkutan sudah menyampaikan informasi
bahwa :
 Terlambat datang untuk praktik sesuai jadwal praktik,
disertai alasan dan jam buka praktiknya.
 Berhalangan tidak dapat praktikkarena alasan tertentu,
disertai surat ijin dan surat pelimpahan tugas (dokter
pengganti) yang disampaikan kepada Direksi.
2) Direktur pelayanan klinik menyampaikan kepada bagian/unit
terkait.Bagian/unit tersebut : rekam medis, rawat inap, rawat
jalan, Unit Gawat Darurat (UGD), Bagian Pelayanan
Yanmedsus ( ICU ) pemasaran.melalui surat edaran
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang :
 Untuk pasien yang daftar via telephon dan belum datang ke
rumah sakit maka Petugas bagian pendaftaran rawat jalan
segera menginformasikan kepada pasien yang mendaftar
melalui telepon bahwa jam praktik dokter yang bersangkutan
ada perubahan (sebutkan jam praktiknya) dan permohonan
maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa jam praktik
dokter yang bersangkutan ada perubahan (sebutkan jam
praktiknya) dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Pemberitahuan dari manager rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan di poli tersebut
 Sarankan Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi
visual atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan pasien
segera ditransfer keUGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan
untuk periksa ke dokter yang lain sesuai kebutuhan
pasien tersebut.
- Jika pasien tidak mau ke dokter yang lain, maka dapat
disarankan untuk bersabar menunggu.
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik,
(tidak terencana)maka :
 Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera
menginformasikan kepada pasien yang mendaftar melalui
telepon bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
sehingga tidak dapat praktik, menginformasikan dokter
pengganti, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan dokter pengganti, dan permohonan maaf
atas ketidaknyamanan tersebut.
 Pemberitahuan dari manajer rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan di poli tersebut
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi
visual atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan
pasien segera ditransfer ke UGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan
untuk periksa ke dokter pengganti.
- Jika pasien tidak mau ke dokter pengganti, maka
petugas bagian pendaftaran rawat jalan menawarkan
penjadwalan ulang.
5) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik,
(terencana) maka :
 Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera
menginformasikan kepada pasien yang mendaftar melalui
telepon bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
sehingga tidak dapat praktik, menginformasikan dokter
pengganti, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan dokter pengganti, dan permohonan maaf
atas ketidaknyamanan tersebut.
 Pemberitahuan dari manajer rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan dibagian pendaftaran
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi visual
atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan
pasien segera ditransfer ke UGD.
-
Bagian Rawat Inap :
1) Dokter yang bersangkutan sudah menyampaikan informasi bahwa :
 Terlambat datang untuk visite sesuai jadwal visite, disertai alasan dan
jam datang untuk visite.
 Berhalangan tidak dapat visite karena alasan tertentu, disertai surat ijin
dan surat pelimpahan tugas (dokter pengganti) yang disampaikan
kepada Direksi.
2) Direktur pelayanan klinik menyampaikan kepada bagian/unit terkait.
Bagian/unit tersebut : rekam medis, rawat inap, rawat jalan, UGD, Bagian
Pelayanan Medis Khusus ( ICU) , pemasaran melalui surat edaran
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang untuk visite :
 Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan terlambat
datang untuk visite dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
divisite dokter jaga ruangan.
- Jika pasien tidak mau ke dokter yang lain, maka dapat disarankan
untuk bersabar menunggu.
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat visite, maka :
 Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
tidak dapat visite, menginformasikan juga dokter pengganti yang akan
visite, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
Dicatat di Rekam medis informasi penundaan pelayanan dan berikan
alternatifnya.

2. Penundaan pelayanan dokter tanpa pemberitahuan :


Bagian Rawat Jalan :
1) Perawat menghubungi Dokter 30 menit sebelum jam praktik dimulai
,untuk antisipasi komplain
2) Ketika menghubungi dokter yang bersangkutan, maka ditanyakan apakah
dokter tersebut dapat praktik, informasikan jumlah pasien. Jika iya, maka
jam berapa dapat melayani pasien. Jika tidak dapat praktik, maka siapa
dokter penggantinya.
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang :
 Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera menginformasikan
kepada pasien yang mendaftar melalui telepon bahwa jam praktik
dokter yang bersangkutan ada perubahan (sebutkan jam praktiknya)
dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas bagian
pendaftaran menginformasikan bahwa jam praktik dokter yang
bersangkutan ada perubahan (sebutkan jam praktiknya) dan
permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi visual atau
pengamatan bahwa pasien membutuhkan perawatan di UGD maka
informasikan ke pasien dan keluarga pasien, komunikasikan ke
petugas UGD, dan pasien segera ditransfer ke UnitUGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan untuk
periksa ke dokter yang lain sesuai kebutuhan pasien tersebut.
- Jika pasien tidak mau ke dokter yang lain, maka dapat disarankan
untuk bersabar menunggu.
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik, maka :
 Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera menginformasikan
kepada pasien yang mendaftar melalui telepon bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan juga dokter pengganti, dan permohonan maaf atas
ketidaknyamanan tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas bagian
pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang bersangkutan
berhalangan sehingga tidak dapat praktik, menginformasikan juga
dokter pengganti, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi visual atau
pengamatan bahwa pasien membutuhkan perawatan di UGD maka
informasikan ke pasien dan keluarga pasein, komunikasikan ke
petugas UGD, dan pasien segera ditransfer ke UGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan untuk
periksa ke dokter pengganti.
- Jika pasien tidak mau ke dokter pengganti, maka petugas bagian
pendaftaran rawat jalan menawarkan penjadwalan ulang.
Bagian Rawat Inap :
1) Jika dokter belum datang visite sesuai dengan sasaran mutu kehadiran
visite dokter setiap hari, maka perawat ruangan rawat inap segera
menghubungi dokter yang bersangkutan.
2) Ketika menghubungi dokter yang bersangkutan, maka ditanyakan apakah
dokter tersebut dapat visite, jika iya : maka jam berapa dapat visite pasien.
Jika tidak : maka siapa dokter pengganti visite
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang untuk visite :
 Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan terlambat
datang untuk visite, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
 Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
divisite dokter jaga ruangan..
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat visite, maka :
 Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
tidak dapat visite, menginformasikan juga dokter pengganti yang akan
visite , dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
 Sarankan :.
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
di visite dokter jaga / dokter ruangan

B. TATALAKSANA PENUNDAAN PELAYANAN PERAWAT


Penundaan pelayanan perawat diBagian Rawat Jalan:
1) Perawat yang bersangkutan menyampaikan informasi bahwa ada perubahan
jadwal praktik keperawatan (poliklinik laktasi, poliklinikmemori).
2) Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera menginformasikan :
 Untuk pasien yang mendaftar melalui telepon bahwa ada perubahan
jadwal praktik keperawatan (sebutkan jam praktiknya) dan permohonan
maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
 Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas bagian
pendaftaran menginformasikan bahwa ada perubahan jadwal praktik
keperawatan (sebutkan jam praktiknya) dan permohonan maaf atas
ketidaknyamanan tersebut.
 Sarankan :
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan untuk periksa
di hari yang lain.
- Jika pasien tidak mau periksa di hari yang lain, maka dapat disarankan
untuk bersabar menunggu.
BAB V
LOGISTIK

1. Admission
Setiap pasien yang berobat ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung
selalu didaftarkan ke bagian admission, dari bagian admisson disiapkan
status dan slip pembayaran pasien, kemudian status dan slip pembayaran
diantarkan oleh petugas admission ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung.

2. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah
selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission (prosedur permintaan dan penyerahan status ke bagian
rekam medis sesuai dengan SPO terlampir).

3. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)


Pasien IGD RS Bhayangkara Tulungagung yang memerlukan
tindakan lanjut/konsul ke dokter spesialis pada jam kerja, perawat akan
menghubungi dokter konsulen dan bila kondisi pasien memungkinkan untuk
tindak lanjut di poliklinik, maka pasien diantar oleh perawat IGD RS
Bhayangkara Tulungagung ke bagian IRJ. ( Prosedur konsul pasien IGD ke
dokter spesialis yang sedang praktek sesuai SPO terlampir).

4. Kasir
Pasien yang telah selesai berobat ke IGD RS Bhayangkara
Tulungagung akan diantar ke bagian kasir oleh perawat IGD RS Bhayangkara
Tulungagung untuk menyelesaikan administrasi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatn pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
- Asesmen resiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
- Pelaporan dan analisis insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
- Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
- Kesalahan akibat melakukan suatu tindakan
- Tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil
B. Tujuan
- terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
- Menurunkan kejadian tidak di harapkan ( KTD ) di rumah sakit
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
KTD
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
peningkatan keselamatn pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) di sebutkan bahwa “


setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Dalam hal ini yang di maksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja dalam kondisi yang sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan di dalam dan diluar rumah sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja. Dalam hal ini tim PPK dan perlindungan terhadap
rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-undang
No. 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam kondisi sehat dan selamat
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di
golongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkunagn kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

a. Pengertian Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus
dilakukan mencapai sasaran perubahan dalam hal mutu jasa atau barang
yang di produksi. Rumah Sakit adalah salah satu bidang jasa yang bergerak
dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu pengendalian mutu sangat
penting agar terciptanya kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan.

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Rumah Sakit


1) Standar tenaga kerja
2) Standar fasilitas ( bangunan dan sarana penunjang kesehatan )
3) Manajemen Rumah Sakit
4) Kebijakan yang diterapkan

Jika faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu tersebut


berjalan dengan baik, maka kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan juga
akan meningkat.
a. Standar Tenaga Kerja Dan Fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung

Tenaga kerja Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung Memiliki


Tenaga Kerja sebagai berikut:

1) Dokter umum
2) Dokter spesialis
3) Dokter gigi
4) Perawat
5) Bidan
6) Ahli Gizi
7) Ahli Radiologi
8) Ahli Laboratorium
9) Cleaning servis
10) Satpam
11) Tim aiti dan kelistrikan

b. Fasilitas
1) Bagunan terdiri dari beberapa ruangan
 Ruang Rawat Inap Dewasa (Kelas VVIP, VIP, utama,1, 2, dan 3 )
 Ruang Rawat Inap Anak (Kelas VIP, 1, 2, dan 3 )
 Ruang Operasi
 Ruang Instalasi Gawat Darurat
 Ruang ICU
 Ruang Kebidanan
 Ruang Poli klinik
 Ruang Apotik
 Ruang Rongsen dan CT-Scan
 Ruang Laboratorium
 Ruang Perinatologi

2) Fasilitas Kelengkapan
 Monitor
 Sterilisator
 Alat resusitasi
 Alat bedah
 Dll
BAB IX
PENUTUP

Penundaan pelayanan atau pengobatan pasien adalah penundaan atau


perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal
seperti : kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain – lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
Tujuan dari penundaan pelayanan atau pengobatan pasien ini adalah
Sebagai acuan apabila terjadi penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan secara konsisten, Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas
tentang penyebab penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan,
Memberikan kepuasan pelanggan( pasien dan keluarga ), Untuk menghindari
terjadinya komplikasi pasien, Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan
dengan lancar
Selain itu, Buku Pedoman akan bermanfaat bagi seluruh dokter dan perawat
RS Bhayangkara Tulungagung dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi
kemajuan dan perkembangan penundaan pelayanan atau pengobatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai