Pedoman Penundaan Pelayanan Atau Pengobatan Pasien
Pedoman Penundaan Pelayanan Atau Pengobatan Pasien
Puji syukur kepada Tuhan YME, karena atas karuniaNya maka penyusunan
Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga RS Bhayangkara Tulungagung
telah terselesaikan dengan baik.
Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau pengobatan Pasien RS
Bhayangkara Tulungagung ini merupakan penduan yang digunakan Rumah Sakit
untuk pelaksanaan tugas sehari-hari, agar tetap fokus pada tugas, tidak
menyimpang dari tugas utama, dan tetap berpedoman pada pelayanan pasien di RS
Bhayangkara Tulungagung.
Kami berharap bahwasanya Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau
pengobatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung ini dapat menjadi
landasan pelayanan rumah sakit agar tercipta lingkungan yang terorganisir dan tidak
terjadi misinformasi antara RS Bhayangkara Tulungagung dengan pengguna
layanan rumah sakit.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan
jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
:kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain – lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
Penundaan pelayanan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila
pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang lama untuk
mendapatkan pelayanan diagnostik dan pengobatan atau dalam
mendapatkan rencana pelayanan, pasien membutuhkan penempatan di
daftar tunggu. Untuk itu maka pasien diberi informasi tentang alasan
penundaan dan menunggu serta diberi informasi alternatif yang tersedia, dan
tidak perlu diberikan apabila hanya menunggu sebentar karena dokter datang
terlambat.
B. Ruang Lingkup
Penundaan atau perubahan jadwal pelayanan pada pasien harus
dilihat sebagai masalah antar disiplin dan atau multi disiplin. Oleh karena itu
kebijakan ini secara berlaku untuk semua karyawan di RS BHAYANGKARA
TULUNGAGUNG, termasuk dokter, perawat dan paramanajer.
Penundaan pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung, meliputi :
Penundaan pelayanan dokter
Penundaan pelayanan perawat
C. Batasan Operasional
Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah
pengertian atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu
penulis menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu
luas dan terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.
1. Penundaan Pelayanan atau Pengobatan Pasien
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti :
kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain – lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
2. Pasien
Pasien adalah orang yang sakit. Pasien jalan / luar / rawat jalan yaitu
pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien
yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.
3. Keluarga pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami
istri, ayah dan ibu kandung, ank-anak kandung, saudara-saudar kandung
atau pengampunya.
4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan
layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit
yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter
dan perawatnya ( kamus besar bahasa indonesia ).
5. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar
negeri yang di akui oleh pemerintah republik indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang republik indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang republik indonesia No. 44 Tahun 23009 tentang rumah
sakit.
3. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
4. Manual persetujuan tindakan kedokteran konsil kedokteran Indonesia
tahun 2006
5. Peraturan pemerintahan No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Peraturan menteri kesehatan rebuplik indonesia No.290 / MENKES / PER
/ III / 2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
Nomor Nama Jabatan Keterangan
Formal
SI Bersertifikat
1 Ka Ru IGD
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
D III Bersertifikat
3 Perawat Pelaksana IGD
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Ka Ru
2 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
A. Standart Ruangan
Ruangan yang digunakan juga mempengaruhi pelayanan disebuah
Rumah Sakit, oleh karena itu fisik bangunan dan denah tata ruang harus
menunjang dalam melakukan tindakan pelayanan medik.
Persyaratan fisik bangunan Instalasi Gawat Darurat
1. Fisik bangunan
Luas IGD disesuaikan denga beban kerja RS dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan
korban massal/bencana
Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau
oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan
luar rumah sakit
Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda denagn
pintu utama
Ambulans / kendaraan yang membawa pasien dapat
sampai didepan pintu yang areanya terlindung dari panas dan
hujan( untuk lantai IGD yang tidaksama tinggi dengan jalan
ambulans harus membuat ramp)
Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brangkar
Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung
lebih dari duaambulans(sesuai dengan beban RS)
Susunan ruang harus sedemikian rupa sehinggaarus pasien dapat
lancar dan
tidak ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana
sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol oleh
perawat kepala jaga
Area dekontaminasi ditempatkan didepan/diluar IGD atau terpisah
dengan IGD
Ruang triase harus dapat memuat minimal 2(dua) brankar
Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien
Apotik 24 jam tersedia dekat IGD
Memiliki ruang untuk istirahat (petugas dokter dan perawat)
B. Standar Fasilitas
Fasilitas kelengkapan ruangan seperti peralatan medis dan obat juga
mempengaruhi kepuasan pelayana di suatu rumah sakit , adapun standar
peralatan di Rumah sakit sebagai berikut :
1. Peralatan emergency
Alat dan obat untuk resusitasi
Alat dan obat untuk “life support”
Alat dan obat untuk diagnostik
alat keamanan (misalnya: pemadam kebakaran)
Monitor jantung
EKG
Suction
2. Peralatan Bedah
Bedah set
Lampu penerangan
Obat dan alat untuk anastesi
Benang jahit
Seterilisator
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
C. TATA LAKSANA
A. TATA LAKSANA PENUNDAAN PELAYANAN DOKTER
Penundaan pelayanan dokter dapat dibagi dua yaitu :
1. Penundaan pelayanan dokter dengan pemberitahuan.
Bagian Rawat Jalan :
1) Dokter yang bersangkutan sudah menyampaikan informasi
bahwa :
Terlambat datang untuk praktik sesuai jadwal praktik,
disertai alasan dan jam buka praktiknya.
Berhalangan tidak dapat praktikkarena alasan tertentu,
disertai surat ijin dan surat pelimpahan tugas (dokter
pengganti) yang disampaikan kepada Direksi.
2) Direktur pelayanan klinik menyampaikan kepada bagian/unit
terkait.Bagian/unit tersebut : rekam medis, rawat inap, rawat
jalan, Unit Gawat Darurat (UGD), Bagian Pelayanan
Yanmedsus ( ICU ) pemasaran.melalui surat edaran
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang :
Untuk pasien yang daftar via telephon dan belum datang ke
rumah sakit maka Petugas bagian pendaftaran rawat jalan
segera menginformasikan kepada pasien yang mendaftar
melalui telepon bahwa jam praktik dokter yang bersangkutan
ada perubahan (sebutkan jam praktiknya) dan permohonan
maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa jam praktik
dokter yang bersangkutan ada perubahan (sebutkan jam
praktiknya) dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
Pemberitahuan dari manager rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan di poli tersebut
Sarankan Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi
visual atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan pasien
segera ditransfer keUGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan
untuk periksa ke dokter yang lain sesuai kebutuhan
pasien tersebut.
- Jika pasien tidak mau ke dokter yang lain, maka dapat
disarankan untuk bersabar menunggu.
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik,
(tidak terencana)maka :
Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera
menginformasikan kepada pasien yang mendaftar melalui
telepon bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
sehingga tidak dapat praktik, menginformasikan dokter
pengganti, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan dokter pengganti, dan permohonan maaf
atas ketidaknyamanan tersebut.
Pemberitahuan dari manajer rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan di poli tersebut
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi
visual atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan
pasien segera ditransfer ke UGD.
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan
untuk periksa ke dokter pengganti.
- Jika pasien tidak mau ke dokter pengganti, maka
petugas bagian pendaftaran rawat jalan menawarkan
penjadwalan ulang.
5) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik,
(terencana) maka :
Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera
menginformasikan kepada pasien yang mendaftar melalui
telepon bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
sehingga tidak dapat praktik, menginformasikan dokter
pengganti, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan dokter pengganti, dan permohonan maaf
atas ketidaknyamanan tersebut.
Pemberitahuan dari manajer rawat jalan dalam bentuk
tulisan yang ditempelkan dibagian pendaftaran
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi visual
atau pengamatan bahwa pasien membutuhkan
perawatan di UGD maka informasikan ke pasien dan
keluarga pasien, komunikasikan ke petugas UGD, dan
pasien segera ditransfer ke UGD.
-
Bagian Rawat Inap :
1) Dokter yang bersangkutan sudah menyampaikan informasi bahwa :
Terlambat datang untuk visite sesuai jadwal visite, disertai alasan dan
jam datang untuk visite.
Berhalangan tidak dapat visite karena alasan tertentu, disertai surat ijin
dan surat pelimpahan tugas (dokter pengganti) yang disampaikan
kepada Direksi.
2) Direktur pelayanan klinik menyampaikan kepada bagian/unit terkait.
Bagian/unit tersebut : rekam medis, rawat inap, rawat jalan, UGD, Bagian
Pelayanan Medis Khusus ( ICU) , pemasaran melalui surat edaran
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang untuk visite :
Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan terlambat
datang untuk visite dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
divisite dokter jaga ruangan.
- Jika pasien tidak mau ke dokter yang lain, maka dapat disarankan
untuk bersabar menunggu.
4) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat visite, maka :
Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan berhalangan
tidak dapat visite, menginformasikan juga dokter pengganti yang akan
visite, dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
Dicatat di Rekam medis informasi penundaan pelayanan dan berikan
alternatifnya.
1. Admission
Setiap pasien yang berobat ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung
selalu didaftarkan ke bagian admission, dari bagian admisson disiapkan
status dan slip pembayaran pasien, kemudian status dan slip pembayaran
diantarkan oleh petugas admission ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung.
2. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah
selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission (prosedur permintaan dan penyerahan status ke bagian
rekam medis sesuai dengan SPO terlampir).
4. Kasir
Pasien yang telah selesai berobat ke IGD RS Bhayangkara
Tulungagung akan diantar ke bagian kasir oleh perawat IGD RS Bhayangkara
Tulungagung untuk menyelesaikan administrasi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatn pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
- Asesmen resiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
- Pelaporan dan analisis insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
- Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
- Kesalahan akibat melakukan suatu tindakan
- Tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil
B. Tujuan
- terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
- Menurunkan kejadian tidak di harapkan ( KTD ) di rumah sakit
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
KTD
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
peningkatan keselamatn pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1) Dokter umum
2) Dokter spesialis
3) Dokter gigi
4) Perawat
5) Bidan
6) Ahli Gizi
7) Ahli Radiologi
8) Ahli Laboratorium
9) Cleaning servis
10) Satpam
11) Tim aiti dan kelistrikan
b. Fasilitas
1) Bagunan terdiri dari beberapa ruangan
Ruang Rawat Inap Dewasa (Kelas VVIP, VIP, utama,1, 2, dan 3 )
Ruang Rawat Inap Anak (Kelas VIP, 1, 2, dan 3 )
Ruang Operasi
Ruang Instalasi Gawat Darurat
Ruang ICU
Ruang Kebidanan
Ruang Poli klinik
Ruang Apotik
Ruang Rongsen dan CT-Scan
Ruang Laboratorium
Ruang Perinatologi
2) Fasilitas Kelengkapan
Monitor
Sterilisator
Alat resusitasi
Alat bedah
Dll
BAB IX
PENUTUP