1.1 Epidemiologi
ke-4 di dunia dengan jumlah pasien laki-laki sedikit lebih banyak daripada
perempuan dengan perbandingan 19.4 dan 15.3 per 100.000 penduduk (Abdullah,
2006).
pasien kanker di Amerika Serikat. Kanker usus besar dan rektum adalah penyebab
paling umum ketiga kematian kanker pada wanita (setelah kanker paru-paru dan
payudara) dan penyebab yang paling umum ketiga kematian kanker pada laki-laki
(setelah kanker paru-paru dan prostat). Lebih dari 150.000 kasus baru terdiagnosis
setiap tahunnya di Amerika Serikat dengan angka kematian per tahun mendekati
populasi etnik, ras atau populasi multietnik/multi rasial. Secara umum didapatkan
kejadian kanker kolorektal meningkat tajam setelah usia 50 tahun, fenomena ini
Amerika Serikat rata-rata pasien kolorektal adalah berusia 67 tahun dan lebih dari
50% kematian terjadi pada mereka yang berumur di atas 55 tahun (Abdullah,
2006).
1
2
dibandingkan dengan laporan dari negara barat. Untuk usia di bawah 40 tahun
data dari Bagian Patologi Anatomi FKUI didapatkan angka 35,36% (Abdullah,
2006).
bawah ini:
6.8%
8.7% 11.7%
Sekum Sigmoid
1.9% 9.7%
51.5%
(sumber : Abdullah, 2006).
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix
(usus buntu).
3
1.3 Patofisiologi
genetik dan faktor lingkungan. Kanker kolorektal yang sporadik muncul setelah
melewati rentang masa yang lebih panjang sebagai akibat faktor lingkungan yang
Kedua jenis kanker kolorektal (herediter dan sporadik) tidak muncul secara
Kanker kolon terjadi sebagai akibat dari kerusakan genetik pada lokus yang
mekanisme CIN yang melibatkan penyebaran materi genetik yang tak berimbang
2006).
Awal dari proses terjadinya kanker kolon yang melibatkan mutasi somatik
terjadi pada gen Adenomatous Polyposis Coli (APC). Gen APC mengatur
kematian sel dan mutasi pada gen ini menyebabkan pengobatan proliferasi yeng
biasnya terjadi pada adenoma kolon yang berukuran besar akan menyebabkan
(Sumber : http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/C/Cancer.html)
Transisi dari adenoma menjadi karsinoma merupakan akibat dari mutasi gen
supresor tumor p53. Dalam keadaan normal protein dari gen p53 akan
menghambat proliferasi sel yang mengalami kerusakan DNA, mutasi gen p53
menyebabkan sel dengan kerusakan DNA tetap dapat melakukan replikasi yang
menghasilken sel-sel dengan kerusakan DNA yang lebih parah. Replikasi sel-sel
dengan kehilangan sejumlah segmen pada kromosom yang berisi beberapa alele
(misal loss of heterizygosity), hal ini dapat menyebabkan kehilangan gen supresor
tumor yang lain seperti DCC (Deleted in Colon Cancer) yang merupakan
Stadium dan faktor prognostis kanker kolorektal dapat dilihat pada tabel dan
penetrasi tumor ke dinding kolon, keterlibatan KGB regional atau metastasis jauh,
penyebaran lokal yang dapat menyebabkan perlekatan dengan struktur yang tak
dapat diangkat, dan derajat histologi yang tinggi. Semua variabel ini digabung
sehingga dapat ditentukan sistem staging yang dimodifikasi dari skala Dukes-
Turnbull. Untuk semua pasien hasil kelangsungan hidup adalah sekitar 25% tetapi
pada pasien yang bisa diobati dengan reseksi meningkat menjadi 50% dan jika
tidak menembus seluruh ketebalan dinding kolon maka harapan hidupnya hampir
reseksi primer, pasien dengan tumor yang belum menembus dinding kolon dan
belum terdapat keterlibatan KGB regional mempunyai harapan hidup 90%, tapi
bila KGB regional sudah terlibat angka harapan hidup menurun tinggal 40%.
Jumlah KGB regional yang terlibat juga penting, karena apabila lebih dari 3 KGB
8
regional terlibat angka harapan hidup menjadi lebih rendah yaitu 15-26%. Pada
intinya kanker yang sudah menunjukkan gejala biasanya pada stadium yang sudah
parah dan angka harapan hidup secara keseluruhan ahanya berkisar 50%.
Prognosis yang buruk juga terjadi pada pasien dengan usia muda, menderita
1994).
1.5 Gejala
dan umumnya sudah memasuki stadium lanjut sehingga prognosis juga buruk.
Keluhan yang paling sering dirasakan pasien adalah perubahan pola buang air
besar, perdarahan per anus (hematosezia dan konstipasi). Kanker ini umumnya
berjalan lamban, keluhan dan tanda-tanda fisik timbul sebagaia bagian dari
biasanya terjadi di kolon transversum. Kolon desendens dan kolon sigmoid karena
ukuran lumennya lebih sempit daripada kolon yang proksimal. Obstruksi parsial
awalnya ditandai dengan nyeri abdomen, namun bila obstruksi total terjadi akan
berdarah sebagai bagian dari tumor yang rapuh dan mengalami ulserasi. Meskipun
Tumor yang terletak lebih distal umumnya disertai hematoseczhia atau darah
tumor dalam feses, tapi tumor yang proksimal sering disertai dengan anemia
defisiensi besi. Invasi lokal dari tumor menimbulkan tenesmus, hematuria, infeksi
saluran kemih berulang dan obstruksi uretra. Abdomen akut dapat terjadi
kolon dengan lambung atau usus halus. Asites maligna dapat terjadi akibat invasi
tumor ke lapisan serosa dan sebaran ke peritoneal. Metastasis jauh ke hati dapat
Tanda dan gejala karsinoma kolon bervariasi tergantung dari lokasi kanker
di dalam usus besar. Ukuran dan ekstenbilitas usus ukuran kanan kira-kira enam
10
kali lebih besar daripada daerah sigmoid dan mengandung aliran fekal yang cair.
Sebagai salah satu akibatnya gejala dari tumor yang timbul di kolon kanan tidak
disebabkan oleh obstruksi walaupun pasien dapat mengalami rasa yang tidak enak
atau kolik di abdomen yang samar-samar. Lebih sering, penyakit disertai dengan
kehilangan darah kronis yang dideteksi dengan tes darah samar. Sebaliknya tumor
di daerah kiri cenderung keras dan tumbuh mengelilingi usus, dan fungsi normal
dalam daerah ini adalah sebagai penyimpan massa feses yang keras. Gejala
obstruksi akut atau kronis adalah gambaran klinis yang penting. Di samping itu
memerlukan laksatif, atau penurunan kaliber feses. Perdarahan adalah lebih jelas,
dengan darah gelap atau darah merah yang melapisi permukaan feses (Schein,
1997).
seperempat tumor usus besar terletak pada kolon kanan. Kolon transversal dan
kolon desenden relatif jarang terkena, sehingga kebanyakan tumor terletak pada
kolon sigmoid dan rektum. Gejala berdasarkan lokasi kanker dibagi menjadi
Kolon kanan
obstruksi usus kecil di bagian bawah yaitu kolik, muntah, konstipasi dan distensi.
ditemukannya massa yang dapat dipalpasi dalam fossa iliaka kanan. Apakah ini
ada atau tidak, seluruh kolon harus diperiksa dengan kolonoskopi atau pada
Kolon kiri
pada kolon kiri datang sebagai pasien gawat darurat. Pasien dapat menderita
perforasi dengan abses perikolik atau bahkan peritonitis umum tetapi lebih sering
obstruksi usus besar. Sejauh ini penyebab paling umum dari obstruksi usus besar
pasien yang datang tanp obstruksi. Hal ini bisa berupa konstipasi yang meninkat,
diare atau berubah-ubah antara kedua hal tersebut, pasien biasanya menemukan
darah bersama feses dan mengeluh nyeri atau rasa tidak enak pada abdomen
12
bawah. Penurunan berat badan umum ditemukan dan pada umumnya merupakan
abdomen.
Karsinoma rektum
Pasien dengan karsinoma rektum hampir tidak pernah datang sebgai pasien
gawat darurat. Pasien mengalami perdarahan yang jelas melalui rektum. Mungkin
yang belum selesai dengan keinginan defekasi yang berulang-ulang, tetapi yang
keluar hanya lendir dan darah. Tumor sampai 10 cm dari anal biasanya dapat
Pada pasien dengan gejala keberadaan kanker kolorektal dapat dikenali dari
beberapa tanda seperti : anemia mikrositik, hematozesia, nyeri perut, berat badan
turun atau perubahan defekasi oleh sebab itu perlu segera dilakukan pemeriksaan
neoplasma namun bila tidak ada darah samar tidak dapat menyingkirkan lesi
neoplasma.
Laboratorium
memberikan hasil normal. Perdarahan intermitten dan polip yang besar dapat
Pemeriksaan radiologi
polip kolon dengan spesifitas 85%. Bagian rektosigmoid sering untuk divisualisasi
13
Pemeriksaaan lumen barium teknik kontras ganda merupakan alternatif lain untuk
kolonoskopi namun pemeriksaan ini sering tak bisa mendeteksi lesi berukuran
kecil. Enema barium cukup efektif untuk memeriksa memeriksa bagian kolon di
Kolonoskopi
akurat dan dapat sekaligus melakukan biopsi pada lesi yang mencurigakan.
Pemeriksaan kolon yang lengkap dapat mencapai >95% pasien. Rasa tidak
nyaman yang timbul dapat dikurangi dengan pemberian obat penenang intravena
meskipun ada risiko perforasi dan perdarahan. Kolonoskopi dengan enema barium
Kolonskopi mempunyai sensitivitas 95% dan spesitivitas 99% paling tinggi untuk
mengangkat polip.
Evaluasi histologis
yang paling sering adalah adenoma tubular 85%, adenoma tubulovisum 10% dan
adenoma serrata 1%. Temuan sel atipik pada adenoma dikelompokkan menjadi
ringan, sedang dan berat. Gambaran atipik berat menunjukkan adanya fokus
Gambaran histologis kanker kolon bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
pembedahan radikal untuk mengeksisi tumor secara total dengan tepi minimal 6
15
cm dan dengan reseksi en bloc pada semua kelenjar getah bening di akar
Deteksi dini pada masyarakat luas dilakukan dengan beberapa cara, seperti :
tes darah samar dari feses, dan sigmoidoskopi. Pilihan lain berdasarkan waktu
antara lain: FOBT (Fecal Occult Blood test) setahun sekali, sigmoidokopi
fleksibel setiap 5 tahun, enema barium kontras ganda setiap 5 tahun dan
Klasifikasi yang dipakai untuk kanker kolorektal dini dapat dilihat pada
Diagnosis
(Diadaptasi dari Winawer SJ, Fletcher RH, Miller L, Godlee F, Stolar MH, Mulrow CD,
et al. Colorectal cancer screening: clinical guidelines and rationale. Gastroenterology
1997;112:594-642 [Published errata in Gastroenterology 1997;112:1060 and
1998;114:635].)
17
1.7 Penatalaksanaan
adalah 7 tahun, laporan lain menunjukkan polip adenomatous dengan atipia berat
menjadi kanker membutuhkan waktu rata-rata 4 tahun dan bila atipia sedang 11
Kemoprevensi
kalangan pemakai OAIN namun bukti yang mendukung manfaat pembrian aspirin
dan OAIN lainnya untuk mencegah kanker kolon sporadik masih lemah. (FKUI)
transversum tetapi lesi di fleksura lienalis dan kolon desenden di atasi dengan
18
dengan tindakan Low Anterior Resection (LAR). Angka mortalitas akibat operasi
sekitar 5% tetapi bila operasi dikerjakan secara emergensi maka angka mortalitas
menjadi lebih tinggi. Reseksi terhadap metastasis di hepar dapat memberikan hasil
ini :
Terapi utama untuk kanker usus besar adalah pembedahan dengan eksisi
luas, mencakup daerah drainase limfe yang tepat. Untuk kebanyakan pasien,
eksisi yang tepat adalah hemikolektomi kiri atau kanan, tetapi pada beberapa
pasien dengan beberapa adenoma dan pasien muda dengan kanker, beberapa ahli
Schofield, 1996).
19
ada metastasis hepatik, karena reseksi merupakan paliasi terbaik. Pada pasien
dengan obstruksi yang nyata, operasi harus dilakukan sebagai tindakan darurat.
Kadang-kadang reseksi tidak mungkin dilakukan, dan ahli bedah harus memintas
Jika tidak ada obstruksi usus, maka terpai pilihan untuk kanker kolon kiri
adalah eksisi luas dengan hemikolektomi kiri atau kolektomi sigmoid dengan
anstomosis primer. Reseksi dilakukan meskipun ada tumor sekunder dari hepar,
dipertimbangkan bila tidak ada obstruksi, karena mempunyai nilai paliatif yang
Pada kasus dengan obstruksi kolon kiri, metode tradisional yang digunakan
1. Kolostomi saja
3. Penutupan kolostomi
operasi darurat. Kolon atas yang tersisa dikeluarkan seperti pada kolostomi, dan
(dengan prosedur Hartmann). Operasi kedua dapat dilakukan jika pasien sudah
Tindakan lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara tidak hanya mereseksi
tumor tetapi juga melakukan anastomosis primer. Hal ini dibantu dengan
pembilasan kolon di atas meja operasi, yang membersihkan kolon dari feses dan
mengurangi disproporsi ukuran antara usus yang di atas dan di bawah karsinoma
yang direseksi. Pilihan lebih lanjut adalah melakukan kolektomi subtotal dan
Karsinoma rektum
Karsinoma setengah bagian atas rektum yang dioperasi dapat dieksisi secara
adekuat dan dianastomosis dengan baik. Prosedur ini disebut reseksi anterior dan
beberapa reseksi anterior. Prosedur reseksi pada kaarsinoma rektum dapat dilihat
Pilihan terapi untuk kanker rektum bagian bawah lebih bervariasi, terapi
standar untuk tumor <6cm dari tepi anal masih dengan eksisi abdominoperineal
Beberapa tumor yang berdiameter 5-6 cm dapat ditangani dengan eksisi rektal dan
anstomosis koloanal. Pada tumor kecil yang berdiameter kurang dari 3-4 cm tanpa
terlihat penyebaran ekstra rektal, terapi lokal mungkin efektif; dengan pemilihan
cermat, hasil akhir dapat sangata baik. Metode yang memuaskan adalah eksisi
Terapi ajuvan
kolon setelah operasi. Pasien dengan kriteria Dukes C yang mendapat levamisol
dan 5 FU secara signifikan meningkatkan harapan hidup dan masa interval bebas
tumor. Kemoterapi ajuvan tidak berpengaruh pada pasien dengan kriteria Dukes
5FU dan leucoverin. Manajemen kanker kolon yang tidak reseksibel meliputi :
Nd-YAG foto koagulasi laser dan self expanding metal endoluminal stent.
Penentuan stadium
A B C
Tumor metastasis
Tumor Dukes A dan B1 Tumor Dukes B2 dan C
Observasi Observasi
Percobaan klinis
dengan terapi ajuvan Kemoterapi
Keterangan :
A. Tumor dengan klasifikasi Dukes A atau B1, dimana tumor belum
tidak diperlukan, tetapi rencana pengawasan ketat untuk dteksi dini adanya
bulan dan foto dada dengan interval 6 bulan. Kolonoskopi harus diulangi
dalam waktu 1 tahun untuk mendeteksi secara dini adanya pembentukan polip
dan, jika negatif selanjutnya harus diulangi dengan interval 3 tahun. Follow-
up yang lebih ketat diperlukan pada pasien dengan tumor yang timbul pada
B. Bagi pasien dengan lesi dukes B2 dan C, dengan penetrasi melalui lapisan
terapi ajuvan. Pada saat ini, data dari percobaan terkontrol tidak
cyclohexyl chloroethylni-trosoureal]).
bentuk pengobatan yang lebih efektif baik dengan kombinasi 5-FU dengan
pasien tertentu dengan nodul tumor tunggal mungkin merupakan calon untuk
kemungkinan hidup yang lama dan bebas dari penyakit pada 25% kasus.
1.8 Komplikasi
peritoneal
a. Kardiorespirasi
b. Kebocoran anastomosis
c. Infeksi luka
d.Retensi urine
26
e. Impoten
a. Kekambuhan
b. Sistemik
c. Lokal
27
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Murdani. 2006. Tumor Kolorektal dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Aninomous,http://medicineworld.org/cancer/colon/epidemiology-of-colon-cancer.
Anonimous,http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/C/Cancer.htm
Jones & Schofield. 1996. Neoplasia Kolorektal dalam Petunjuk Penting Penyakit
Roediger, WEW. 1994. Cancer of the Colon, rectum and Anus in Manual of
Rudy, David R & Zdon, Michael J. 2000. American family physician Update on
Winawer SJ, Fletcher RH, Miller L, Godlee F, Stolar MH, Mulrow CD, et al.