Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing :
dr. Efhata Surya D. Pohan, Sp.B-KBD, MKes
Disusun Oleh :
Anisatantri Andes Winata (10-101)
DEFINISI PANKREATITIS
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan
nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur
mengakibatkan autodigestif dari pankreas. Pankreatitis
mungkin akut atau kronis, dengan gejala ringan sampai
berat.
PANKREATITIS AKUT
Secara klinis pankreatitis
PANKREATITIS KRONIS
Jika luka pada pankreas
berlanjut, pankreatitis
kronis mungkin dapat
berkembang.
Pankreatitis kronik
ditandai oleh inflamasi
pankreas disertai
destruksi parenkim
eksokrin dan fibrosis;
pada stadium lanjut,
terjadi destruksi parenkim
endokrin pankreas.
Bersifat irreversible.
ETIOLOGI
Metabolik
Alkoholisme
Hiperlipoproteinemia
Hiperkalsemia
Obat-obatan (misalnya, diuretik tiazid)
Genetik
Mekanis
Trauma
Batu empedu
Jejas iatrogenik
Vaskuler
Syok
Atheroembolisme
Poliarteritis nodosa
Infeksi
Parotitis
Coxsackievirus
Mycoplasma pneumoniae.
PATOGENESIS
Mitchell, R.N., et al., 2006, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
tripsin yang
sudah
diaktifkan
mengubah
berbagai
proenzim
menjadi
enzim aktif
prekalikrein
menjadi
kalikrein
Aktivasi
sistem kinin
serta
pembekuan.
Hasil
nettonya
berupa
inflamasi
pankreas
dan
trombosis.
Batu empedu
dapat terjepit di
dalam ampula
Vateri
cairan kaya
enzim
menumpuk dan
menimbulkan
jejas parenkim
pankreas.
Leukosit dalam
jaringan
parenkim akan
melepaskan
sitokin
proinflamantorik
inflamasi lokal
dan edema.
Jejas primer sel asiner. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kerusakan
GEJALA KLINIS
AKUT
Nyeri berlangsung dengan onset
KRONIS
TANDA
Akut
20% penderita
pankreatitis akut
mengalami
beberapa
pembengkakan
pada perut bagian
atas.
Bisa juga terjadi
asites.
Pada pankreatitis
akut yang berat
(pankreatitis
nekrotisasi), tekanan
darah bisa turun,
mungkin
menyebabkan syok
Kronis
Insufisiensi
pankreas eksokrin:
menyebabkan
steatorea dan
penurunan berat
badan pada tahap
lanjut dari penyakit
bila > 90% fungsi
eksokrin pankreas
telah menghilang.
Diabetes: pada
30%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
Suharjo JB, Cahyono B. Tata Laksana Terkini Pankreatitis Akut. Medicinus 2014; 27 (2): 43-50
Pankreatitis Ringan
Tidak memerlukan pemeriksaan CECT dan angka mortalitas relatif rendah,
sehingga dapat dipulangkan pada fase awal perjalanan pankreatitis akut.
Pankreatitis Akut Sedang
Umumnya pankreatitis tipe ini akan membaik tanpa intervensi atau paling tidak
memerlukan perawatan yang lebih lama, dengan angka mortalitas jauh lebih
rendah dibandingkan pankreatitis akut berat.
Pankreatitis Akut Berat
Pasien dengan gagal organ persisten yang timbul dalam beberapa hari dari onset
sakit risiko mortalitasnya mencapai 30%50%.
Terapi
Supportif
resusitasi cairan,
koreksi gangguan
elektrolit dan
koagulasi,
pemberian oksigen,
dan ventilasi noninvasif atau invasif.
Antibiotik
Profilaksis
karbapanem,
kuinolon,
metronidazol dan
sefalosporin dosis
tinggi.
Terapi
Nutrisi
ACG (2013) merekomendasikan agar pada
pankreatitis akut ringan, nutrisi secara oral
segera diberikan apabila pasien sudah tidak
mengalami nyeri perut, mual dan muntah.
Diperlukan hidrasi
cairan secara
agresif sebanyak
250500 cc/jam
dengan larutan
isotonis.
Berdasarkan data
penelitian,
antibiotika yang
paling efektif adalah
imipenem yang
diberikan dengan
dosis 0,5 gr/8 jam
secara intravena).
duktus koledokus,
kolesistektomi laparoskopi ditujukan untuk mengangkat batu empedu,
drainase cairan menggunakan kateter perkutan baik dengan panduan USG
maupun CT scan atau transluminal endoskopik,
nekrosektomi melalui transluminal endoskopik, nekrosektomi transabdomen
laparoskopi, atau debridemen retroperitoneal yang dipandu dengan video (videoassisted retroperitoneal debridement),
laparotomi terbuka direkomendasikan untuk mengevakuasi timbunan cairan yang
sudah dibungkus dengan kapsul yang tebal (walledoff).
Pankreatitis nekrotika akut steril tidak perlu tindakan bedah, cukup konservatif
PROGNOSIS
(Kriteria Ranson)
Pada saat masuk rumah sakit.
Berdasarkan kriteria
Ranson, adanya tiga atau
empat tanda pada saat
masuk ke rumah sakit
memiliki angka mortalitas
15% sampai 20%. Jika
terdapat 7 tanda atau lebih,
mortalitasnya mencapai
100%.