Anda di halaman 1dari 26

DAUN KELOR SEBAGAI SISTEM KEKEBALAN TUBUH BAGI REMAJA

DI MALANG

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


mengikuti Ujian Kelulusan Kejuruan (UKK)

DISUSUN OLEH :
LESI HERMAWATI
PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
NIS 0013/013/079

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN


ADI HUSADA
Jl. Mayjen M.Wiyono No.11 Malang
Telepon (0341) 7385377/083834165660
15 Mei 2015
DAUN KELOR SEBAGAI SISTEM KEKEBALAN TUBUH BAGI REMAJA
DI MALANG

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


mengikuti Ujian Kelulusan Kejuruan (UKK)

DISUSUN OLEH :
LESI HERMAWATI
PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
NIS 0013/013/079

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN


ADI HUSADA
Jl. Mayjen M.Wiyono No.11 Malang
Telepon (0341) 7385377/083834165660
15 Mei 2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis yang berjudul “Daun Kelor Sebagai Sistem Kekebalan Tubuh Bagi Remaja

Di Malang” ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kelulusan Kejuruan (UKK) tahun

pelajaran 2014/2015 di SMK Kesehatan Adi Husada Malang dan dinyatakan telah mendapat

persetujuan sebagai karya tulis.

Malang, 15 Mei 2015

Mengetahui Dan Menyetujui

Pembimbing Kepala SMK Kesehatan Adi Husada

Nancy Irawati, S.Si., Apt Eny Widyawati, S.Pd


NIK. 052012 004 NIK. 052012005
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kami

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berjudul “Daun Kelor Sebagai Sistem Kekebalan Tubuh

Bagi Siswa SMK Kesehatan Adi Husada Kelas XII”

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini, kami dapat menambah wawasan serta dapat

mempraktekkan ilmu yang telah Bapak/Ibu guru di sekolah sebagai penunjang untuk melaksakan

penelitian.Laporan ini merupakan bukti tertulis bahwa kami telah melaksanakan penelitian

ilmiah daun kelor sebagai sistem kekebalan tubuh.

Kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu, membimbing dan memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan

karya tulis ilmiah ini.

Dengan terselesainya karya tulis ilmiah ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Eny Widyawati, S.Pd, selaku Kepala Sekolah di SMK Kesehatan Adi Husada.

2. Nancy Irawati, S.Si., Apt selaku pembimbing.

3. Eka Wijayanti, S.S.selaku wali kelas XII.

4. Seluruh pengajar yang telah senantiasa mengajar dan membimbing kami.


5. Stefani Natalia, Mella Dyah Rosemalina, Widyan Vio Lita yang telah membantu

untuk mengetahui hasil akhir dalam pembuatan karya tulis.

6. Adik-adik kelas kami yang telah memberi dorongan material maupun spiritual,

keluarga dan saudara-saudara kami, serta juga semua pihak yang telah banyak

membantu dalam pembuatan karya tulis ini yangtidak bisa kami sebutkan.

Dalam penyunsunan karya tulis ilmiah ini kami telah berusaha secara maksimal, akan

tetapi kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Namun hal tersebut

tidak menutup kemungkinan adanya kelebihan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Kami berharap karya tulis ilmiah ini akan

memberi manfaat bagi pembaca dan generasi baru yang nantinya akan melaksanakan karya tulis

ilmiah.Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada sekolah dari hasil karya ilmiah ini.

Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita

bersama.

Malang, 15 Mei 2015


Penyusun

LESI HERMAWATI
NIS 0013/013/079
DAFTAR ISI

Cover 1..............................................................................................................

Cover 2..............................................................................................................

Lembar pengesahan..........................................................................................

Kata pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

Daftar Tabel......................................................................................................

Daftar Gambar

 Gambar 1.1...........................................................................................

 Gambar 2.1...........................................................................................

 Gambar 2.2...........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................
 Manfaat Penelitian..........................................................................
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
 Kajian Teori.....................................................................................
 Daun Kelor(Moringa oleifera).......................................

 Sistem Kekebalan Tubuh................................................

 Manfaat Daun Kelor.......................................................

 Cara Pembuatan Simplisia Daun Kelor..........................

2.2 Kajian Empirik.................................................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN


 Rancangan Penelitian.......................................................................
 Sumber Penelitian............................................................................
 Langkah-Langkah Penelitian...........................................................
 Analisis Data....................................................................................

BAB 4 HASIL PENELITIAN........................................................................


BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Pohon kelor dikenal sebagai pohon kehidupan, tanaman Kelor merupakan tanaman

yang mudah ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Tumbuhan ini memiliki ketinggian

batang 7-11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun

majemuk dalam satu tangkai yang pada saat muda berwarna hijau muda dan setelah tua
berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan

tudung pelepah bunganya berwarna hijau, bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma

bau semerbak.Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang.(Ir.

Bambang Widjiatmoko, 2011:01)

kebanyakan dari masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman kelor hanya untuk

dikonsumsi. Namun kelor juga diketahui bahwa kelor merupakan tanaman yang multiguna.

Hampir semua bagian dari tanaman kelor dapat dijadikan sebagai sumber makanan sekaligus

pakan ternak dan unggas. Memang sejak dulu nenek moyang kita telah menggunakan kelor

dalam kegiatan sehari-hari, tapi akhir-akhir ini tanaman kelor sudah jarang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.(Jonni M.S, M.Sitorus, Nelly Katharina, 2008:11)

Tanaman kelor juga kerap dipercaya secara turun-menurun sebagai tanaman obat

yang mujarab, yang dapat menyembuhkan bermacam penyakit. Diantara bagian yang

terdapat pada tanaman kelor, yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisonal adalah

daunnya. Sehingga mulai banyak ahli ilmiah yang memulai untuk meneliti manfaat dari

tanaman kelor lebih mendalam.Jonni M.S, M.Sitorus, Nelly Katharina, 2008:12)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu daun kelor?

2. Apa itu sistem kekebalan tubuh?

3. Apa manfaat daun kelor?

4. Bagaimana proses pembuatan simplisia daun kelor sebagai sistem kekebalan siswa SMK?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui deskripsi daun kelor

2. Untuk mengetahui sistem kekebalan tubuh

3. Untuk mengetahui manfaat daun kelor

4. Untuk mengetahui cara pembuatan simplisia daun kelor

 Manfaat

 Bagi siswa : Menjadi bahan informasi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh

siswa SMK Kesehatan Adi Husada.

 Bagi Guru : Supaya dapat membina dan mensosialisasikan kepada para siswa

tentang manfaat dan cara pembuatan simplisia daun kelor sebagai sistem kekebalan

tubuh.

 Bagi Sekolah : Sebagai bahan referensi dan kajian pustaka di sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Daun Kelor(Moringa oleifera)

Gambar 1.1

Klasifikasi Tumbuhan Kelor menurut (Ir. Bambang Widjiatmoko, 2011:10)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliosida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Delleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Moringaceae
Genus : Moringa

Spesies :Moringa oleifera Lam

Daun kelor berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran kecil-kecil, bersusun

majemuk dalam satu tangkai, pohon kelor berdaun tidak terlalu lebat. Daun kelor

berguguran apabila kekurangan air (biasanya pada musim kemarau) dan tumbuh

kembali ketika kebutuhan air telah tercukupi. (Jonni M.S, M.Sitorus, Nelly

Katharina, 2008:19)

Daun kelor merupakan daun majemuk, bertangkai panjang tersusun berseling

(alternate), beranak daun gasal, helai daun bulat telur, panjang 1-2cm, lebar 1-2cm,

tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan

menyirip, permukaan atas dan bawah daun halus. (Ir. Bambang Widjiatmoko,

2011:11)

Pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi

ladang atau sawah, berfungsi selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda

batas tanah atau ladang kepemilikan seseorang. Dalam dunia magis daun kelor

dikenal ampuh untuk manawarkan kekuatan ilmu hitam/jimat (benda pusaka). (Jonni

M.S, M.Sitorus, Nelly Katharina, 2008:11-12)

2.1.2 Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem kekebalan tubuh manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari

makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan

parasit. (id.wikipedia.org, diakses tanggal 14 November 2014, jam 18.36)

Sistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang

digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman. Penyakit atau

kuman ini berupa protein asing yang berbeda dari protein tubuh kita sering disebut

antigen.(http://biologimediacentre.com, diakses tanggal 14 November 2014, jam

18.40)

sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme

sehingga tidak mudah terkena penyakit. (http://www.academia.edu, diakses tanggal 14

November 2014, jam 18.45)

Sistem kekebalan tubuh terdiri dari protein, organ, jaringan dan sel-sel khusus.

Sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk mempertahankan orang-orang terhadap

mikroorganisme dan kuman yang menyerang tubuh dan berpotensi menyebabkan

penyakit atau infeksi. Secara umum, sistem imunitas bekerja secara efisien dalam

menjaga orang tetap sehat dan mencegah penyakit dan infeksi dari terjadi.

(http://www.sridianti.com, diakses tanggal 14 November2014, jam 18.40)

Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang berperan dalam

mengenali atau mengidentifikasi senyawa asing yang masuk dalam tubuh kita.

Senyawa asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia ini nantinya akan
dilawan oleh sistem tersebut. (http://majalah1000guru.net diakses tanggal 14

November2014, jam 18.55)

Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan

dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita

sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua

jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita

(http://neladwi.blogspot.comdiakses tanggal 14 November2014, jam 19.00).

2.1.3 Manfaat Daun Kelor

Daun kelor memiliki kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor

dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk

melengkapi kebutuhan nutrisi dalm tubuh. (Ir. Bambang Widjiatmoko, 2011:13)

Daun kelor memiliki kandungan setara dengan 7 (tujuh) kali vitamin C yang

terdapat pada jeruk segar, setara dengan 4 (empat) kali vitamin A yang terdapat pada

worter, setara dengan 4 (empat) kali kalsium yang terdapat pada susu, setara dengan

3 (tiga) kali kalium yang terdapat pada pisang, setara dengan 2 (dua) kali protein

yang terdapat pada yogurt, setara dengan ¾ (tiga per empat) kali zat besi yang

terdapat pada bayam (Jonni M.S, M.Sitorus, Nelly Katharina, 2008:43).

Beberapa senyawa aktif yang di kandung daun kelor adalah arginin, leusin,

metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena

itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada kelor segar

mencapai 406,6 mg sedangkan pada daun kering 1.325 mg. Arginin mampu
meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh pada manusia. (Ir. Bambang

Widjiatmoko, 2011:42)

Gambar 2.1 Kandungan dari daun kelor.

2.1.4 Cara Pembuatan Simplisia Daun Kelor.

Alat : 1. Tampah

2. Baskom, Ayakan, Blender

3. Cangkang Kapsul

Bahan : 1. Daun Kelor


Gambar 2.2 Gambar 2.3

Cara pembuatan Simplisia Daun Kelor :

 Daun Kelor hijau dipetik.

 Cuci Bersih, kemudian ditiriskan.

 Setelah itu di keringkan di bawah sinar matahari.

 Biarkan daun kering secara alami.

 Setelah, satu minggu daun telah mengering (jika musim hujam proses

pengeringan bisa sampai 10 hari)

 Setelah daun benar-benar kering gunakan blender untuk menghaluskannya.

 Kemudian disaring (diayak) sehingga didapat serbuk seperti tepung

 Serbuk kelor dimasukan ke dalam kapsul dan siap dikonsumsi sesuai

kebutuhan.

2.2 Kajian Empirik.


Salah satu riset yang tergolong istimewa dilalukan oleh Prazuk dan kawan-kawan dari

Group d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques, Villeneuve St Georges di Prancis.

Publikasinya di jurnal AIDS volume 7 pada 1993 itu menyebutkan peran daun kelor

tanaman asli india itu sebagai sumber nutrisi yang kaya protein dan mineral. Nutrisi dari

tanaman yang adaptif hingga ketinggian 500 m dpl itu memicu sistem kekebalan tubuh

alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina Faso, Afrika Barat. (Ir. Bambang

Widjiatmoko, 2011:15)

Manfaat dari konsumsi daun kelor telah teruji dalam progam AGADA (Alternative Action

for African Development) “Mother and Child Health Project” yang disponsori oleh Church

World Services di Afrika. Dalam proyek ini tepatnya di daerah senegal Barat Daya, telah di

coba kemampuan kelor untuk mencegah atau mengobati kasus kekurangan gizi pada anak-

anak dan wanita hamil. Dalam percobaan ini yang di laksanakan tahun 1997-1998 ini,

akhirnya tampak bahwa pada kelompok sampel yang mengonsumsi serbuk daun kelor

ditemukan suatu efek meluas antara lain :

 Anak-anak terawat, berat badanya bertambah dan secara keseluruhan kesehatanya

semakin meningkat.

 Wanita hamil pulih dari penyakit anemia dan bayi-bayi lahir dengan berat badan yang

lebih tinggi.

 Produksi ASI (Air Susu Ibu) meningkat. (Jonni M.S, M.Sitorus, Nelly Katharina,

2008:69-70)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian.

Rancangan merupakan perencanaan prosedur suatu kegiatan sebelum dilaksanakan.

Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong, L(2006:385) bahwa,“rancangan penelitian

adalah usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa

menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya

masing-masing”. Sedangkan menurut Moleong, L (2006) menyatakan bahwa, rancangan

penelitian diartikan sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan

perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif

(http://www.academia.edudiakses tanggal 23November2014, jam 11.30).

Jenis penelitaan yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen, definisi dari

Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan

terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di

control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan

hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen

dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(http://navelmangelep.wordpress.com diakses tanggal 23 Novermber 2014, jam 11.35)

3.2 Sumber Penelitian.

Agar dapat mengetahui hasil dari penelitian karya ilmiah, maka sumber data yang

digunakan adalah sumber data kualitatif dengan metode wawancara. Sumber data kualitatif

adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, misalnya:

banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-tidak aman, laba-

nirlaba.

Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus

ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha mentransformasikan

nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang

bersangkutan.

Wawancara dapat dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur

Sugiyono (2003) dinyatakan bahwa wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif


jawabanpun telah disiapkan. Sedangkan wawancara Tidak terstruktur adalah wawancara

yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.

3.3 Langkah-Langkah Penelitian.

Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and

Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan.(http://noordyah.wordpress.com diakses tanggal 23 November

2014, jam 11.45).

Dengan melakukan pengujian simplisia daun kelor yang sudah diolah menjadi obat

herbal bisa dikonsumsi sehari 3x1 kapsul. Sebutir kapsul setara 3-5 tangkai daun kelor.

Tubuh butuh waktu lebih lama untuk mencerna kapsul serbuk dibanding kapsul ekstraksi.

Jumlah senyawa aktif yang terkandung di dalamnya juga lebih sedikit karena masih

bercampur dengan biomasa. Karena itu sekali konsumsi mesti dalam jumlah banyak. Itulah

sebabnya merebus saja sudah cukup untuk mendapatkan khasiat kelor. Tetapi sebagian orang

lebih menyukai pengemasan serbuk kelor dalam kapsul karena lebih praktis dan menutupi

bau tidak sedap pada simplisia daun kelor. (Ir. Bambang Widjiatmoko, 2011:47-48)

 Analisi Data

Teknik analisis data yang di gunakan penulis adalah teknik wawancara tidak terstruktur

untuk mengetahui hasil akhir dari pembuatan kapsul daun kelor untuk sistem kekebalan

tubuh bagi remaja di malang.


BAB IV

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian tentang percobaan daun kelor dalam bentuk kapsul yang di konsumsi 1x

sehari 1 kapsul sesudah makan selama 1bulan adalah:

 Apa anda rutin memgkonsumsi kapsul daun kelor?

Stefani Natalia : Iya, saya mengkomsumsi setiap hari.

Mella Dyah Rosemalina : Iya, saya mengkomsumsi sesuai dengan anjuran.

Widyan Vio Lita : Tidak, kadang saya lupa untuk minum rutin kapsul daun

kelor sesuai dengan anjuran.

 Apa yang anda rasakan setalah mengkomsumsi kapsul daun kelor?

Stefani Natalia : Tubuh jadi tidak mudah terserang penyakit yang setiap

bulan saya alami seperti flu dan batuk.

Mella Dyah Rosemaliana : Tubuh lebit fit, lebih segar untuk mengikuti latian volly

seminggu 3x.

Widyan Vio Lita : Khasiatnya belum terlalu berasa karena saya tidak

mengkomsumsi kapsul daun kelor sesuai dengan anjuran.


BAB V

PENUTUP

5.1 Saran.

 Bila dilihat dari kandungan gizi daun kelor segar maupun kering, daun kelor sangat

memungkinkan untk dikonsumsi guna memenuhi berbagai kebutuhan gizi dalam tubuh.

 Mengkonsumsi daun kelor setiap hari dalam bentuk kapsul atau daun kelor segar dapat

meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit seperti flu

dan batuk.

 saat ini daun kelor menjadi populer kembali untuk digunakan sebagai alternative bagi

pengobatan berbagai macam penyakit. Selain lebih aman dan mudah di dapat karena

tanaman kelor tumbuh dimana saja, selain itu tanaman kelor tidak memiliki efek samping

yang dapat dikonsumsi dalam jangka panjang.

5.2 Kesimpulan.

Tanaman kelor merupakan pohon berkayu yang tingginya bisa mencapai 6 meter. Daun

kelor memiliki kandungan setara dengan 7 (tujuh) kali vitamin C yang terdapat pada jeruk

segar, setara dengan 4 (empat) kali vitamin A yang terdapat pada worter, setara dengan 4

(empat) kali kalsium yang terdapat pada susu, setara dengan 3 (tiga) kali kalium yang

terdapat pada pisang, setara dengan 2 (dua) kali protein yang terdapat pada yogurt, setara

dengan ¾ (tiga per empat) kali zat besi yang terdapat pada bayam. Kandungan arginin pada
kelor segar mencapai 406,6 mg sedangkan pada daun kering 1.325 mg. Arginin mampu

meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh pada manusia.


Daftar Riwayat Hidup

Nama : Lesi Hermawati

Kelas : XII
Jurusan : Farmasi

Alamat : Jl. LA. Sucipto No.442 RT:03/RW/03 Kelurahan

Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang

Tempat Tanggal Lahir :Malang, 15 Februari 1997

Sekolah : SMK Kesehatan Adi Husada Malang

No. Tlp/ PIN BB : 08970744430/7F8697FC

Pesan penulis : Pribadi yang mensyukuri kekuatan dan kelebihannya,

tanpa merasa minder dengan kelemahan dan

kekurangannya, tidak akan diijinkan oleh Tuhan

untuk hidup dalam kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai