Cara Mengukur Pengetahuan PDF
Cara Mengukur Pengetahuan PDF
TINJAUAN TEORI
A. Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada
adalah konsep dari Notoatmodjo (2003, p. 13-14) yaitu perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor utama:
6
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku
tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
b. Tingkatan pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
7
2) Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang tidak paham terhadap objek atau materi harus dapat
3) Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
5) Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
8
6) Evaluasi (evaluation)
telah ada.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Latipun (2001), yaitu:
1) Faktor Internal
a) Umur
b) Jenis Kelamin
mendapatkan pengetahuan.
c) Intelegensia
Daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun
mental terhadap pengalaman dan situasi yang dimiliki siap untuk dipakai bila
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan
9
akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin diperoleh dari gagasan
tersebut.
Informasi dapat diterima oleh masyarakat melalui berbagai media baik media
cetak atau media elektronik. Akibatnya, seseorang yang lebih sering terpapar
media massa akan memperoleh informasi lebih banyak dibanding orang yang
c) Ekonomi
d) Hubungan sosial
e) Pengalaman
seseorang.
10
d. Cara memperoleh pengetahuan
yaitu:
1) Cara tradisional
Cara yang paling tradisonal adalah melalui coba-coba atau dengan kata yang
mudah dikenal trial and error. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
kebenaran pengetahuan.
pengetahuannya.
2) Cara modern
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
11
Cara pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
2. Praktik (Practice)
a. Pengertian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan, atau dapat
pengurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker pada waktu kerja
12
b) Penyembuhan penyakit, misalnya minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan
sebagainya.
Tindakan atau perilaku ini antara lain mengkonsimsi makanan dengan gizi
seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman
Perilaku ini mencakup membuang air besat di jamban (WC), membuang sampah di
tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, mencuci, memasak, dan
sebagainya.
Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu
mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yaitu melalui proses perubahan:
Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga
membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas (K-A-P), bahkan di
agak berbeda. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap cukup dilakukan
13
focus group discussion (FGD) khusus untuk penelitian kualitatif. Sedangkan untuk
memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah melalui pengamatan
(observasi). Namun dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall
atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu
Menurut Arikunto (2006, p. 148) tingkatan praktik dapat dikategorikan berdasakan nilai
sebagai berikut:
3. Remaja
a. Pengertian
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Secara psikologis, masa remaja adalah
usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi
merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan
14
b. Batasan Usia Remaja
Berdasarkan bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas bagi
usia-usia tertentu, masa remaja menurut Al-Mighwar (2006, p. 61) berdasarkan usia versi
c. Ciri-ciri Remaja
(2006, p. 63-67), ciri-ciri tersebut juga dimiliki oleh remaja, sebagaimana dipaparkan
berikut:
Semua periode dalam rentang kehidupannya memang penting, tetapi ada perbedaan
dalam tingkat kepentingannya. Adanya akibat yang langsung dalam terhadap sikap
dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja
lebih pening dari pada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka
panjang sama pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat
psikologis.
2) Masa Transisi
berikutnya. Maksudnya, yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa
yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Pada setiap periode transisi, tampak
ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap peran yang harus
15
dimainkannya. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga
seorang dewasa.
3) Masa Perubahan
Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada lima
a) Emosi yang tinggi. Intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi, sebab pada masa remaja perubahyan emosi terjadi lebih
cepat.
b) Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial
c) Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku.
Setelah hampir dewasa, remaja tidak lagi menganggap penting segala apa yang
menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan risikonya dan
4) Masa Bermasalah
Masalah remaja adalah masalah yang termasuk sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki
maupun anak perempuan. Alasannya, sebagian masalah yang terjadi selama masa
16
5) Masalah Pencarian Identitas
Bayak cara yang dilakukan remaja untuk menunjukkan identitasnya, antara lain
barang-barang lain yang mudah dilihat. Melalui cara seperti ini ramaja mulai
berusaha menarik perhatian orang lain agar mereka memandang sebagai individu. Di
samping itu, dia juga berusaha mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok
sebaya.
Persepsi negatif terhadap remaja seperti tidak dipercaya, cenderung merusak dan
orang dewasa. Demikian pula, terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung
dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan buka berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, apalagi dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini berakibat
Saat usia kematangan semakin dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan
usia belasan tahun yang indah di satu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa
17
4. HIV/AIDS
a. Pengertian
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu infeksi oleh salah satu
dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut
penyakit yang jarang ditemui sekarang ini dikenal dengan AIDS. Kegagalan sistem
kekebalan juga ditemukan pada para pengguna obat-obatan terlarang yang disuntikkan,
penderita hemofilia, penerima transfusi darah, dan pria biseksual. Beberapa waktu
kemudian sindroma ini juga terjadi pada heteroseksual yang bukan pengguna obat-
obatan, bukan penderita hemofilia, dan bukan penerima transfusi darah (Mahdiana, 2010,
p. 199).
b. Penyebab
Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian
besar infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan HIV-2 ditemukan di Afrika Barat. Infeksi
HIV-1 memberi gambaran klinis yang hampir sama. Hanya infeksi HIV-1 lebih mudah
ditularkan dan masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya
c. Gejala
infeksiosa dalam waktu beberapa minggu setelah terinfeksi. Gejalanya berupa demam,
ruam-ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan rasa tidak enak badan yang
18
berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian gejala akan menghilang, meskipun kelenjar getah
Dalam waktu 3-6 bulan kemudian setelah infeksi virus pertama kali, tes baru
akan ketahuan positif atau negatif secara lebih pasti karena telah terbentuk antibodi. Masa
3-6 bulan ini disebut window periode, di mana penderita dapat menularkan namun secara
laboratorium hasil tes HIV masih negatif. Setelah melalui infeksi primer, di mana setelah
seseorang telah dinyatakan positif HIV, maka dia akan masuk ke dalam masa tanpa
gejala-gejala, ibarat manusia sehat pada umumnya. Pada masa ini virus terus berkembang
biak secara progresif di kelenjar limfe. Masa ini berlangsung cukup panjang, yaitu 5-10
tahun. Setelah masa ini, pasien akan masuk ke fase full blown AIDS (Ba’ali, 2006, p. 28).
tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS. Menurut Mahdiana
4) Lelah
5) Diare berulang
6) Anemia
19
d.Penularan
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung
sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah
darah, semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, dan air susu ibu. Dalam konsentrasi
yang lebih kecil, virus juga terdapat di air mata, air kemih, dan air ludah.
1) Hubungan seksual dengan penderita, di mana selaput lendir mulut, vagina atau
2) Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada transfusi
darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang
3) Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau sesudah
Kemungkinan terinfeksi oleh HIV meningkat jika kulit atau selaput lendir
robek atau rusak, seperti yang bisa terjadi pada hubungan seksual yang kasar, baik
HIV sangat tinggi pada pasangan seksual yang menderita herpes, sifilis atau penyakit
Penularan juga bisa terjadi pada oral sex (hubungan seksual melalui mulut), walaupun
lebih jarang. Virus pada penderita wanita yang sedang hamil bisa ditularkan kepada
janinnya pada awal kehamilan (melalu plasenta) atau pada saat persalinan (melalui jalan
lahir).
20
HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak
bersifat seksual, di tempat bekerja, sekolah ataupun di rumah. Belum pernah dilaporkan
kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan
nyamuk. Penularan dari seorang tenaga kesehatan yang terinfeksi terhadap pasiennya
1) Pencegahan
masyarakat mengenai cara penularan HIV, dengan tujuan merubah kebiasaan orang-
orang yang berisiko tinggi untuk tertular. Cara-cara pencegahan ini antara lain:
(1) Abstinen
21
d) Untuk professional kesehatan
pasien
memperlambat progresivitas penyakit, akan tetapi sejauh ini belum ada yang berhasil.
Rumah sakit biasanya tidak mengisolasi penderita HIV kecuali penderita mengidap
HIV dengan mudah bisa dibersihkan dan disucihamakan karena virus ini rusak oleh
panas dan cairan desinfektan yang biasa digunakan seperti hydrogen peroksida dan
alkohol.
2) Pengobatan
Pada saat ini sudah banyak obat yang bisa digunakan untuk menangani
infeksi HIV:
(5) Abakavir
22
b) Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(1) Nevirapin
(2) Delavirdin
(3) Efavirenz
c) Protease inhibitor
(1) Saquinavir
(2) Ritonavir
(3) Indinavir
(4) Nelfinafir
kombinasi obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada penderita HIV positif dan
f. Penanggulangan
Kebanyakan pengidap HIV terlihat sehat dan tidak terlihat tanda atau gejala
dari infeksi. Untuk itu diperlukan tes darah sesuai tahapan perkembangan penyakitnya,
yaitu tes HIV. Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah
seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak (Ba’ali, 2006, p. 33).
Selain tes yang digunakan untuk menentukan seseorang dianggap HIV positif
atau HIV negatif seseorang, terutama yang jelas ditanyakan positif, memerlukan tes yang
mengecek jumlah atau tingkat daya tahan tubuhnya dengan menghitung tingkat CD4
23
dalam tubuhnya. Dengan demikian pula tes yang melihat besaran atau jumlah virus dalam
tubuh (viral load). Tes ini sangat berpengaruh pada terapi antiretroviral yang dijalani
24
B. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor):
Faktor Pemungkin
(Enambling Factor):
PERILAKU
Sarana dan prasarana,
fasilitas kesehatan, dll.
25
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis terdiri atas pernyataan
terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, yaitu veriabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas ini
merupakan variabel penyebab atau variabel pengaruh, sedangkan variabel terikat adalah
merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh (Nursalam, 2003 dalam Hidayat, 2007, p.
45).
atau yang sering disebut dengan Ho yang secara umum diungkapkan sebagai tidak
terdapatnya hubungan (signifikan) antara dua variabel atau tidak adanya perbedaan signifikan
antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Sedangkan Hipotesis alternative (Ha)
menyatakan adanya hubungan antara dua veriabel atau lebih (Hidayat, 2007, 47).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara tingkat pengetahuan
26