Pendahuluan
EP adalah salah satu dari kegawat daruratan ginekologi yang paling sering
ditemukan, dan merupakan penyebab dari tiga per empat kematian maternal
dalam trimester pertama kehamilan. EP mencakup 4-10% kematian terkait
kehamilan dan mengarah ke insidensi tinggi dari REP.
Meskipun mortalitas karena EP ditolak secara tajam dalam beberapa
tahun belakangan, insidensi EP masih meningkat dalam tingkat global. Demikian,
jumlah wanita dengan diagnose REP meningkat. Diantara wanita dengan riwayat
dari EP sebelumnya, resiko REP bervariasi antara 10-27%, setidaknya 5 hingga
10 kali lebih besar daripada populasi umum untuk EP. REP, sebagai komplikasi
jangka lama dari EP, dapat mengganggu fertilitas dan mempengaruhi kualitas
hidup secara negatif. Sayangnya, belum ada cara yang efektif untuk memprediksi
EP.
Satu decade yang lalu, 2 penelitian epidemiologis meneliti faktor resiko
REP. Bagaimanapun, penelitian tersebut tidak mengivestigasi secara
keseluruhan hubungan antara penggunaan kontrasepsi yang sekarang maupun
yang sebelumnya dan rekurensi EP. Penelitian Butts et al. menggunakan wanita
yang pernah mengalami EP satu kali sebagai kelompok control. Hal ini dirasa
kurang tepat karena mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan wanita
dalam kelompok control dapat mengalami EP lagi di masa depan. Selanjutnya,
perubahan sekarang ini dalam pemilihan metode kontrasepsi dan peningkatan
penggunaan assisted reproductive technology (ART) telah dikatakan sebagai
tambahan faktor resiko dari EP. Bersamaan dengan masih tidak jelasnya apakah
ada hubungan antara REP dan penggunaan kontrasepsi atau ART, kami
melakukan penelitian case-control di Shanghai, China. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengeksplor faktor resiko dari REP.
Metode
Konsiderasi etik
Penelitian case-control ini sudah disetujui oleh dewan peninjau kelembagaan
dari Internatinal Peace Maternity dan Child Health Hospital di Shanghai, Cina.
Sebelum recruitment, tertulis penjelasan dan persetujuan (informed consent)
untuk setiap subjek. Untuk wanita dibawah 18 tahun, tertulis penjelasan dan
persetujuan (informed consent) yang didapat dari pendamping mereka. Pasien
juga diinformasikan bahwa mereka mempunyai hak untuk menolak wawancara
dan keluar dari penelitian kapan saja. Seluruh subjek diberitahu bahwa
informasi mereka akan dirahasiakan.
Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan menggunakan perangkat lunak SAS versi 9.2 (Institut
SAS Inc., Cary, NC, USA). Seluruh P-values dikalkulasi menggunakan test dua sisi
dan dipertimbangkan secara statistic signifikan jika P < 0.05. test Pearson chi-
squared dilakukan untuk mendeteksi perbedaan diantara ketiga kelompok
terkait karakteristik sosio-demografik, riwayat reproduksim ginekologi, dan
pembedahan, seperti serta pengalaman pemakaian kontrasepsi. Menggunakan
analisis regresi logistic kondisional univariabel, kami mengkalkulasikan crude
odds ratio (ORs) dan confidence interval (CIs) 95% mereka untuk setiap variable.
Alaisis regresi logistic multivariable digunakan untuk menyesuaikan perancu
potensial dan mengkalkulaso adjusted Odds Ratio (AOR).
Hasil
Diantara 571 oasien yang terdaftar, 188 pasien dengan REP sekarang ini
dimasukkan ke kelompok kasus (kelompok REP) dan 190 pasien dengan IUP dan
193 pasien yang tidak hamil dimasukkan ke dalam kelompok control (kelompok
IUP dan kelompok NonP). Setelah mengeluarkan pasien dengan rekam medis
yang tidak lengkap, 181, 184, 189 pasien dalam kelompok EP, IUP dan NonP
secara berurutan, tertinggal, dengan tingkat respon 97% (lihat gambar S1).
Mayoritas wanita dalam penelitian mempunyai riwayat EP sebelumnya hanya 1
kali. Dalam kelompok REP, 15 pasien mempunyai riwayat EP sebelumnya 2 kali
dan 3 pasien dengan 3 EP. Dalam kelompok IUP dan NonP, 3 dan 16 pasien,
secara berurutan mempunyai riwayat 2 EP sebelumnya.
Penggunaan kontrasepsi
Pengalaman kontrasepsi dari seluruh subjek ditampilkan dalam tabel 3.
Dibandingkan dengan wanita dengan IUP an wanita NonP, wanita dengan REP
lebih kecil kemungkinannya untuk mempunyai riwayat penggunaan LNG-EC (P =
0.01) atau kondom (P <0.001). selanjutnya, menggunakan kelompok NonP
sebagai kelompok control, resiko terjadinya EP menurun dengan penggunaan
IUD sekarang ini (OR1 = 0.02, 95%CI 0.00-0.08), LNG-EC (OR1 =0.32, 95%CI 0.12-
0.88), kondom ( OR1 = 0.09, 95%CI 0.05-0.18), sterilisasi wanita (OR1 = 0.18,
95%CI 0.04-0.75) atau metode kontrasepsi yang lain (OR1 =0.23, 95%CI 0.11-
0.45) dibandingkan dengan mereka yang sekarang ini tidak menggunakan
kontrasepsi apapun.
Analisis multivariable dari faktor resiko dari REP
Hasil dari analisis multivariable ditampilkan dalam tabel 4. Multiparitas adalah
faktor protektif untuk REP (REP versus NonP, AOR1 = 0.36, 95%CI 0.18-0.62;
REP versus IUP, AOR2 = 0.35, 95%CI 0.20-0.62). Pada wanita dengan riwayat EP,
mereka dengan riwayat infertilitas (AOR2 = 3.84, 95%CI 2.16-6.86) lebih
memungkinkan untuk mengalami EP yang lain dibandingkan dengan wanita
yang tidak mempunyai riwayat infertilitas. Selanjutnya, AOR untuk REP
meningkat sebagai konsekuensi dari salpingotomi (AOR1 = 3.04, 95%CI 1.21-
36.51) dengan pengobatan hamil sebagai referensi. Namun resiko dari REP
mengikut salpingotomi tidak meningkat ketika menggunakan kelompok IUP
sebagai kelompok control. Sebagai tambahan, pengobatan hamil, metotreksat,
salpingektomi dan prosedur pembedahan lainnya tidak berkaitan dengan resiko
REP.
Penggunaan kondom sebelumnya berhubungan dengan resiko lebih
rendah dari REP secara signifikan (AOR1 = 0.20, 95%CI 0.08-0.49; AOR2 = 0.40,
95%CI 0.22-0.71), dan penggunaan IUD sekarang ini dan penggunaan kondom
mempunyai efek protektif terhadap REP (IUD, AOR 1 = 0.02, 95%CI 0.00-0.08;
kondom, AOR1 = 0.16, 96%CI 0.07-0.38). bagaimanapun juga, untuk seluruh
metode kontrasepsi, ada kemungkinan kegagalan kontrasepsi, dimana REP
dengan jelas tidak dapat dihindari.
Diskusi
Penemuan utama
Penelitian case-control ini menemukan bahwa riwayat infertilitas dan
salpingotomi untuk EP yang teakhir adalah faktor resiko yang signifikan untuk
REP, dimana multiparitas, penggunaan kondom dan penggunaan IUD dan
kondom sekarang ini berhubungan dengan resiko REP yang lebih rendah.
Berkenaan dengan
kontrasepsi, metode kontrasepsi
jangka panjang yang umum di
Cina, situasi yang sangat berbeda
dari yang di negara-negara Barat.
Menyusul perubahan dalam
kebijakan keluarga berencana,
pilihan kontrasepsi juga telah
berubah di Cina dalam beberapa
tahun ini. Dalam penelitian case-
control kami, penggunaan
mayoritas tipe kontrasepsi
mengurangi risiko IUP dan EP.
Dalam penelitian ini, penggunaan
saat IUD terbukti membantu
mengurangi risiko REP. Namun,
studi lain dianggap penggunaan
saat IUD sebagai faktor risiko
untuk EP karena peradangan yang
dapat disebabkan oleh
penggunaan IUD, yang mengarah
ke desiliasi dari endosalping dan
dengan demikian penundaan
transportasi ovum. Penelitian
sebelumnya melaporkan bahwa
wanita yang sedang menggunakan
IUD cenderung percaya pada
kemampuan mereka untuk hamil
tetapi kurang memiliki keinginan
untuk jatuh hamil karena mereka
pada akhir kehidupan reproduksi mereka atau puas dengan jumlah anak yang
mereka miliki. Oleh karena itu, wanita-wanita ini cenderung mengekspos diri
untuk kemungkinan menjadi hamil, dan risiko REP lebih rendah. Demikian pula,
Saada et al. berkaitan dengan pengguaan IUD sebelumnya sebagai indikator
kesuburan yang baik bukan sebagai faktor protektif untuk REP, meskipun
hubungannya dengan penurunan risiko REP (OR = 0,27). Alasan hubungan
antara REP dan penggunaan kondom sebelumnya dapat dijelaskan oleh fakta
bahwa penggunaan kondom yang konsisten dan benar dapat mencegah infeksi
menular seksual dan karena itu dapat mengurangi kerusakan tuba, yang
merupakan faktor risiko tinggi untuk EP. Oleh karena itu, untuk wanita dengan
riwayat EP, kondom harus digunakan secara konsisten dan benar untuk secara
efektif mencegah REP.
Kesimpulan
Sebuah riwayat infertilitas dan salpingotomy untuk EP sebelumnya adalah faktor
risiko utama untuk REP. Selain itu, wanita multipara cenderung menderita REP.
Penggunaan kondom bisa melindungi wanita dengan riwayat EP dari
mengembangkan REP. Oleh karena itu, untuk wanita dengan riwayat infertilitas
dan operasi adneksa sebelumnya kami menyarankan bahwa kondom digunakan
untuk mencegah REP.
Pengungkapan kepentingan
Pengungkapan penuh kepentingan tersedia untuk dilihat secara online sebagai
Informasi Pendukung.