Anda di halaman 1dari 20

Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

SISTEM KELISTRIKAN
BAB 13 TAMBAHAN (ASESORIS)

13.1. Pendahuluan
Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun
memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan
berkendaraan tetap memerlukan perhatian pada sistem ini. Tidak semua kendaraan
baru yang beredar memiliki semua sistem tambahan yang akan dibahas pada bab ini.
Beberapa sistem yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan adalah power
mirror, sistem lampu pengendaraan siang hari, sistem lampu kabut, sistem lampu
kontrol otomatis dan sistem anti pencurian.
Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca
spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang
pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri.
Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion
tengah.

13.2. Macam-macam Sistem Kelistrikan Tambahan


13.2.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari (Daytime Running Light / DRL)
DRL (Daytime Running Light) system merupakan sistem penerangan yang
menyalakan lampu pada siang hari bila kondisi cuaca tiba-tiba gelap misalnya ketika
melewati terowongan atau berkabut. Hal ini penting untuk keselamatan sehingga
beberapa negara sudah menetapkan aturan untuk sistem ini. Jika intensitas nyala
lampu disamakan antara siang dan malam hari maka umur pemakaian lampu tidak
akan awet oleh karena itu sistem ini mengatur pencahayaan lampu kepala menjadi
lebih rendah intensitasnya saat dioperasikan pada sistem lampu pengendaraan siang
hari.

Gambar 13.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 503


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

13.2.2. Sistem lampu kabut depan dan belakang


Sistem lampu kabut depan dan belakang sesuai dengan namanya digunakan
untuk penerangan pada cuaca berkabut. Sistem ini dinyalakan melalui saklar
tersendiri jika saklar kontrol lampu pada posisi TAIL atau HEAD.

13.2.3. Sistem kontrol lampu otomatis


Sistem kontrol lampu otomatis memungkinkan lampu depan dan belakang
untuk langsung menyala bila kondisi cuaca gelap atau ketika kendaraan melalui
terowongan di bawah jembatan atau di bawah pepohonan di mana sekelilingnya
masih terang. Sistem ini juga secara otomatis memadamkan kembali lampu depan
dan belakang bila kemudian kendaraan mendeteksi tingkat pancaran cahaya yang
cukup dari lingkungan sekitarnya.

Gambar 13.2. Sistem kontrol lampu otomatis

13.2.4. Sistem power mirror


Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca
spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang
pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri.
Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion
tengah. Power mirror bekerja tanpa tergantung posisi kunci kontak.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 504


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

13.2.5. Sistem engine immobilizer


Sistem engine immobilizer mencegah mesin dihidupkan tanpa kunci kontak
yang tepat. Hanya kunci kontak dengan kode yang dapat dikenali oleh sistem pada
kendaraan saja yang dapat menghidupkan mesin. Dengan demikian sistem ini
mencegah terjadinya pencurian. Engine immobiliser dalam bekerjanya mengontrol
sistem bahan bakar dan sistem pengapian.

Lampu indikator keamanan

Transponder chip
(ID code)

Engine ECU
Busi
Transponder
key ECU Engine
ECU
Injector
Kunci kontak
Transponder key
amplifier

Transponder key coil


Saklar courtesy
pintu

Pompa injeksi

Gambar 13.3. Engine immobilizer

13.3. Prinsip Kerja Sistem kelistrikan Tambahan


13.3.1. Sistem power mirror
Sistem power mirror terdiri dari komponen:
1. Saklar power mirror untuk mengaktifkan motor power mirror mana yang bekerja
Saklar ini memiliki posisi kiri, kanan, atas, bawah untuk masing-masing kaca spion
kanan dan kiri
2. Motor power mirror untuk menggerakkan tuas penggerak posisi kaca
3. Kaca spion dan tuas penggerak
Kaca spion dan tuas penggerak digerakkan oleh motor power mirror

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 505


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.4. Sistem power mirror

Gambar 13.5. Motor power mirror

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 506


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.6. Saklar power mirror

Saklar power mirror ditempatkan pada dashboard dekat dengan pengemudi.


Pada saklar power mirror terdapat tanda L (Left) untuk memilih kaca spion kiri dan R
(Right) untuk memilih kaca spion kanan yang ingin disetel. Setelah kaca spion dipilih
selanjutnya ada saklar berikutnya yang merupakan tombol kontrol gerakan kaca yaitu
atas, bawah, kanan dan kiri.

Cara kerja power mirror


Ketika saklar power mirror diaktifkan, maka arus dari baterai akan diteruskan
oleh saklar power mirror menuju motor power mirror yang dikehendaki. Motor power
mirror akan menggerakkan tuas pengontrol posisi kaca. Motor hanya akan bekerja
selama saklar power mirror ditekan. Jika arah arus dari baterai yang menuju motor
dibalik dengan cara menekan saklar power mirror pada sisi yang berkebalikan maka
gerakan dari pengaturan kaca spion akan menjadi berlawanan. Baik kaca spion kanan
maupun kiri dapat dikontrol langsung pada sisi pengemudi.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 507


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Atas

Gambar 13.7. Rangkaian sistem power mirror

13.3.2. Sistem lampu pengendaraan siang hari


DRL beroperasi saat mesin hidup dan saat rem parkir bebas. Untuk
mengaktifkan keadaan ini, dipakai masukan sinyal dari alternator atau saklar rem
parkir. Beberapa model tidak memakai sinyal rem parkir. Pada beberapa model lampu
belakang menyala pada saat yang sama. Ada tiga tipe pengoperasian sistem lampu
pengendaraan siang hari. Ketiga tipe dibedakan menurut caranya mengurangi
intensitas penerangan lampu saat sistem ini bekerja.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 508


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

1. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dilakukan oleh DRL resistor


Intensitas cahaya berkurang lewat resistor DRL pada saat sistem ini beroperasi.

Gambar 13.8. Rangkaian DRL dengan resistor

2. Tipe di mana pengurangan intensitas cahaya dikurangi lewat hubungan seri pada
lampu besar.
Intensitas cahaya dikurangi dengan mengalirnya arus ke hubungan seri lampu
depan kiri dan kanan saat DRL beroperasi. Rangkaian seri menyebabkan arus
yang mengalir ke tiap lampu berkurang.

3. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dikontrol oleh relay utama DRL.
Intensitas cahaya dikurangi oleh kontrol sirkuit di relay utama DRL pada saat
sistem DRL beroperasi.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 509


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.9. Rangkaian DRL dengan rangkaian seri lampu

Gambar 13.10. Rangkaian DRL dengan pengontrolan oleh relai utama DRL

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 510


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.11. Cara kerja sistem penerangan siang hari dengan resistor DRL

Cara kerja sistem penerangan siang hari


Bila mesin dihidupkan dan tuas rem parkir dibebaskan, relay utama DRL
membentuk rangkaian massa kumparan relai lampu kepala sehingga relai lampu
kepala bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai, sekering, relai lampu kepala,
relai dim dan menuju lampu kepala, resistor DRL dan ke massa. Akibatnya arus yang
mengalir ke lampu lemah sehingga intensitas cahaya yang dihasilkan lampu kepala
berkurang dibandingkan pengoperasian normal. Bila saklar kontrol lampu berada pada
posisi OFF atau TAIL dan sakalr dim berada pada posisi LOW , relay DRL No.2
memutus arus dan berpindah ke DRL resistor. Hasilnya nyala lampu depan berkurang
intensitasnya hingga 80-85%.
Bila saklar kontrol lampu dipindahkan ke posisi HEAD, maka relay utama DRL
membentuk rangkaian massa untuk relai utama lampu kepala dan relai DRL No.2.
Arus selanjutnya mengalir dari baterai menuju sekering, relai lampu kepala, relai dim,
lampu kepala No 2, lampu-lampu kepala, relai DRL No.2 dan menuju massa tanpa
melalui resistor. Lampu depan menyala dengan normal. Relay DRL No 2 menyala
meskipun saklar dim sedang dalam posisi HIGH atau FLASH. Maka lampu depan
tetap menyala secara normal.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 511


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.12. Cara kerja sistem penerangan siang hari saat bekerja normal

13.3.3. Sistem lampu kabut depan dan belakang

Gambar 13.13. Cara kerja lampu kabut depan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 512


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Cara kerja lampu kabut depan dan belakang


Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu
kabut digerakkan ke posisi Fr (front), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu
belakang, saklar kombinasi, kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa.
Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering
lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan indikator lampu kabut
dan menuju massa. Lampu kabut depan dan lampu indikator menyala.

Gambar 13.14. Cara kerja lampu kabut depan dan belakang

Cara kerja lampu kabut belakang


Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu
kabut digerakkan ke posisi Rr (rear), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu
belakang, saklar kombinasi, kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa.
Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering
lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan indikator lampu kabut
dan menuju massa. Saat yang sama. Arus juga mengalir dari baterai menuju sekering
lampu belakang, saklar kombinasi, lampu kabut belakang dan lampu indikator lampu
kabut belakang. Lampu kabut depan dan belakang dan lampu indikator menyala.
Konstruksi lampu kabut belakang mencegah pengendara dari kelalaian
mematikan lampu. Ketika saklar kontrol lampu di posisi OFF sementara lampu kabut
belakang dalam posisi menyala (ON), maka secara otomatis lampu kabut belakang
akan mati. Ketika ini terjadi lampu kabut belakang akan tetap mati meskipun saklar
kontrol kembali ke posisi HEAD. Fungsi ini dikontrol secara mekanik atau listrik.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 513


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

13.3.4. Sistem kontrol lampu otomatis

Gambar 13.15. Cara kerja sistem kontrol lampu otomatis

Bila kunci kontak ON dan saklar kontrol lampu pada posisi AUTO serta sensor
kontrol lampu otomatis mendeteksi penurunan cahaya terjadi di area sekeliling
kendaraan maka sensor kontrol lampu otomatis mengeluarkan sinyal ke terminal A
dari unit kontrol lampu. Unit pengontrol lampu kemudian akan membentuk rangkaian
massa untuk kumparan relai lampu kepala dan lampu belakang. Selanjutnya arus
mengalir dari baterai menuju ke masing-masing relai lampu kepala dan lampu
belakang dan menuju ke lampu-lampu depan dan belakang. Bila unit kontrol lampu
memutuskan ada peningkatan cahaya terjadi di area sekeliling, maka relay lampu
depan dan belakang secara otomatis dinonaktifkan sehingga lampu depan dan
belakang mati.

13.3.5. Engine immobilizer


Engine immobilizer system terdiri dari transponder chip , transponder key coil,
transponder key amplifier, transponder key ECU dan engine ECU. Ada dua tipe
engine immobilizer system, ada yang dikontrol dengan ECU yang disatukan dengan
transponder key dan ada yang terpisah.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 514


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.16. Komponen engine immobilizer

Komponen engine immobilizer


1. Kunci kontak (Transponder chip terpasang)
Transponder chip pada kunci kontak memiliki kumparan yang akan bereaksi
terhadap medan magnet yang ditimbulkan oleh transponder key coil pada lubang
silinder kunci kontak. Akibatnya transponder chip teraliri arus dan kode ID kunci
kontak dapat dibaca.
2. Transponder key coil
Transponder key coil menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak
dan menerima kode dari kunci.
3. Transponder key amplifier
• Sinyal dari transponder key ECU memungkinkan transponder key amplifier
mengalirkan arus ke kumparan pada transponder chip dalam kunci dan
menghasilkan medan magnet.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 515
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

• Kode ID kunci kontak yang diterima oleh transponder key coil diteruskan ke
transponder key ECU.
4. Transponder key ECU
• Transponder key ECU menerima kode ID kunci dari transponder key amplifier
dan menelitinya dengan kode yang sudah didaftarkan sebelumnya. Selanjutnya
sinyal hasil pemeriksaan akan diteruskan ke engine ECU.
• Transponder key ECU mengontrol penyalaan lampu indicator keamanan.
5. Engine ECU
Sinyal yang diperoleh dari transponder key ECU digunakan untuk menyalakan atau
mematikan mesin.
6. Saklar pencegah kunci tertinggal
Saklar ini mendeteksi apakah kunci kontak masih terdapat pada lubangnya atau
tidak dan mengirimkan sinyal ke transponder key ECU.
7. Lampu indikator keamanan
Lampu ini untuk menandakan bahwa sistem engine immobilizer sedang aktif atau
tidak. Jika aktif lampu akan menyala.

Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (mengaktifkan)

Gambar 13.17. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU

Saat kunci kontak posisi ACC atau LOCK


Bila kunci kontak diputar dari posisi ON ke posisi ACC atau LOCK, setelah 20
detik transponder key ECU mendeteksi hal ini dari terminal IG, sehingga membuat
sistem dalam engine immobiliser bekerja serta membuat lampu indikator keamanan
menyala.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 516


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.18. Engine immobilizer saat kunci kontak dilepas

Saat kunci kontak dilepas dari lubang kunci


Bila kunci kontak kemudian ditarik dari lubang kuncinya, maka saklar
peringatan kunci tertinggal tidak bekerja. Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini
dan membuat engine immobiliser bekerja dan lampu indikator keamanan terus
menyala.

Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (menonaktifkan)

Gambar 13.19. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 517


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Saat kunci kontak dimasukkan


Bila kunci kontak dimasukkan ke lubangnya, saklar peringatan kunci tertinggal
bekerja. Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini dari terminal KSW dan kemudian
melalui terminal VC5 ECU mensuplai power ke transponder key amplifier dan
meneruskan ke sinyal operasi melewati terminal TXCT. Akibatnya arus mengalir ke
transponder key coil dan menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak.

Gambar 13.20. Engine immobilizer saat kunci kontak dimasukkan

Menonaktifkan engine immobiliser system


Dengan medan magnet yang dihasilkan di seputar lubang kunci kontak, sinyal
kode ID dari transponder chip dicatat dan diteruskan ke terminal CODE dari
transponder key ECU. Transponder key ECU memeriksa kode ID yang diterima ini
dengan kode ID yang sudah terdaftar. Bila bahwa sinyal yang masuk ini cocok, ECU
meneruskan sinyal ini ke engine ECU menggunakan jalur komunikasi spesial (terminal
EFIO dan terminal EFII) untuk menonaktikan engine immobilizer. Dengan demikian
sistem pengapian dan sistem bahan bakar tidak terkunci.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 518


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 13.21. Menonaktifkan engine immobilizer

Mematikan lampu indikator keamanan


Bila transponder key ECU menonaktifkan engine immobiliser system, maka
kedipan lampu kontrol indikator keamanan padam..

Gambar 13.22. Mematikan lampu indikator keamanan engine immobilizer

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 519


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

13.4. Gangguan dan Pemeriksaan

Tabel 13.1 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem kelistrikan
tambahan

Gangguan Kemungkinan penyebab Cara mengatasi


Saat jalan gelap lampu Sensor kontrol lampu Periksa sensor
kepala tidak menyala otomatis rusak
Sinyal dari alternator atau Periksa sinyal dari
saklar rem parkir tidak ada alternator atau saklar
rem parkir
Relai utama DRL rusak Periksa relai utama
Relai DRL rusak Periksa relai DRL
Unit pengontrol lampu rusak Periksa unit pengon-
trol lampu
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya
Saat jalan terang lampu Sensor kontrol lampu Periksa sensor
kepala tetap menyala otomatis rusak
Sinyal dari alternator atau Periksa sinyal dari
saklar rem parkir tidak ada alternator atau saklar
rem parkir
Relai utama DRL rusak Periksa relai utama
Relai DRL rusak Periksa relai DRL
Unit pengontrol lampu rusak Periksa unit pengon-
trol lampu
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya
Lampu kabut tidak Sekering FOG putus Ganti sekering
menyala Saklar lampu kabut rusak Periksa saklar lampu
kabut
Saklar kontrol lampu rusak Periksa saklar kontrol
lampu
Lampu kabut putus Ganti lampu kabut
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya
Kunci kontak ditarik, Lampu indikator keamanan Ganti lampu indikator
lampu indikator keaman- putus keamanan
an tidak menyala Transponder key ECU tidak Periksa transponder
bekerja key ECU
Saklar peringatan kunci Periksa saklar peri-
tertinggal tidak bekerja ngatan kunci terting-
gal
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya
Power mirror tidak Sekering ACC putus Ganti sekering dan
bekerja periksa hubungan
singkat
Saklar power mirror rusak Periksa saklar
Mekanisme kaca spion Perbaiki seperlunya
rusak
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 520


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Power mirror bekerja Saklar power mirror rusak Periksa saklar


tidak normal Mekanisme kaca spion Perbaiki seperlunya
rusak
Rangkaian kabel rusak Perbaiki seperlunya

Contoh pemeriksaan power mirror


1. Pemeriksaan unit kaca spion

Gambar 13.23. Konektor pada power mirror

Dalam kondisi tegangan baterai terpasang pada unit power mirror cek kondisi berikut.

Tabel 13.2. Pemeriksaan rakitan kaca spion

Kondisi pengukuran Operasi power mirror


Positif baterai (+) – Terminal 5 (MV)
Bergerak ke atas
Negatif baterai (-) – terminal 4 (COM)
Positif baterai (+) – Terminal 4 (COM)
Bergerak ke bawah
Negatif baterai (-) – terminal 5 (MV)
Positif baterai (+) – Terminal 3 (MH)
Bergerak ke kiri
Negatif baterai (-) – terminal 4 (COM)
Positif baterai (+) – Terminal 4 (COM)
Bergerak ke kanan
Negatif baterai (-) – terminal 3 (MH)

Jika hasil tidak sesuai, ganti rakitan kaca spion

13.5. Ringkasan
Selain sistem kelistrikan utama, kendaraan dilengkapi juga dengan sistem
kelistrikan tambahan demi kenyamanan dan keamanan. Beberapa sistem yang
termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan adalah power mirror, sistem lampu
pengendaraan siang hari, sistem lampu kabut, sistem lampu kontrol otomatis dan
sistem anti pencurian.Tidak semua kendaraan baru yang beredar memiliki semua
sistem tambahan tersebut karena hal ini didasarkan pada kebutuhan, model

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 521


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

kendaraan dan di negara mana kendaraan tersebut beroperasi.


Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca
spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang
pada panel pintu. Sistem lampu pengendaraan siang hari memungkinkan lampu
kepala menyala pada siang hari terutama pada jalan gelap atau terowongan. Pada
sistem ini intensitas cahaya lampu dikurangi untuk keawetan lampu kepala. Sistem
kontrol lampu otomatis mampu mendeteksi tingkat pancaran cahaya di sekitar
kendaraan sehingga dapat diputuskan apakah lampu kepala dinyalakan atau
dimatikan. Salah satu sistem anti pencurian adalah engine immobilizer. Engine
immobilizer mencegah kendaraan dinyalakan tanpa kunci kontak yang telah terdaftar
pada kendaraan tersebut. Sistem kelistrikan tambahan memerlukan pemeriksaan dan
perawatan untuk mempertahankan kerja sistem tetap baik.

13.6. Soal-soal Latihan


1. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan!
2. Apakah fungsi:
a. Sistem lampu pengendaraan siang hari
b. Sistem kontrol lampu otomatis
c. Sistem power mirror
d. Engine immobilizer system
3. Sebutkan komponen:
a. Sistem lampu pengendaraan siang hari
b. Sistem kontrol lampu otomatis
c. Sistem power mirror
d. Engine immobilizer system
4. Gambarkan rangkaian:
a. Sistem lampu pengendaraan siang hari
b. Sistem kontrol lampu otomatis
c. Sistem power mirror
d. Engine immobilizer system
5. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan pada sistem power mirror?

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 522

Anda mungkin juga menyukai