Interferensi Bunyi
• Pada bab yang lalu sewaktu dibicarakan interferensi gelombang
harmonik, diperoleh bahwa superposisi dua gelombang harmonik yang
beramplitudo sama menghasilkan suatu gelombang ketiga yang
beramplitudo tergantung pada beda fase antara gelombanggelombang
penyusun.
• Jika dua gelombang sefase, interferensi bersifat konstruktif dan
amplitudo gelombang resultan dua kali amplitudo gelombang penyusun.
• Jika dua gelombang berbeda fase 180o, interferensi bersifat destruktif
dan gelombang saling menghilangkan.
• Untuk suatu beda fase d, gelombang resultan seperti persamaan di
bawah ini.
(a)Gelombang dari dua sumber S1 dan S2 bertemu di titik P2 yang satu
panjang gelombang l lebih panjang dari sumber yang lain. Kedua
gelombang sefase di P1 dan berinterferensi secara konstruktif.
(b)Gelombang dari dua sumber S1 dan S2 bertemu di titik P2 yang satu ½ l
lebih panjang dari sumber yang lain. Kedua gelombang berbeda fasep/
180odi P2 dan karenanya berinterferensi secara destruktif.
𝑦1 = 𝐴 sin 𝑘 ′ 𝑥 − 𝜔𝑡
′
Gelombang 1 pada tali:
𝑦2 = 𝐴 sin 𝑘 𝑥 − 𝜔𝑡 + 𝛿
𝒚𝟏 = 𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝒌′𝒙 − 𝝎𝒕)
𝟏 𝟏
𝒚𝟏 + 𝒚𝟐 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝜹 𝐬𝐢𝐧 𝒌′𝒙 − 𝝎𝒕 + 𝜹
𝟐 𝟐 2 θ1 − θ2
= − = 𝑘′𝑥 − 𝜔𝑡
+ 𝛿
1 1
δ dan θ1 + θ2
2 2
Dx1 = ½ l
Dx2 = l = 2 p
Dx3 = 1 ½ l = 3 p
Dx4 = 2 l = 4 p
• Contoh:
• Dua sumber bunyi berosilasi sefase. Pada suatu titik 5,00 m dari suatu
sumber dan 5,17 m dari yang lain, amplitudo bunyi dari masingmasing
sumber po. Hitunglah amplitudo gelombang resultan jika frekuensi
gelombang bunyi (a) 1000 Hz, (b) 2000 Hz, dan (c) 500 Hz. Anggap laju
gelombang bunyi 340 m/s.
• Jawab:
Untuk semua kasus beda lintasannya adalah
Δ𝑥 = 5,17 𝑚 − 5,00 𝑚 = 0,17 𝑚
(a) Jika frekuensinya 1000 Hz, panjang gelombangnya adalah
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝜆= = = 0,34 𝑚 = 2 Δ𝑥
𝑓 1000 /𝑠
• Karena beda lintasannya setengah panjang gelombang, beda fasenya adalah pdan
amplitudo resultannya akan menjadi 0.
Δ𝑥 0,17 𝑚
𝛿 = 2𝜋 = 2𝜋 =𝜋
𝜆 0,34 𝑚
1 1
𝛿
𝐴𝑆 = 2𝑝0 2 cos= 2𝑝0 cos 𝜋 = 0 (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓)
2
(b) Ketika frekuensinya 2000 Hz, panjang gelombangnya
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝜆= = = 0,17 𝑚 = Δ𝑥
𝑓 2000 /𝑠 Δ𝑥
0,17 𝑚
𝛿 = 2𝜋 = 2𝜋 = 2𝜋
𝜆0,17 𝑚
1 1
𝛿
𝐴𝑆 = 2𝑝0 cos= 2 2𝑝0 cos2𝜋= 2 𝑝0 (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓)
2
• Dalam kasus ini beda lintasannya satu panjang gelombang dan resultan
amplitudonya AS = 2 p0
b) Ketika frekuensinya 500 Hz, panjang gelombangnya
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝜆= = = 0,68 𝑚 = 4 Δ𝑥
𝑓 500 /𝑠 Δ𝑥
0,17 𝑚
𝛿 = 2𝜋 = 2𝜋= 𝜋/2
𝜆 0,68 𝑚
1 1𝜋
𝐴𝑆 = 2𝑝0 cos 𝛿 = 2𝑝0 cos= 2 𝑝0 = 1,41𝑝0
2 22
Dalam kasus ini beda lintasannya 𝜋/2 (seperempat panjang gelombang)
dan amplitudo gelombang resultannya 𝐴𝑆 = 1,41𝑝0, tidak destruktif juga
tidak kontruktif.
Layangan
• Interferensi dua gelombang dengan frekuensi berbeda namun hampir
sama menghasilkan fenomena yang menarik yang dikenal sebagai
layangan (“beat”).
• Dua sumber bunyi yang berfrekuensi hampir bersamaan namun tidak
identik, seperti layangan yang dihasilkan oleh gelombang bunyi dari dua
garpu tala atau dua senar gitar yang berfrekuensi sama namun tidak
identik.
• Maka akan terdengar suatu nada yang intensitasnya berubah-ubah
secara bergantian antara keras dan lemah.
• Frekuensi perubahan
intensitas ini disebut
frekuensi layangan.
(a)Layangan dua gelombang
berfrekuensi berbeda namun
hampir sama pada to = 0 dan
berbeda fase 180o pada saat
t1. Pada saat t2 gelombang
kembali sefase.
(b)Resultan dua gelombang
dari gambar (a).
𝑝 = 2 𝑝𝑜 cos 𝜔1 − 𝜔2 𝑡 sin 𝜔1 + 𝜔2 𝑡
1
• Jika: 𝜔𝑟 = 2 𝜔1 + 𝜔2 : frekuensi sudut rata-rata dan
𝑓𝐻
𝐿𝐿 = 𝐿𝐻 = 150 5,0 𝑐𝑚 = 750 𝑐𝑚 = 7,5 𝑚 (𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)
𝑓𝐿
Agar tidak terlalu panjang maka 𝜇 senar harus diubah (berlaku juga untuk gitar).
• Contoh:
• Hitung tiga frekuensi terendah untuk tabung dengan panjang 1 m yang
tertutup pada satu ujungnya dan terbuka pada ujung yang lainnya. Anggap
laju gelombang bunyi 340 m/s.
• Jawab:
• Frekuensi nada dasarnya adalah 𝑣 340𝑚/𝑠
• 𝑓1 = 4𝐿 = 4𝑥 1𝑚 = 85 𝐻𝑧
• 𝑓3 = 𝑛 𝑓1 = 3 𝑥 85 𝐻𝑧 = 225 𝐻𝑧
• 𝑓5 = 𝑛 𝑓1 = 5 𝑥 85 𝐻𝑧 = 425 𝐻𝑧
• Dalam tabung/pipa yang kedua ujungnya terbuka,
ujungujungnya terdapat perut simpangan atau simpul tekanan.
• Frekuensi resonansi untuk pipa yang kedua ujungnya terbuka
sama dengan frekuensi yang kedua ujungnya tertutup, namun
ada suatu koreksi ujung pada masing-masing ujung.
• Panjang gelombang nada dasar 2 kali panjang efektif pipa, dan
semua harmonik muncul.
• Pola-pola gelombang berdiri untuk pipa yang kedua ujungnya
terbuka ditunjukkan dalam gambar slide berikut:
Mode getaran (gelombang berdiri) untuk tabung terbuka di kedua ujungnya (“tabung
terbuka”). Mode getaran yang paling sederhana ditunjukkan pada sebelah kiri sebagai
bentuk gerak simpangan udara, dan di sebelah kanan sebagai bentuk tekanan udara.
Mode getaran (gelombang berdiri) untuk tabung tertutup di salah satu ujungnya (“tabung
tertutup”). Mode getaran yang paling sederhana ditunjukkan pada sebelah kiri sebagai
bentuk gerak simpangan udara, dan di sebelah kanan sebagai bentuk tekanan udara.
Berapa frekuensi nada dasar dan frekuensi tiga nada tambahan pertama
untuk pipa organa yang panjangnya 26 cm pada 20oC jika pipa tersebut (a)
terbuka, dan (b) tertutup? Anggap v bunyi 20oC = 343 m/s. Jawab: (a) nada
dasar pipa terbuka adalah
𝑚
𝑓1 = 𝑣= 343 𝑠= 660 𝐻𝑧
2𝐿 2 (0,26 𝑚)
Nada tambahan yang mencakup semua harmoni adalah 1320 Hz, 1980 Hz,
dan 2640 Hz dst.
(b) Nada dasar pipa tertutup adalah
𝑚
𝑓1 = 𝑣 343 𝑠 =
330 𝐻𝑧 =
4𝐿 4 (0,26 𝑚)
Nada tambahan adalah harmoni ganjil yaitu 990 Hz, 1650 Hz, dan 2310 Hz.
Sebuah flute dirancang untuk memainkan “C tengah” (262 Hz) sebagai
frekuensi dasar ketika semua lobang ditutup. Kira-kira berapa jarak dari
tempat mulut sampai ke ujung lainnya dari flute tersebut dan di mana harus
diberi lobang untuk nada E (330 Hz) dan A (440 Hz) terhadap mulut? Anggap
temperatur 20oC sehingga laju bunyi 343 m/s.
Jawab: flute dapat dianggap sebagai pipa terbuka, sehingga frekuensi dasarnya
adalah
𝑚
343 𝑠
𝑣 𝑣
(a)𝑓1 = 2𝐿 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐿 = 2𝑓1 ; 𝐿 = 2(262𝑠−1) = 0,655 𝑚
𝑚
343 𝑠
(a)
(a)Gelombang dalam tangki riak yang dihasilkan oleh sumber titik yang bergerak ke
kanan dengan laju yang lebih kecil daripada laju gelombang. Muka gelombang lebih
rapat di muka sumber dan lebih renggang di belakang sumber daripada ketika
sumber dalam keadaan stasioner.
(b)Muka gelombang yang berturutan memancarkan suatu sumber titik yang bergerak
dengan laju 𝑢𝑠 ke kanan. Masing-masing muka gelombang yang bernomor
dipancarkan ketika sumber berada pada posisi nomor
yang bersangkutan.
Misalkan panjang gelombang di depan sumber
adalah 𝜆𝑓 dan di belakang sumber adalah 𝜆𝑏.
Misalkan frekuensi sumber adalah 𝑓0 . Setelah
selang waktu Δ𝑡 tertentu, sumber menghasilkan
sejumlah N gelombang yang dinyatakan sebagai
𝑁 = 𝑓0 Δ𝑡.
Dari gambar (c) anggaplah notasi 𝑇𝑠 = Δ𝑡
Muka gelombang pertama menempuh jarak 𝑣Δ𝑡
sementara sumber bergerak menempuh jarak
𝑢𝑠Δ𝑡, dengan 𝑢𝑠 laju sumber relatif terhadap
medium.
Karena N gelombang ini dikandung dalam jarak
𝑣 − 𝑢𝑠 Δ𝑡, maka panjang gelombang di muka
sumber diperoleh dengan membagi jarak ini
dengan N
𝑣 − 𝑢𝑠 Δ𝑡 𝑣 − 𝑢𝑠 Δ𝑡 𝑣 − 𝑢𝑠
𝜆𝑓 = = =
𝑁 𝑓0 Δ𝑡 𝑓0
𝑣 − 𝑢𝑠 𝑣 𝑢𝑠
𝜆𝑓 = = 1−
𝑓0 𝑓0 𝑣
• Di belakang sumber, N gelombang tercakup alam jarak 𝑣 + 𝑢𝑠 Δ𝑡 , sehingga
panjang gelombang di belakang sumber
𝑣 + 𝑢𝑠 Δ𝑡 𝑣 + 𝑢𝑠
𝜆𝑏 = =
𝑓0 Δ𝑡 𝑓0
𝑣 + 𝑢𝑠 𝑣 𝑢𝑠
𝜆𝑏 = = 1+
𝑓0 𝑓0 𝑣
• Laju gelombang v bergantung hanya pada sifat-sifat medium dan tidak pada
gerak sumber. Untuk sumber yang bergerak mendekati penerima, frekuensi f’
gelombang melewati suatu titik pada keadaan diam relatif terhadap medium
adalah
′ = 𝑣 = 𝑓0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡
𝑓
𝜆𝑓 1 − 𝑢𝑠Τ𝑣
• Untuk sumber yang menjauh dari pendengar/penerima, frekuensinya
′ = 𝑣 = 𝑓0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑢ℎ
𝑓
𝜆𝑏 1 + 𝑢𝑠Τ𝑣
• Bila sumber dalam keadaan diam dan penerima bergerak relatif terhadap
medium, tida ada perubahan panjang gelombang, namun frekuensi
gelombang yang melewati penerima akan bertambah bila penerima
bergerak menuju sumber, berkurang bila penerima menjauhi
sumber.
• Banyaknya gelombang yang melewati suatu penerima stasioner
dalam waktu Δ𝑡 adalah banyaknya gelombang dalam jarak 𝑣 Δ𝑡 yang
besarnya adalah 𝑣 Δ𝑡/𝜆.
• Bila penerima bergerak menuju sumber dengan laju 𝑢𝑟, penerima akan
melalui sejumlah gelombang tambahan sebesar 𝑢𝑟 Δ𝑡/𝜆 . Jumlah
gelombang total yang melalui penerima dalam waktu Δ𝑡 adalah
𝑣 Δ𝑡 + 𝑢𝑟 Δ𝑡 𝑣 + 𝑢𝑟
𝑁= 𝜆 = Δ𝑡
𝜆
• Frekuensi yang teramati adalah jumlah gelombang ini dibagi Δ𝑡:
′= 𝑁 = 𝑣 + 𝑢𝑟
𝑓
Δ𝑡 𝜆
• Atau
′= 𝑓0 1 + 𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡
𝑓
′ 1 ± 𝑢𝑟 Τ𝑣
𝑓 = 𝑓0
1 ± 𝑢𝑠 Τ𝑣
• Pemilihan yang benar untuk tanda plus atau minus dengan mudah
diperoleh dengan mengingat bahwa frekuensi bertambah bila sumber dan
penerima bergerak saling mendekat, sebaliknya frekuensi akan berkurang
bila keduanya bergerak saling menjauh.
• Misalnya sumber bergerak menuju penerima dan penerima bergerak
menuju sumber, tanda plus untuk pembilang dan tanda minus untuk
penyebut.
• Secara umum frekuensi teramati 𝑓′ selalu dapat ditulis sebagai:
′
𝑣
𝑓′ =
𝜆
• 𝑣′: laju gelombang relatif terhadap pengamat
• 𝜆 : panjang gelombang di dalam medium.
• Jika medium bergerak (misalnya ada angin bertiup) laju gelombang 𝑣
diganti oleh:
𝑣′ = 𝑣 + 𝑢 𝑤
• 𝑢𝑤: laju medium
•
Contoh:
• Frekuensi sebuah klakson mobil adalah 400 Hz. Berapakah
frekuensi yang teramati jika mobil bergerak melalui udara melalui
udara tenang menuju penerima diam dengan laju 𝑢𝑠= 34 m/s.
Anggap laju bunyi di udara 340 m/s.
• Jawab:
• Panjang gelombang di depan mobil adalah
𝑚 𝑚
𝑣−𝑢 340 − 34
•
𝜆𝑓 = 𝑓𝑠 = 400𝑠 𝑠−1 𝑠 = 306400
𝑚 = 0,765 m
0
• Jadi, frekuensi teramati adalah
𝑚
𝑓′ = 𝑣= 340 𝑠 =
444 𝐻𝑧 𝜆𝑓 0,765 𝑚
Contoh:
•
• Klakson sebuah mobil yang diam mempunyai frekuensi 400 Hz.
Berapakah frekuensi yang teramati oleh penerima yang bergerak
melalui udara tenang menuju mobil dengan laju 34 m/s? Anggap laju
bunyi di udara 340 m/s.
• Jawab:
• Frekuensi yang teramati adalah
• 𝑓′ = 𝑓0 1 + 𝑢𝑣𝑟 = 400 𝐻𝑧 1+
• 𝑓′ = 400 𝐻𝑧1,10= 440 𝐻𝑧
•
Contoh penggunaan efek Doppler adalah penggunaan radar polisi
untuk mengukur laju mobil.
• Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh pemancar radar
mengenai mobil yang sedang bergerak. Mobil bertindak sekaligus
sebagai penerima yang bergerak dan sumber yang bergerak ketika
gelombang memantul kembali ke penerima radar.
• Aplikasi lain untuk mengukur laju bintang atau galaksi-galaksi relatif
terhadap pengamat di Bumi menggunakan pergeseran merah panjang
gelombang cahaya sumber cahaya.
•
• Frekuensi 𝑓′ yang teramati untuk sumber yang bergerak dengan laju u
menuju penerima adalah
𝑓
𝑓′ = 0 Τ𝑣 = 𝑓0 1 − 𝑢𝑣 −1
1−𝑢
𝑓′ = 𝑓0 Τ𝑣 = 𝑓0 1 − 𝑢𝑣 −1
1−𝑢
−1 𝑢
𝑣 • Suku 1 −dapat didekati dengan ekspansi
binomial;
2
• Maka
𝑢−1(−1)(−2) 𝑢 𝑢 2
−𝑣
•1 −= 1 +−1++ …
𝑣2 𝑣
𝑢−1 𝑢 𝑢2
•1 −= 1 ++ 2 𝑣𝑣𝑣
𝑢 𝑢2 𝑓′ = 𝑓01 + 𝑣 + 𝑣2
𝑛= 1 + 𝑛𝑥 + 𝑛(𝑛 − 1)
𝑥2 + … 1−𝑥
Jika penerima bergerak menuju sumber yang diam dengan laju u,
frekuensi yang teramati adalah
′= 𝑓01 + 𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡
𝑓
𝑣
Dengan membandingkan kedua persamaan di atas, terlihat bahwa
keduanya berselisih pada orde 𝑢/𝑣 2.
Apabila u lebih kecil daripada v, maka pergeseran Doppler pada
frekuensi dapat ditulis sebagai
Δ𝑓 𝑢 = ±
𝑓0 𝑣
∆𝑓 = 𝑓′ − 𝑓0
• Tanda + jika keduanya saling mendekat dan tanda – jika keduanya
menjauh.
Sirene mobil polisi yang berada dalam keadaan diam memancarkan
frekuensi 1600 Hz. Berapa frekuensi yang akan Anda dengar jika Anda
dalam keadaan diam dan mobil polisi bergerak dengan laju 25 m/s (a)
mendekati Anda dan (b) menjauhi Anda? Anggap laju bunyi 343 m/s.
Jawab:
(a) 𝑓′ = 𝑣= 𝑓0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡
𝜆𝑓 1−𝑢𝑠Τ𝑣
′= 1600 𝐻𝑧 = 1726 𝐻𝑧
𝑓
25 𝑚/𝑠
1−
343 𝑚/𝑠
(b) 𝑓′ = 𝑣= 𝑓0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑢ℎ
𝜆𝑏 1+𝑢𝑠Τ𝑣
′= 1600 𝐻𝑧 = 1491 𝐻𝑧
𝑓
25 𝑚/𝑠
1+
343 𝑚/𝑠
Pergeseran Doppler juga dipakai untuk menghitung kelajuan bintang
terhadap pengamat di Bumi dengan melihat perubahan warna (panjang
gelombang cahaya) bintang. Jika bintang menjauh bergeser ke warna
merah (𝜆 > 𝜆0 [+]), jika mendekat bergeser ke warna biru (𝜆 <
𝜆0[-]). Dengan persamaan
Δ𝜆 𝜆 − 𝜆0
𝑢 =𝑐 =𝑐
𝜆0 𝜆0