memiliki sebaran yang cukup luas. Daerah penelitian berada di Desa Octhreeson Parsaulian Sagala
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ditujukan untuk mengetahui KASIHAN, BANTUL
umur relatif dan paleobatimetri dari daerah penelitian tersebut. Metode penelitian BUKIT BIBIS
1 : 15
meliputi preparasi fosil foraminifera, deskripsi mikrofosil dan penarikan umur
relatif dan paleobatimetri melalui data kualitatif dan kuantitatif yang didapat. TANGGAL DIUKUR & DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH 1 Globorotalia plesiotumida M
Octhreeson P Sagala/111180016
Formasi sentolo dilokasi tersebut tersusun dari lapisan batupasir gampingan 28 Agustus 2019
2 Globorotalia siakensis R
LITOLOGI STRUKTUR SEDIMEN JENIS ALAS LAPISAN
dan batulanau. Hasil analisis kandungan foraminifera panktonik menunjukkan 3 Orbulina Universa A
bahwa lokasi penelitian terbentuk pada N17-N18 ditandai dengan adanya fosil Batupasir Perlapisan Tegas
4 Sphaeroidinella dehiscens R
Globorotalia Plesiotumida dan paleobatimetri daerah ini berada 5 Hastigerina aequilateralis M
pada kedalaman bathyal bawah (Tipsword dkk, 1966). Batulanau
6 Globoquadrina dehiscens R
Karbonatan M : Matriks
S : Semen
Kata kunci : Foraminifera, Lingkungan Pengendapan, Umur relatif, Paleobatimetri Tuffan
Str
F : Fragment
LITHOSTRATOGRAFI
STRUKTUR
LINGKUNAN PENGENDAPAN
SATUAN
SEDIMEN
UMUR
PENDAHULUAN
TEBAL (m)
UKURAN BUTIR
SIMBOL PEMERIAN FOTO
2 Vaginulina subelegans(1134,6)R
KALA
Sangat kasar
Sangat halus
Lempung
Bongkah
Brangkal
foraminifera planktonik dan bentonik kecil. Daerah penelitian ini terletak pada
Sedang
3 Reopliax nodulosus(2607,5) R
Krakal
Lanau
Kasar
Halus
Krikil
Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DIY. Geologi regional area penelitian terletak 4 Bolivina nitida(283,65) R
pada bagian timur pegunungan Kulon Progo yaitu pada formasi sentolo. 5 Cyclemmina cancellata(713,7)R
6 Amphicoryna sublineata(796) R
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Kualitatif dan Analisis
Kuantitatif. Analisis kuantitatif yang dilakukan dengan mengelompokkan spesies JB : Batuan Sedimen
Batupasir
silisi klastik
yang telah teridentifikasi ke genus, famili dan subordo. Analisis kuantitatif W : Fresh : Putih abu abu,
Lapuk : -
Str : Perlapisan
meliputi perhitungan jumlah individu yang telah teridentifikasi genus, famili dan T : UB : Pasir halus
(0,25-0,125mm)
ordo yang memisahkan foraminifera plantonik dan bentonik kecil. DPb : Terpilah baik
DPl : Membundar
1,5
K : Grain Supported
KM : F : Litik
M : Material berukuran
Dalam penelitian dasar klasifikasi yang digunakan untuk penentuan umur relatif lempung, tuf karbonat
S : Silika FORAMINIFERA
Nama Batuan : Batupasir tufan
yaitu menurut Blow 1970, zona kedalam menurut tipsword dkk (1966) dengan karbonatan (Wentworth. 1922) BENTONIK
informasi fathom foraminifera bentonik kecil menurut Barker (1970) dan metode
perhitungan Rasio Planktonik/Bentonik menurut Grimsdale dan
Formasi Sentolo (Rahardjo dkk, 1977)
Str : Perlapisan
Batupasir
Tersier (Neogen)
T : UB : Pasir sedang
Laut dangkal
(0,5-0,25 mm)
DPb : terpilah buruk
DPl : menyudut
K : grain supported
KM : F : Litik PENENTUAN PALEOBATHYMETRI DENGAN METODE P/B
0,9
JML. PLANKTON : 44 JML. PLANKTON : 56 JML. PLANKTON : 200 JML. PLANKTON : 116 JML. PLANKTON : 233 JML. PLANKTON : 319
JB : Batuan Sedimen silisi
klastik
W : Fresh : abu-abu, JML. BENTOS :4 JML. BENTOS :4 JML. BENTOS : 10 JML. BENTOS : 12 JML. BENTOS :3 JML. BENTOS : 16
Lapuk : Kuning coklat
Batulanau
Str : Perlapisan
KUADRAN III KUADRAN IV KUADRAN III KUADRAN IV KUADRAN III KUADRAN IV
T : UB : lanau
(0,0625-0,004mm)
DPb : - JML. PLANKTON : 52 JML. PLANKTON : 86 JML. PLANKTON : 220 JML. PLANKTON : 175 JML. PLANKTON : 240 JML. PLANKTON : 230
DPl : -
K :-
1,1
JML. BENTOS :1 JML. BENTOS :3 JML. BENTOS : 18 JML. BENTOS : 15 JML. BENTOS :6 JML. BENTOS : 14
KM : F : -
M:-
S : Silika KUADRAN RATA -RATA TIAP MESH KUADRAN RATA -RATA TIAP MESH KUADRAN RATA -RATA TIAP MESH
Nama Batuan : Batulanau
(Wentworth. 1922) JML PLANKTON RATA² (P) = J PLKT I + J PLKT II + J PLKT III + J PLKT IV JML PLANKTON RATA² (P) = J PLKT I + J PLKT II + J PLKT III + J PLKT IV JML PLANKTON RATA² (P) = J PLKT I + J PLKT II + J PLKT III + J PLKT IV
4 4 4
= (44+56+52+86)/4 = 59,5 = (200+116+220+175)/4 = 438,4 = (233+319+240+230)/4 = 255,5
JML BENTOS RATA² (B) = J BNTS I + J BNTS II + J BNTS III + J BNTS IV JML BENTOS RATA² (B) = J BNTS I + J BNTS II + J BNTS III + J BNTS IV JML BENTOS RATA² (B) = J BNTS I + J BNTS II + J BNTS III + J BNTS IV
4 4 4
= (4+4+1+3)/4 = 3 = (10+12+18+15)/4 = 13,75 = (3+16+6+14)/4 = 9,75
JB : Batuan Sedimen
silisi klastik RATIO PLANKTON BENTOS TIAP MESH RATIO PLANKTON BENTOS TIAP MESH RATIO PLANKTON BENTOS TIAP MESH
W : Fresh : putih susu,
Lapuk : coklat R P/B = P X 100 % R P/B = P X 100 % R P/B = P X 100 %
Batupasir
material karbonat,tuff
S : Silika
Nama Batuan :
Batupasir tufan
karbonatan
(Wentworth. 1922)
Foto Indeks
Sampling di Lapangan 7 7
7
Pai Open KUADRAN RATA -RATA SEMUA MESH
2 Trochospiral Biumbilicate Globural - - Punctate - - - Globigerina
6
5
6 3
1
4 Umbilical Umbilicus
5
2
Preparasi 7
7
JML PLANKTON RATA² MESH = MESH I + MESH II + MESH III
3
aperture sekunder
= (438,5+255,5+59,5)/3 = 251,16
Kualitatif Kuantitatif Pai Deeply
4 9
8
9
1
5
Kesimpulan :Dari hasil perhitungan setiap mesh, hasil akhirnya menunjukkan nilai 96,60%
4 5
Pai
- -
5
4
Planispiral Involute Biumbilicate Tubulospinate Equatorial Punctate Tooth - - Spine Hantkenina yang mana menunjukkan bahwa lingkungan kedalaman pengendapan batuan
10 3
2 1 1 2
3
Pai
5
2 3
1
6
7
Umbilical
3
7
Pai
- - - - - - -
6 1
2
13
4
5
7
6
Extra
Umbilical
DAFTAR PUSTAKA
Azimuth : N137 E
KESIUMPULAN Isnaniawardhani, Vijaya. 2017. Prinsip dan Aplikasi Biostratigrafi. Bandung:
DESKRIPSI SINGKAPAN UNPAD Press.
Rahardjo, W, dkk. 1977. Peta Geologi lembar Yogyakarta, skala 1:100.000,
Singkapan ini terletak di daerah Desa
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa: ................................. Geological Survey of Indonesia.
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Singkapan 1. Formasi Sentolo yang tersingkap di Desa Bangunjiwo, Kashian, Bantul, DIY Jurnaliah, Lia, dkk. 2017. Metode Kuantitati Foraminifera Kecil Dalam Penentuan
Lingkungan. Bulletin of Scientific Contribution, vol.15, No.13, Desember,
ini membentang dari Timur laut ke barat terbentuk pada N17-N18 yaitu pada Kala Miosen akhir sampai Pliosen awal. h.211-216. SSN: 1693-4873.
daya. singkapan ini berada di sebelah kiri Hal ini ditandai dengan hadirnya Globorotalia Plesiotumida yang Jones, Robert Wynn. 2014. Foraminifera And Their Applications. USA :
jalan jika datang dari arah timur laut. Cambridge University Press.
Singkapan ini memiliki panjang kira-kira merupakan fosil indeks didukung dengan rasio jumlahnya yang medium.
6 m dan tinggi 5 m menghadap barat 2. Pada penentuan paleobatimetri dari lokasi penelitian menggunakan dua
laut. Terdapat vegetasi yang tumbuh analisis yaitu kualitatif menggunakan bilangan fathom dari spesies
pada singkapan. Singkapan ini memiliki Penelitian ini barada di formasi sentolo, Pada
struktur berlapis dan berwana putih susu. Bagian bawah formasi ini tersusun atas foraminifera bentik kecil dan menggunakan Rasio P/B (Grimsdale & Mark ACC 1 ACC 2 NILAI
konglomerat yang ditumpangi batupasir Hoven, 1955) dengan menggunakan klasifikasi kedalaman (Batimetri) dan
gampingan, napal, napal tufan dan sisipan
tuf kaca. Semakin ke atas berubah menjadi Tipsword, dkk (1966). Yang mana menunjukan bahwa area penelitian
Batugamping berlapis dengan fasies Neritik. dulunya merupakan area laut bathyal bawah ( 500 - 2000m ) dengan %
Ratio plankton 90-100.