Anda di halaman 1dari 5

Contoh Soal Perhitungan PPh Pasal 4 Ayat 2 Bag.

2
Selasa, 25 Juli 2017 | 16:02 WIB

SETELAH pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang contoh perhitungan soal PPh Pasal 4 ayat 2, kali pembahasan
dilanjutkan dengan penjelasan beberapa contoh soal mengenai PPh Pasal 4 ayat 2 lainnya seperti pajak atas hadiah undian,
pengalihan hak atas tanah dan bangunan, usaha jasa konstruksi, persewaan tanah bangunan, serta atas penghasilan dari
wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.

Untuk lebih mendalami pehaman mengenai PPh Pasal 4 ayat 2, berikut adalah beberapa ulasan contoh soal perhitungan
PPh Pasal 4 ayat 2:

 Pajak atas Hadiah Undian dan Penghargaan

PT Oke Indonesia menyelenggarakan penarikan hadiah undian atas kupon-kupon yang telah dikirimkan oleh para
pelanggannya, dengan hadiah senilai Rp100.000.000. Dalam penarikan undian tersebut nama Budiman muncul sebagai
pemenang hadiah undian. Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 atas hadiah undian yang harus
dipotong oleh PT Oke Indonesia?

Baca Juga: Tata Cara Penggunaan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
Jawab:

PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT Oke Indonesia adalah 25% x Rp100.000.000 = Rp25.000.000.

 Pajak atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Pada tanggal 12 Agustus 2015, Rahmat membeli 1 unit rumah dari developer PT Griya Persada seharga Rp800.000.000
secara tunai. Antara PT Griya Persada dengan Rahmat belum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) karena
sertifikat rumah tersebut masih dalam proses pemecahan sehingga dilakukan terlebih dahulu dengan Perjanjian Pengikatan
Jual Beli (PPJB) antara PT Griya Persada sebagai penjual dan Rahmat sebagai pembeli. Sertifikat rumah tersebut masih
atas nama PT Griya Persada. Sebelum dilakukan AJB antara PT Griya Persada dengan Rahmat, rumah tersebut oleh
Rahmat dijual kepada Indra Aji, sehingga akibat transaksi tersebut nama penjual dan pembeli yang tercantum dalam PPJB
rumah tersebut menjadi PT Griya Persada sebagai penjual dan Indra Aji sebagai pembeli.

Baca Juga: Memahami Konsep Pajak Penghasilan di Indonesia


Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 atas pengalihan rumah tersebut?

Jawab:

PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT Griya Persada dalam kasus ini yaitu sebesar 2,5% x Rp800.000.000
=Rp20.000.000.

Baca Juga: Ini Kekhawatiran dari Perubahan Ketentuan PPh Karyawan Asing

 Pajak atas Usaha Jasa Konstruksi

PT Jaya Makmur merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang
diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi
Bidang Sipil Sub Bidang Bangunan-bangunan non perumahan lainnya dengan kualifikasi besar gred 6.

PT Jaya Makmur pada tahun 2013 ditunjuk oleh CV Lukito selaku pemilik Rumah Sakit Sentosa untuk membangun
gedung baru yang akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nilai kontrak sebesar Rp25.000.000.000
tidak termasuk PPN.

PT Jaya Makmur menerima uang muka kontrak pada saat dimulai pembangunan yaitu pada tanggal 15 Juli 2013 sebesar
Rp5.000.000.000. Termin pembayaran akan dilakukan sesuai dengan tingkat penyelesaian, yaitu:

 Termin pertama sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 25%;


 Termin kedua sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 50%;
 Termin ketiga sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 75%;

Sisa Rp5.000.000.000 akan dibayarkan setelah pekerjaan dan masa pemeliharaan selesai. Pembangunan Rumah Sakit
Sentosa harus diselesaikan oleh PT Jaya Makmur paling lama tanggal 31 Desember 2015 dengan masa pemeliharaan
selama 6 bulan.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh CV Lukito terkait pembayaran uang muka
kontrak dan termin pertama apabila dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013?

Jawab:

Baca Juga: Negara Ini Juga Berencana Memangkas Tarif Pajak UKM
Pembayaran uang muka kontrak:
Besarnya pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi adalah 3% x Rp5.000.000.000 =
Rp150.000.000.

Pembayaran termin pertama:


Besarnya pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi adalah 3% x Rp5.000.000.000 =
Rp150.000.000.

 Pajak atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

Rafi Moreno menyewa rumah milik Damas Wibowo selama 5 tahun dari tahun Desember 2011 sampai dengan Desember
2015 sebesar Rp350.000.000 yang dibayar pada awal sewa. Atas pembayaran sewa tersebut Damas Wibowo telah
membayar Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan sebesar
Rp35.000.000.

Baca Juga: Contoh Perhitungan PPN dengan DPP Nilai Lain


Dalam perjanjian dimasukkan syarat bahwa Rafi Moreno dapat menyewakan kembali rumah yang disewanya tersebut
kepada orang lain meskipun tanggungjawabnya tetap berada di Rafi Moreno.

Pada bulan Juli 2013 Rafi Moreno, tanpa membatalkan sewa dengan Damas Wibowo, menyewakan rumah tersebut kepada
adik kandungnya Kinan Pali yang berprofesi sebagai pedagang kue sampai dengan Desember 2015 sebesar
Rp110.000.000,00 yang dibayar pada tanggal 3 Juli 2013.

Bagaimanakah kewajiban PPh Pasal 4 ayat 2 terkait transaksi sewa antara Rafi Moreno dan Kinan Pali?

Jawab:

Mengingat Kinan Pali bukan merupakan pemotong pajak, maka Rafi Moreno wajib menyetorkan sendiri PPh yang
terutang tersebut ke KPP tempat dia terdaftar. Besarnya PPh Pasal 4 ayat 2 yang bersifat final yang wajib disetorkan
adalah:
10% x Rp110.000.000 = Rp11.000.000.

Baca Juga: Imbal Hasil dan Beban Pajak Diklaim Lebih Menarik

 Pajak atas Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu


CV Manis Makmur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha dalam bidang Penjualan Alat dan Mesin
Pertanian. Peredaran Bruto CV Manis Makmur dalam Tahun Pajak 2014 sebesar Rp4.750.000.000. Adapun Peredaran
Bruto CV Manis Makmur dalam Tahun Pajak 2015 sebesar Rp5.455.532.000 dengan rincian sebagai berikut :

Bulan Peredaran Bruto (Rp)

Januari 2015 435.652.000

Februari 2015 468.560.000

Maret 2015 449.870.000

April 2015 435.800.000

Mei 2015 475.600.000

Juni 2015 468.750.000

Juli 2015 495.000.000

Agustus 2015 436.520.000

September 2015 435.200.000

Oktober 2015 463.500.000

November 2015 412.560.000

Desember 2015 478.520.000

Bagaimana penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu?

Jawab:

Baca Juga: Pangkas PPh Final, Presiden Jokowi Ingin UMKM Tangguh
Karena Peredaran Bruto CV.Manis Makmur dalam Tahun Pajak 2014 sebesar Rp4.750.000.000.000 atau tidak melebihi
Rp4.800.000.000, maka Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2013.

Sehingga Pajak Penghasilan yang harus disetor CV Manis Makmur untuk Tahun Pajak 2015 sebagai berikut:

Bulan Peredaran Bruto Tarif Pajak PPh Pasal 4 ayat 2

Januari 435.652.000 1% 4.356.520

Februari 468.560.000 1% 4.685.600

Maret 449.870.000 1% 4.498.700

April 435.800.000 1% 4.358.000

Mei 475.600.000 1% 4.756.000

Juni 468.750.000 1% 4.687.500

Juli 495.000.000 1% 4.950.000

Agustus 436.520.000 1% 4.365.200

September 435.200.000 1% 4.352.000

Oktober 463.500.000 1% 4.635.000

November 412.560.000 1% 4.125.600

Desember 478.520.000 1% 4.785.200

Jumlah 5.455.532.000 1% 54.555.320

Demikian ulasan contoh soal perhitungan PPh Pasal 4 ayat 2. Untuk dapat mempelajari materi lain tentang PPh Pasal 4
ayat 2 atau pajak penghasilan lainnya, dapat dipelajari di sini.

Anda mungkin juga menyukai