LAPORAN KASUS
logam dan besi. Pada tahun 2008, pasien memasang 2 implan gigi yang
askorbat dan kalsium, tetapi eskema tidak membaik. Tes temple/Patch Test di
terhadap kobalt, tin, palladium, indium, dan iridium. Tetapi juga menunjukkan
plastic. Setelah itu eskema membaik, tetapi hanya 50% dari kondisi sebelum
pelepasan sekrup. Sehingga dokter menduga adanya alergi metal dan
implant gigi dan penyangga gigi, pasien eskema hanya membaik 30% dari
sebelum pelepasan.
Pada 2013, pasien dirujuk ke klinik alergi gigi. Melihat foto panoramic
gigi saat pasiean pertama kali tiba, 2 implan gigi terdapat pada molar di
mandibular kanan. Tidak ada sisa logam yang ditemukan didalam mulut yang
disekitar implant gigi yang tidak terobservasi. Implant ini tidak menunjukkan
tanda peri implanitis dan/atau problem mekanis seperti hilangnya sekrup dan
dari resoprsi tulang disekitar fikture implant. Implant dan penyangga gigi
mengandung zinc positif alergi untuk iomer kaca bebas seng. Setelah 4 bulan
ditindak lanjut dengan pengobatan anti alergi oleh doktee kulit, eskema tetap.
Pada saat iti, dokter menunjukkan alergi positif terhadap kobalt, tin
palladium, indium dan iridium, dan test selanjutnya juga menunjukkan hasil
melanjutkan pengobatan dari dokter kulit. Pada mei 2014, implant gigi dilepas
logam intra oral, gejala alergi terkadang berkembang lebih parah. Sebelum
dilepas, reaksi alergi ini tampaknya disebabkan oleh serpihan logam hasil dari
prosedur minimum selama proses pelapasan. Gejala alergi pasien ini tidak
secara penuh.
DISKUSI :
implant gigi dan sekrup tidak menunjukkan hasil yang spesifik diarea lokal
simultan.
Gejala teratasi sejak implant gigi dan sekrup titanium pasien dilepas.
KESIMPULAN :
Pasien dengan alergi kontak dermatitis yang memiliki implant gigi dan
titanium lebih rendah daripada logam, disarankan kepada pasien yang akan
terhadap logam dan tes temple sangat disarankan kepada pasien yang meiliki
riwayat alergi.
LAPORAN KASUS 2
LAPORAN KASUS
dan buccal. Setelah beberapa hari, pasien merasakan sensai terbakar pada
bagian mukosa oral. Rasa sakit makin memburuk dan akhirnya membutuhkan
analgesic lokal dan anastesi topical yang digunakan pada saat makan. Dalam 6
bulan, pasien kehilangan berat badan sebanyak 7 pound karena rasa sakit dan
kesulitan makan.
Terdapat luka macula eritema yang luas yang terlihat pada mulut, mukosa
eksudat.
Setelah penempatan kawat dan temuan klinis dan histologis dengan
reaksi alergi. Kawat tersebut dilepad dan peneymbuhan lengkap terjadi dalam
4 hari.
DISKUSI :
Insiden alergi terhadap nikel tercatat antara 9%- 28,5% dan seperti
allergen pada pasien. Alergi nikel banyak terdapat pada wanita. Reaksi alergi
pada gingiva dan mahkota akibat nikel telah dilaporkan. Dalam kasus yang
Dari sejarah dan klinis luka yang ditemukan pada pasien ini, ketika
Titanium tidak termasuk dalam allergen pada pasien ini, karena titanium
IMPLAN GIGI
LAPORAN KASUS
structural dan biologis pada material itu sendiri dan jaringan inangnya. Mulai
Titanium dan elemen lain yang dilepaskan dari implant titanium telah
diamati pada jaringan dan organ disekitar implant. Penyebab pelepasan masih
belum jelas, seperti efek titanium pada jaringan tubuh yang masih
sakit, ruam kulit, eskema atau dermatitis, gangguan penyembuhan luk dan
osteomyelitis.
DISKUSI :
termasuk korosi, lelah dan stress. Studi tentang deposisi titanium pada
partikel halus dapat diangkut oleh sel fagosit ke jaringan limfanode dimana
KESIMPULAN :
Pada kasus ini adalah indikasi dari titanium dapat menginduksi respon
hipersensitifitas pada pasien yang rentan dan dapat memainkan peran penting
dalam kegagalan implant titanium oral. Lebih jauh lagi, mungkin insiden
kurangnya laporan.