Anda di halaman 1dari 8

Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan

PS. Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Pertanian-Universitas
Universitas Kristen Papua (UKiP)

BAHAN AJAR

HUKUM DAN PERATURAN PERIKANAN


Cyecilia Pical, S.Pi., M.Si. (mcyeciliap@gmail.com
mcyeciliap@gmail.com)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA (UKiP)
SORONG
2019
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

KONTRAK PERKULIAHAN

NAMA MATA KULIAH : Hukum dan Peraturan Perikanan


KODE MATA KULIAH :
SEMESTER : VI (Enam)
SKS : 2 (Dua)
DOSEN MATA KULIAH : 1. Cyecilia Pical,S.Pi.,M.Si.
JUMLAH PERTEMUAN/MINGGU : 1 kali
MATA KULIAH PRASYARAT :
STATUS MATA KULIAH : Wajib
ALOKASI WAKTU : 16 kali Pertemuan

1. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH


Membahas tentang pengertian dasar dan sejarah perkembangan hukum dan hukum laut serta peraturan
perikanan, penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia dan pelimpahan wewenang, hukum laut dan
konvensi
nvensi internasional yang berkaitan dengan kepentingan nasional (ZEE, UNCLOS dll.), undang-undang,
undang
peraturan dan ketentuan hukum untuk kegiatan usaha dan pembangunan perikanan

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


Adapun capaian pembelajaran mata kulih Hukum dan Peraturan Perikanan adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup hukum dan peraturan perikanan;
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dasar dan sejarah perkembangan
peraturan perikanan dan hukum laut di Indoensia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang zona laut teritorial;
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang zona laut kepulauan;
5. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum laut dan konvensi internasional yang berkaitan
dengan kepentingan nasional (ZEE, UNCLOS, dll);
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hukum kelautan dan perikanan Indonesia;
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang upaya pelestarian sumberdaya ikan;
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU
Fishing);
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan penegakkan hukum kelautan dan
perikanan;
10. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peraturan perundang
perundang-undangan
undangan untuk kegiatan
usaha dan pembangunan perikanan.

3. MATERI PEMBELAJARAN/POKOK BAHASAN


Materi pembelajaran mata kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan meliputi 10 Pokok Bahasan antara lain:
1. Ruang lingkup hukum dan peraturan perikanan
2. Pengertian dasar dan sejarah perkembangan peraturan perikanan dan hukum laut did Indoensia
3. Zona laut teritorial
4. Zona laut kepulauan
5. Zona Ekonomi Eksklusif
6. Hukum kelautan dan perikanan Indonesia
7. Upaya pelestarian sumberdaya ikan

-Cyecilia Pical-
Bab 1. Kontrak Kuliah dan Ruang Lingkup Ilmu Hukum dan Peraturan Perikanan | 1
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

8. Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing)


9. Permasalahan penegakkan huku
hukum kelautan dan perikanan
10. Peraturan perundang-undangan
undangan untuk kegiatan usaha dan pembangunan perikanan.

4. STRATEGI PERKULIAHAN
Strategi perkuliahan menggunakan pendekatan kuliah (ceramah) dan diskusi kelas untuk memahami dan
menjelaskan konsep secara komprehensif. Dinamika kelas juga didukung dengan presentasi tugas yang
diberikan. Mahasiswa diberikan tugas-tugas
tugas tugas berupa tugas kelompok, atau tugas mandiri maupun kuis (tes
awal/akhir sebagai media evaluasi proses belajar).

5. BAHAN BACAAN (masih diperbaharui)


diperba
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia [kbbi.web.id.
2. Sunyowati,D dan Narwati,E. 2013. Hukum Laut. Surabaya.
Surabaya
3. UU RI No.49 Tahun 2009 tentang Perikanan.

6. KRITERIA DAN STANDAR PENILAIAN


Penilaian dilakukan berdasarkan hasil ujian tertulis/lisan, penilaian/evaluasi terhadap sikap dan kerja selama
proses pembelajaran dengan komponen sebagaiberikut:
Tugas Mandiri : 15%
Presentasi kelompok : 15%
Keaktifan dikelas : 5%
Kuis : 10
UTS : 25%
UAS : 30%

Standar Penilaian digunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hasil evaluasi dikategorikan sebagai
berikut :
AngkaMutu AngkaMutu HurufMutu
(skala 0-10) (skala 0-4) (SkalaKualitatif)
80 – 100 4 A
65 – 79 3 B
56 – 64 2 C
45 – 54 1 D
0,0 – 44 0 E

7.. TATA TERTIB MAHASISWA DAN DOSEN


1. Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian yang pantas pada waktu mengikuti perkuliahan di
kelas.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal jepit, baik waktu mengikuti perkuliahan maupun
saat menghadap dosen untuk bimbingan maupun konsultasi akademik.
3. Pada waktu perkuliahan semua handphone harus dalam keadaan mati/silent.
4. Keterlambatan masuk di kelas hanya diijinkan maksimal 15 menit dari jadwal. Lewat dari batas
tersebut mahasiswa boleh masuk tetapi tidak memperoleh absen kehadiran.
5. Tidak diperkenakan melakukan keributan di kelas dalam bentuk apapun selama perkuliahan
berlangsung, kecuali pada saat diskusi.
6. Mahasiswa wajib hadir minimal 75 % dari jumlah tatap muka.
7. Tidak ada ujian susulan untuk UTS dan UAS, kecuali dengan alasan yang jelas.

-Cyecilia Pical-
Bab 1. Kontrak Kuliah dan Ruang Lingkup Ilmu Hukum dan Peraturan Perikanan | 2
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

8. Hasil evaluasi mahasiswa dapat dikembalikan kepada mahasiswa setelah ujian berakhir.
9. Protes nilai dilayani paling lama 1 minggu setelah nilai keluar.

8. LAIN-LAIN
Apabila ada hal-hal yang akan dilakukan
ilakukan diluar kesepakatan ini, dapat dibicarakan pada acara perkuliahan.
Apabila ada perubahan isi kontrak perkuliahan, akan ada pemberitahuan terlebih dahulu. Kontrak
perkuliahan ini dapat dilaksanakan, mulai dari disampaikannya kesepakatan ini.
ini

-Cyecilia Pical-
Bab 1. Kontrak Kuliah dan Ruang Lingkup Ilmu Hukum dan Peraturan Perikanan | 3
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

BAB 2.
PENGERTIAN DASAR DAN
D SEJARAH PERKEMBANGAN
PERATURAN PERIKANAN DAN HUKUM LAUT DI INDOENSIA

ertian Dasar Ilmu Hukum dan Peraturan Perikanan


I. Pengertian
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata hukum dapat diartikan sebagai peraturan atau adat
yang secara
ra resmi dianggap mengikat dan memaksa yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah,
pemerintah
sedangkan kata peraturan berdasarkan KBBI adalah tataan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yg dibuat untuk
mengatur.. Hukum adalah bagian dari peraturan. Hukum adalah peraturan yang mengikat, karena tidak
semua peraturan bersifat mengikat.

Menurut Undang-Undang 2009 j.o Undang-Undang


Undang Republik Indonesia No. 49 Tahun 200 Undang RI No. 31 Tahun 2004
200
tentang Perikanan, Perikanan did
definisikan sebagai semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Jadi hukum dan peraturan perikanan dapat diartikan adalah cabang ilmu hukum yang mempelajari tentang
serangkaian peraturan, petunjuk maupun ketentuan yang berkaitan dengan proses pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya. Hukum dan peraturan perikanan dapat berupa undang-
undang
undang, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Menteri, hasil konfrensi Internasional, aturat
adat, dan aturan lainnya yang tujuannya untuk pengelolaan dan pemanfaatan su
sumberdaya ikan serta
lingkungannya.

Pentingnya peraturan perikanan di Indonesia yaitu karena:


1. Perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung sumber daya ikan dan lahan
pembudiyaan ikan yang potensial;
2. Perairan laut dimanfaatkan
imanfaatkan sebe
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia:
3. Agar pengelolaan
engelolaan sumberdaya ikan dilakukan sebaik baiknya berdasarkan asas manfaat, keadilan dan
pemerataan dengan mengutamakan :
- perluasan kesempatan kerja
- peningkatan taraf hidup
- terciptanya perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries)

II. Sejarah Perkembangan Peraturan Perikanan dan Hukum Laut di Indonesia


Sejarah perkembangan peraturan
turan perikanan di Indonesia berdasarkan Sunyowati dan Narwati (2013) di
dibagi
dalam tiga dekade yakni (1) Masa ordonansi Belanda; (2) Masa pasca kemerdekaan
kemerdekaan; dan (3) Masa undang-
undang perikanan.. Ketiga masa dimaksud di
diuraikan sebagai berikut.

a. Masa Ordonansi Belanda


• Ordonansi Perikanan mutiara dan bunga karang (1916)
(1916), mengatur pengusahaan siput mutiara, kulit
mutiara, teripang dan bunga karang di perairan pantai dalam jarak tidak lebih dari 3 mil laut.

-Cyecilia Pical-
Bab 2. Pengertian Dasar dan
an Sejarah Perkembangan di Indoensia | 4
Perkembangan Peraturan Perikanan dan Hukum Laut d
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

• ordonansi perikanan untuk melindungi ikan (1920), mengatur larangan


an penangkapan ikan dengan
menggunakan racun bius atau bahan peledak, kecuali untuk keperluan ilmu pengetahuan.
• Ordonansi penangkapan ikan pantai (1927)
- Mengatur usaha perikanan di wilayah perairan Indonesia
- Yang berhak melakukan usaha perikanan adalah warga
warga negara Indonesia dengan menggunakan
kendaraan air berbendera Indonesia
- Bagi yang bukan warga negara Indonesia harus dengan izin Menteri Pertanian
- Bagi warga negara Indonesia yang menggunakan tenaga asing harus dengan izin Menteri Pertanian
• Ordonansi perburuan
rburuan ikan paus (1927)
(1927), mengatur
engatur perburuan dan perlindungan ikan paus (semua
jenis paus dilindungi dengan SK Menteri Pertanian no.716/1980, kecuali usaha penangkapan paus
oleh nelayan tradisional setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
sehari
• Peraturan
raturan pendaftaran kapal
kapal-kapal nelayan laut Asing (1938)
- Kapal nelayan laut asing yang berhak melakukan penangkapan ikan dalam daerah laut Indonesia
atau daerah lingkungan maritim harus didaftarkan atas nama pemilik.
- Kapal yang terdaftar diberi tanda selar
selar dan kapal akan diberi tanda pengenal untuk menunjukkan
bahwa kapal itu berhak melakukan penangkapan ikan di daerah laut Indonesia dan daerah
daerah-daerah
lingkungan maritim.
• Ordonansi laut teritorial dan lingkungan maritim (1939)
(1939), Laut teritorial Indonesia adalah daerah laut
yang membentang ke arah laut sampai sejauh 3 mil laut dari garis air surut, pulau
pulau-pulau atau bagian
pulau-pulau
pulau yang termasuk wilayah Indonesia.

Melalui Undang-Undang
Undang No.9 Tahun 1985 tentang Perikanan,
erikanan, maka semua peraturan atau ordonansi di
atas dinyatakan tidak berlaku lagi, kecuali ketentuan-ketentuan
ketentuan ketentuan yang menyangkut acara pelaksanaan
penegakan hukum di laut.

b. Masa Pasca Kemerdekaan


Peraturan perundangan yang dikeluarkan kurun waktu pasca kemerdekaan sampai dengan keluarny
keluarnya UU
no.9 thn. 1985 tentang perikanan berupa: Keppres, SK Menteri Pertanian,, Instruksi Menteri Pertanian,
maupun SK Dirjen Perikanan. Beberapa peraturan tersebut diantaranya:
• SK Menteri Pertanian No.327 Tahun 1972, menetapkan
enetapkan bahwa untuk menjaga kelestaria
kelestariannya maka
Duyung (Dugong-dugong)
dugong) dinyatakan sebagai satwa yang dilindungi.
• SK Menteri Pertanian No.214 Tahun 1973, tentang
entang larangan ekspor/perdagangan ke luar negeri,
diantarnya:
1. Benih sidat dengan diameter kurang dari 5 mm
2. Nener bandeng dalam segala ukuran
ukura
3. Ikan hias air tawar jenis Botia dengan ukuran di atas 15 cm (calon induk)
4. Udang galah dengan ukuran di bawah 8 cm
• SK Menteri Pertanian No.40 Tahun 1974, mewajibkan
ewajibkan kepada setiap usaha penangkapan udang
untuk memanfaatkan hasil sampingan yang diperolehn
diperolehnya.
• SK Menteri Pertanian No.01 Tahun 1975, dalam
alam mengelola dan melestarikan sumber perikanan,
Menteri Pertanian dapat menetapkan peraturan tentang: penutupan daerah/musim tertentu dan
pengendalian kegiatan penangkapan

-Cyecilia Pical-
Bab 2. Pengertian Dasar dan
an Sejarah Perkembangan di Indoensia | 5
Perkembangan Peraturan Perikanan dan Hukum Laut d
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

• SK Menteri Pertanian no.123 Tahun 1975, melarang


elarang semua kegiatan penangkapan kembung, layar,
selar, lemuru, dan ikan-ikan
ikan pelagis sejenisnya dengan menggunakan purse seine berukuran mata
jaring:
- kurang dari 2 inchi pada bagian sayap, dan
- kurang dari 1 inchi pada bagian kantong
• SK Menteri Pertanian No.35 Tahun 1975, menetapkan bahwa lumba-lumba
lumba air tawar (pesut) dan
lumba-lumba
lumba air laut sebagai satwa liar yang dilindungi.
• Instruksi Menteri Pertanian No. 13 Tahun 1975, dalam
alam rangka perlindungan hutan bakau
menginstruksikan:
- Pembinaan hutan bakau dilakukan oleh Dinas Kehutanan setempat
- Pembinaan perikanan yang berhubungan dengan hutan bakau dilakukan oleh Dinas Perikanan
setempat dengan konsultasi Dinas Kehutanan setempat.
• SK Menteri Pertanian No.607 Tahun 1976, tentang jalur-jalur
jalur penangkapan ikan , menetapkan jalur
jalur-
jalur penangkapan ikan sbb:
1. Jalur penangkapan ikan I : 3 mil dari pantai, tertutup bagi:
Perahu/kapal perikanan dengan mesin dalam (in board) lebih dari 5 GT
Semua jenis jaring trawl
Jaring pukat dan sejenisnya – purse seine
Jaring pukat lingkar/hanyut
Payang, dogol dan lain-lain
lain yang panjangnya lebih dari 120 meter
2. Jalur penangkapan ikan II: 4 mil dari jalur I tertutup bagi:
Perahu/kapal perikanan mesin dalam (in board) lebih dari 25 GT
Jaring trawl dasar dengan tali ris lebih dari 12 meter
Jaring trawl melayang
Jaring pukat cincin dan sejenisnya lebih dari 300 meter
3. Jalur penangkapan ikan III: 5 mil dari jalur II tertutup bagi:
Perahu /kapal perikanan dengan mesin dalam (in board) lebih dari 100 GT
Jaring
ring trawl dasar atau melayang dengan tali ris lebih dari 20 meter
Pair trawl (sepasang jaring trawl)
Jaring pukat cincin/kolor dan sejenisnya lebih dari 600 meter.
4. Jalur penangkapan ikan IV: di luar jalur III terbuka bagi:
Semua jenis kapal dan alat
Pair trawl khusus di Samudera Hindia
5. Jalur khusus bagi nelayan tradisional
• Keppres No.39 Tahun 1980,
1980 tentang penghapusan trawl
• Keppres No.85 Tahun 1982,
1982 tentang penggunaan pukat udang
• Keppres No.23 Tahun 1982,
1982 tentang pengembangan budi daya laut di perairan Indonesia
• Peraturan Pemerintah No.15
o.15 Tahu 1984 tentang pengelolaan SDA hayati di ZEEI

c. Masa Undang-Undang
ndang perikanan
• UU RI No. 5 Tahun 1983 tentang ZEE di Indonesia

-Cyecilia Pical-
Bab 2. Pengertian Dasar dan
an Sejarah Perkembangan di Indoensia | 6
Perkembangan Peraturan Perikanan dan Hukum Laut d
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Perikanan
PS. Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian - Universitas Kristen Papua (UKiP)

• UU RI No. 9 Tahun 1985 tentang perikanan,


perikanan mengandung konsekuensi bahwa semua ordonansi
Belanda yang bertentangan dengan UU perikanan tsb dinyatakan tidak berlaku lagi
• UU RI No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Perikanan, mengandung konsekuensi bahwa UU No. 9 Tahun 1985
tentang perikanan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi
• UU RI No.49 Tahun
ahun 2009 tentang Perikanan sebagai pengganti UU RI No.31 Tahun 2004.

REFERENSI:
Kamus Besar Bahasa Indonesia [kbbi.web.id.
Sunyowati,D dan Narwati,E. 2013. Hukum Laut. Surabaya.
UU RI No.49 Tahun 2009 tentang Perikanan.

-Cyecilia Pical-
Bab 2. Pengertian Dasar dan
an Sejarah Perkembangan di Indoensia | 7
Perkembangan Peraturan Perikanan dan Hukum Laut d

Anda mungkin juga menyukai