Glady I. Rambert
Abstrak: Distribusi air pada setiap kompartemen tubuh melibatkan kadar zat terlarut di dalam
cairan tubuh, dan jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut yang disebut osmolalitas. Elektrolit
pemberi kontribusi terbesar dalam menentukan besarnya osmolalitas serum ialah natrium,
yang aktif secara osmotik. Keadaan hipoosmolalitas sebenarnya menggambarkan keadaan
hiponatremia, sebaliknya hiperosmolalitas menggambarkan keadaan hipernatremia.
Pemeriksaan osmolalitas plasma dan urin sangat membantu penatalaksanaan pasien dengan
gangguan keseimbangan air dan elektrolit, selain menilai kelainan antidiuretic hormone
(ADH). Osmolalitas urin penting untuk mengetahui kemampuan ginjal memekatkan urin,
selain memonitor keseimbangan cairan dan elektrolit. Terdapat dua cara pemeriksaan
osmolalitas yaitu: 1) secara tidak langsung menggunakan osmometer (osmolalitas ukur)
dengan metode freezing point depression; 2) secara langsung dengan menggunakan rumus
(osmolalitas hitung).
Kata kunci: air, natrium, osmolalitas, freezing point depression, osmolalitas hitung
Cairan tubuh adalah larutan encer yang Pendistribusian air antara kompartemen
mengandung elektrolit dan non-elektrolit, ekstrasel dan intrasel hingga mencapai
dan terdiri atas kompartemen intrasel dan suatu keseimbangan osmotik (isoosmotik)
ekstrasel. Sifat membran sel yang sangat penting. Keseimbangan distribusi air
permeabel terhadap air menjadikan pada setiap kompartemen tubuh melibatkan
keseimbangan osmotik dapat dipertahan- kadar zat terlarut di dalam cairan tubuh, dan
kan sehingga terjadi keseimbangan jumlah zat yang terlarut dalam suatu pelarut
osmolalitas antara ekstrasel dan intrasel. disebut osmolalitas. Elektrolit yang
S46
Rambert; Gangguan Keseimbangan Air dan Natrium.... S47
58) ke dalam 1 liter CES, maka terdapat urea yang tidak berdisosiasi (BM: 60) hanya
100 mmol NaCl (100 mmol/L). Delapan mendapatkan 100 mmol setelah
puluh persen NaCl berada dalam keadaan penambahan 6.000 mg urea ke dalam
ionisasi (Na+ dan Cl-) dan 20% tidak, maka volume cairan yang sama (1 liter).
jumlah partikel yang ditambahkan ialah Na+ Kemampuan berdisosiasi suatu zat sangat
80 mmol, Cl- 80 mMol, dan NaCl 20 mmol. penting dalam menentukan distribusi
Bila dijumlahkan, distribusi osmotik NaCl osmotik.13,14
sama dengan 180 mmol. Berbeda dengan
Gambar 1. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh. Sumber: Dominiczak MH, Konkel MS, 2007.10
Hubungan osmolalitas, air, dan natrium 0.9%) sebanyak 2 L ke dalam CES. Saline
dapat dilihat pada Gambar 2. Pada keadaan isotonik merupakan cairan iso-osmotik
normal 75% total cairan tubuh (28 L pada dalam plasma dan CES sehingga tidak
laki-laki dengan berat 70 Kg) berada dalam terjadi perubahan volume sel karena semua
cairan intrasel (Gambar 2A). Osmolalitas cairan isotonik tertahan di CES. Bila terjadi
CES dan CIS 285 mOsm/kg H2O. penambahan 1 L NaCl 5% dalam CES,
Penambahan air murni (air minum) 2 L ke maka sel akan dikeliling lingkungan
dalam CES menyebabkan osmolalitas turun hipertonik, menyebabkan air bergerak dari
sehingga terjadi pergerakan cairan ke dalam intrasel ke ekstrasel sampai terjadi
sel (sel membengkak) dan osmolalitas keseimbangan dengan osmolalitas akhir
intrasel turun sampai terjadi keseimbangan lebih tinggi dari semula tetapi sama.
(Gambar 2B). Gambar 2.C memper-lihatkan (Gambar 2D).8,9
penambahan larutan saline isotonik (NaCl
Gambar 2. Hubungan osmolalitas, air dan elektrolit. Sumber: Arneson W, Brickell J, 2007.13
P 1200
ADH (pg/ml)
Uosm (mOsm/kg)
5.0 1000
(Umax > 850)
4.0
3.0
500
2.0
1.0
0.5 100
(Umin < 150)
undetectable P osm 280 287 295
285 290
(mOsm/kg) (ambang ADH) (ambang haus)
Disisi lain ketika Posm >295 mOsm/kg, mOsm/Kg), terjadi jika natrium plasma
kadar ADH >5,0 pg/ml dan Uosm umumnya rendah, sehingga osmolalitas juga akan
>850 mOsm/kg. Walaupun ADH plasma rendah. Hal ini bisa terjadi pada keadaan
>5,0 pg/ml, osmolalitas plasma tidak meningkatnya kehilangan natrium
bertambah karena osmolalitas urin (depletional hyponatremia) atau terjadi
maksimal sudah tercapai dan saat inilah peningkatan volume CES (dilutional
timbul rasa haus (kompensasi ginjal hyponatremia).
mencapai titik maksimal).13,17 2) Hiperosmotik hiponatremia. Mening-
Osmolalitas serum diperiksa dengan katnya zat terlarut selain natrium dalam
mengukur konsentrasi partikel terlarut CES menyebabkan perpindahan air ke
dalam darah. Bila volume cairan tubuh ruang ekstrasel atau natrium ke dalam
bertambah atau partikel terlarut berkurang intrasel sebagai upaya tubuh mem-
maka osmolalitas akan menurun. pertahankan keseimbangan osmo-tik
Sebaliknya bila volume cairan tubuh antar ruang intrasel dan ekstrasel.
berkurang atau partikel terlarut bertambah 3) Isoosmotik hiponatremia. Saat konsen-
maka osmolalitas akan meningkat. trasi natrium plasma rendah sedangkan
Peningkatan osmolalitas menstimulasi ADH osmolalitas, glukosa, dan urea plasma
sehingga terjadi reabsorbsi air di ginjal, normal maka satu-satunya penjelasan
osmolalitas urin meningkat, dan osmolalitas ialah adanya pseudohiponatremia
serum menurun. Sebaliknya osmolalitas (electrolyte exclusion effect). Hal ini
serum yang rendah mensupresi ADH, terjadi pada penderita hiperlipidemia
sehingga reabsorbsi air di tubulus ginjal berat atau hiperproteinemia (multiple
dihambat, dan konsentrasi urin menurun myeloma).1,10
(dilusi). Penumpukan non-elektrolit dalam
serum seperti ethanol, methanol, manitol, Osmolalitas pada hipernatremia
etilen glikol menyebabkan osmolalitas ukur
Hipernatremia selalu disertai
lebih tinggi dibanding osmolalitas hitung
peningkatan osmolalitas plasma
disebut osmolal gap. Hal ini menjadikan
(hiperosmotik hipernatremia) dan bisa
pentingnya pemeriksaan osmolalitas hitung
menimbulkan gejala neurologi oleh karena
yang memasukkan kadar glukosa, urea, dan
terjadi kehilangan air intraneuron.
zat lain yang berpengaruh terhadap
Umumnya hipernatremia bisa timbul pada
osmolalitas walaupun tidak sebesar
keadaan: 1) Hipovolemia, oleh karena
pengaruh natrium. Penyebab gangguan
kehilangan cairan baik renal atau ekstra-
homeostasis natrium terjadi karena faktor
renal yang disertai ketidakmampuan
cairan atau natrium. Pengeluaran,
menggantikan cairan tubuh; 2) Hiper-
penambahan, atau retensi dari air dan
volemia, adanya peningkatan total air tubuh
natrium yang terjadi secara signifikan akan
dan natrium (Na+ ikut bersama kelebihan
menyebabkan gangguan homeostasis
cairan dengan penambahan natrium
natrium. Dalam hal ini sulit memisahkan
melebihi cairan), misalnya pada
keseimbangan Na+ dan H2O karena
hiperaldosteronisme; dan 3) Normo-
keduanya memengaruhi osmo-lalitas.
volemia biasanya mendahului keadaan
hipovolemi hipernatremia.
Osmolalitas pada hiponatremi
Pada penelusuran penyebab terjadinya
SIMPULAN
keadaan hiponatremia berdasarkan nilai
osmolalitas, hiponatremi diklasifikasikan: Tekanan osmotik memengaruhi
1) Hipo-osmotik hiponatremia (280-295 pergerakan cairan tubuh, dipengaruhi oleh
Rambert; Gangguan Keseimbangan Air dan Natrium.... S53
jumlah partikel terlarut dalam unit volume Hauser SL, Jameson JL, editors.
pelarutnya. Natrium, glukosa, dan urea Harrison’s Principles of Internal
merupakan zat terlarut utama yang aktif Medicine (Sixteenth Edition). New York:
secara osmotik dalam cairan ekstrasel. McGraw-Hill companies, 2005; p. 252-8.
Tekanan ditentukan dengan mengetahui 6. Fatmawati, Timan IS, Aulia D. Nilai rujukan
osmolalitas dengan osmomat 030 pada
jumlah mOsmol zat terlarut per-kilogram air, orang dewasa di Jakarta. Jakarta: Balai
dan kemampuan berdisosiasi suatu zat. Penerbit FKUI, 2003.
Osmolalitas dapat ditentukan dengan 2 7. Matfin G, Porth CM. Disorders of fluid and
cara yaitu mengukur secara langsung dengan electrolyte balance. In: Porth CM, editor.
osmometer, dan secara tidak langsung Pathophysiology Concepts of Altered
dengan menggunakan rumus. Teknik Health States. Pennsylvania: WB
osmometri didasarkan pada sifat koligatif Saunders, 2007; p. 734-57.
larutan, salah satunya menggunakan metode 8. Darwis D. Gangguan Keseimbangan Air,
freezing point depression yang Elektrolit dan Asam Basa. Jakarta: Balai
membandingkan titik beku air dan titik beku Penerbit FKUI, 2007.
9. Tanner GA. Regulation of fluid and
larutan yang diperiksa. Metode ini cepat,
electrolyte balance. In: Rhoades RA,
murah, sederhana, jumlah sampelnya sedikit, Tanner GA, editors. Medical Physiology
dan ideal untuk sebagian besar cairan (Second Edition). New York: McGraw-
biologis, dan merupakan satu-satunya Hill Inc, 2008; p. 241-55.
metode yang dapat mengukur semua alkohol 10. Dominiczak MH, Konkel MS. Water and
volatile. electrolyte balance: Kidney function. In:
Baynes JW, Dominiczak MH, editors.
Medical Biochemistry (Second Edition).
DAFTAR PUSTAKA St Louis: Elsevier, 2007; p. 315-32.
1. Klutts JS, Scott MG. Physiology and 11. Sterns RH, Ocdol H, Schrier RW, Narins
disorders of water electrolyte and acid RG. Hyponatremia pathophysiology
base metabolism. In: Burtis CA, diagnosis and therapy. In: Narins RG,
Ashwood ER, Bruns DE, editors. Clinical editor. Clinical Disorder of Fluid and
Chemistry and Molecular Diagnostics Electrolyte Metabolism (Fifth Edition).
(Fourth Edition). St Louis: Elsevier New York: McGraw-Hill Inc, 1994; p.
Saunders, 2006; p.1747-57. 583-606.
2. Wilson LM. Keseimbangan cairan dan 12. Singer I, Morrison G. Hyperosmolal states.
elektrolit serta penilaiannya. In: Price In: Narins RG, editor. Clinical Disorder
SA, Wilson LM, editors. Fisiologi of Fluid and Electrolyte Metabolism
Proses-proses Penyakit (Edisi 4). Jakarta: (Fifth Edition). New York: McGraw-Hill
EGC, 1994; p. 283-316. Inc, 1994; p. 617-52.
3. Mcpherson RA, Pincus MR. Electrolyte 13. Arneson W, Brickell J. Assessment of renal
abnormality. Henry's Clinical Diagnosis function. In: Clinical Chemistry a
and Management by Laboratory Methods Laboratory Perspective. Philadelphia: FA
(Twenty first Edition). St Louis: Saunders Davis Company, 2007; p. 221-8.
Elsevier, 2006; p.231-43 14. Scott MG, LeGrys VA, Klutts JS.
4. Koay ESC, Walmsley N. A Primer of Electrolyte and blood gases. In: Narins
Chemical Pathology. Singapore: World RG, editor. Clinical Disorder of Fluid and
Scientific Publishing, 1996; p. 1-19 Electrolyte Metabolism (Fifth Edition).
5. Singer GG, Brenner BM. Fluid and New York: McGraw-Hill Inc, 1994; p.
electrolyte disturbances. In: Kasper DL, 983-9.
Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, 15. Definition of freezing point osmometer.
S54 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen, November 2014, hlm. S46-54