PENGINDERAAN JAUH II
Disusun Oleh:
TEKNIK GEOMATIKA
LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Pengecekkan Lapangan ........................................................................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 6
3.2 Overall Accuracy .................................................................................................................... 6
3.3 Producer Accuracy .................................................................................................................. 7
3.4 Error Ommision ...................................................................................................................... 7
3.5 User Accuracy ......................................................................................................................... 7
3.5 Error Commision .................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ ix
i
BAB I PENDAHULUAN
1
Analisis akurasi dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan klasifikasi yang dibuat.
Akurasi dianalisis menggunakan suatu matriks kontingensi yaitu suatu matriks bujur sangkar
yang memuat jumlah piksel yang diklasifikasi, yang disusun. Matriks ini sering disebut “error
matrix” atau “confusion matrix”. Dalam matrik kontingensi ini, analis dapat juga menghitung
besanya akurasi pembuat (producers accuracy) dan akurasi pengguna (users accuracy) dari
setiap kelas.
1.2 Tujuan
1. Melakukan cek lapangan untuk menyesuaikan informasi peta dan kenyataan
lapangan.
2. Mengetahui omisi dan komisi peta yang dibuat.
3. Menentukan akurasi peta yang dibuat dengan uji omisi dan komisi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
Perbedaan antara pembandingan Citra dengan observasi di lapangan adalah bahwa
observasi lapangan memberikan kerincian dan ketelitian yang lebih baik. Hal ini disebabkan
karena saat kita menggunakan perbandingan citra, kita hanya melihat secara visual dari jarak
jauh dan interpretasi kita sangat mungkin salah, tetapi dengan pengamatan di lapangan kita
mendapatkan ketelitian yang tinggi karena kita merasakan keadaan yang sebenarnya ada di
lapangan.
Berdasarkan pemikiran ini observasi lapangan digunakan sebagai alat uji ketelitian yang
selanjutnya disebut dengan uji ketelitian interpretasi. Uji ketelitian
interpretasi memilki perbedaan dengan ketelitian pemetaan dimana ketelitian interpretasi
memberikan perbandingan antar pengamatan keadaan lahan di citra dengan di lapangan yang
bersifat kualitatif sedangkan pemetaan lebih pada kedetailan luasan dan aspek yang bersifat
kuantitatif dan nominal yang dapat diukur (Farda, 2008).
Kegiatan uji ketelitian interpretasi meliputi beberapa tahap. Tahap-tahap itu antara lain
adalah tahap persiapan, pelaksanaan lapangan, dan pasca lapangan. Kegiatan pra lapangan
merupakan persiapan yang harus dilakukan pada tahap berikutnya. Kegiatan pada pra
lapangan adalah interpretasi citra dimana kita mencoba mengenali objek yang terlihat pada
citra menggunakan pemikiran logis yang dirumuskan dalam unsur-unsur interpretasi. Hasil
dari interpretasi itu kemudian dicatat dan dilambangkan kembali secara visual dalam tahapan
pra lapangan selanjutnya yaitu pembuatan peta tentative.
Pembuatan peta tentative memberikan gambaran global dari hasil interpretasi kita dari
citra secara spasial dengan menampilkan poligon-poligon yang menunjukan keberadaan dan
luasan persebaran objek tertentu. Peta tentative mempermudah kita dalam memhami sebaran
dan keberadaan kelompok objek hasil interpretasi. Kegiatan pra lapangan selanjutnya adalah
pembuatan rute dan persiapan sample. Persiapan sample dilakukan dengan memeberikan
batasan karakteristik objek dan mengambil contohya sebagai dasar untuk mengetahui
gambarnya. Pembuatan rute perjalanan bersifat lebih operasional sebagai cara untuk
mempermudah kerja kita dengan urutan-urutan tertentu.
Urutan itu dapat pula dibuat berdasarkan pembagian dareah yang akan dicek menjadi
beberapa sektor. Setelah semua selesai, kita siap untuk turun ke lapangan. Kegiatan lapangan
merupakan inti dari uji ketelitian interpretasi. Hasil dari apa yang kita dapatkan dari persiapan
dilihat di lapangan dan dicocokan dengan peta tentative. Disitu kita akan melihat perbedaan-
perbedaan yang ada. Setelah semuanya dikumpulkan dalam bentuk data-data kuantitatif, kita
dapat mengolahnya menjadi suatu hasil yang memperlihatkan seberapa jauh ketelitian
interpretasi kita pada citra yang kita lakukan di laboratorium.
4
Kegiatan Pengolahan data yang sebelumnya merupakan data kualitatif menjadi
data kuantitatif dilakukan kembali di laboratorium dimana data yang telah didapatkan
dikalkulasi secara rinci pada setiap jenis objek hasil interpretasi citra yangdibandingkan
dengan hasil pengamatan di lapangan. Hasil pengamatan di lapangan ini diolah menjadi hasil
yang menggambarkan ketelitian dan kecocokan secara nominal. Ada beberapa parameter
yang digunakan dalam pencocokan hasil lapangan dengan hasil interpretasi di laboratorium
yaitu omisi, komisi dan ketelitian interpretasi tiap objek. Omisi adalah ketelitian objek di
laboratorium. Jadi, beberapa objek hasil interpretsi di laboratorium dibandingkan dengan
kenampakan yang ada di lapangan, kesalahan yang didapat di lapangan dibandingkan dengan
total hasil uji lapangan.
Komisi adalah ketelitian objek di lapangan. Komisi merupakan kebalikan dari
omisidimana kesalahan laboratorium dibandingkan dengan kenyataan di lapangan. Saat
semua objek telah terkumpul data lapangan maka dapat pula dilihat ketelitian setiap objek
dengan menbandingkan hasil interpretasi yang benar dibandingkan dengan jumlah seluruh
hasil penghitungan lapangan. Dari hasil yang didapat ini , kita dapat melihat kemampuan
interpretasi kita dan diharapkan dengan mencocokan dengan keadaan di lapangan
kemampuan ini makin terasah.
5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah rumus untuk mendapatkan tiap nilai akurasi yang muncul pada tabel
diatas.
6
dari uji akurasi ini yang paling banyak digunakan untuk menguji akurasi suatu hasil
interpretasi dan atau klasifikasi. Kelemahan metode ini adalah tidak mempertimbangkan
aspek kesalahan dari tiap kelas yang ada, untuk itu biasanya overall accuracy untuk tiap
kelas.
Produser accuracy untuk mengetahui tingkat akurasi berdasarkan fakta yang diperoleh
di lapangan.
User accuracy untuk mengetahui tingkat akurasi berdasarkan hasil pembacaan citra.
Nilai dari user dan producer accuracy dihitung untuk tiap kelas yang ada dalam
klasifikasi. Begitu halnya juga dengan nilai error omisi dan komisi yang merupakan residual
dari producer dan user accuracy.
Pada tabel diatas, diambil kelas sebagai contoh. Nilai user accuracy pada kelas jalan
adalah sebesar 80% yang berarti 80% peluang bahwa piksel yang terklasifikasi pada citra
sebagai jalan adalah benar-benar jalan pada kenyataan di lapangan. Dengan kata lain hanya
7
ada 20% (error commision) kemungkinan bahwa piksel yang dicitra terklasifikasi sebagai
jalan adalah bukan jalan di lapangan. Nilai user accuracy ini lebih banyak digemari oleh para
pengambil keputusan karena hasil klasifikasi mampu memberikan estimasi dan gambaran
dari kondisi sebenarnya dilapangan.
Nilai producer accuracy pada kelas jalan adalah 50% yang berarti ada 50% jalan di
lapangan pada area riset diklasifikasikan secara benar. Artinya 50% (error ommision) jalan di
lapangan tidak terklasifikasi sebagai jalan. Nilai producer accuracy ini umumnya lebih
digemari oleh para thematician karena akurasi ini mampu menunjukkan banyaknya objek
dipermukaan bumi yang direpresentasikan dengan benar pada peta atau hasil klasifikasi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, Thomas M dan Kiefer, Ralph W.1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutanto, Dr. Prof. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada
UniversityPress.
Sutanto, Dr. Prof. 1986. Penginderaan Jauh Jilid II. Yogyakarta: Gadjah
ix