Anda di halaman 1dari 5

Penghambat Utama Rezeki Dalam Rumah Tangga

December 30, 2016

Berumah tangga adalah pembuka pintu rezeki.

 Dalam artikel 8 pintu masuk rezeki, udah dibahas kalo salah satu pintu
masuk rezeki adalah lewat berumah tangga / menikah. Rezeki seorang
lelaki akan disempurnakan Allah begitu dia menikah, karena rezeki isteri
dan anak-anaknya kelak diikutkan Allah dalam rezekinya.

 Menikah atau berumah tangga itu gak main-main.... itu teken kontrak
ama Allah lho. Kalo istilah kerennya di pemerintahan sekarang ini
adalah teken pakta integritas antara pemberi mandat sama yang diberi
mandat. Isi pakta integritasnya bakalan menjalankan mandat yang
diberikan padanya dengan penuh integritas. Kalo gak bisa menuhin itu
bakalan ada konsekuensinya juga. Apalagi teken kontraknya ama Allah.
Suami dititipin seorang wanita yang jadi isteri dan anak-anak keturunan
yang nantinya bakal di pertanggung jawabkan di pengadilan Allah kelak.
 Karena menikah itu pembuka pintu rezeki, makanya kalo dijalanin
dengan baik bakalan menarik rezeki. Tapi kalo rumah tangganya kacau
ya sebaliknya, bakal menghambat rezeki.
 Penghambat utama rezeki dalam rumah tangga adalah jika suami isteri
itu gak kompak. Isteri merasa bener sendiri, suami juga begitu merasa
pinter dan bener sendiri. Tiap hari bukannya saling sayang, malah
saling tuding. Apa-apa dipertengkarkan. Gak ada kasih sayang, gak ada
cinta, gak ada rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Ini
penghambat rezeki paling utama.
 Menikah adalah salah satu pintu pembuka rezeki. Nikah bisa jadi pintu
rezeki kalo suami isteri menyatukan hati dan pikirannya menjadi satu
visi, satu tujuan, yaitu menggapai ridha Allah. Kalo gak menyatukan
visi, jalan sendiri-sendiri malah menutup rezeki. Pintunya ada tapi gak
kebuka. Pintunya tersedia tapi kuncinya macet, ya gak kebuka juga.
Maka jangan heran rumah tangga yang diwarnai pertengkaran dan
keributan rezekinya jadi terhambat.

Baca : mengapa membahagiakan isteri melancarkan rezeki?, atau


mengapa membahagiakan suami memudahkan suami?

Rumah tangga ladang pahala.


 Rumah tangga dalam Islam adalah tempat mendapatkan pahala yang
paling besar. Gak ada yang pahalanya terus menerus mengalir dan
dipanen setiap saat selain menikah / berumah tangga. Karena mulai
akad nikah sampai ada keturunan cucu cicit turun temurun semuanya
bisa menuai pahala. Syaratnya jadikan pernikahan itu sebagai ibadah.
 Saat akad nikah seorang lelaki sudah berjanji kepada Allah untuk
mengarungi bahtera yang namanya rumah tangga bersama seorang
perempuan. Apapun yang dilakukannya bersama isteri dan
keturunannya saat mengarungi bahtera ini adalah ibadah. Karena
menikah itu perintah agama. Jika ingin rezekimu lancar, jadikan rumah
tangga sebagai ladang pahala, bukannya ladang dosa dan
kemungkaran.

Rumah tanggamu adalah ibadahmu

 Mau rumah tanggamu dilancarkan rezekinya, kuncinya hanya satu


ikhlaskan niatmu berumah tangga karena Allah Taala. Mulai dari
memperbaiki niat, perjelas alasan menikah dulu. Alasan menikah
jangan karena disuruh orangtua, karena terdesak waktu, karena suka
dan cinta banget sama calon, karena semua teman-teman udah nikah,
gak enak kalo jomblo sendiri atau karena umur yang makin menanjak.
Karena kalo niatnya seperti itu gak bakal dinilai sebagai ibadah, sia-sia
kan?
 Awali pernikahan dengan niat yang bener, nikah karena itu perintah
Allah dan rasulNya. Sama halnya seperti sholat, puasa, zakat, haji dan
umrah, semua kita laksanakan karena itu perintah Allah, bukan? Jangan
dicampur niat ibadah dengan niat lain yang ada kaitannya dunia,
akhirnya ibadahnya gak sempurna dan gak bisa dinikmati. Ada kan
yang niat nikah biar bisa morotin hartanya, ada yang niat nikah biar gak
dibilang perawan tua yang gak laku. Kalo niatnya aja udah gak bener,
gimana mo bener rezeki rumah tangganya???
 Kalo kita niatnya ibadah maka semuanya jadi mudah. Misalnya kek haji.
Ibadah ini sebenarnya susah dan bikin lelah lho. Naik pesawatnya lama,
prosesi ibadahnya berat, di bawah kondisi iklim yang ekstrim, berdesak-
desakan ama jamaah lainnya pula. Tapi kalo niatnya ibadah, semuanya
mudah, prosesi dijalani dengan lancar, iklim gak jadi halangan dan kalo
udah pulang dia mau lagi pergi ibadah ke Mekkah. Terlupakan lah
semua kesusahan dan kelelahannya. Karena udah kerasa nikmatnya
gitu.
 Nikah juga begitu. Menyatukan dua orang dengan latar belakang yang
beda, kebiasaan yang bertolak belakang, gak gampang dan butuh
penyesuaian sepanjang usia pernikahan. Tapi kalo niatnya ibadah,
semuanya dibawa gampang dan mudah. Kalo begini kondisinya rezeki
juga jadi gampang dan mudah..
 Kuncinya sih gini. Semua yang ada di muka bumi ini adalah sesuatu
yang sedang Allah titipkan ke kita. Isteri adalah titipan Allah pada
suaminya. Didik dia, lindungi dia, berikan nafkahnya maka Allah akan
berikan pahala padanya. Begitu juga suami. Isteri harus menganggap
suami adalah titipan Allah padanya. Layani dia, cuciin bajunya, bikinin
kopi, kenyangkan perutnya, penuhi kebutuhan biologisnya, didik
anaknya, jaga rumah dan hartanya, agar dikasi pahala surga dari Allah.
Inilah yang namanya ibadah, kita gak akan pernah jenuh
melaksanakannya. (baca : ciri-ciri wanita yang membawa rezeki bagi
suaminya).

 Karena kalo gak mikir nikah ini sebagai ibadah maka yang ada dalam
pikiran kita itu seperti ini. Isteri itu gak pernah kita kenal sebelumnya,
setengah mati banting tulang di luar sana, hasilnya tinggal kasi ke istri.
Dia yang makan, dia yang beli baju, dia yang menikmatinya. Kalo
bukan karena niat ibadah, bisa saja seorang laki-laki bilang, siapa
wanita ini? Enak bener, hasil keringat saya tiba-tiba diambil saja, dipake
dan dihabisin seenak udelnya?
 Isteri juga bisa begitu. Saat belum menikah mungkin di rumah
orangtuanya gak pernah kerja dapur, diurusin sama ortu atau sama
orang lain (pembantu). Tapi begitu nikah, laki-laki yang gak dikenalnya
dengan baik harus dia masakin, cuciin bajunya, layani biologisnya,
hamil anaknya. Kalo bukan karena ibadah pasti mikir, siapa laki-laki ini?
Enak bener dilayanin sedemikian rupa? Akhirnya terjadi pertengkaran-
pertengkaran dalam rumah tangga, karena niatnya bukan ibadah.
 Kita tahu makin berat sesuatu di jalaninya, balasannya juga bakal
sepadan. " Allah akan memberikan balasan sesuai kadar beban yang
diberikan." Beda pahalanya orang yang pergi shalat di musim dingin,
menantang cuaca yang menusuk tulang dengan orang yang pergi sholat
dengan cuaca yang adem dan hangat. Kadar cobaannya beda jadi nilai
pahalanya juga beda.
 Saat menikah juga begitu, ada cobaannya. Ada mertua, ipar, tetangga,
mungkin ada cobaan-cobaan dari mereka. Tapi kalo niatnya ibadah
pasti bisa dilaluin. Karena sadar nikah itu bukan hanya dengan
pasangannya tapi juga keluarganya. Gak mungkin kita hapus status
orang tua dan saudara dari pasangan kita. Gak ada mantan orang tua
atau mantan saudara. Mereka udah ada sebelum kita masuk dalam
kehidupannya. Kitalah yang harus menyesuaikan diri.
 Mertua atau ipar cerewet itu cobaan. Dalam agama kita dianjurkan
untuk sabar, layani mereka dengan baik sesuai apa yang kita mampu,
niatkan ibadah aja. Kalo terus dicerewetin, ya kalo perlu dijawab
silakan, kalo gak perlu, ya..gak usah. Perlu itu maksudnya kalo kata-
kata kita dianggap memberi manfaat, silakan, kalo bisa memicu
kesalahpahaman mending diam dan sabar. Allah lagi nguji kita lho !
 Sabar itu menerima takdir. Misalnya bangun tidur trus sakit kepala,
pertama terima dulu sakit itu sebagai takdir Allah baru ikhtiar, nyari
obat kek, minum air hangat, atau kembali istirahat sejenak, itu yang
namanya sabar. Bersabar itu bukan berarti gak ikhtiar. Punya mertua
atau ipar yang cerewet terima itu sebagai takdir dulu kemudian ikhtiar,
layani dengan baik, perbaiki komunikasi. Yang jadi fokusnya itu bukan
mertua atau ipar yang cerewet itu tadi, tapi kitanya, gimana bisa
menyikapi dan menghadapi mereka dengan santun. Kalo niatnya ibadah
semua bakalan mudah kita lalui, bakalan gampang dijalanin. Bakal
ngundang rezeki yang banyak, yakin deh !
 Kalo namanya ibadah pastilah akan ada gangguan-gangguan, karena
setan musuh kita gak mau ibadah itu berjalan. Setan gak rela kalo kita
ibadahnya bagus. Pasti akan digoda. Kata Rasul " Iblis pemimpin setan
memiliki singgasana di lautan, setiap hari anak cucunya melapor, saya
baru membuat orang bertengkar, baru membuat orang berzina, minum
khamar dan sebagainya semua itu dianggap laporan biasa oleh iblis.
Sampe ada yang datang laporan padanya kalo dia berhasil membuat
suami isteri bercerai, dia ambil cucunya tersebut, didudukkan di
sampingnya dan diberhentikan dari tugasnya. Artinya ini prestasi
tertinggi yang dicapai oleh setan.

 Kata ulama, Kalo di luar rumah tangga setan yang goda cuma 10,
dalam rumah tangga bisa jadi digoda dengan 1000 setan. Saking
banyaknya setan yang ngerecokin, hal-hal kecil bisa jadi besar.
Misalnya isteri terlambat buatin minuman buat suami, kan udah capek
tuh seharian ngurus rumah tangga, mana ada bayi lagi, tapi itu udah
cukup bikin suaminya marah dan gak ngomong sama isterinya. Udah
capek-capek kerja tapi gak ada penghargaan, minum aja gak sempat
dibuatin? Batin suami. Itu bisik-bisik setan tuh yang nohok-nohok
perasaan suami. Sebaliknya bisa saja suami lupa ulang tahun isterinya,
bikin isteri jadi jengkel dan gak ngomong sama suaminya sampe 2 hari,
bahkan bisa mendorong dia ngucapin kata cerai. Dibisikin sama setan
kalo suaminya gak cinta dan gak perhatian ama dia, buktinya ulang
tahun aja bisa lupa? Padahal banyak sudah kebaikan suami tapi gak
diingat. Karena godaan setan itu begitu besar dalam rumah tangga.
 Setan itu ibarat marketing yang nawarin produknya, yaitu tinggalkan
ibadah. Bagaimana cara dia agar kita gak deket ama Allah tapi
deketnya ama setan. Rumah tangga yang sakinah mawaddah wa
rahmah paling dibenci setan. Karena rumah tangga yang isinya penuh
kasih sayang itu susah diceraikan. Tapi namanya setan gak ada kata
nyerah. Pokoknya semua cara ditempuh buat bikin suami isteri
bertengkar dan ribut melulu.
 Kalo mau rumah tangga bagus rezekinya, ya.. buat rumah tangga
adem, jauh dari keributan dengan bekerjasama menjadikannya sebagai
ibadah demi mencapai ridha Allah. Gampang kan..???

Wallahu alam..

Anda mungkin juga menyukai