151911479-BTI-TEMBAKAU Lengkap
151911479-BTI-TEMBAKAU Lengkap
Materi Kuliah
Tahun 2012/2013
Oleh :
1
SEJARAH TEMBAKAU (1)
• Tanaman tembakau dikenal pertama kali waktu Columbus mendarat di San
Salvador pada bulan Oktober 1492.
• Saat itu Columbus melihat penduduk aseli mengisap daun kering yang
digulung dan dibakar, yang ternyata daun tembakau.
2
SEJARAH TEMBAKAU (2)
• Penanaman tembakau yang pertama kalinya di Amerika Utara (Virginia)
dilakukan pada tahun 1612, sedangkan orang-orang Spanyol menanam di
kepulauan Karibia dan Amerika Selatan.
• Di Eropa pada masa itu kebiasaan merokok dengan pipa makin populer,
untuk ini tembakau diimpor dari Amerika. Tembakau menjadi komoditas
dagang yang menguntungkan.
• Dengan makin meluasnya penanaman tembakau di Eropa pada akhir abad
ke18 impor dari Amerika berkurang.
• Di Asia awalnya tembakau diintroduksikan ke Filipina dari Amerika
Selatan. Dari situ meluas ke negara-negara Asia seperti Cina, Jepang,
Indonesia, dan India pada awal abad ke 17.
• Kebiasaan merokok sigaret di Eropa diperkenalkan oleh para tentara yang
pulang dari perang Krim sesudah tahun 1855. Selanjutnya sigaret makin
meluas ke seluruh dunia, terutama sesudah Perang Dunia Pertama.
3
SEJARAH TEMBAKAU (3)
PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN TEMBAKAU DI INDONESIA
• Pada tahun 1830 pemerintah kolonial Belanda di bawah Gubernur Jenderal
J. Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa untuk mengatasi krisis
ekonomi yang parah.
• Pada awalnya tembakau hanya ditanam secara kecil-kecilan oleh petani,
terutama untuk kepentingan sendiri.
• Tanaman yang masuk dalam ketentuan tanam paksa yaitu kopi, tebu, indigo,
tembakau, kayu manis, teh, dan merica. Produk yang dihasilkan diekspor ke
Eropa.
• Kualitas tembakau yang dihasilkan kurang baik, padahal peluang pasar di
Eropa bagus. Untuk meningkatkan kualitas tembakau, tahun 1834 pemerintah
Belanda mengirim petugas (N. G. de Voogt) ke Kuba untuk mempelajari
teknik penanaman tembakau.
• Meskipun upaya telah dilakukan dengan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari Kuba, ternyata hasilnya kurang menguntungkan.
• Akhirnya pada tahun 1866 tanam paksa untuk tembakau dihapus.
4
SEJARAH TEMBAKAU (4)
PENGUSAHAAN TEMBAKAU DALAM SKALA PERKEBUNAN (1)
1. SUMBER PENDAPATAN
- Cukai tembakau selama setahun pada tahun 2008 : Rp 42 trilyun, 75% dari
jumlah tsb. atau Rp 31,5 dihasilkan dari Jawa Timur. Cukai tahun 2010
sudah lebih dari Rp 50 trilyun, tahun 2011 mencapai Rp 77 trilyun.
- Produksi rokok tahun 2005 mencapai nilai > Rp 50 trilyun.
- Nilai ekspor tembakau Indonesia tahun 2005 US $ 111,8 juta atau + Rp 1
trilyun, dan tahun 2010 US $ 192,5 juta atau + Rp 1,70 trilyun.
• Dalam bidang kesehatan penemuan virus yang pertama terjadi akibat penelitian
intensif terhadap penyebab penyakit mosaik tembakau. Mayer meneliti sejak tahun
1880, Iwanowski (1892) menemukan penyebab penyakit mosaik dapat lolos saringan
bakteri, Beijerinck (1898) memperkuat hasil pendahulunya dan menyebut penyebab
penyakit sebagai contagium vivum fluidum yang berarti jasat hidup cair penular
penyakit, dan kemudian disebut Virus, yang berarti racun. Stanley (1935) berhasil
mengkristalkan virus mosaik tembakau (TMV), dan virus tetap aktif. Baru kemudian
diketahui bahwa penyakit manusia ada yang disebabkan oleh virus.
• Dalam fisiologi tanaman Garner & Allard (1920) menggunakan tembakau untuk
mengungkap fotoperiodisitas, yaitu bahwa lama penyinaran merupakan faktor
penentu pembungaan. Dalam penelitian tentang kultur jaringan, tanaman tembakau
sering digunakan. Di Balai Penelitian Karet Malaysia (RRIM) tembakau dipakai
sebagai bahan studi.
9
KENDALA YANG DIHADAPI PENGUSAHAAN
TEMBAKAU (1)
1. KAMPANYE ANTI TEMBAKAU. Kalangan medis dan beberapa LSM makin
gencar meningkatkan kampanye negatif terhadap tembakau. Dalam PP No. 81/1999
kadar nikotin rokok dibatasi maksimum 1,5 mg dan tar (polinuklir hidrokarbon
aromatika) 20 mg. Yang memenuhi hanya rokok putih, sedangkan rokok kretek
hanya Sampurna A Mild filter. Sementara itu rokok dari LN yang masuk a.l. dari
Korea kadarnya sangat rendah. Akhirnya atas keberatan berbagai fihak PP itu diganti
dengan PP No. 19/2003 yang hanya wajib mencantumkan kandungan kedua zat
kimia itu tanpa batas maksimum.
WHO pada tahun 2003 mengeluarkan Framework Convention on Tobacco Control
(FCTC) dan menghimbau negara-negara anggotanya meratifikasi konvensi
pengendalian tembakau tersebut. Dengan cara itu WHO bermaksud terus menerus
mengurangi penggunaan tembakau, a.l. melalui pelarangan iklan rokok dan
pembebanan pajak (cukai) yang tinggi terhadap rokok.
12
BERMACAM-MACAM TIPE TEMBAKAU (1)
• 2. TEMBAKAU SIGARET.
a. Sigaret Putih. Merupakan sigaret atau rokok yang isinya melulu terdiri atas
tembakau. Bahan pokok rokok putih adalah tembakau Virginia, dan sebagai
campuran yaitu tembakau Burley dan tembakau Oriental.
b. Sigaret Kretek. Merupakan sigaret yang bahan isinya kecuali tembakau juga
digunakan cengkeh. Berat cengkeh yang digunakan dalam rokok dapat mencapai
40%. Tembakau yang digunakan merupakan campuran berbagai macam tembakau
lokal seperti tembakau Madura, Temanggung, Paiton, Kasturi, dll. Disamping itu
juga digunakan tembakau Virginia dan tembakau Burley. Pangsa pasar sigaret kretek
di Indonesia mencapai + 90%, sisanya rokok putih. Sigaret kretek dibedakan menjadi
dua kelompok :
1). Sigaret Kretek Tangan (SKT). Pembuatannya menggunakan tenaga kerja secara
manual. Ini menyerap banyak tenaga kerja, sehingga pemerintah memungut cukai
dengan persentase yang relatif rendah.
2). Sigaret Kretek Mesin (SKM). Pembuatannya menggunakan mesin sehingga
jumlah tenaga kerja yang terserap relatif sedikit. Pemerintah memungut persentase
cukai yang lebih besar daripada SKT. 16
BERMACAM-MACAM TIPE TEMBAKAU (5)
3. TEMBAKAU PIPA.
• Tembakau pipa perlu mempunyai daya isi (filling power) yang besar, sehingga
sedikit tembakau cukup untuk mengisi lubang pipa. Di Indonesia dihasilkan dari
tembakau VO Lumajang. Tembakau VO Lumajang justru menghendaki banyak
bercak patik putih akibat infeksi Cercospora nicotianae, yang pada tembakau cerutu
dihindari. Perkembangan tembakau VO Lumajang terkendala sedikitnya konsumen.
17
BERMACAM-MACAM TIPE TEMBAKAU (6)
18
BERMACAM-MACAM TIPE TEMBAKAU (7)
1. SUHU. Suhu optimum + 18 - 27°C, tembakau masak petik umur + 50 - 60 hari. Pada
suhu rendah pertumbuhan lambat, masak umur 90 hari ke atas.
3. PENYINARAN. Penyinaran yang intensif meningkatkan berat kering dan kadar gula,
yang penting untuk tembakau sigaret. Penyinaran yang kurang karena adanya awan
merangsang pertumbuhan daun ke arah tipis dan luas, yang penting untuk bahan pembalut
cerutu. Maka TBN ditanam di bawah waring dengan intensitas penyinaran 70%.
Umumnya pembungaan tembakau di Indonesia tidak terpengaruh panjang hari.
4. CURAH HUJAN. Penting untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, dan mengurangi
dampak panas terhadap pertumbuhan daun. Tembakau cerutu perlu hujan menjelang petik
untuk kualitas yang baik. Tembakau sigaret (Virginia, Kasturi, Rajangan) justru butuh
cuaca kering menjelang panen. Pada cuaca basah perlu diwaspadai penyakit jamur,
bakteri, dan kelebihan air (lengger), pada cuaca kering perlu diwaspadai penyakit virus
yang ditularkan kutu seperti penyakit krupuk dan mosaik ketimun (CMV= Cucumber
Mosaic Virus).
20
PERANAN TANAH TERHADAP TEMBAKAU
2. SIFAT KIMIA TANAH. Kandungan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg) yang
cukup diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Defisiensi unsur hara mobil (N,P, K,
Mg) terlihat pada daun-daun bawah, sedangkan defisiensi Ca terlihat pada daun atas
yang tumbuhnya terhambat. Nilai pH tanah yang sesuai berkisar antara 5 - 6. Unsur
hara yang paling diwaspadai yaitu Cl, karena berpengaruh negatif terhadap daya bakar.
Tanah dengan kandungan Cl > 40 ppm berisiko menghasilkan tembakau yang daya
bakarnya kurang baik. Pengaruh negatif Cl dapat diimbangi oleh kadar K yang tinggi,
yang berpengaruh positif terhadap daya bakar.
21
SAPTA USAHA INTENSIFIKASI TEMBAKAU
22
BENIH TEMBAKAU
• - Untuk tembakau yang diekspor, benih varietas hasil rekayasa genetik
(transgenik) atau GMO (Genetic Modified Organism) ditolak konsumen.
• - Benih yang mendapat sertifikat dari lembaga berwenang lebih disukai oleh
pembeli luar negeri. Untuk tembakau Besuki NO sertifikasi oleh Lembaga
Tembakau.
• - Benih diseleksi berdasar beratnya, makin berat cadangan makanan lebih
banyak. Dalam benih yang normal tiap gram berisi + 12.000 butir.
• - Benih yang baik daya kecambahnya minimum 80% setelah 5 hari
perkecambahan.
• - Benih yang lembab mudah ditumbuhi jamur seperti Alternaria sp. dan Cercospora
nicotianae. Benih juga disukai oleh kumbang Lasioderma serricorne.
• - Benih yang sudah disimpan > 1 tahun bebas patogen benih yang menginfeksi
pada saat panen.
• - Benih yang disimpan dalam keadaan kering (kadar air maks 7%) dapat tahan
bertahun-tahun.
• - Benih tembakau tidak menularkan penyakit-penyakit virus, berbeda dengan
benih lombok yang dapat menularkan TMV (virus mosaik tembakau) 23
PEMBIBITAN TEMBAKAU
• 1. SISTEM KONVENSIONAL
• Bibit ditanam di tanah bedengan, setelah berumur + 40 hari, bibit dipindah ke
pertanaman dengan cara dicabut.
• Kelemahannya : akar sebagian putus, sehingga menghambat pertumbuhan awal di
lapangan.
• Volume akar kurang besar (perakaran kurang luas).
• 2. SISTEM INKONVENSIONAL
• Bibit ditanam pada media tanam(campuran tanah dengan kompos) yang dikemas
dalam polibag atau nampan plastik (seed tray). Perakaran berkembang baik, setelah +
35 - 40 hari sudah dapat dipindah ke pertanaman.
• Pada saat pemindahan akar tidak terputus, sehingga tidak mengalami hambatan
pertumbuhan.
• Volume akar relatif besar, perakaran lebih luas sehingga penyerapan hara lebih
intensif.
24
PEMBIBITAN TEMBAKAU
• PELAKSANAAN PEMBIBITAN
• Pemupukan. Dilakukan 3 hari sebelum penyebaran benih (H -3).
• Unsur hara yang perlu ditambahkan N dan P. Bila dipakai Ammophos 16.20 dosisnya
25 g/m2. Dapat juga campuran SP 36 (10-20 g/m2) dengan ZA (10-20 g/m2). Dosis
dapat bervariasi tergantung kesuburan tanah.
• Penyebaran benih. Kebutuhan benih + 0.1 g/m2 bedengan. Benih dikecambahkan
pada kain basah. Setelah 3 hari benih mulai berkecambah, lalu disebarkan di
bedengan. Kebutuhan benih untuk tiap ha pertanaman +10 gram. Untuk menghindari
semut bedengan disemprot dengan pestisida.
• Penyiraman. Setelah benih disebar tanah dijaga tetap basah dengan penyiraman.
Penyiraman juga berfungsi meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan suhu
tanah. Frekuensi penyiraman tergantung pertumbuhan bibit. Waktu bibit masih kecil
tanah dijaga tetap basah. Makin besar bibit kebutuhan air meningkat, tetapi menjelang
pemindahan bibit penyiraman dikurangi untuk menguatkan bibit (hardening). Tujuan
hardening untuk menyiapkan bibit dengan kondisi kering nantinya di pertanaman.
25
BEDENGAN PADA TEMBAKAU DELI
PEMILIHAN LAHAN UNTUK PERTANAMAN
BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN :
27
PENGOLAHAN LAHAN PERTANAMAN
• Kondisi fisik tanah yang mampat dan kurang udara (oksigen) tidak cocok
untuk tembakau.
• Lahan bekas padi perlu diolah dalam waktu yang cukup untuk :
- Membuang senyawa beracun dengan oksidasi.
- Memutus kapiler air dalam tanah, sehingga mencegah
mengeringnya tanah.
- Mencegah naiknya chlor (Cl) yang terbawa oleh air yang
bergerak ke atas. Chlor berpengaruh jelek pada daya
bakar dan aroma tembakau.
28
PEMBUATAN GOT (SALURAN AIR)
• Got kecil juga berfungsi untuk mengairi tanaman bila kondisi tanah
kering.
• Got besar yang dibuat sesuai dengan miringnya tanah berjarak tiap +
50 m. Ukuran got 40 X 40 cm sampai 50 X 50 cm. Got dapat
berfungsi menurunkan permukaan air tanah (PAT).
29
PENANAMAN
30
PERTANAMAN PADA TEMBAKAU DELI
PENGAIRAN DI PERTANAMAN
• Untuk menghasilkan daun yang relatif tipis dan lebar sesuai dengan kegunaannya
tanaman tembakau membutuhkan air yang cukup.
• Pada saat awal penanaman tanaman diairi dengan cara menyiram pada tiap hari
sampai tidak menunjukkan gejala layu (kira-kira seminggu), sesudah itu dibiarkan
kering, tidak disiram.
• Tanaman baru diairi lagi pada umur + sebulan. Tanaman yang sudah butuh air pada
siang hari mulai layu, yang menunjukkan neraca air mulai minus.
• Dalam pengairan diusahakan kadar air di zone akar sedalam + 20 - 30 cm mencapai
kapasitas lapangan.
• Air pengairan sebaiknya dipilih yang tidak mengandung Cl > 25 ppm.
• Kebutuhan air tergantung fase pertumbuhan tanaman dan sifat fisik tanah. Tanah
berpasir lebih cepat menyerap air daripada tanah berat, tetapi daya menahan air lebih
rendah. Tanah itu membutuhkan pengairan lebih sering, tetapi jumlah yang diberikan
tiap kali < daripada tanah berat.
• Kebutuhan air tanaman tembakau secara kasar sekitar 90 - 100 mm tiap bulan.
32
PERTANAMAN TEMBAKAU SIAP DIAIRI
PEMELIHARAAN TANAH
34
TUJUAN PEMUPUKAN PADA TEMBAKAU
35
PUPUK UNTUK TEMBAKAU (1)
• Tanaman tembakau produksinya dalam bentuk daun, karena itu perlu pupuk
nitrogen (N). Tanaman tembakau menyukai pupuk nitrat.
• Pupuk nitrat mudah larut dalam air dan mudah diserap akar. Merupakan pupuk
utama tembakau cerutu.
• Pupuk kalsium nitrat (kalksalpeter =KS) mengandung unsur kalsium (Ca) yang
penting untuk elastisitas tembakau.
• Pupuk urea hanya mengandung nitrogen saja. Pada dosis tinggi dapat meracun
karena kandungan biuret.
• Pupuk urea dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kandungan TSNA (Tobacco
Specific Nitrosamine) yang tinggi.
• TSNA dapat menyebabkan kanker sehingga pembeli tembakau di luar negeri
tidak menghendakinya.
36
PUPUK UNTUK TEMBAKAU (2)
37
PUPUK UREA UNTUK TEMBAKAU
KEUNTUNGAN :
• Murah dan mudah tersedia (merupakan pupuk bersubsidi buatan dalam
negeri).
• Tidak mempengaruhi kemasaman tanah, berbeda dengan pupuk ZA.
• Lebih cepat mengalami nitrifikasi daripada pupuk ammonium.
• Dibanding nitrat lebih tahan pencucian pada kondisi cuaca basah
KELEMAHAN
• Hanya menambah N, tidak menambah unsur hara yang lain.
• Bila kelebihan meningkatkan warna hijau (sukar dirombak menjadi
kuning atau cokelat saat pengeringan )
• Meningkatkan kadar protein, dan meningkatkan persentase tembakau
‘Minyak’ (cacat pada krosok berupa garis-garis atau noda kehitaman
seperti terkena minyak).
• Kelebihan dosis dapat meracun tanaman karena mengandung biuret.
38
PUPUK AMMONIUM UNTUK TEMBAKAU
KEUNTUNGAN :
• Tidak mudah tercuci di dalam tanah.
• Melepaskan hara N secara perlahan-lahan (tidak cepat habis).
KELEMAHAN :
• Lambat tersedia, perlu nitrifikasi terlebih dahulu menjadi nitrat.
• Dapat mengasamkan tanah karena sulfat, dan dapat berpengaruh negatif
terhadap daya bakar.
• Dapat menghambat penyerapan kalium.
• Penyerapan berlebihan dapat menyebabkan keracunan tanaman.
39
PUPUK NITRAT UNTUK TEMBAKAU
KEUNTUNGAN :
• Mudah larut dalam air, cepat dapat diserap akar tanaman.
• Kecuali N menambah hara lain (sebagai bonus) :
• Ca dari kalsium nitrat menambah elastisitas daun, warna abu
cenderung putih.
• K dari KNO3 : memperbaiki daya bakar krosok.
KELEMAHAN :
• Pada kondisi basah mudah tercuci (mengalami leaching) di dalam
tanah.
• Merupakan pupuk impor dan tidak disubsidi, sehingga harganya lebih
mahal.
40
DAMPAK KELEBIHAN NITROGEN
(KARENA PEMUPUKAN DOSIS TINGGI)
41
PEMUPUKAN NPK PADA TEMBAKAU
• Tembakau sigaret umumnya perlu pupuk NPK karena perlu kadar gula
yang relatif tinggi.
PENGENDALIAN :
• 1. Mekanis : menangkap/membunuh ulat, mengambil kelompok telur
dengan cellotape.
• 2. Memasang perangkap sex feromon untuk kupu-kupu jantan, untuk
memantau populasi dan mengurangi telur yang dibuahi.
• 3. Menggunakan bioinsektisida : Bacillus thuringiensis (Bt) dengan
nama dagang Dipel, virus NPV, dan serbuk biji mimba (SBM) serta
ekstrak daun mimba (Azadirachta indica).
• 4. Memakai insektisida kimia : Decis (deltametrin), atau Buldok
(betasiflutrin). Penggunaannya perlu dibatasi agar tidak membunuh
musuh alami dan tidak menghasilkan residu yang melebihi ketentuan. 43
ULAT DAUN Spodoptera YANG MATI KARENA
DIPERLAKUKAN DENGAN SERBUK BIJI MIMBA
(Azadirachta indica)
44
ULAT DAUN DIINFEKSI JAMUR Beauveria bassiana
45
ULAT PUPUS TEMBAKAU (Helicoverpa spp.)
PENGENDALIAN
• 1. Mekanis : menangkap ulat untuk dibunuh.
• 2. Memantau populasi dengan perangkap sex ( feromon).
• 3. Biopestisida (Bt, NPV, serbuk biji mimba atau yang cair Organeem).
• 4. Pestisida kimiawi : Decis (deltametrin), Buldok (Betasiflutrin).
46
HAMA ULAT TANAH (Agrotis ipsilon)
• Bersifat polifag. Inang a.l. kubis, jagung, kentang, bibit kopi.
• Ulat hitam kecokelatan, panjang dapat sampai 5 cm.
• Ulat aktif cari makan malam hari, senang mengerat pangkal batang
bibit. Siang hari bersembunyi dalam tanah.
• Telur diletakkan pada pangkal batang, berkepompong di dalam tanah.
• Musuh alami : parasit Apanteles rufricus, jamur parasit Botrytis sp. &
Metarhizium sp. Jamur berkembang pada cuaca basah.
PENGENDALIAN
• 1. Penggenangan lahan sebelum tanam membunuh larva & kepompong
• 2. Mencari ulat di sekitar bibit yg terserang, yg sembunyi dalam tanah.
• 3. Penyemprotan insektisida menjelang malam, saat ulat keluar.
47
KUTU-KUTU PENGISAP DAUN
(Myzus persicae dan Thrips tabaci)
• Merupakan jenis kutu polifag yang penting pada tembakau, baik sebagai
hama langsung maupun sebagai vektor virus CMV (mosaik ketimun) dan
TEV (virus etch). Berkembang baik pada cuaca kering. Kotoran Myzus
atau rok-kerok yang berasa manis ditumbuhi jamur jelaga, sehingga daun
tembakau menjadi hitam kotor. Thrips mengisap cairan tembakau di
sekitar tulang daun sehingga menimbulkan gejala urat putih (white vein)
pada krosok.
• Mempunyai musuh alami, a.l. lalat Syrpid (Ischidion scutellaris), dan
kumbang Menochilus sp.
• PENGENDALIAN
• 1. Sanitasi : membersihkan gulma di sekitar pertanaman tembakau (radius
+ 50 m). Gulma itu merupakan tanaman inang hama.
• 2. Penyemprotan dini dengan insektisida sistemik seperti Confidor
(imidakloprid) atau Regent (fipronil) saat populasi di bawah 10 koloni
per 20 tanaman.
48
Koloni kutu Myzus persicae Myzus dewasa bersayap
pada permukaan bawah daun
49
PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU
• BAKTERI :
• 1. Ralstonia solanacearum (layu, atau lendir).
• 2. Erwinia carotovora (batang berlubang).
• VIRUS :
• 1. Mosaik tembakau (TMV).
• 2. Mosaik ketimun (CMV).
• 3. Krupuk
• JAMUR :
• 1. Phytophthora nicotianae (lanas = blackshank).
• 2. Cercospora nicotianae (patik atau tol-tol = spikkel).
50
PENYAKIT LAYU ATAU LENDIR
(Ralstonia solanacearum)
52
PENYAKIT LAYU ATAU LENDIR
(Lanjutan)
• PENGENDALIAN :
• 1. ROTASI TANAMAN. Di Deli rotasi 5 tahun sekali, setelah 3
tahun ditanami tebu, lalu tanah diolah, setahun sebelum tanam
tembakau ditanami Mimosa invisa yang akarnya mengandung bakteri
antagonis. Di Jawa rotasi tanaman dengan padi sawah selama 2
musim, dapat membunuh patogen yang berada di dalam tanah.
• 2. SANITASI LAHAN. Lahan dibersihkan dari gulma, tanaman sakit
dicabut, dibawa keluar areal, setelah kering dibakar.
• 3. STERILISASI MEDIA BIBITAN. Media disterilkan dengan
dijemur di bawah sinar matahari atau dengan uap air panas.
• 4. PENGENDALIAN HAYATI. Bakteri antagonis yg diisolasi dari
akar Mimosa digunakan sebagai biopestisida. Bakteri itu termasuk
species Pseudomonas putida. Penyiraman dengan suspensi bakteri
pada bibit yang akan ditanam dapat menekan serangan.
53
PENYAKIT BATANG BERLUBANG
(HOLLOW STALK)
• ARTI EKONOMI : Penyakit ini menimbulkan kerugian pada semua jenis
tembakau di Indonesia.
• PENYEBAB PENYAKIT : Bakteri Erwinia carotovora yg bersifat
fakultatif aerob, dapat hidup pada tanah sawah. Bakteri hanya menginfeksi
lewat luka pada jaringan tanaman.
• GEJALA : Tanaman layu mirip layu bakteri atau lanas (lihat gambar).
Gejala spesifik empulur kosong, sehingga batang tanaman dapat patah di
tengah. Infeksi biasanya lewat luka bekas petikan daun bawah. Jaringan
batang di sekitarnya busuk hitam.
• Daun terinfeksi yang terpetik & disujen di gudang pengering ibu tulang
daunnya busuk (busuk gagang), daun rontok dan berbau.
• PENULARAN : Lewat luka akar, bekas petikan daun di batang, lewat sujen
yang tercemar.
• PENGENDALIAN : Sesudah petik higienis luka dibiarkan kering sebelum
digulud. Pada kondisi lembab (rawan infeksi) luka dapat dioles streptomycin
sulfat 200-500 ppm. Sujen juga didesinfeksi.
54
GEJALA SERANGAN BAKTERI Erwinia PADA TEMBAKAU
56
GEJALA PENYAKIT MOSAIK TEMBAKAU (TMV)
• PENGENDALIAN :
• 1. Sanitasi . Sisa tanaman dibersihkan, tanaman sakit yang masih muda
dicabut. Sebelum bekerja di kebun tangan dicuci dengan deterjen seperti
Rinso, konsentrasi 0,6% untuk merusak protein pelindung virus. Kompleks
yg terserang cukup berat tetapi hampir panen diisolasi dengan tanda tali
(seperti garis polisi), pemeliharaan ditangani tenaga khusus, untuk
mencegah penularan ke pertanaman yg masih sehat.
• 2. Menanam varietas tahan. Pada tembakau Burley varietas tahan
a.l. Burley 21, Burley 49. Burley 64, Ky 34, Ky 35, Ky 48, Ky 56, Ky 57.
Tembakau rajangan belum ada yang tahan. Tembakau Besuki NO yang
tahan yaitu H 877 dan H 894 (di Kebun Sukowono dikenal sebagai H 6).
58
PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
(Cucumber Mosaic Virus = CMV)
• PENYEBAB PENYAKIT :
• Virus Mosaik Ketimun (CMV). Berbeda dengan TMV, CMV di luar
tanaman tidak tahan penyimpanan. CMV dapat diinaktifkan pada suhu
60 - 75° C selama 10 menit. Konsentrasi terendah yang masih mampu
menginfeksi yaitu 10 ppm.
• GEJALA :
• Daun yg sakit berwarna belang tidak teratur, mirip seperti warna kulit
ketimun. Daun yg sakit parah menyempit & mengalami distorsi,
selanjutnya tanaman terhambat tumbuhnya. Terdapat beberapa strain
CMV yg menunjukkan variasi gejala yg berbeda.
• TANAMAN INANG :
• Fam. Cucurbitaceae (ketimun, melon, semangka), kubis, pisang,
jagung, ceplukan.
• PENULARAN :
• Terutama melalui gigitan serangga pengisap cairan daun (Myzus
persicae, Aphis gossypii). Juga menular secara mekanis. 59
PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
(LANJUTAN)
• PENGENDALIAN :
• 1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma inang virus dan
serangga vektornya.
• 2. Mengendalikan serangga vektor dengan insektisida sistemik, a.l.
Confidor (berbahan aktif imidakloprid) pada konsentrasi 0,0125-0,02%.
Pengendalian dilakukan sejak dini, karena bila terlambat akan terbentuk
populasi yg bersayap dari Myzus persicae, yg dapat terbang ke tanaman di
sekitarnya.
60
PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
(CMV)
• PENYEBAB PENYAKIT :
• Virus krupuk atau Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV)
• GEJALA :
• Daun berkerut, urat daun menebal, tulang daun melengkung-lengkung,
mengesankan seperti krupuk yang digoreng. Di bagian bawah daun ada
tonjolan-tonjolan kecil seperti anak daun (Enasi).
• TANAMAN INANG :
• Gulma wedusan (Ageratum conyzoides), legetan (Synedrella nodiflora),
nyawon (Vernonia cinerea).
• PENULARAN :
• Virus hanya ditularkan lewat kutu kebul (Bemisia tabaci), tidak menular
lewat benih atau lewat singgungan dengan tanaman sakit. Virus jarang
menular dari tembakau ke tembakau, lebih mudah dari gulma ke tembakau.
• PENGENDALIAN :
• 1. Sanitasi lingkungan : membersihkan gulma dari lahan sampai sejauh + 20
m dari areal tembakau. Hal ini untuk menghilangkan tempat persembunyian
serangga vektornya.
• 2. Penggunaan insektisida : bilamana populasi vektor sangat banyak, dapat
disemprot dengan insektisida sistemik seperti Confidor (imidakloprid),
Regent (fipronil) atau Actara (Tiametoksam). 62
PENYAKIT KRUPUK PADA TEMBAKAU
Daun-daun melengkung-lengkung
seperti krupuk yang digoreng
63
PENYAKIT LANAS ATAU KOLOT BASAH
• PENYEBAB PENYAKIT :
• Jamur Phytophthora nicotianae. Jamur menghasilkan zoospora yg berbulu
cambuk, sehingga dapat bergerak aktif dalam air. Jamur dapat bertahan dalam
tanah tegal (soil borne), bersifat aerob (tak tahan penggenangan).
• GEJALA :
• Akar membusuk, pangkal batang menghitam. Tanaman layu seperti disiram
air panas. Bila pangkal batang dibelah empulurnya bersekat-sekat (tanda
spesifik penyakit ini). Pada daun menimbulkan lanas bercak, berupa lingkaran
konsentris berwarna cokelat tua berseling cokelat kuning (gelap dan terang).
• TANAMAN INANG :
• Familia Solanaceae, seperti tomat, terong, lombok, kentang.
• PENULARAN :
• Air hujan & pengairan menyebarkan spora. Tanah basah yg ada patogennya
dapat menempel di kaki orang atau ternak, dan menularkan.
64
PENYAKIT LANAS ATAU KOLOT BASAH
(Lanjutan)
• Luka akar oleh gigitan nematoda parasit memudahkan infeksi. Pupuk kandang
yg kurang masak (pemanasan kurang) dapat mengandung spora jamur yg masih
aktif.
• Tanaman sakit menularkan penyakit ke tanaman lainnya.
• PENGENDALIAN :
• 1. Varietas tahan. Pada tembakau rajangan varietas Sumoris relatif tahan.
Tembakau Virginia yg tahan a.l. DB 101, NC 95, NC 2514, Coker 139, Coker
298, dan Coker 316. DB 101 juga ditanam sebagai tembakau rajangan.
• 2. Rotasi tanam. Di tanah sawah disarankan rotasi 2 tahun sekali.
• 3. Sanitasi. Tanaman sakit dicabut & dibakar. Bekas lubang tanam didesinfeksi
cara Raciborski (diberi campuran ZA + kapur tohor 1 : 10), disiram air sampai
bau amoniak, atau diberi larutan terusi (Cu SO4) 1% (10 g terusi per liter air).
• 4. Secara hayati. Lubang tanam diberi jamur Trichoderma sp.
• 5. Kimiawi. Menjelang tanam (H -1) lubang tanam diberi larutan Ridomil 0,3%
(bahan aktif metalaxyl, sistemik). 65
Tembakau yang layu karena terserang jamur Batang tanaman tembakau
lanas (Phytophthora nicotianae). Gejala layu yang terserang lanas. Bila
seperti disiram air panas. Kiri : tembakau cerutu, dibelah empulurnya bersekat
tengah : tembakau Burley
66
SANITASI UNTUK MEMBUANG TANAMAN
TEMBAKAU YANG SAKIT
67
PENYAKIT PATIK ATAU TOL-TOL
(SPIKKEL)
• PENYEBAB PENYAKIT :
• Jamur Cercospora nicotianae. Jamur tergolong parasit lemah, yg masuk
melalui mulut kulit (stomata), terutama pada daun tua yg fisiologis sudah
lemah.
• GEJALA :
• Daun yg hampir masak menampakkan bercak putih, di tengahnya berwarna
hitam karena adanya konidia jamur. Setelah daun kering (krosok) bercak tetap
putih, mudah robek. Ada juga yg bercaknya berwarna hitam bila kondisi
gudang pengering terlalu lembab. Infeksi yg lambat belum terlihat di daun yg
dipanen, tetapi dalam gudang pengering tumbuh jadi bercak hijau (greenspot).
• TANAMAN INANG :
• Famili Solanaceae (a.l. terong, cabai, kecubung).
• PENULARAN :
• Spora atau konidia disebarkan oleh angin siang hari, terutama bila cuaca
lembab. Untuk berkecambah spora perlu tetesan air.
68
GEJALA PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae) PADA
DAUN TEMBAKAU
• Spora juga dapat menular lewat benih yg baru (kurang dari setahun).
• Diduga spora bertahan dalam tanah ringan yg berbahan organik.
• PENGENDALIAN :
• 1. Sanitasi. Daun bawah yg terinfeksi dibuang (petik higienis), sisa
tanaman atau bibit yg sudah tidak terpakai dibinasakan.
• 2. Benih yg sehat. Dianjurkan petani menggunakan benih yg dihasilkan
oleh lembaga yg berwenang.
• 3. Pemetikan awal. Bila tanda-tanda infeksi akan berat, daun dipetik agak
awal, di gudang pengering segera diberi asap.
• 4. Kimiawi. Penyemprotan dengan fungisida sistemik. Dulu dipakai a.l.
karbendazim (Derosal), tiofanat metil (Topsin), benomyl (Benlate)
berselang-seling dengan fungisida kontak mankozeb (Dithane M 45) atau
propineb (Antracol). Saat sekarang fungisida sistemik karbendazim tidak
disukai pembeli luar negeri, sebaiknya diganti Bayleton (Triadimefon).
70
Tabel 1. Daftar fungisida untuk mengendalikan penyakit tembakau
Amcothene 75 Acephate (kon- 0,5-1cc/l Ulat daun dan ulat pupus 0,2
SP tak & sistemik)
REFERENSI HAMA & PENYAKIT
=========== 74
PASCA PANEN TEMBAKAU
BESUKI NO
75
KLASIFIKASI DAUN TEMBAKAU BESUKI NO
BERDASAR POSISI DAUN PADA BATANG
• KOS dan KAK yang baik (tidak cacat, ukuran lebar cukup, warna
cerah) dipakai sebagai pembalut cerutu (Dekblad = Wrapper), KAK
yang masih cukup baik dan TNG dapat dipakai sebagai
pembungkus cerutu (Omblad = Binder).
• TNG dan PUT sebagai bahan isi cerutu (Filler).
76
BEBERAPA FAKTOR YANG MENENTUKAN
DALAM PEMETIKAN (1)
• 1. DERAJAT KEMASAKAN DAUN.
• Perlu kemasakan optimal, yg tergantung tipe tembakau. Tembakau
sigaret dipetik pada derajat kemasakan lebih tua daripada tembakau
cerutu, agar kadar N lebih rendah. Tembakau cerutu setelah dikeringkan
masih akan mengalami fermentasi, sehingga toleransi terhadap kadar
N masih lebih besar daripada tembakau sigaret (yang tidak
difermentasi).
• Tembakau cerutu bahan pembalut dipetik pada kemasakan lebih muda
daripada yg untuk filler, agar warna krosok cerah.
• Tembakau cerutu bahan isi perlu dipetik pada kondisi yg lebih masak,
agar rasa & aroma lebih kuat.
• 2. SAAT PEMETIKAN.
• Petik pagi menghasilkan warna lebih cerah dan rata dibanding petik
siang atau sore, karena kadar zat tepung dalam daun lebih rendah
(asimilasi masih kurang). Yang dipetik siang warna kurang rata, karena
perbedaan menerima sinar matahari, sinar lebih banyak warna cokelat
77
(gelap).
BEBERAPA FAKTOR YANG MENENTUKAN
PEMETIKAN (2)
79
TRANSPOR HASIL PETIKAN
80
PENGERINGAN (CURING) (1)
• Dalam proses pengeringan, daun tembakau kecuali menjadi kering
juga mengalami perubahan biokimiawi yang menyebabkan tembakau
lebih matang. Karena itu tidak disebut Drying, tetapi Curing.
81
PENGERINGAN (CURING) (2)
• Pengeringan tembakau cerutu seperti tembakau Besuki NO
berlangsung dengan Air Curing. Pada prinsipnya berlangsung
alamiah.
• Jumlah uap air yang harus dibuang sekitar 88% berat tembakau.
Pada kondisi udara lembab (terutama malam hari), kadang-kadang
perlu dilakukan pemanasan dengan pembakaran kayu.
• Tujuan pemanasan atau pengasapan : untuk mengalirkan udara
dalam bangsal pengering, sehingga udara yg jenuh uap air dapat
diganti udara segar yang masih kering.
• Pengeringan relatif lama, a.l. tergantung ukuran daun,
dapat berlangsung selama 2 - 4 minggu.
• Daun yang memar waktu pemetikan menyebabkan dinding sel
pecah, maka polifenol dalam vakuola dan enzim polifenol oksidase
(PPO) dalam sitoplasma akan bercampur dengan oksigen dari
udara, membentuk senyawa berwarna gelap, yg menghasilkan
tembakau minyak. Tembakau yg mempunyai cacat minyak mutunya
rendah.
82
TEMBAKAU HASIL PANEN DISUJEN DALAM BANGSAL
PENGERING
PENGERINGAN (CURING) (3)
TAHAPAN PROSES
• 1. PELAYUAN (WILTING). Dimulai sejak daun masuk bangsal
pengering sampai dengan daun berubah warna menjadi kuning.
Khlorofil terombak, sehingga zat warna kuning karotin dan xanthofil
menjadi tampak. Selama tahap ini umumnya belum diberi asap.
Berlangsung 3 - 4 hari.
• 2. PEMBENTUKAN WARNA (COLOUR FIXING). Dimulai dari
perubahan warna sampai permukaan daun kering. Jaringan daun
mulai mati, dinding sel pecah & isi sel saling campur, terjadi oksidasi
polifenol. Intensitas oksidasi menentukan warna tembakau. Warna
juga ditentukan oleh kelembaban udara dan lamanya proses
pengeringan. Bila warna yg diinginkan sudah terbentuk, pengeringan
ditingkatkan agar warna tak berubah. Tahap ini paling kritis,
berlangsung + 8 hari.
• 3. PENGERINGAN IBU TULANG DAUN (STEM DRYING). Helaian
daun sudah kering, tetapi ibu tulang daun masih basah. Tahap ini
berlangsung kira-kira 7 - 10 hari, tergantung antara lain dari kondisi
cuaca. Tembakau ditunkan (dirompos) bila tulang daun sudah
84
kering.
TEMBAKAU CERUTU VORSTENLAND (KLATEN) SEDANG
DIKERINGKAN DI BANGSAL PENGERING
PENGERINGAN (4)
CONTOH PENGERINGAN DAUN KAKI TEMBAKAU BESUKI NO
Hari ke Pengapian Lembap nisbi Kondisi daun
89
FERMENTASI TEMBAKAU CERUTU (3)
• PELAKSANAAN FERMENTASI :
• 1. Tembakau ditumpuk dengan massa tertentu, dengan tujuan :
• a. Menghimpun panas yg berasal dari perombakan senyawa
bermolekul besar ke senyawa bermolekul lebih kecil (polisakarida jadi
monosakarida, protein menjadi asam amino).
• b. Mengusahakan agar kehilangan panas dari dalam tumpukan
tembakau (stapelan) sekecil mungkin.
• 2. Pengendalian suhu :
• a. Setelah suhu optimum dalam stapelan tercapai, tumpukan
dibongkar agar suhu tidak meningkat terus.
• b. Penyusunan tumpukan baru. Tumpukan baru disusun dari dua
tumpukan sebelumnya. Dalam menyusun tumpukan baru posisi
tembakau diubah, yg tadinya di bagian dalam yg panas dipindah di
bagian luar yg dingin. Bongkar susun tumpukan berlangsung 4 - 5
kali, mulai dari tumpukan A, B, C, D, dan E.
90
FERMENTASI TEMBAKAU CERUTU (4)
• Semakin lanjut fermentasi substrat penghasil panas makin berkurang,
akibatnya kenaikan suhu makin lambat. Agar kehilangan panas dari
dalam tumpukan tembakau makin kurang, rongga antar untingan
tembakau yg ditumpuk perlu diperkecil dengan meningkatkan
tekanan dalam tumpukan tembakau. Contoh untuk tembakau Besuki
NO sbb :
• A 2,5 4,5 50 - 52 + 8
• B 5 6 50 - 54 + 12
• C 10 8 52 - 54 + 21
• D 20 10 52 - 54 + 30
91
FERMENTASI TEMBAKAU CERUTU (5)
92
KUALITAS TEMBAKAU
(1)
• KUALITAS adalah :
• UNSUR-UNSUR KUALITAS :
• 1. BENTUK & UKURAN DAUN. Untuk tembakau bahan pembalut &
pembungkus cerutu penting, karena menentukan banyaknya irisan yg
dapat dibuat.
• 2. TULANG-TULANG DAUN. Dalam pembuatan cerutu ibu tulang
daun dibuang, karena itu fabrikan menghendaki ibu tulang daun yg
relatif kecil. Tulang-tulang daun yg halus memudahkan penggulungan
dalam pembuatan cerutu.
• 3. TEBAL DAUN. Bahan pembalut & pembungkus cerutu
menghendaki daun yg tipis. Tetapi daun yg mengaca (glassy) dan
terlalu tipis mudah robek dalam pengerjaan di mesin bobbin.
• 4. KERAPATAN STRUKTUR & TEKSTUR. Struktur = susunan dan
kerapatan sel-sel daun, sedangkan tekstur adalah gabungan sifat-sifat
fisik yg ditentukan lewat rabaan. Kekeringan menyebabkan jaringan
daun dengan sel-sel yg mampat, dan teksturnya mampat (close
grained).
94
KUALITAS TEMBAKAU (3)
97
PENGEBALAN
98
LASIODERMA
• Hama Lasioderma serricorne merusak tembakau kering dan
produknya. Hama ini bersifat polifag, dapat makan pada hasil-hasil
pertanian yang lain.
• Siklus hidupnya adalah sbb :
• Stadium telur 10 – 19 hari (rata-rata 15 hari),
• Stadium larva 10 – 18 hari (rata-rata 13 hari).
• Imago 16 – 19 hari (rata-rata 17 hari).
• Pupa 4 – 12 hari (rata-rata 8 hari).
• Keseluruhan dari telur sampai imago 42 – 45 hari.
• Pembiakan berlangsung sangat cepat. Sepasang imago dapat
menghasilkan + 2000 keturunan dalam 4 bulan. Telur berkembang dan
menetas pada suhu 20 – 28o C dan kelembaban relatif 70% dengan
makanan campuran tepung dengan yeast (20 : 1)
• Aktivitas larva terhenti pada suhu < 15 o C.
• Imago sudah tidak makan. Imago betina bertelur pada tembakau kering
(krosok), larva yang lahir makan krosok. Benih tembakau juga dimakan.
• Imago tertarik pada cahaya lampu merah. Untuk memantau
Lasioderma dalam gudang digunakan lampu merah.
99
FUMIGASI
100
Fumigasi tembakau di gudang
dengan Phosphin di bawah
selubung plastik
101
TEMBAKAU YANG SUDAH SELESAI DISORTASI
DIPOTONG UNTUK MEMPEROLEH POTONGAN BAHAN
PEMBALUT DAN PEMBUNGKUS CERUTU
=============
103