I. Pendahuluan
Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak pelanggan. Karena
fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan untuk itu jaringan distribusi perlu
dilengkapi dengan alat pengaman
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi
1. Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya dari akibat adanya
gangguan listrik
2. Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik
3. Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen
Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman
1. Sensitifitas (kepekaan)
Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari sistem tenaga
listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan daerah pengaman tugas suatu
pengaman mendeteksi adanya gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya harus cukup
sensitif untuk mendeteksi dengan nilai minimum dan bila perlu mentripkan PMT atau Pelebur
untuk memisahkan bagian yang terganggu dengan bagian yang sehat
2. Selektifitas (ketelitian)
Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam mengadakan pengamanan bagian
yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya gangguan diusahakan seminimal mungkin
jika dapat tercapai maka pengamanan demikian disebut pengamanan selektif.
3. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti dapat bekerja bila
diperlukan. Pengaman tidak boleh salah bekerja, jadi susunan alat-alat penga,man harus dapat
diandalkan. Keandalan keamanan tergantung kepada desain, pengerjaan dan perawatannya
4. Kecepatan. (Speed)
Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil kerusakan tetapi juga dapat
memperkecil kemungkinan meluasnya akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gangguan
1,1U
Hubung singkat 3 phasa I hs 3F = --------
R
1,1V3U
Hubung singkat fasa-fasa I hs F-F = -----------
2R
1,1U
Hubung singkat 3 fasa ke tanah I hs 3F- T = -----------------
R + RN + RS
1,1U
Hubung singkat fasa netral I hs F- N = -----------
R + RN
6 3.03 44 58 49 0.70 4
10 1.81 36 77 67 1.16 4
16 1.14 26 100 90 1.86 4
Kurva penglunakan
AAAC - A = 8,940 I Öt
Dimana :
A : Luas penampang Penghantar ( mm ² )
I : Arus hubung singkat ( kA )
T : Lamanya waktu hubung singkat ( detik )
Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dari pelebur tegangan rendah (230 /
400 v) berdasarkan rekomendasi iec 269-2
10.000
(detik)
1000
10
0,1
0,01
100 1000 10.000 100.000
Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dari pelebur tegangan rendah (230 /
400 v) berdasarkan rekomendasi iec 269-2
10.000
(detik)
1000
10
0,1
0,01
100 1000 10.000 100.000
Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dari pelebur tegangan rendah (230 /
400 v) berdasarkan rekomendasi iec 269-2
10.000
(detik)
100A 200A 400A 800A
1000
100
10
0,1
0,01
100 1000 10.000 100.000
Karakteristik kerja dari alat pengaman arus, harus dikoordinasikan dengan ketahanan trafo. Garis
batas ketahanan trafo di tentukan oleh titik-titik sebagai berikut :
Gangguan yang sering dialami oleh trafo distribusi adalah arus lebih yang disebabkan beban lebih
dan hubung singkat pada sisi tegangan rendah.
Alat pengaman yang digunakan bisa relai arus lebih atau pelebur. Oleh karena sebagian besar trafo
distribusi tidak dijaga, bahkan banyak terpasang pada tempat terbuka (gardu portal atau gardu
cantol), sebagai pengamannya digunakan pelebur, baik pada sisi tegangan rendah maupun tegangan
menengah.
Pelebur pada sisi sekunder (tr) digunakan jenis pembatas arus, sedangkan pada sisi primer (tm)
tergantung dari jenis konstruksi gardu distribusi.
Untuk gardu distribusi pasangan dalam (gardu beton, gardu kios) pelebur yang digunakan dari jenis
pembatas arus, dan untuk gardu distribusi pasangan luar (gardu portal, gardu cantol) digunakan
pelebur jenis letupan, baik jenis cepat maupun lambat.
Karakteristik kerja dari alat pengaman arus, harus dikoordinasikan dengan ketahanan peralatan
yang diamankan. Pada umumnya baik karakteristik pelebur / fuse atau alat yang diamankan
berbentuk inverse, yaitu lamanya waktu bekerjanya fuse atau kerusakan pada peralatan yang
diamankan berbanding terbalik dengan besarnya arus yang melaluinya.
Arus pengenal pelebur jenis letupan (expulsion) tipe h (tahan surja kilat), t (lambat) dan k (cepat)
menurut publikasi iec no. 282-2 (1974) – nema untuk pengaman berbagai daya pengenal trafo,
dengan atau tanpa koordinasi dengan pengamanan sisi sekunder dapat dilihat pada tabel
Rekumendasi arus pengenal pelebur 24 kv jenis letupan(pub. Iec 282-2 (1974) / nema)
Catatan : *) bila pada sisi sekunder di pasang pelebur / pengaman yang dikoordinasikan dengan
kerja pelebiur sisi primer, maka arus nominal pelebur pada tabel diatas bregeser naik
Catatan : pemilihan nilai maksimum pelebur sekunder perlu di koordinasikan dengan nilai
maksimum pelebur primer
Arus pengenal pelebur jenis pembatasan arus menurut berbagai merek dan buatan untuk pengaman
berbagai daya pengenal trafo dapat dilihat pada tabel.
Rekomendasi pemilihan arus pengenal anak pelebur 24 kv, jenis pembatasan arus, rujukan
plubikasi iec 282-1(1974), vde dan ute (perancis) di sisi prier 20 kv, berikut pelebur jenis
pembatasan arus rujukan iec 269-2 (1973) di sisi sekunder (230/400 v) yang diselaraskan sebagai
pengaman trafo distribusi.
Catatan : pemilihan nilai maksimum pelebur sekunder perlu di kombinasikan dengan nilai
maksium pelebur primer
Bahaya yang diakibatkan oleh tegangan listrik adalah karena tubuh dialiri oleh arus listrik yang
besarnya sebanding dengan besarnya tegangan sentuh pada tubuh dan tahanan tubuh
15 ……… 20,0 mA
Otot tidak sanggup lagi melepaskan
SISTEM PEMBUMIAN
PEMBUMIAN
PERLENGKAPAN
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan
Pada sistem distribusi tegangan menengah maupun tegangan rendah, titik netral kumparan trafo
selalu dihubungkan ke pembumian, maka bila anggota tubuh menyentuh bagian bertegangan, baik
secara langsung maupun tidak langsung pada peralatan listrik dan bagian tubuh lainnya terhubung
dengan bumi, maka tubuh akan dilalui arus listrik yang dapat membahayakan manusia.
Pencegahannya adalah :
Pada manusia, dengan cara bersikap kerja yang aman dan menggunakan peralatan kerja
yang kedap terhadap tegangan.
Pada peralatan, dengan cara menggunakan peralatan dengan faktor pengamanan yang
tinggi, yaitu peralatan dengan Tingkat Isolasi Dasar yang tinggi dan pemasangan sistem
pengamanan tegangan sentuh yang benar.
arus beban pada kawat / hantaran arus fasa yang melalui hantaran netral yang dibumikan apabila
terjadi kontak body atau sentuhan body dan dikenal dengan tegangan sentuh
Dari beberapa definisi yang ada, tegangan sentuh di Indonesia yang di izinkan adalah sebesar 50
volt demi alasan keselamatan manusia, rata-rata dengan batas kemampuan di aliri arus listrik
sebesar 1,1 mA bagi wanita dan sebesar 0,8 mA bagi kaum lelaki pada umumnya, atau pada energi
sebesar 0,12 m joule
Jenis pengaman tegangan sentuh yang ada antara lain :
• ELCB (earth leakage circuit breaker)
• RCCB (residual current circuit breaker)
Optimasi kerja alat pengaman seperti ini ditentukan juga oleh kemampuan atau keadaan dari
pentanahan instalasinya sendiri
Dimana :
Rp : resistans pembumian BKT perlengkapan dan instalasi listrik
Ia : nilai arus yang menyebabkan bekerjanya alat pengaman arus lebih dalam waktu tidak boleh
lebih dari 5 detik Ia = k.In
In : nilai arus nominal pengaman arus lebih
K : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik (jenis dan spesifikasi pabrik
pembuatannya) dari pengaman arus lebih
k untuk pelebur berkisar antara 2,5 - 5
k untuk rele berkisar 1,25 - 3,5
3N 380/220 VOLT
M
a
3N 380/220 VOLT
M
b
3N 380/220 VOLT
M
c
Contoh hubungan BKT perlengkapan dengan penghantar nol dalam sistem PNP
KE NETRAL 3N 50 Hz 380/220 V
R
S
T
NOL