Anda di halaman 1dari 6

Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 1

MODULASI PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN


MODULATOR ELEKTRO-OPTIK

Pada era informasi dan komunikasi saat ini, perkembangan dalam penerapan
teknologi telekomunikasi sudah berkembang pesat. Jaringan telekomunikasi ini sudah
semakin kompleks dan mengarah pada sistem komunikasi yang berkapasitas besar dan
berkecepatan tinggi. Dengan penggunaan jaringan telekomunikasi tersebut maka
mempermudah dalam bertukar informasi dan mempercepat aliran informasi antara
perorangan, badan, perusahaan, maupun pemerintahan. Aliran informasi yang ada di dunia
meningkat tiap detiknya sehingga perlu diimbangi dengan media transmisi yang memadai,
dimana media transmisi atau media komunikasi digunakan sebagai penghubung antara
pengirim dan penerima, untuk melintaskan isyarat atau sinyal yang akan dimanipulasi dengan
berbagai cara untuk diubah kembali menjadi data. Salah satu media transmisi yang dapat
menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan keandalan yang tinggi adalah serat optik.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai saluran
komunikasi, dimana serat optik akan sangat membantu dalam mengakomodasi kebutuhan
akan berbagai layanan informasi yang semakin kompleks. Serat optik umumnya digunakan
dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.
Penggunaan sistem komunikasi serat optik telah berkembang ke arah alat yang dapat
memodulasi amplitudo, fasa, frekuensi atau intensitas cahaya dengan kecepatan tinggi yaitu
modulator optik. Modulasi dalam serat optik adalah suatu proses dimana informasi dimuatkan
pada sinyal optik untuk ditransmisikan oleh kabel serat optik. Berbeda dengan media
transmisi lainnya, pada pada serat optik gelombang yang bertugas membawa sinyal informasi
adalah cahaya. Pertama-tama source (sumber pesan/sinyal input) diubah menjadi sinyal
listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat
optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver). Modulasi gelombang
cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang
cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada
receiver.

Gambar 1 Sistem Komunikasi Serat Optik


Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 2

Berdasarkan gambar 1, sistem komunikasi serat optik sederhana terdiri dari


transmitter (pengirim) optik, kabel optik, dan receiver (penerima) optik. Sinyal input (sumber
pesan) pada sistem komunikasi serat optik dapat berbentuk data, suara, atau gambar sehingga
diperlukan suatu tranduser (sensor) yang mampu merubahnya dari bentuk non listrik menjadi
bentuk listrik, sehingga sinyal input yang masuk ke transmitter berupa sinyal elektrik.
Transmitter terdiri dari modulator dan channel coupler. Modulator meliputi drive dan
carrier source. Modulator memiliki fungsi untuk merubah sinyal elektrik menjadi bentuk
yang sesuai, dimana pada bagian drive terjadi pengaturan penguatan daya, yaitu arus dan
tegangan. Selanjutnya sinyal elektrik ditumpangkan pada gelombang yang dibangkitkan oleh
carrier source. Sinyal informasi ditumpangkan pada gelombang cahaya, sehingga cahaya
akan terpancar dalam keadaan termodulasi, dimana sumber cahaya yang digunakan pada
sistem komunikasi optik adalah LED (Light Emitting Dioda) atau ILD (Illuminating Laser
Dioda) yang terbuat dari bahan semikonduktor. Cahaya yang telah termodulasi dari carrier
source tersebut akan disalurkan ke serat optik melalui channel coupler.
Sistem komunikasi optik memiliki beberapa komponen pendukung yang mendukung
proses transmisi. Sinyal informasi sebelum ditransmisikan akan ditumpangkan terlebih
dahulu ke suatu carrier yang berupa berkas cahaya. Untuk melakukan proses penumpangan
sinyal tersebut, maka diperlukan komponen yang dapat mengubah sinyal informasi ke dalam
sinyal pembawa (carrier). Komponen tersebut disebut dengan modulator optik. Pada sistem
komunikasi serat optik, terjadi peristiwa modulasi pada modulator yang berada di dalam
transmitter, dimana modulasi optik sendiri merupakan proses penambahan sinyal-sinyal
informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier) sehingga dapat ditransmisikan ke tujuan.
Dalam modulasi optik, sinyal dapat dimodulasi menjadi modulasi intensitas, modulasi
panjang gelombang, dan modulasi fase. Ketiga parameter tersebut, yaitu amplitudo, fase, dan
frekuensi dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi untuk membentuk sinyal yang
termodulasi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan
peralatan untuk memperoleh informasi-informasi awal disebut demodulator. Jadi demodulasi
adalah proses dimana informasi diambil kembali dari pembawa pada penerima akhir.
Informasi yang dikirim dapat berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis
modulasi yaitu modulasi analog dan modulasi digital. Namun sebagian besar sistem
komunikasi serat optik menggunakan modulasi digital. Pada modulasi digital untuk
menumpangkan sinyal data digital pada sinyal pembawa (carrier), modulator cukup hanya
meng-on-kan atau meng-off-kan carrier source sesuai dengan sinyal data-nya. Jadi melalui
modulasi digital, karakteristik atau sifat sinyal pembawa (carrier) dapat diubah-ubah
sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit
(0 atau 1) yang dikandungnya.
Untuk modulasi intensitas cahaya pada jarak jauh, diperlukan sumber cahaya koheren
yang berintensitas besar. Sumber cahaya laser memiliki karakteristik yang mampu
menghasilkan modulasi intensitas. Hal ini disebabkan oleh beberapa sifat yang dihasilkan
oleh cahaya laser itu sendiri yaitu cahaya yang dihasilkan bersifat monokromatis
(berfrekuensi tunggal), mempunyai keluaran cahaya yang berintensitas tinggi sehingga
mampu mengatasi rugi transmisi di sepanjang serat, mudah dimodulasi oleh sinyal-sinyal
informasi, dan sumber cahaya laser juga berukuran kecil, ringkas, serta mudah dihubungkan
dengan serat sehingga tidak mengakibatkan rugi sambungan yang besar.
Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 3

Berdasarkan tempat terjadinya modulasi cahaya, ada dua macam modulator optik
yaitu :
1. modulator dalam (internal modulator) atau modulator langsung (direct modulator)
yang memodulasi cahaya di dalam perangkat sumber cahayanya, dan
2. modulator luar (external modulator) yang memodulasi cahaya di luar perangkat
sumber cahaya.
Berdasarkan interaksi antara sinyal masukan dengan media interaksi optik, terdapat
tiga jenis modulator ekstern yaitu :
3. Elektro-optik
4. Magneto-optik
5. Acousto-optic
Interaksi elektro-optik merupakan perubahan indeks bias media interaksi optik yang
disebabkan oleh pengaruh medan listrik yang diberikan kepada media tersebut. Media
interaksi elektro-optik inilah yang disebut sebagai sel modulator. Jadi, sel modulator
merupakan media yang menghasilkan interaksi elektro-optik karena pengaruh medan listrik
yang diberikan. Akibat dari pemberian medan listrik pada media interaksi optik, maka
distribusi elektron pada media interaksi tersebut akan terdistorsi dan terpolarisasi, hal ini
menyebabkan indeks bias media interaksi berubah. Dengan berubahnya indeks bias tersebut,
maka karakteristik pandu gelombang optik atau karakteristik media interaksi menjadi
berubah. Dengan berubahnya karakteristik tersebut maka mode perambatan berkas cahaya
juga akan berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fasa ataupun panjang
gelombang.
Media interaksi elektro-optik dibuat dari bahan optik yang berupa kristal dan kristal
yang umumnya digunakan sebagai media interaksi elektro-optik ini adalah kristal anisotropik.
Pada kristal anisotropik terjadi gejala elipsoida indeks bias (index ellipsoid) atau indikatrik
(indicatrix) jika berkas cahaya jatuh pada kristal. Hal ini menyebabkan cahaya terpolarisasi
elips. Perubahan indeks bias yang dihasilkan oleh perubahan pada koefisien indikatrik
dipengaruhi juga oleh koefisien dari efek linier elektro-optik dan koefisien kuadrat elektro-
optik. Jadi dapat dikatakan bahwa pengaruh medan listrik pada perubahan indeks bias kristal
dapat menghasilkan dua macam interaksi elektro-optik yaitu:
1. Efek elektro-optik Pockel (efek elektro-optik linier)
2. Efek elektro-optik Kerr (efek elektro-optik kuadratik)
Efek elektro-optik Kerr merupakan efek kuadrat pada media interaksi yang umumnya
berupa zat cair seperti pada Karbon Disulphida. Perubahan indeks bias media interaksinya
akan dipengaruhi oleh koefisien elektrooptik kuadrat saja. Sedangkan efek elektro-optik
Pockels merupakan efek elektro-optik linier yang tergantung kepada struktur kristal dan
kesimetrisan bahan kristal tersebut, dimana pada efek elektro-optik Pockels dipengaruhi oleh
koefisien elektro optik linier. Berbeda dengan efek Kerr, media interaksi pada efek Pockels
adalah zat padat. Sebuah Pockels sel adalah perangkat yang terdiri dari kristal elektro-optik
dimana sinar cahaya dapat merambat dan cahaya yang propagasi didalamnya mengalami
modulasi fase. Pada modulator pockel sel, proses modulasi berupa perubahan indeks refraksi
pada Pockel sel tersebut. Pergeseran fase dalam kristal dapat dimodulasi dengan diberikannya
tegangan listrik variabel, dimana beda tegangan diberikan pada kedua plate yang menjepit sel
pockel tersebut. Half-gelombang (Vπ) adalah parameter yang penting bagi Pockels sel,
Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 4

dimana tegangan setengah gelombang adalah nilai tegangan yang dibutuhkan untuk
pergeseran fasa π.
Efek elektro-optik Pockels memiliki dua mode sel modulator berdasarkan arah medan
elektrik yang diberikan terhadap rambatan cahaya masukan, yaitu : mode longitudinal sel
pockel dan mode transversal sel pockel. Kedua mode ini ditunjukkan oleh gambar 2. Pada
mode longitudinal, medan listrik diberikan searah/sejajar dengan arah rambatan cahaya.
Sedangkan pada mode transversal, medan listrik diberikan dengan arah tegak lurus terhadap
arah rambatan cahaya. Dengan memasang elektroda pada sisi tegak lurus dengan arah
rambatan cahaya maka medan elektroda tidak mengakibatkan interferensi terhadap cahaya
dan perubahan fasa cahaya tergantung pada dimensi kristal.

(a) (b)
Gambar 2. Modulator Elektro- optik (a) Mode Longitudinal (b) Mode Transversal

Terdapat beberapa tipe Elektro-Optik Modulator, yaitu :


1. Modulator Fase
2. Modulator Intensitas
Modulator fase merupakan jenis paling sederhana dari modulator elektro-optik,
dimana pada modulator ini hanya berisi sel Pockels. Pada modulator fase, medan listrik
mengakibatkan beda fase dari sinar laser yang dikirim melalui kristal. Sedangkan pada
modulasi intensitas, modulasi amplitudo dengan Pockels sel dan polarizer berdasarkan
Pockels cell akan mengubah keadaan polarisasi dan polarizer mengubah transmisi amplitudo
dan daya optik. Menggunakan modulasi fase dalam komunikasi optik tidak mudah karena
photodetectors hanya sensitif pada intensitas. Karena modulasi fase ini harus dikonversi ke
modulasi intensitas, maka hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan interferometer salah
satunya adalah Interferometer Mach-Zender.
Perubahan fasa pada berkas cahaya yang melewati media interaksi kristal akan
menyebabkan perubahan intensitas cahaya. Sehingga intensitas awal cahaya yang memasuki
kristal akan berbeda dengan intensitas cahaya hasil modulasi. Modulator intensitas
merupakan pengunaan dari modulator fase didalam sebuah interferometer. Interferometer
Mach-Zender merupakan jenis modulator intensitas, dan merupakan jenis modulator
eksternal elektro-optik. Modulator optik interferometer Mach Zehnder adalah modulator
yang dapat digunakan pada sistem komunikasi optik yang bekerja berdasarkan prinsip
interferometer. Prinsip yang digunakan adalah perpaduan (interferensi) dua berkas cahaya
koheren yang menghasilkan pola frinji sesuai dengan beda fase antara dua berkas cahaya
tersebut. Dua berkas cahaya diperoleh dari satu berkas asal, dimana berkas tersebut dibagi
menjadi dua dengan intensitas yang sama, kemudian disatukan kembali untuk dipadukan
pada tempat yang berbeda. Kedua berkas cahaya tersebut terbagi dua karena masuk ke dalam
Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 5

dua lengan pada interferometer Mach Zehnder, dimana lengan tersebut memiliki panjang dan
bentuk yang identik.
Indeks bias pada lengan Mach Zender akan berubah seiring dengan berubahnya
medan listrik yang dikenakan ada lengan Mach Zender. Perubahan medan listrik yang
diberikan juga akan berpengaruh secara linier terhadap perubahan fasa cahaya yang melewati
Interferometer Mach-Zehnder tersebut. Dengan demikian, fasa cahaya dapat diubah-ubah
oleh medan listrik eksternal. Perbedaan fasa yang terjadi pada Interferometer Mach-Zehnder
disebabkan karena perbedaan lintasan yang ditempuh kedua berkas sinar. Perbedaan fasa
akibat pantulan tidak terjadi karena tiap berkas cahaya sama-sama mengalami dua kali
pemantulan. Jika tidak ada perbedaan lintasan antara kedua berkas cahaya, maka tidak akan
timbul interferensi karena tidak ada beda fasa antara kedua berkas sehingga keduanya akan
menyatu kembali dengan sempurna.

Gambar 3 Interferometer Mach-Zender

Seperti pada gambar 3, sebuah Modulator Interferometer Mach-Zehnder terdiri dari


dua cabang berbentuk Y yang letaknya bertolak belakang dan dipisahkan oleh suatu jarak.
Jarak tersebut dibatasi oleh 2 lengan yang dikendalikan oleh tegangan eksternal. Di sekitar
lengan tersebut terdapat elektroda yang dihubungkan dengan generator dan terminator
sehingga menimbulkan medan listrik. Cabang Y yang pertama akan membagi gelombang
cahaya yang masuk kemudian dimanipulasi oleh lengan interferometer dan keluaran dari
cabang Y akan menggabungkan cahaya dari dua lengan tersebut. Berkas cahaya yang masuk
pada cabang Y pertama dipisahkan oleh beamsplitter. Kemudian cahaya yang sudah terpisah-
pisah tersebut akan mengalami perlakuan yang berbeda akibat adaya pengaruh medan listrik.
Misalnya salah satu fase nya digeser dan selanjutnya digabungkan kembali dan
menghasilkan sinyal hasil interferensi dan sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Pada
modulator Interferometer Mach-Zehnder, sinyal informasi dan sinyal carrier berada di luar
perangkat kemudian proses pemodulasinya berada disebuah perangkat yang terpisah. Ketika
cahaya tersebut direkombinasi kembali, dua gelombang tersebut mengalami interferensi. Jika
dua gelombang berada dalam fasa yang sama maka terjadi interferensi yang konstruktif,
dimana gelombang akan saling membangun sama lain sehingga output yang dihasilkan
adalah ON. Sedangkan jika berbeda fase maka akan terjadi interferensi destruktif dan
gelombang akan saling membatalkan atau melemahkan satu sama lain, sehingga output yang
dihasilkan adalah OFF. Untuk lampu ON diwakili 1 biner dan untuk OFF cahaya diwakili
Modulasi pada Sistem Komunikasi Serat Optik dengan Modulator Elektro-Optik 6

biner 0. Dengan demikian, peristiwa interferensi yang terjadi di pada modulator akan
memberikan pengaruh terhadap intensitas yang ada pada keluaran. Perpaduan dua berkas
cahaya pada Interferometer Mach-Zehnder akan menghasilkan intensitas maksimum atau
intensitas minimum tergantung dari perbedaan fasanya antara kedua berkas cahaya tersebut
saat berpadu.
Selain Modulator Interferometer Mach-Zehnder, dapat pula dirancang Modulator
Elektro-Optik dengan Transversal Pockels, seperti pada gambar 4 berikut.

Gambar 4 Rancangan Modulator Elektro-Optik Transversal Pockels

Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah pemilihan sumber cahaya dimana
sumber cahaya yang digunakan dalam sistem komunikasi serat optik adalah laser. Laser
digunakan untuk menghasilkan lebar pita (bandwidth) yang besar pada modulasi intensitas.
Yang selanjutnya digunakan adalah kondensor cahaya yang terdiri atas dua buah lensa.
Kondensor digunakan untuk memotong berkas cahaya laser sehingga dapat melewati
modulator elektro-optik, dimana sel modulator yang digunakan adalah kristal yang berukuran
kecil. Hal yang paling penting dalam perancangan Modulator Elektro-Optik Transversal
Pockels adalah sel modulator elektro-optik yang berupa kristal, dimana kristal yang dapat
digunakan antara lain KD2PO4, LiTaO3, CdTe, GaAs, dan KH2PO4. Kristal yang digunakan
berupa kristal balok berpenampang bujur sangkar. Tebal dan panjang dari sel modulator
tersebut mempengaruhi tegangan pengatur, daya pengatur dan lebar pita modulator. Dalam
sel modulator, disisipkan sebuah pelat setengah gelombang diantara dua buah kristal, dimana
bahan yang biasa digunakan sebagai pelat setengah gelombang antara lain Quartz (SiO2),
calcite (CaCO3) dan MgF3. Komponen selanjutnya yang berada dalam sel modulator adalah
elektroda sel modulator. Elektroda yang digunakan merupakan lempeng tipis dengan panjang
yang sama dengan sel modulator tersebut. Elektroda sel elektro-optik yang biasa digunakan
adalah epoxy, In, Au, Al, Ag, dan Cu. Setelah pemberian komponen sel modulator,
komponen selanjutnya adalah pelat seperempat gelombang, dimana bahan yang digunakan
sama seperti pelat setengah gelombang. Kemudian pelat terakhir yang digunakan adalah pelat
polarisasi (analyzer). Pelat ini berfungsi unuk mengubah berkas cahaya keluaran modulasi
intensitas yang terpolarisasi ellips di dalam kristal menjadi berkas cahaya keluaran modulasi
intensitas yang terpolarisasi linier. Perbedaan fasa cahaya pada modulator elektro-optik
transversal Pockels dapat dilakukan melalui pengaturan tegangan kerja, dimana beda fasa ini
dipengaruhi oleh indeks bias kristal, koefisien elektro-optik, panjang gelombang udara,
panjang sel modulator, tebal kristal, dan tegangan yang diberikan terhadap sel modulator.
Untuk perancangan demodulator digunakan beberapa komponen yaitu photodetector dan
local oscillator.

Anda mungkin juga menyukai