Anda di halaman 1dari 13

MODUL PENANGANAN

CEDERA OLAHRAGA

TIM BANTUAN MEDIS


BEM IKM FKUI

1
PENDAHULUAN

Olahraga merupakan aktivitas yang dapat menyehatkan dan menyegarkan


tubuh. Namun, berolahraga secara berlebihan dapat membahayakan tubuh. Tidak
hanya itu, bahkan setelah berolahraga dengan porsi yang tepat dan teknik yang tepat,
terkadang kita mengalami kecelakaan yang tidak terduga seperti tersandung hingga
jatuh ataupun yang lainnya. Dalam studi penelitian pada Australian Football League
musim 1997-2000, ditemukan fakta bahwa telah terjadi kasus cedera olahraga baru
sejumlah rata-rata 39 kasus tiap klub tiap musimnya (22 pertandingan) dengan kasus
terbanyak adalah hamstring strain.1 Penelitian lain juga mengatakan bahwa total
angka cedera olahraga saat permainan pada cabang-cabang olahraga di USA (1988-
2004) mencapai 13,8 kasus cedera / 1000 orang atlet dan pada saat latihan mencapai
4,0 kasus cedera / 1000 orang atlet.2
Fakta-fakta mengenai cedera olahraga, hendaknya menimbulkan kesadaran
untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengertian dan jenis-jenis cedera olahraga
serta penanganannya. Karena dengan mengetahui jenis cedera olahraga, kita dapat
mengetahui bagian tubuh yang terluka. Selain itu, dengan mengetahui cara
penanganan cedera olahraga tersebut, kita juga dapat segera memberikan pertolongan
pertama pada orang-orang yang mengalami cedera sesegera mungkin. Pertolongan
pertama merupakan pertolongan yang sangat mudah dan dapat dilakukan dimana saja
dengan peralatan yang tidak sulit untuk didapat. Hal tersebut salah satunya dibuktikan
dengan penanganan menggunakan bekuan es yang berdasarkan penelitian, efektif
untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.3

Sumber:
1. Orchard J, Seward H. Epidemiology of injuries in the Australian Football
League, seasons 1997–2000. Br J Sports Med. 2002 Feb 1;36(1):39–44.
2. Hootman JM, Dick R, Agel J. Epidemiology of collegiate injuries for 15
sports: Summary and recommendations for injury prevention initiatives. J Athl
Train. 2007 Apr;42(2):311–9.
3. Kuo C, Lin C, Lee W, Huang W. Comparing the antiswelling and analgesic
effects of three different ice pack therapy durations: a randomized controlled
trial on cases with soft tissue injuries. J Nurs Res. 2013 Sep 1;21(3):184–94.

2
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum :


Membentuk safe community dengan siswa SMA yang dapat melakukan penanganan
cedera olahraga.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


 Siswa dapat mengidentifikasi cedera olahraga
 Siswa dapat melakukan penanganan pada cedera olahraga
 Siswa mengetahui prinsip penanganan cedera olahraga (PRICES)
 Siswa dapat melakukan praktik PRICES pada cedera olahraga di pergelangan
kaki

3
LAMPIRAN

Materi : Cedera Olahraga

Definisi
Cedera olahraga adalah segala bentuk cedera yang timbul pada saat atau setelah
berolahraga.1

Klasifikasi
Cedera olahraga dapat digolongkan menurut waktu terjadinya, penyebab cedera,
dan jenis jaringan yang mengalami cedera.
Menurut waktunya, cedera dapat digolongkan menjadi dua yaitu cedera yang
diketahui terjadi belum lama (dalam hitungan jam) dan terjadi sudah lama (berhari
hari). Cedera yang diketahui terjadi belum lama disebut cedera akut. Cedera akut
memiliki ciri–ciri seperti korban merasakan nyeri, berwarna kemerahan di daerah
cedera, teraba hangat, dirasakan panas oleh korban, terlihat bengkak, dan gangguan
fungsi organ yang mengalami cedera sehingga tidak dapat melakukan fungsi
normalnya seperti kaki tidak dapat melangkah. Cedera yang diketahui terjadi sudah
lama disebut cedera kronik. Cedera kronik biasanya disebabkan karena penggunaan
secara berlebihan. Cedera kronik dapat juga disebabkan oleh cedera akut yang tidak
sembuh secara sempurna.2
Menurut penyebabnya, cedera olahraga dapat diklasifikasikan menjadi cedera
langsung, cedera tidak langsung, dan cedera karena penggunaan berlebihan :
 Cedera langsung2
Cedera langsung merupakan cedera yang disebabkan langsung oleh sesuatu dari
luar tubuh, seperti misalnya tabrakan dengan orang lain atau akibat hantaman
benda seperti bola, stik hoki, dan sebagainya.2,3

Gambar 1. Cedera langsung1

4
 Cedera tidak langsung2
Cedera tidak langsung dapat terjadi melalui dua
cara yaitu, akibat adanya gaya pada bagian tubuh
yang lain (misalnya terlepasnya sendi bahu akibat
terjatuh dengan posisi tangan terjulur seperti pada
gambar 2) dan akibat gaya yang dicetuskan
tindakan diri sendiri, misalnya pada peregangan
yang berlebihan atau kelelahan. Contohnya
adalah cedera sprain atau strain (akan dijelaskan Gambar 2. Cedera tidak langsung1
di bagian selanjutnya).
 Cedera karena penggunaan berlebihan
Cedera karena penggunaan berlebihan disebabkan oleh adanya gaya yang
berulang-ulang pada tulang dan jaringan pengikatnya seperti tendon (penghubung
antara tulang dengan otot) dan ligamen (penghubung antartulang) sehingga
menimbulkan luka yang berukuran kecil yang jika tidak diistirahatkan dapat
menyebabkan kerusakan dan rasa sakit. Cedera ini biasanya timbul ketika terjadi
perubahan terhadap pola olahraga (seperti peningkatan frekuensi atau intensitas)
yang tidak dapat ditoleransi tubuh. Faktor yang dapat menyebabkan cedera ini
meliputi fleksibilitas yang buruk, adanya kelainan bentuk tulang, istirahat yang
tidak cukup, serta penggunaan alat olahraga yang buruk.2,4

Gambar 3. Cedera pada tulang kaki akibat penggunaan berlebihan2

Berdasarkan jaringan yang terkena, cedera olahraga diklasifikasikan menjadi


cedera jaringan keras dan cedera jaringan lunak.2

5
 Cedera jaringan keras
Cedera jaringan keras merupakan cedera yang terjadi pada tulang dan sendi.
Cedera tersebut dapat berupa patah tulang atau lepas sendi baik sebagian maupun
total.
 Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak dapat terjadi pada kulit, otot, tendon, dan ligamen.2 Cedera
pada otot dan tendon disebut strain sedangkan cedera pada ligamen disebut sprain.

Gambar 4. Strain3

Gambar 5. Sprain1
Keterangan gambar:5
1. Sprain derajat 1: terdapat nyeri pada sendi dan pembengkakkan, stabilitas sendi masih baik
2. Sprain derajat 2: terdapat nyeri pada sendi dan pembengkakkan, dan sendi yang longgar
3. Sprain derajat 3: terdapat nyeri yang berat, pembengkakkan, ligamen telah putus seutuhnya
sehingga sendi menjadi tidak stabil

6
Penanganan Cedera Olahraga: PRICES
PRICES (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation, Support) merupakan salah
satu cara menangani cedera olahraga pada jaringan lunak. Metode ini biasanya
dilakukan pada kasus sprain dan strain.5 PRICES tidak boleh dilakukan pada kram
otot, patah tulang terbuka, luka terbuka pada kulit, dan korban yang alergi dingin.
Berikut adalah rangkaian PRICES:
 Protect (Proteksi)
Proteksi bertujuan untuk mencegah cedera bertambah parah dengan mengurangi
pergerakan bagian otot yang cedera. Proteksi dapat menggunakan air splint dan
ankle brace.3

Gambar 6. Air splint dan ankle brace4

 Rest (Istirahat)
B
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari untuk mencegah cedera
bertambah parah dan memberikan waktu jaringan untuk sembuh.2
 Ice (Pemberian Es)
Pemberian kompres es bertujuan untuk mengurangi peradangan. Kompres es akan
menyebabkan menyempitnya pembuluh darah pada daerah yang dikompres
sehingga mengurangi aliran darah ke tempat tersebut dan meredakan peradangan.2
Berikut adalah cara penggunaan kompres es:
o Es ditempatkan dalam kantong dan dibungkus sebelum
dipakai. Tidak boleh ada kontak langsung antara es dan
kulit
o Kompres es pada daerah luka selama 20 menit setiap 2
jam, selama 1-2 hari
o Kompres es dihentikan ketika peradangan berkurang.
Ciri-ciri adanya peradangan: kemerahan, bengkak,
panas, rasa nyeri, dan tidak bisa digerakkan.
Gambar 7. Kompres es5

7
 Compression (Kompresi)
Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga dapat mengurangi
pembengkakkan.2 Kompresi dilakukan dengan menggunakan elastic bandage atau
ankle taping. Dalam melakukan kompresi, harus diperhatikan jangan sampai
kompresi terlalu ketat.

Gambar 8. Kompresi dengan elastic bandage6


Sebelum dan setelah pembalutan, periksa PMS pada korban, apakah pada
ujung tubuh korban yang cedera masih teraba nadi (P, Pulsasi), masih dapat
digerakkan (M, Motorik), dan masih dapat merasakan sentuhan (S, Sensorik) atau
tidak. Bandingkan pemeriksaan sebelum dan setelah pembalutan. Apabila kondisinya
semakin memburuk, maka balutan dilonggarkan. Selain itu, setelah pembalutan perlu
juga untuk ditanyakan kepada korban apakah balutan terlalu kencang atau tidak.

 Elevation (Elevasi)
Elevasi dilakukan dengan menopang bagian
yang cedera dengan suatu benda agar daerah
yang cedera lebih tinggi dari permukaan
jantung. Elevasi bertujuan untuk mengurangi
tekanan dan aliran darah ke daerah cedera
Gambar 9. Daerah cedera dalam posisi
serta mengurangi pembengkakkan.2,5 istirahat, dilakukan kompres es,
kompresi, dan elevasi5

 Support
Untuk memberikan support dapat digunakan kinesio tape dan straps. Support
bertujuan untuk mencegah pergerakan otot yang berlebihan dan pencegahan cedera
berulang.6,7

8
Gambar 10. Kinesio tape dan straps4
Penanganan Cedera Olahraga: Obat-Obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengatasi cedera olahraga diantaranya
adalah obat golongan penghilang rasa nyeri (analgesik) dan pereda peradangan (anti-
inflamasi) seperti NSAID (asam mefenamat, natrium diklofenak, dll) atau dapat juga
menggunakan asetaminofen untuk penghilang rasa nyeri jenis lain (panadol, aspirin,
dll). Namun perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan ini tidak boleh dilakukan
secara sembarangan.7

Pencegahan Cedera Olahraga


Cedera olahraga dapat dicegah dengan asupan gizi yang baik, pemanasan dan
pendinginan yang cukup. Dalam berolahraga, ketahui jenis dan risiko dari olahraga
yang dilakukan. Penggunaan kinesio tape dan straps juga merupakan tindakan
pencegahan.

HARM
HARM adalah hal-hal yang harus dihindari pada cedera olahraga untuk mencegah
cedera yang lebih parah. HARM merupakan singkatan dari Heat (panas), Alcohol
(alkohol), Running (berlari), Massage (pijat).7

9
Kram Otot

Gambar 11. Otot betis saat relaksasi, kontraksi, & kram7

Keterangan gambar:
1. Otot betis saat keadaan istirahat
2. Otot betis saat keadaan fleksi (jinjit)
3. Otot betis setelah kembali ke posisi istirahat namun tidak kembali ke keadaan relaks, otot tetap
berkontraksi dan menyebabkan kram

Kram otot adalah kontraksi dari otot secara tidak sadar dan mendadak
sehingga otot kaku dan terasa nyeri. Penyebab dari kram otot diantaranya adalah
keletihan otot akibat penggunaan yang berlebihan dan kurangnya cairan tubuh
(dehidrasi). Kram otot umumnya terjadi pada bagian betis.8
Cara mengatasi kram otot adalah dengan mengistirahatkan dan merelaksasikan
otot yang kram dengan cara melakukan peregangan, pemijatan, menghangatkan
daerah yang kram, serta rehidrasi atau pemberian nutrisi.8 Kram otot tidak boleh
diatasi dengan metode PRICES.

10
Referensi:
1. Wibowo H. Pencegahan dan penatalaksanaan cedera olahraga. Jakarta: ECG;
2008.
2. Oxford University Press. How are sports injuries classified and managed?
[Internet]. Cited 2014 May 22. Available from:
http://lib.oup.com.au/secondary/health/PDHPE/HSC/Student%20Book/PDHPE
_HSC_e_chapter_Ch16.pdf
3. Thompson JC. Netter’s concise atlas of orthopaedic anatomy. 1st ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2001.
4. Tuggy ML, Breuner CC. Athletic injuries. In: Taylor’s Musculoskeletal
Problem and Injuries. Taylor RB, editor. New York: Springer. 2006.p.205-30.
5. Millar LA. Sprains, strains, and tears. American College of Sports Medicine
[Internet]. [cited: May 22nd 2014]. Available from:
http://www.acsm.org/docs/brochures/sprains-strains-and-tears.pdf
6. Greene W. Netter’s Orthopaedic. United States: Saunders; 2006.
7. Young C, Ho S. Ankle sprain. [Internet]. Cited May 2014. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview
8. Shiel WC. Muscle cramps [Internet]. 2015 [cited 2015 Aug 11]. Available from:
http://www.emedicinehealth.com/muscle_cramps/

Referensi Gambar:
4. Thompson JC. Netter’s concise atlas of orthopaedic anatomy. 1st ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2001.
5. Oxford University Press. How are sports injuries classified and managed?
[Internet]. Cited 2014 May 22. Available from:
http://lib.oup.com.au/secondary/health/PDHPE/HSC/Student%20Book/PDHPE
_HSC_e_chapter_Ch16.pdf
6. Vorvick LJ. Strains [Internet]. Updated April 13 2013. [cited: May 22nd 2014].
Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000042.htm
7. North Coast Medical and Rehabilitation Products. Products [Internet]. 2015
[cited 2015 Aug 11]. Available from: https://www.ncmedical.com/
8. Ipritchard. Treat sprain, strain, or muscle pull injuries with rest, ice,
compression & elevation [Internet]. 2014 [cited 2015 Aug 11]. Available from:

11
http://www.orthop.com/blog/treat-sprain-strain-or-muscle-pull-injuries-with-
rest-ice-compression-elevation/
9. Healthwise Staff. First aid emergencies: applying a compression wrap for a
sprained ankle [Internet]. 2013 [cited 2015 Aug 11]. Available from:
http://www.webmd.com/first-aid/applying-a-compression-wrap-for-a-sprained-
ankle
10. RHNP. Muscle cramp [Internet]. 2015 [cited 2015 Aug 11]. Available from:
http://www.rhnp.org/muscle-cramps/

12
Daftar Tilik Penanganan Cedera Olahraga (PRICES)

No Proses yang Dilakukan (√)


1 Amankan diri, lokasi, dan korban, serta perkenalkan diri
2 Menanyakan daerah yang cedera
3 Mengistirahatkan daerah yang cedera
4 Cek PMS, apakah pada ujung tubuh korban yang cedera masih teraba
nadi (P, Pulsasi), masih dapat digerakkan (M, Motorik), dan masih
dapat merasakan sentuhan (S, Sensorik) atau tidak serta tanya riwayat
alergi dingin
5 Buat balutan dengan elastic bandage dimulai dari ujung bagian tubuh
yang cedera ke arah mendekati badan (untuk kaki dan tangan bentuk
angka 8)
6 Sisipkan es setelah balutan pertama atau kedua (es tidak boleh kontak
langsung dengan kulit)
Es dilepas setiap 15-20 menit, lakukan setiap 2 jam sekali
7 Cek PMS kembali, apakah pada ujung tubuh korban yang cedera masih
teraba nadi (P, Pulsasi), masih dapat digerakkan (M, Motorik), dan
masih dapat merasakan sentuhan (S, Sensorik) dan dibandingkan dengan
pemeriksaan di awal. Apabila kondisinya memburuk, maka balutan
dilonggarkan.
8. Tanyakan kepada korban apakah balutan terlalu ketat atau tidak.
Longgarkan balutan jika kulit disekitarnya menjadi :
 Pucat atau kebiruan
 Nyeri bertambah
 Kulit di bagian ujung luka menjadi dingin
 Ada kesemutan atau mati rasa
9. Elevasi kaki lebih tinggi dari jantung

13

Anda mungkin juga menyukai