Anda di halaman 1dari 2

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Pelaku UMKM

Bahrul ulum Ilham


Konsultan PLUT KUMKM Sulsel

Gerakan kewirausahaan telah menjadi agenda global dan nasional mengatasi


kemiskinan dan pengangguran, sekaligus membangun kesejahteraan. Kewirausahaan menjadi
salah satu faktor kunci untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan daya saing,
sebagaimana dikatakan Schumpeter (1934) bahwa entrepreneurship in driving force behind
economic growth.
Meskipun banyak terminologi terkait kewirausahaan atau entrepreneurship, namun
pada dasarnya kewirausahaan mengarah pada hakekat yang sama yaitu peningkatan kualitas
hidup manusia yang merujuk pada karakter, watak atau ciri yang melekat pada diri seseorang.
Wirausaha adalah mereka yang memiliki motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Karena itu meskipun dagang atau bisnis dengan wirausaha sama-sama menghasilkan,
namun yang membedakan adalah mindset. Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk
menjalankan sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru
atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi
besar dan mandiri. Inti dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko, menjalankan sendiri,
memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan baru, pendekatan yang inovatif, dan mandiri.
Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat penting untuk
mendorong pengembangan jiwa kewirausahaan. Maju mundur dan berkembangnya UMKM
adalah mutlak karena keinginan dan motivasi dari pelaku usaha itu sendiri dengan mengubah
pola berfikir usaha sekedar menutupi kebutuhan berubah menjadi seorang wirausaha atau
entrepreneur.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai daya hidup dan
kelanggengan usaha bila mampu menciptakan keunggulan unik yaitu keunggulan kepada
pelanggan maupun pada lingkungan usaha di sekitarnya. Apabila sebagian besar pelaku
bisnis UMKM di Indonesia memiliki jiwa kewirausahaan atau entrepreneur maka akan
banyak terciptanya berbagai inovasi serta gagasan baru yang dapat memajukan
perekonomian.
Studi tentang pentingnya kewirausahaan dalam kesuksesan usaha, khususnya pelaku
UMKM dikemukakan antara lain Jeffrey G. Covin dan William J. Wales (2012), bahwa
kesuksesan dalam berbisnis memerlukan basis kewirausahaan sebagai daya dorong
organisasi. Beberapa orientasi entrepreneurial mencerminkan kecenderungan perusahaan
untuk bersikap orientasi belajar inovatif, proaktif, berani mengambil resiko, otonom dan
agresif kompetitif.
Pengembangan jiwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian
usaha, kemampuan bisnis dan jiwa kepemimpinan dalam sektor UMKM, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kualitas operasional UMKM. Dalam rangka
mendorong pertumbuhan kewirausahaan dikalangan pelaku UMKM maka diperlukan
langkah-langkah menumbuhkan ciri atau kriteria kewirausahaan, antara lain meliputi :
1. Memiliki kreatifitas yang melahirkan inovasi, sehingga mampu menciptakan nilai
tambah. Semua UMKM yang sukses menggunakan bahan baku yang bernilai ekonomi
rendah untuk diolah menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi jauh lebih tinggi
sehingga mendukung pendapatan (laba) UMKM. Kemampuan memberikan nilai tambah
pada suatu produk yang kreatif, unik, khas dan lain dari yang lain merupakan ciri
wirausaha.
2. Kemampuan melihat peluang usaha. UMKM mengetahui atau memahami sebelumnya
tentang seluk beluk bisnisnya yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan pelihat
peluang usaha yang didukung oleh ketersediaan sumberdaya dan pasar.
3. Keberaniannya menanggung resiko kerugian, yang memungkinkan mereka bisa
memperkirakan jenis dan besar resiko yang akan timbul, bila usahanya mengalami
hambatan. Pelaku UMKM harus berani menyambut tantangan, bermental tangguh, dan
percaya diri. Pelaku UMKM berjiwa entrepreneur merupakan mereka yang berani
mengambil risiko dan akan menghadapinya dengan penuh persiapan.
4. Kemampuan manajerial yang menghasilkan efisiensi sumberdaya serta memiliki
kemampuan dalam menata organisasi usaha. Peningkatan keterampilan produksi maupun
manajerial adalah investasi jangka panjang bagi UMKM yang akan meningkatkan
keuntungan finansial.

Banyak pelaku UMKM yang muncul lebih karena “terpaksa” akibat sulitnya lapangan kerja.
Terdapat pula UMKM yang lahir “by design” atau direncanakan melalui program penciptaan
wirausaha. Pada pelaku UMKM yang dirancang banyak yang tidak bisa bertahan lama
sementara pelaku UMKM yang lahir berdasar kebutuhan pengelolaannya umumnya masih
tradisional. Disinilah pentingnya pendampingan bagi pelaku UMKM dengan diarahkan pada
entreprenuership yang sesungguhnya. Pelaku UMKM dituntut tidak hanya kreatif, harus ada
unsur produktivitasnya. Kreativitaslah yang menciptakan kesempatan dan produktivitas akan
menciptakan keuntungan.

((Dimuat di harian Upeks hal. 1 rubrik Dimensi, tanggal 10 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai