menuju jaringan adiposa yang memegang peranan penting dalam mengakhiri efek utama obat ini
terhadap system saraf pusat. Hal ini juga berlaku pada sedative-hipnotika lainnya, termasuk
Benzodiazepine, dimana kecepatan transformasi metabolis dan eliminasi pada manusia sangat
lambat jika dibandingkan terhadap waktu yang relative singkat untuk mengakhiri semua efek
farmakologi utama.
Semua Sedatif-hipnotika menembus sawar daerah-plasenta selama kehamilan: laju
keseimbangan konsentrasi darah ibu dengan janin lebih lambat dibandingkan laju keseimbangan
antara darah ibu dengan system saraf pusat, karena rendahnya aliran darah menuju plasenta.
Meskipun demikian, jika sedative-hipnotika diberikan pada masa-masa sebelum kehamilan, obat
ini bisa menyebabkan depresi pada fungsi-fungsi vital dari neonatus. Sedatif-hipnotika dapat
dideteksi didalam air susu ibu dan dapat mengakibatkan efek-efek depresan terhadap fungsi
system saraf pusat pada bayi yang mengkonsumsi air susu ibu tersebut.
Benzodiazepine dan sebagian besar sedative-hipnotika lainnya berikatan kuat dengan
protein plasma. Misalnya ikatan protein plasma dari Benzodizepine berkisar dari 60% hingga
95%. Namun, beberapa interaksi yang berarti secara klinis yang melibatkan sedative-hipnotika
tampaknya berdasarkan pada kompetisi terhadapikatan yang sama pada proteinplasma. Satu
pengecualian adalah Chloral hydrate, yang mendadak meningkatkan efek antikoagulan dari
wafarin melalui pendesakana antikoagulan dari tempat ikatan tersebut.
C. Biotransformasi
Transformasi metabolis menjadi metabolit yang lebih mudah larut dalam air sangat
diperlukan bagi klirens seluruh obat didalam kelas ini dari tubuh. System enzim pemetabolis obat
mikrosomal dari hati adalah sangat penting dalam hal ini. Karena beberapa sedative-hipnotika
diekresikan dari tubuh dalam bentuk tidak berubah, waktu-paruh eliminasinya terutama
bergantung pada transformasi metabolisnya.
1. Benzodiazepine-metabolis hepatis menentukan klirens atau eliminasi seluruh
benzodiazepine. Pola dan laju metabolisme bergantung pada tiap-tiap obat. Hampir
semua benzodiazepinemengalami oksidasi ,mikrosomal (reaksi fase I). termasuk
dealkilasi-N dan hidroksilasi alifatik. Metabolic selanjutnya dikonjugasi (reaksi fase
II) oleh glucuronosytransferase membentuk glucuronide yang dieksresi urin. Akan
tetapi, banyak metabolit benzodiazepine fase I adalah aktif dengan waktu-paruh yang
lebh panjang dari obat induknya.
-----------GAMBAR---------------- 22.3
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 22-4, desmethyldiazepam, yang memiliki
waktu paruh eliminasi lebih dari 40 jam, merupakan metabolit aktif dari
chloraldiazepoxide, diazepam, dan clorazepate. Desmethyldiazepam selanjutnya
mengalami biotransformasi menjadi senyaa aktif oxozepam. Metabolit aktif lain dari
chlorodiazepoxide lain termasuk desmethylchlordiazepoxide dan demoxepam.
Sedangakndiazepam mengalami metabolism terutama menjadi desmethyldiazepam, juga
diubah menjadi temazepam (tidak diperlihatkan didalam gambar 22-4) yangmana
selanjutnya mengalami metabolisme sebagian menjadi oxozepam. Flurazepam , yang
terutama dipakai untuk hypnosis,dioksidasi oleh enzim-enzim hati menjadi tiga metabolit
aktif yaitu desalkylflurazepam, hidroxyethylflurazepam dan flurazepam aldehyde (tidak
diperlihatkan). Yang memiliki paruh waktu eliminasi berkisar antara 30-100 jam. Hal ini
menyebabkan terjadinya depresi system saraf pusat yang tidakdiinginkan, termasuk
sedasi pada siang hari. Triazolobenzodiazepine alprazolam dan triazolam mengalami
hidroksilasi-alfa, dan menghasilkn metabolit yang mempunyai efek farmakologis yang
singkat karena cepat mengalami konjugasimenjai bentuk glucuronide yang tidak aktif.