0 - Makalah Pemipaan
0 - Makalah Pemipaan
PENGERTIAN
Pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida -cairan atau
gas.Sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida cair atau gas di sebut
pipa.Terminologi pipa biasanya disamakan dengan tube, namun biasanya arti untuk pipa memiliki
diameternya lebih dari 3/4 in. Berdasarkan standard dalam pembuatan, pipa biasa didasarkan pada
diameter nominal, ia biasanya memiliki nilai ouside diamter (OD) atau diameter luarnya tetap sedangkan
untuk tebalnya mengunakan istilah schedule yang memiliki nilai berfariasi.
Dalam sebuah pipa, kita akan mengenal istilah NPS. (NPS)Nominal Pipe Size adalah yang
menunjukan diameter nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari sebuah pipa. nominal disini adalah cuman
angka standar yang digunakan sebagain satuan umum. contoh adalah saat kita berbicara tentang pipa 2”
Maka pipa tersebut adalah ukuran sekitar dua in, akan tetapi ukuran asli bila di ukur tidak tepat dua in. Nilai
dua in tersebutadalah nominal yang di gunakan untuk meyebutkan jenis pipa agar baik penjual atau
pemakai sama sama tahu, tetapi bukan ukuran sebenarnya.Pipa sendiri di bedakan menjadi dua istilah,
piping dan pipeline. Piping ini di gunakan untuk istilah pipa yang mengalirkan dari satu tempat ke tempat
lain dalam jarak yang berdekatan, sedangkan pipa yang digunakan berukuran relatif kecil. Sedangakan
pipeline tersebut digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu fasilitas (plant) ke plant yang lain, dan
biasanya ukurannya sangat besar
2. Sejarah
Piping menurut sejarah, pertama kali digunakan pada saat masyarakat china mengalirkan air ke
pertanian mereka kira kira 3000 tahun sebelum masehi. Selain penduduk cina, penduduk di daerah yang
dahulu di sebut valley (sekarang pakistan dan sebelah utara india) pada tahun 2500 sebelum masehi
terkenal sebagai ahli dalam pembuatan jaringan pemipaan rumah-rumah.
Selain negara tersebut, mesir juga tercatat dalam sejarah saat penduduknya berhasil mengalirkan
air sungai Nil untuk mengalirakan sawah sawah mereka. Negara Roma berhasil dalam hal mendesain dan
mendirikan jaringan pemipaan khususnya untuk keperluan air minum, mandi dan air mancur pada abad 150
sesudah masehi
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengah yang terbuat dari logam
maupun bahan-bahan lain sebagai sarana transportasi fluida berbentuk cair,gas maupun udara.
Pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominal sedangkan TUBE adalah salah satu jenis pipa yang
ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.
1. Pipa Air
3. Pipa Gas
4. Pipa Uap
5. Pipa Udara
6. Pipa Lumpur
Berdasarkan cara pembuatan secara umum kita akan di bedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pipa Baja Seamless (pembuatan pipa tanpa pengelasan) dibentuk dengan menusuk batang besi silinder
untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam pipa
2. Pipa Baja Welded (pembuatan pipa dengan pengelasan) dibentuk dengan pelengkungan plat baja hingga
ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian dilakukan pengelasan.
3. Pipa Besi Ductile dibentuk dengan cara casting sentrifugal logam campuran panas.
5. Pipa Galvanis
8. Pipa PVC
2. Pipa Aluminium
Kegunaan Pipa
Fungsi pipa adalah sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas maupun uap dari suatu tempat
ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan tekanan fluida yang dialirkan,lokasi
Komponen-komponen Perpipaan
Dalam sebuah instalasi permipaan baik migas maupun non migas kita melihat selalu ada
komponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada pipa.
3. Valves - katup
4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain
Pipa mempunyai banyak ukuran, mulai dari yang terkecil dengan ukuran diameter 1/2 inch sampai
ukuran yang sangat besar dengan diameter 72 inch atau kira2 1.8 meter.
secara umum material banyak digunakan untuk pipa dan komponen terbagi atas dua kriteria utama
yaitu :
Metallic (Logam)
khusus jenis Metallic dibagi menjadi dua kelompok yaitu : ferrous dan Non ferrous.
NPS (Nominal Pipe Size) adalah ukuran dari standard Amerika Utara, yang menggunakan
berdasarkan“inch”.
DN (Diameter Nominal) adalah penunjukkan ukuran dari eropa dengan ukurannya yang
menggunakan berdasarkan “milimeter”.
selain penamaannya dengan DN atau NPS, maka ada pasangan yang selalu tidak akan ketinggalan
saat disebutkan ukuran pipa adalah schedule (sch).
Schedule adalah suatu penunjukkan ukuran ketebalan dinding pipa atau dengan kata lain
Thickness.5
Perbedaan antara NPS dengan OD dimulai dari pipa ukuran NPS 1/4″ sampai dengan ukuran NPS
12″. Sedangkan pipa dengan NPS diatas 12″(inch), maka NPS sesuai dengan OD dari pipa tersebut.
Ada salah satu perbedaan yang lain lagi yang bisa kita lihat di tabel daftar pipa yaitu huruf “S”
setelah nomor schedule. seperti contoh 5S. hal ini khusus menunjukkan bahwa schedule tersebut ialah
Secara umum material yang banyak digunakan untuk pipa dan komponennya terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
Metallic (Logam)
Metallic (Logam) adalah material yang keras tak tembus cahaya, berkilau, dan memiliki
konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat, yaitu dapat ditempa atau
ditekan hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusibel (bisa dilelehkan)
dan ulet (dapat ditarik hingga membentuk kawat halus). Unsur logam yang terdapat dalam
tabel periodik sekitar 91 dari 118 unsur, sisanya adalah nonlogam atau metaloid. khusus
untuk Metallic dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Ferrous
b. Non ferrous
Non metallic (Non logam)
5. UKURAN PIPA
Large Bore Pipe : pipa dengan ukuran lebih besar dari 2 Inch.
Tubing : pipa yang memiliki ukuran sampai 4 inch, tetapi memiliki ukuran ketebalan dinding pipa yang
lebih kecil jika dibanding dengan small bore dan large bore.
pipa diproduksi dalam berbagai macam-macam ketebalan yang sudah distandardkan. setiap
ketebalan tertentu pada pipa diberikan penamaan dalam bentuk schedule number, bukan dalam bentuk
ukuran asli pipa yang sebenarnya.
saat ini penamaan sudah diganti dengan memberikan schedule number tertentu, dengan dimulai
dari angka 5 dan 5S, kemudian diiukuti dengan 10 dan 10S, seterusnya dalam kelipatan 10 sampai
schedule 40 (20, 30, 40) dan selanjutnya memiliki kelipatan 20, yaitu 60, 80, 100, 120, 140, 160.
pada umumnya, besarnya ketebalan pipa yang memiliki schedule 40 dengan schedule STD adalah sama
untuk pipa dengan ukuran 1/8 sampai dengan ukuran pipa 10 inch.
pipa biasanya diproduksi dengan ukuran panjang yang berbeda-beda, tergantung kepada material,
ukuran dan schedule. namun pada umumnya pipa-pipa diproduksi dengan mempunyai rata-rata memiliki
panjang 20ft atau 6 meter untuk tipe pipa karbon steel. panjang ini disebut dengan istilah random length.
adakalanya pada saat pipa yang memiliki ukuran panjang 2 kali lipat dari random length tersebut juga
banyak tersedia dan termasuk disukai, terutama untuk penggunan pipe rack. ukuran ini biasa disebut
dengan double random length atau sama dengan 12 meter.
secara umum pipa yang diproduksi mempunyai 3 bentuk jenis ujung pada pipanya :
Beveled Ends (BE) : bentuk ujung pada pipanya dipotong membentuk bevel
ujungnya.
1. Assembly : Pengaturan pipa dan komponen seperti penyeberangan, pig trap , stasiun katup blok
atau rise.
2. Barred tee : Tee-piece dilengkapi dengan palang-palang di seluruh lubang internal dari pipa cabang
untuk mencegah masuknya pig.
3. Block valve : Katup untuk menutup bagian dari saluran pipa. Katup blok biasanya terbuka penuh
atau tertutup penuh.
4. Branch pipe : Pipa terhubung ke pipa dengan diameter sama ataupun lebih besar.
5. Cold bend: Sebuah lengkungan yang terbuat dari jalur pipa pada suhu kamar (ambient
temperature), biasanya di lokasi konstruksi, menggunakan mesin lentur mekanis
6. Commissioning: Suatu kegiatan di mana cairan yang akan diangkut awalnya dimasukkan ke dalam
jaringan pipe.
7. Consequence: Hasil dari suatu peristiwa dalam hal keselamatan manusia, kerusakan lingkungan dan
kerugian ekonomi.
8. Design factor: Rasio tegangan melingkar yang diciptakan oleh tekanan desain dan SMYS dari bahan
pipa.
9. Design pressure: Tekanan pipa internal yang digunakan dalam penentuan persyaratan ketebalan
dinding pipa.
10. Emergency shutdown valve: Katup untuk mengisolasi saluran pipa dari plant jika terjadi situasi
darurat di dalam Plant (Lihat no 31 mengenai Plant.
11. Flammable fluid: Cairan yang mudah terbakar memiliki titik nyala lebih rendah dari 100 ° C.
12. Flowline: Saluran pipa yang mengangkut hidrokarbon yang tidak diolah dan cairan reservoir lainnya.
13. Fluid: Suatu zat yang diangkut melalui pipa dalam fase cair atau gas, atau kombinasi.
14. Hot bend: Lekukan yang dibuat di bawah kondisi Plant oleh billet, pelat, atau pipa yang bekerja
panas.
15. Incidental pressure: Tekanan terjadi dalam pipa dengan frekuensi terbatas dan selama periode
waktu terbatas. Tekanan insidental meliputi tekanan lonjakan, dan tekanan termal jika tidak terjadi
sebagian besar waktu.
16. Injection line: Saluran pipa yang mengangkut gas, air atau cairan lain untuk injeksi ke dalam sumur
(Minyak/Gas/Uap air) atau sekelompok sumur (Minyak/Gas/Uap air).
17. Isolation valve: Katup untuk mengisolasi saluran pipa dari sebuah pabrik yang terhubung
dengannya.
18. Line pack: Dalam sistem transmisi gas, paket jaringan pipa adalah kuantitas gas yang melebihi
persediaan gas dalam sistem yang diperlukan untuk memenuhi pengiriman. Paket-paket itu
digunakan untuk melanjutkan pengiriman selama beberapa periode setelah gangguan pasokan di
hulu.
20. Loading line: Saluran pipa antara fasilitas darat (Onshore) dan fasilitas pemuatan lepas pantai
(Offshore), mis. satu titik tambatan (Single point mooring).
21. Maximum allowable incidental: Tekanan maksimum yang diizinkan oleh tekanan ANSI / ASME B31.4
/ 8 terjadi dalam pipa dengan frekuensi terbatas dan selama periode waktu terbatas.
22. Maximum allowable operating: Tekanan maksimum di mana pipa adalah tekanan yang diizinkan
untuk dioperasikan di bawah kondisi proses, sesuai dengan ANSI / ASME B31.4 / 8.
23. Maximum operating temperature: Suhu maksimum di mana pipa atau bagian dari pipa diharapkan
terpapar selama kegiatan operasional normal, termasuk operasi start-up dan shut-down, tetapi tidak
termasuk situasi abnormal, mis. kebakaran.
24. Minimum operating temperature: Suhu minimum di mana pipa atau bagian dari pipa diharapkan
terpapar selama kegiatan operasional normal, termasuk operasi start-up dan shut-down, blowdown
terkontrol, tetapi tidak termasuk situasi abnormal, mis. Perpecahan/Kebocoran pipa (Pipeline
ruptures).
25. Off-plot: Lokasi di luar batas pengilangan/Gedung/tempat mesin (Plant) yang ditentukan.
26. Offtake line: Suatu jaringan pipa yang mengangkut cairan dari pipa yang lebih besar.
28. Operating envelope: Kumpulan parameter kunci atau rentang parameter yang harus dipatuhi selama
pengoperasian saluran pipa untuk mencegah hilangnya integritas teknis.
29. Overpressure protection valve: Katup dimaksudkan untuk melindungi saluran pipa terhadap tekanan
berlebih dengan mencegah tekanan dari sumber yang membangun di jalur pipa.
30. Pig: Perangkat yang dapat didorong melalui pipa oleh aliran fluida dan biasanya digunakan untuk
pembersihan, batching, inspeksi atau kegiatan lainnya.
31. Pig trap: Item tambahan peralatan pipa, dengan pipa dan katup terkait, untuk memperkenalkan pig
ke saluran pipa atau memindahkan pig dari saluran pipa.
32. Pipeline: Sistem pipa dan komponen lain yang digunakan untuk transportasi cairan, antara (tetapi
tidak termasuk) Plant. Sebuah pipa memanjang dari pig trap ke pig trap (termasuk pig trap), atau,
jika tidak ada pig trap terpasang, ke katup isolasi pertama di dalam batas Plant atau katup yang
lebih dalam dinominasikan.
33. Pipeline code: Suatu industri atau kode nasional yang ditulis untuk tujuan merancang, membangun
dan mengoperasikan jaringan pipa.
34. Pipeline end manifold (PLEM): Item peralatan bawah laut, yang terdiri dari perpipaan dan katup, di
ujung saluran pipa, yang menghubungkan satu titik tambatan selang.
35. Pipeline leak: Pelepasan cairan yang tidak terkendali dari saluran pipa.
36. Plant: Instalasi, seperti well-head, fasilitas pemrosesan, stasiun peningkat tekanan, tangki
penyimpanan, platform lepas pantai, kilang, stasiun pompa, dll. Dengan batasan yang ditentukan
dan yang biasanya tidak dapat diakses oleh publik.
39. Pressure relief safety valve: Katup untuk melindungi saluran pipa terhadap tekanan berlebih dengan
melepaskan cairan dari pipa.
40. Remote vent line: Saluran pipa yang digunakan untuk mengalirkan cairan gas ringan ke atmosfer.
41. Riser: Bagian vertikal, atau dekat vertikal, dalam saluran pipa.
42. Risk: Produk dari probabilitas suatu peristiwa yang terjadi dan konsekuensi dari peristiwa ketika itu
telah terjadi.
43. Sectionalising block valve: Katup utama untuk melakukan sectionalisasi saluran pipa, untuk
membatasi pelepasan isi saluran jika terjadi kebocoran atau pecahnya saluran pipa.
44. Shore approach: Bagian dari saluran pipa yang melintasi pantai laut, atau sungai utama / pantai
muara. Pendekatan pantai mencakup area gelombang pecah dan meluas ke tanda air tertinggi.
45. Single point mooring (SPM): Perangkat untuk menambatkan kapal dan mentransfer cairan antara
pipa dan vessel.
46. Slugcatcher: Perangkat yang terletak di ujung hilir dari pipa dua-fase, untuk pemisahan utama fase
cair dan gas, dan penyimpanan sementara cairan yang dihasilkan oleh pigging dan kondisi aliran
transien. Ada dua jenis penangkap slug: jenis bejana (Vessel) dan jenis jari-jari (fingers).
47. Specified minimum yield stress: Tingkat stres yang menghasilkan 0,5 persen total (SMYS) strain
(definisi API). Stres ini ditentukan oleh Prinsipal dan dijamin oleh Produsen / Pemasok.
48. Sphere: Sebuah Pig berbentuk bulat, digunakan untuk pengelupasan dan penahan cairan dalam pipa
dua fase.
49. Sphere tee: Sebuah tee-piece berjaket dengan pipa bagian dalam berlubang untuk mencegah
masuknya bola ke dalam pipa cabang.
50. Spur line: Sebuah pipa yang mengangkut cairan ke pipa yang lebih besar.
51. Stable fluid: Cairan yang stabil memiliki nilai reaktivitas NFPA nol.
52. Surface safety valve: Valve, bagian dari perakitan well-head, diterapkan sebagai katup isolasi antara
flowline dan well-head.
53. Surge pressure: Tekanan karena perubahan kecepatan aliran massal, yang disebabkan oleh aktivitas
operasional, mis. penutupan katup, pompa mati atau start-up.
54. Technical integrity: Integritas teknis dari suatu fasilitas akan tercapai ketika dalam kondisi operasi
tertentu, tidak ada risiko yang dapat diduga dari kegagalan yang membahayakan keselamatan
personil, lingkungan atau nilai aset.
55. Test pressure: Tekanan di mana pipa akan atau telah diuji kekuatannya.
56. Thermal pressure: Tekanan karena efek termal pada fluida di jalur pipa yang tersumbat atau bagian
pipa yang diblokir.
57. Toxic fluid: Dengan mengacu pada EP-55000 Bagian 40 Bagian 1, cairan beracun termasuk semua
cairan dalam kategori beracun ringan, beracun dan sangat beracun.
58. Trunkline: Pipa transmisi utama yang menjadi jalur utama dan jalur offtake dapat dihubungkan.
Penyambungan ini dilakukan dengan cara di-las, biasanya diterapkan untuk pipa yang yang
berukuran besar serta memiliki ketahanan yang bagus. Pada bidang industri jenis ini seringkali
digunakan, namun tidak cocok digunakan untuk sistem pengolahan air bersih, dikhawatirkan air
dapat bercampur dengan logam-logam hasil pengelasan pipa tersebut. Jenis ini juga memiliki
kelemahan yaitu proses mengalirnya fluida akan terhambat akibat dari sambungan las yang berada
pada sisi bagian dalam pipa.
Penyambungan pipa ini menggunakan dua jenis pipa yang berbeda diameter dan
ukurannya, salah satu pipa berukuran kecil, sedangkan yang lainnya berukuran besar. Proses
penyambungannya sederhana, dengan cara memasukkan ujung pipa kecil kedalam pipa yang
berukuran besar. Contohnya yaitu pipa paralon (material plastik). Sambungan socket ini memiliki
keuntungan, yaitu dalam pemasangannya mudah untuk disesuaikan. Tetapi jenis ini memiliki
kerugian yaitu rentan terhadap korosi karena kemungkinan adanya celah pada titik penyambungan.
Yaitu sambungan dengan cara ulir bertujuan untuk menyatukan kedua ujung pipa, contoh
sederhanya seperti pipa ledeng. Keuntungan menggunakan jenis sambungan ini ialah sangat mudah
diaplikasikan serta dapat dijadikan sebagai alternatif jika pada kondisi tertentu tidak memungkinkan
dilakukan penyambungan dengan cara las karena dapat menimbulkan bahaya. Kekurangannya
adalah dapat terjadi kebocoran bila seal yang digunakan tidak baik. Serta memiliki kekuatan yang
berkurang karena ketebalan di ujung pipa telah digunakan sebagai tempat ulir.
Sambungan ini adalah sambungan dengan memasukkan pipa yang satu ke pipa yang lain,
mirip halnya dengan sambungan socket. Tipe sambungan ini biasanya dapat ditemui pada galian
area jalan raya apabila sedang terjadi proses perbaikan saluran air. Sifat sambungan ini cukup
fleksibel terhadap arah longitudinal dan radial. Keuntungan jenis sambungan ini memiliki ketahan
terhadap air (kedap) dan mudah diaplikasikan di lapangan. Sedangkan kerugiannya yaitu hanya
mampu digunakan pada tekanan fluida yang rendah, sehingga tidak cocok untuk mengalirkan gas
dan fluida lainnya yang bertekanan tinggi.
Sambungan ini menggunakan flange untuk menyatukan suatu pipa dengan pipa yang lain,
flange adalah suatu perancangan yang tidak permanen, artinya dapat dibongkar pasang karena
[Type text] Page 12
menggunakan baut pengencang flange tersebut. Setiap flange memiliki ukuran berbeda-beda
disesuaikan juga dengan jenis pipa yang digunakan. Penyambungan flange banyak di temui di
lokasi industri, jenis flange dan ukuran pipa yang digunakan wajib diperhatikan, karena jika terdapat
perbedaan sekecil apapun maka terdapat kemungkinan akan celah antar kedua sisi sambungan
tersebut.
5. Pengaratan
1. Perbaikan Sementara
Perbaikan sementara menggunakan klem dan baut serta dilapisi karet penahan, hal ini dapat diaplikasikan
untuk semua jenis pipa.
Langkah kerjanya :
Langkah kerjanya :
Setelah ditemukan tempat yang bocor, matikan aliran fluida dan tanah disekitar lokasi digali
Mengukur, lalu potong dan buang pipa yang rusak
Membersihkan bekas potongan
Olesi kedua permukaan pipa yang akan disambung dengan lem khusus
Sambung pipa dengan alat sambung yang sesuai
8. Kegunaan Pipa
[Type text] Page 13
1. Pipa PVC
Pipa PVC merupakan pipa yang tidak bisa kita hindari keberadaannya. Di setiap tempat tinggal
kebanyakan menggunakan pipa ini untuk berbagai alasan. Pertama sebagai saluran air, baik saluran air
bersih ataupun saluran pembuangan. Inilah fungsi paling utama dan fungsi sebenarnya dari pipa, yaitu
sebagai saluran air. Tanpa adanya pipa, maka air yang mengalir tentu saja berantakan. Bahkan,
meskipun sudah menggunakan pipa, aliran air tetap saja berantakan jika terjadi kebocoran. Kedua dapat
digunakan sebagai pelindung kabel. Pipa juga dapat digunakan untuk melindungi kabel dari resiko sobek
dan juga merapikan kabel agar tidak terlihat berantakan. Biasanya, kabel yang dilindungi adalah kabel
yang berada diarea terbuka dan rawan terinjak atau terjepit. Maka, sangat penting untuk melindunginya
dengan menggunakan pipa. Ketiga yaitu sebagai dekorasi. Memang, pipa sebagai saluran air ini
biasanya ditanam didalam dinding atau di bawah lantai agar terlihat rapi. Namun, jika mampu
mengkresikannya, justru bisa memanfaatkan pipa sebagai alat dekorasi interior ruangan dan
memurahkan biaya instalasi. Pipa yang biasa digunakan adalah pipa berukuran kecil hingga berukuran
sedang. Dan terkadang untuk membuatnya lebih menarik, pipa dicat dengan berbagai warna.
2. Pipa Galvanis
Pipa galvanis memiliki lapisan seng sebagai zat kimia yang mampu melindungi pipa dari korosi.
Selain menghindari dari korosi, lapisan seng yang ada pada bagian luar pipa dapat memperpanjang usia
tabung yang ada di dalamnya karena jenis pipa yang satu ini dapat di aplikasikan untuk instalasi air
dingin saja. Pertama, pipa galvanis dapat digunakan sebagai sistem saluran. Lapisan seng yang berada
pada tabung pipa galvanis tidak akan membuatnya cepat berkarat dan cocok digunakan sebagai sistem
saluran. Namun penggunaannya tidak di perbolehkan untuk saluran air bersuhu tinggi dan fluida gas,
karena dapat menyebabkan lapisan yang ada di dalam dapat mengelupas dan pipa tersumbat. Kedua
dapat digunakan sebagai instalasi listrik. Saat ini pipa baja galvanis banyak digunakan untuk instalasi
listrik dikarenakan dapat meminimalisasi gangguan pada penghantar listrik, selain itu juga pemasangan
dan pembongkaran bisa dilakukan dengan mudah.
Pertama, prosedur instalasi mudah. Pipa jenis PVC memiliki prosedur pemasangan yang lebih
mudah. Materialnya yang terbuat dari bahan thermoplastik membuatnya mudah untuk dipotong tanpa
biaya besar. Material ini juga ringan dan mudah untuk dibawa dan disimpan.
Kedua, anti korosi. Pipa dengan bahan ini memiliki karakter anti korosi. Selain itu, bahan
thermoplastik tahan terhadap senyawa kimia tertentu seperti alkalin dan senyawa kimia lainya.
Ketiga, harga relatif lebih murah. Pipa material PVC ini memiliki harga yang murah dipasaran.
Dengan aksesoris sambungan yang juga murah, membuat instalasi pipa ini sangat murah dikarenakan
tidak membutuhkan alat khusus. Juga dalam instalasi perawatan tidak dibutuhkan jasa profesional untuk
menanganinya.
Keempat, kontur pipa kuat dan kokoh. Memang dalam hal kekuatan pipa PVC tidak lebih kuat
dari pipa berbahan lain seperti besi namun kekuatan pipa PVC tidak dapat dipandang sebelah mata
sebab bahan Polyvinyl Chloride bersifat keras dan kuat namun tetap ringan.
Kekurangan
2. Pipa Galvanis
Kelebihan
Pertama, perlindungan karat. Dengan lapisan seng pada pipa ini, lebih sulit unsur unsur
penyebab karat bereaksi.
Kedua, tahan banting. Material yang dipakai untuk pembuatan pipa baja galvanis ini memang
sangatlah kuat karena memiliki sifat anti pecah dan sulit untuk dihancurkan. Tidak hanya itu, dengan
adanya material baja juga dapat membuat permukaan pipa menjadi cukup kuat dan tahan lama (tidak
mudah rusak).
Ketiga, tahan lama. Pipa baja galvanis bersifat anti karat sehingga membuat pipa jenis ini bisa
bertahan lebih lama dan awet. Selain itu, pipa baja galvanis ini juga diperkirakan mampu bertahan
hingga 50 tahun jika diletakkan pada area yang minim polusi dan 25 tahun jika diletakkan pada area
seperti perkotaan.
Kekurangan
Pertama, korosi internal. Meskipun penghalang seng pada pipa galvanis mencegah reaksi karat
untuk beberapa waktu, akhirnya setelah lama bila ini terjadi, pipa akan mulai menimbulkan korosi dari
dalam ke luar, yang akhirnya bisa menyebabkan kebocoran atau pipa yang pecah.
Kedua, kontaminasi air. Ketika pipa galvanis menimbulkan korosi, bahan korosi dan timbal dari
logam yang terpapar bisa saja meresap ke dalam persediaan air. Bila terjadi, mineral tersebut mulai
membentuk plak yang melapisi bagian dalam pipa. Seiring berjalannya waktu, plak mulai membatasi
aliran air rumah. Bahkan air dapat berubah warnanya.
Fluida adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua jenis zat yang mampu mengalir. Baik
berbentuk cair maupun gas, selama ia mampu mengalir maka dapat dikatakan fluida. Zat cair dan zat gas
memiliki sifat yang sama yaitu mampu mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Contoh fluida yang
biasa ditemukan yaitu air dan udara. Fluida cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan
mengikuti bentuk wadahnya sedangkan fluida gas tidak mempunyai bentuk yang tetap tetapi akan mengisi
seluruh wadah.
Densitas yaitu massa per satuan volume, lalu berat spesifik adalah berat per satuan volume.
2. Tekanan
Tekanan, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur (gauge pressure). Gauge
pressure adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir (1 atm).
3. Temperatur (suhu), Panas Spesifik (specific heat), Konduktivitas Termal, serta Koefisien Ekspansi
Termal
4. Kompresibilitas
Fluida dapat dibagi menjadi compressible fluid dan incompressible fluid. Secara umum, cairan
bersifat inkompresibel sedangkan gas bersifat kompresibel. Kemampuan suatu fluida untuk bisa
dikompresi dinyatakan dalam bulk compressibility modulus.
5. Viskositas
Menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding) diatas lapisan yang lainnya.
Definisi lain viskositas dikaitkan dengan ada atau tidaknya geseran (shear). Dengan begitu, viskositas
berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan tegangan geser yang terjadi pada partikel-partikel
fluida. Dalam hal ini, fluida dapat dibedakan menjadi viscous fluid dan nonviscous fluid. Sebetulnya,
semua fluida pasti memiliki viskositas berapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan
dapat diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai nonviscous fluid.
6. Tegangan Permukaan
Yaitu besarnya gaya tarik yang bekerja pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya ialah
intensitas daya tarik-menarik molekular per satuan panjang pada suatu garis manapun dari permukaan
fluida. Dimensi dari tegangan permukaan yaitu gaya / panjang.
Fitting adalah bentuk sambungan pipa yang digunakan dalam pembuatan saluran instalasi
pemipaan. Ada beberapa bentuk dalam sambungan pipa yang memiliki bentuk,diameter serta karakter
tersendiri,serta memiliki fungsi yang berbeda.
1. Elbow
Elbow adalah salah satu jenis fitting atau sambungan pipa yang berfungsi untuk membelokkan
suatu aliran fluida dengan menggabungkan dua buah pipa dalam satu elbow. Elbow memiliki bentuk
yang berbeda ada yang 90o dan adapula yang bersudut 45o
2. Tee
3. Reducer
Selain membelokkan dan membagi aliran menjadi dua arah,adapula fitting yang berfungsi untuk
menyambungkan dua pipa yang berbeda ukuran diameter pipa yang bernama reducer.
Istilah cap dan plug sering digunakan untuk menamai sebuah sambungan pipa yang berfungsi
untuk menutup ujung dalam sebuah pipa,tetapi terdapat perbedaan antara cap dan plug,yang mana cap
merupakan penutup aliran pipa yang dibuat untuk menutup aliran pipa secara permanen,sedangkan
plug adalah penutup aliran pipa dengan menggunakan drat.
CAP PLUG
5. Socket
Flanges merupakan komponen dalam pemipaan yang berguna untuk menggabungkan antara 2
equiqment pipa dengan valve atau element pipa dengan equiqment pipa yang lain, agar menjadi sebuah
kesatuan dengan merekatkannya menggunakan baut. Ada beberapa jens flange yang sering dijumpai
1. Slip on Flanges
Flange jenis ini yaitu hanya masuk sebagian ,sedangkan untuk bagian luar dan dalamnya akan di
las.
2. Socket Flanges
Flange jenis ini terdapat tahanan di sisi luar yang membuat pipa yang masuk kedalam tidak tembus.
3. Weldneck Flange
Flange jenis ini sering digunakan dalam industri,dikarenakan flanges ini dapat dipakai untuk
tekanan dan temperature yang rendah maupun tinggi.
5. Blind Flanges
Untuk flanges ini memiliki fungsi yang sama seperti fitting cap yaitu untuk menutup sebuah
aliran.
B. Valve
Valve merupakan komponen dalam pemipaan yang memiliki fungsi untuk mengontrol aliran fluida. Valve
banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada rumah kita menggunakan valve untuk
mengatur laju aliran air,pada industri gas biasa digunakan juga valve,tetapi ada beberapaa jenis valve yang
digunakan dalam fluida yang berbeda serta memiliki fungsinya masing masing,meskipun fungsi umumnya
yaitu untuk mengontrol sebuah aliran yang masuk.
1. Gate Valve
Valve jenis ini tidak bias membuka ataupun menutup aliran sebagian karena akan
mengakibatkan turbulensi, valve jenis ini harus terbuka penuh ataupun tertutup penuh.
2. Ball Valve
Valve jenis ini banyak digunakan pada instalasi air pada perumahan dikarenakan valve jenis ini
sangat sederhana di pasang maupun digunakan system dari ball valve ini menggunakan seperti bola di
dalam valve yang mana ketika diputar membuka maka bola didalam valve akan ada lubang yang
membuat air masuk.
Butterfly valve merupakan valve yang memiliki system bentuk menyerupai disk, system
pemakaiannya sama seperti ballvalve dengan mumutar putaran valve dan dapat membuka ataupun
menutup valve dengan cepat
4. Check Valve merupakan valve yang memiliki fungsi untuk mengalirkan valve hanya satu arah, agar
tidak terjadi kembalinya fluida ataupun back flow.
5. Globe Vavle
Valve jenis ini untuk penutupan secara rapat pada fluida gas.
6. Needle valve
Valve jenis ini dapat digunakan untuk fluida dengan tekanan dan temperature yang tinggi.
Valve jenis ini digunakan untuk fluida yang korosif,gas dan udara yang bertekanan.
C. Peralatan Mengulir
1. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepiT pipa yang akan dipotong ataupun di
kikir
2. Gergaji Besi
3. Senay
D. Pompa
Pompa adalah alat yang berfungsi sebagai alat penggerak atau pendorong fluida
dengan menggunakan gaya tekan yang menyebabkan fluida dapat dipindahkan. Terdapat
jenis jenis pompa yaitu
1. Pompa Reciprocating
Pompa ini bekerja dengan cara mengkonversi energi mekanis dari penggerak
pompa menjadi energi dinamis pada fluida. Perpindahan terjadi melalui elemen gea atau
crank. Yang arahnya memutar dan terdapat dorongan yang diberikan kepada piston dan
menekan fluida hingga dapat mengalir.
2. Pompa Rotary
Pompa ini bergerak secara rotasi,akibat dari rotasi tersebut akan membuat pompa
tersebut menghisal fluida. Pompa jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu
kelebihannya memiliki efisiensi yang tinggi dikarenakan udara yang dikeluarkan dari dalam
pipa keluar dengan alami , dan kekurangannya akibat sifat alaminya tadi menyebabkan
pompa diharuskan berputar dengan kecepatan yang rendah dan stabil.
Pompa ini terdapat sebuah impeller/seperti kincir ditengahnya ketikan fluida masuk
maka impeler tersebut akan berputar yang menyebabkan fluida akan mengalir pada sekitar
casing impeler, casing tersebut bertujuan untuk menurunkan kecepatan fluida tanpa
mengurangi kecepatan impeler,kemudian fluida tersebut akan terdapat gaya tekan yang
diberikan oleh casing sehingga fluida dapat keluar,pompa ini memiliki biaya yang rendah ,
dan berkecepetan tinggi serta tekanan yang seragam
4. Pompa aksial
Pompa ini sering disebut juga dengan pompa propeller karena pompa ini
menghasilkan tekanan dari propeller yang berputar terhadap fluida.
E. Kompresor
a. Kompresor Piston
b. Kompresor Rotary
Kompresor ini adalah jenis kompresor yang menggunakan mekanisme putar perpindahan
positif,digunakan sebagai pengganti kompresor piston, jika terdapat udara bertekanan tinggi atau
dengan volume yang besar.
a. Kompresor Sentrifugal
Kompresor jenis ini menggunakan gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh impeler dalam
mempercepat aliran fluida gas atau udara,yang di ubah menjadi peningkatan tekanan sehingga
fluida tersebut terdorong.
b. Kompresor Aksial
Kompresor jenis ini kompresor yang berputar secara dinamis dengan menggunakan rangkaian
kipas airfoil untuk menekan aliran fluida,ketika udara masuk akan cepat dikeluarkan tanpa perlu
dilempar kesamping layaknya kompresor sentrifugal ,biasanya kompresor jenis ini digunakan pada
mesin jet ,kapal dengan kecepatan tinggi.
F. VENTURI
Venturi Meter merupakan Pengukuran aliran dari alat primer ( alat ukur yang berfungsi sebagai
sensor) yang berfungsi untuk mendapat beda tekanan pada pipa. Sedangkan Manometer pipa U alat ukur
skunder yang berfungsi untuk menunjukkan aliran fluida yang akan diukur. Kerugian dari penggunaan alat
Venture juga digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung endapan padatan
Pada pipa dibawah 6 inches tidak tersedia
Segi ekonomis yang lebih mahal
Penerapan Hukum Bernouli
Suatu fluida yang bergerak dari titik A yang ketinggiannya h1 dari permukaan ke titik B yang ketinggiannya
h2 dari permukaan tanah.
Saat fluida berada diujung kiri fluida tersebut mendapat tekanan dari P1 dari fluida disebelah
kirinya, gaya yang diberikan ialah F 1 =P 1 A 1 sehingga kerja yang dilakukan oleh gaya ini
W1 = F1ΔX 1 = P 1 A 1 ΔX 1 = P 1 V
Fluida di bagian kanan akan memberi tekanan pada fluida ke arah kiri. Besarnya gaya akibat tekanan ini adalah
F2= -P2A2. Kerja yang dilakukan gaya ini
W2 = F2ΔX2 = P 2 A 2 ΔX 2 = P 2 V
Kerja total yang dilakukan oleh gaya di sebelah kiri dan sebelah kanan ini adalah
Wtotal = P 1 ΔV – P 2 ΔV = P 1 - P 2 V
W total = ΔU + ΔK
Pada Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi potensial per satuan volume dan tekanan,
energi kinetik per satuan volume, memiliki nilai yang sama di setiap titik sepanjang aliran fluida ideal. Persamaan
matematisnya, dituliskan
1
P + ρv1 2 + + ρgh = Konstan
2
2. venture jg sekarang dapat digunakan untuk menghitung kecepatan darah yang ada dalam
arteri
G. Orifice
Alat yanag menentukan jumlah (berat atau volume) per waktu melalui suatu
penampang tertentu adalah meteran laju. Macam meteran laju meliputi orifice, nosel,
meteran venture dan rootometer dan bendungan.
Satu set alat yang menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop yang
diletakkan disuatu pipa ialah orifice meter. Perbedaan tekanan karena adanya pressure drop
tersebut menghasilkan pengukuran laju aliran ( flow rate) . Metode pengukuran ini disebut
inferential atau rate meter. Jadi tidak langsung mengukur quantity fluida.
Jenis-jenis dari orifice meter yang banyak dipakai dan sudah memiliki standardnya,
adalah concentric, square edge, flange tap orifice meter. yang termasuk kedalam jenis flow
meter ini ialah orifice plate, Flow nozzle dan venturi tube. Agar dapat dipakai untuk
pengukuran, alat ini perlu di kalibrasi secara empiris. Yaitu sejumlah volume tertentu fluida
dialirkan dan dicatat pembacaanya untuk mendapatkan quantity standar bagi pegukuran
fluida yang lainnya. Tidak diperlukan kalibrasi kembali jika mengikuti mekanisme konstruksi
standar yang tepat.
Sistematika kerja meter orifis ialah aliran gas yang ada di dalam pipa yang
dipersempit lubang alirannya dengan orifice (lubang kecil), akan terjadi perbedaan
tekanan dan terjadi gesekan antara sebelum orifice ( upstream ) dan setelah orifice
( downstream ). Untuk menentukan beda tekanan tersebut digunakan alat ukur beda tekanan
dengan alat bellow atau merqury float.
𝑑0^2 𝑑02
K = [ 1 + 0,707 [ 1- ]^1/2 – ]^2
𝐷2 𝑑2
Kekurangan
2. Untuk pengukuran beda tekan pada alat flow meter melalui piring orifice
H. Tabung Pitot
Tabung pitot terdiri dari tabung dengan tikungan pendek, siku-siku, cairan
ditempatkan secara vertikal bergerak dengan bagian mulut membungkuk diarahkan hulu,
sedangkan tekanan, diukur dengan perangkat yang terpasang , tergantung pada aliran dan
dapat digunakan untuk menghitung kecepatan.
Pada lubang titik 1 aliran udara sejajar. Pada posisi 2 lubang dibuat cukup jauh dari
ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju dan
tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini laju aliran udara = V1 yang mengalir
bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) =
tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
Ketinggian dari titik satu dan titik dua perbedaanya tidak terlalu jauh sehingga bisa diabaikan
ketinggiannya. Prisip efek Venturi juga dipakai dalam perancangan Tabung Pitot. Hampir sama dengan
venturimeter perbedaanya ialah tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas/udara.
cara kerja tabung pitot apabila tabung pitot diletakkan dalam badan pesawat terbang digerakkan
dengan cepat sekali ke arah kanan sehingga udara akan bergerak dalam arah yang sebaliknya yakni menuju
arah kiri. awalnya udara akan masuk melalui lubang yang pertama, kemudian udara tersebut mengisi ruang
tersebut sampai penuh. Setelah udara yang melalui lubang pertama terisi dengan penuh maka udara
tersebut akan dalam keadaan diam. Udara yang melewati lubang kedua akan selalu mengalir, dan kecepatan
udara yang mengalir melalui lubang kedua jauh lebih besar daripada kecepatan pengaliran udaran yang
melalui lubang pertama
Kelajuan fluida di dalam tabung pitot dapat ditentukan dengan mengukur perbedaan tinggi permukaan
raksa di dalam manometer.
Karena udara yang mengalir melalui tabung pertama jauh lebih kecil maka v 1= 0
P1 + ½ ρ1(0)2 = P2 + ½ ρ1 v22
P1 = P2 + ½ ρ1 v22
Berdasarkan persamaan tekanan hidrostatis maka tekanan pada titik P dan Q sama, maka dapat dituliskan
persamaannya
P1=P2
P1 = P2 + ½ ρ1gh2 + ρ2gh2-ρ1gh1
P1 = P2 + ρ2gh2
P1 = P2 + ½ ρ1 v22
½ ρ1 v22 = ρ2gh2
Dapat menentukan jumlah pendingin suatu hotel yang sedang di kirim ke kamar
Pengaplikasian persamaan tabung pitot dapat diterapkan pada altimeter pesawat. Altimeter adalah
sebuah alat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut.
Kelebihan:
Kekurangan:
• Untuk mendapatkan hasil yang baik Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran
I. Rotameter
Pengertian Rotameter
Rotameter merupakan sebuah alat yang dapat mengukur tingkat aliran gas atau cair di tabung yang
tertutup. Rotameter termasuk kedalam kelas meter yang disebut variabel area meter, yang mengukur
berbagai laju aliran luas penampang fluida yang bergerak melaluinya, menyebabkan beberapa efek yang
dapat diukur. Rotameter terdiri dari tabung runcing, yang umumnya terbuat dari kaca, dilengkapi dengan
pelampung di dalamnya yang didorong oleh kekuatan aliran dan ditarik ke bawah oleh gravitasi. Tekanan
diggerensial menghasilkan gaya angkat, tekanan inilah yang menekan pelampung hingga naik ke atas yang
Gambar 2.Rotameter
Fluida masuk mengalir ke atas melalui tabung gelas yang berisi float yang dapat bergerak dengan
bebas. Metering float naik ke atas untuk menunjukkan besarnya aliran fluida, seperti terlihat pada gambar
gambar diatas. Angka 0 pada Kepala metering float menunjukkan bahwa valve yang terletak di bawah
meteran ini belum terbuka. Pipa-pipa yang dipasang rotameter berukuran ¼ - 3 inci standard.
Deskripsi Rotameter
1. Float
Umumnya berbentuk lingkaran jika dilihat dari atas dan float berbentuk bulat atau bentuk yang lebih
kompleks jika dilihat dari samping. Float ialah bagian yang letaknya berada di dalam fluida, yang akan
bergerak naik turun sebagai respon terhadap aliran fluida.
2. Metering Tube
Bagian dari body yang mengelilingi dan berisi float merupakan tube. Cross section area-nya
meningkat dari bawah ke atas.
3. Scale
Bagian dari meter yang memperlihatkan hubungan antara flow rate dengan posisi float adalah scale
5. Upper body
Untuk men-support outlet dari metering tube digunakan upper body.upper body ini biasanya
mencakup packing atau sealing device. Ia juga men-support koneksi outlet.
6 Lower Body
Lower body sama seperti upper body, tetapi letaknya di inlet metering tube.
7. Process Connection
Piping sistem dihubungkan dengan meter . Koneksi standar mencakup thred dan flange.
8. Accessories
Accessories meliputi switch yang akan dikontrol oleh posisi float, signal-transmitting device dan
check valve untuk mencegah terjadinya aliran balik. untuk mengontrol aliran, digunakan needle valve dan
constant differential relay untuk menstabilkan aliran.
Prinsip kerja
1. Rotameter atau area meter terdiri dari body dan float (yang bergerak bebas, posisinya bergantung
pada flowrate).
2. Rotameter atau area meter terdiri dari body dan float (yang bergerak bebas, posisinya bergantung
pada flowrate). keseimbangan gaya yang bekerja padanya akan menentukan posisi float. Karena
adanya Gaya gravitasi maka float kan tertarik ke bawah. Mengangkat fluida ke atas disebabkan oleh
adanya Gaya apung dan kecepatan yang berkaitan dengan gaya dinamika.
3. kekuatan aliran mendorong float gaya gravitasi menyebabkan tertarik kebawahnya float.
4. Karena Tinggi laju aliran volumetrik melalui peningkatan aliran kecepatan di daerah tertentu dan
kekuatan tarik, sehingga float akan terdorong ke atas.
5. Pengapung pada rotameter dibuat dalam berbagai macam bentuk, dengan bola dan ellipsoids yang
paling umum.
Persamaan yang digunakan pada Rotameter Penentuan Debit (Laju Alir)
Dari skala kalibrasi langsung dapat diukur langsung debit air. Bacaan ini umumnya tercatat dari titik akhir
tutup float.
𝑉𝑓 (𝑝𝑓−𝑝)𝑔
-∆P =
𝐴𝑓
Persamaan 1
g = gravitasi (m/s2)
Rotameter tidak memerlukan tenaga ataupun bahan bakar eksternal, hanya menggunakan sifat-sifat
yang ada pada fluida dan gravitasi, untuk mengukur laju aliran.
Rotameter juga memiliki perangkat yang sederhana yang dapat diproduksi secara massal dari bahan
murah, yang memungkinkan bisa digunakan secara luas.
Bagian aliran meningkat dan terjadilah float bergerak naik dalam tabung, maka skala adalah sekitar
linier.
Karena rotameter menggunakan gravitasi, maka rotameter harus selalu berorientasi vertikal ke atas,
dengan cairan yang harus mengalir ke atas.
Karena ketergantungan kepada kemampuan dari cairan atau gas untuk mengambang, keluaran dari
rotameter tertentu hanya akurat untuk suatu zat.
Karena indikasi aliran langsung resolusi relatif kurang dibandingkan dengan prinsip-prinsip
pengukuran lain. Pembacaan ketidakpastian akan semakin buruk bila dekat bagian bawah skala.
A. Persamaan Dasar
Fluida ideal adalah fluida yang digunakan sebagai model ideal yang bermanfaat untuk
mendapatkan perkiraan awal tentang sifat-sifat aliran fluida.
1. Tak termampatkan (tidak kompresibel), artinya tidak mengalami perubahan volume ketika diberi
tekanan
2. Tidak kental (non-viskos),artinya tidak ada gaya gesekan antara lapisan fluida satu dengan yang
lain
3. Alirannya tidak bergolak (non-turbulen),artinya memiliki aliran garis lurus (steamline)
4. Tak bergantung waktu (tunak atau steady state) , artinya kecepatan yang dialaminya konstan
pada titik tertentu dan membentuk aliran laminer (berlapis).
Debit
Debit adalah volume fluida (cair atau gas) yang mengalir per satuan waktu . debit dapat
dirumuskan sebagai berikut.
𝑉
Q=A x v atau Q=
𝑡
Keterangan :
t = waktu (s)
B. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit fluida yang memasuki pipa tersebut sama
dengan debit fluida yang keluar dari pipa. Persamaan kontinuitas atau kekekalan massa
merupakan hasil kali luas penampang (A) dengan kecepatan fluida (v) sepanjang pembuluh garis
arus selalu bersifat konstan. Untuk itu persamaan kontinuitas dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑚1 = ∆𝑚2
𝜌1 . 𝐴1 . 𝑣1 = 𝜌2 . 𝐴2 . 𝑣2
Karena sifat fluida yang inkompresibel atau massa jenisnya tetap (konstan), maka
persamaan tersebut menjadi:
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dengan kecepatan fluida
pada tiap-tiap titik sepanjang fluida tersebut mengalir merupakan konstan. Persamaan yang di atas
menunjukkan bahwa kecepatan fluida akan mengecil atau mengurang ketika melalui pipa lebar dan
bertambah atau membesar kecepatannya ketika melewati pipa yang sempit.
Laju alir massa atau mass flow rate adalah suatu fluida yang mengalir per satuan waktu.
Mass flow rate juga disebut fluks massa atau arus massa dimana dalam satuan internasional (SI)
satuannya adalah kilogram per detik (kg/s) dan simbol yang digunakan adalah (𝑚̇).
Menghitung laju aliran massa bertujuan untuk mengetahui massa suatu aliran yang mengalir
tiap detiknya yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran, jenis aliran, dan besar kecilnya penampang
yang dialiri oleh fluida tersebut.
Untuk menghitung jumlah laju aliran massa dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝑚̇ = 𝜌 ∙ 𝑣 ∙ 𝐴
Dimana :
𝑚̇ : Laju Aliran Massa (kg/s)
𝜌 : Massa Jenis (kg/m3)
v : Kecepatan Aliran (m/s)
A : Luas Penampang (m2)
Laju alir volumetrik dapat juga disebut volumetric flow rate atau yang lebih dikenal dengan
Debit adalah volume aliran yang mengalir per satuan waktu. Dalam satuan internasional (SI)
volumetric flow rate memiliki satuan meter kunik per detik (m 3/s) dan simbol yang digunakan
adalah (Q).
Menghitung debit aliran yang bertujuan untuk mengetahui jumlah aliran yang mengalir pada
suatu bidang atau luas dan seberapa cepat fluida tersebut mengalir disetiap detiknya. Debit aliran
dipengaruhi oleh besar kecilnya penampang yang dialiri dan juga kecepatan aliran tersebut.
Untuk menghitung laju aliran volimetrik (debit aliran) dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑄 =𝐴∙𝑣
Dimana :
Q : Debit Aliran (m3/s)
C. Persamaan bernouli
Asas bernouli
Asas bernouli menyatakan bahwa dalam pipa horizontal,tekanan fluida paling besar terdapat
dalam fluida dengan kelajuan aliran kecil, sedangkan tekanan paling kecil terdapat dalam fluida
dengan kelajuan aliran besar.
P = tekanan (N/m^2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m^3)
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
h = ketinggian pipa (m)
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah yang ada di dalam mekanika fluida yang di mana
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida tersebut akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli dimana yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik di dalam suatu aliran yang tertutup tersebut sama besarnya dengan jumlah energi di titik
lain pada jalur aliran yang sama. Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa yang mendatar,
tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil. Sebaliknya,
tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuannya paling besar.
Dimana :
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
p = massa jenis fluida (kg/m3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Aliran tak-termampatkan adalah suatu aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran massa jenis (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh dari
fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, alkohol,raksa dll. Persamaan
Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan sebagai berikut:
Dimana :
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang mempunyai ciri yaitu berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan
adalah sebagai berikut:
Dimana:
Q = energi potensial
=g.h
D. Kehilangan Tekanan
Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penurunan pada
tekanan dari satu titik di dalam sistem (misalnya suatu aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang
mempunyai tekanan lebih rendah. Pressure drop juga yang di mana merupakan hasil dari gaya-gaya
friksi terhadap fluida yang mengalir didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida untuk
mengalir.
Pressure drop juga didefinisikan sebagai suatu dua titik yang memiliki perbedaan tekanan
yang berasal dari jaringan pembawa cairan. Pressure drop terjadi karena suatu gesekan kekuatan,
yang disebabkan oleh suatu resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui
tabung. Dalam Penentuan utama pada resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan suatu
cairan yang dilalui pipa dan viskositas dari cairan tersebut. Pressure drop yang meningkat
sebanding dengan gesekan gaya geser dalam suatu jaringan pipa. Sebuah jaringan pipa yang
mengandung kekasaran yang relatif tinggi serta banyak pipa fitting dan sendi, konvergensi tabung,
divergensi, ternyata, kekasaran permukaan dan sifat-sifat fisik lainnya akan mempengaruhi
penurunan tekanan. Kecepatan dan viskositas yang tinggi menghasilkan penurunan tekanan yang
lebih besar di bagian pipa atau katup atau siku. Kecepatan yang rendah akan menghasilkan lebih
rendah atau tidak adanya penurunan pada suatu tekanan.
Pressure drop merupakan suatu hasil dari gaya yang terdapat pada fluida yang mengalir
didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan suatu fluida yang mengalir.
Untuk Persamaan pressure drop atau pressure loss karena suatu gesekan menurut hagen poiseuille
untuk aliran laminar didalam pipa horizontal adalah sebagai berikut :
𝑃1 = 𝜌𝑔ℎ1 + 𝑃0
𝑃2 = 𝜌𝑔ℎ2 + 𝑃0
2
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hilangnya tekanan atau pressure drop (P) antara lain adalah :
LG 2 RT
(p12-p22) = 4 f
DM
Terjadinya head loss mayor karena adanya gesekan antara aliran fluida yang mengalir dengan suatu
dinding-dinding pipa.Pada umumnya kerugian ini dipengaruhi oleh panjang pipa.Untuk dapat
menghitung head loss mayor ,jenis alirannya harus diketahui terlebih dahulu.Jenis aliran tersebut dapat
diketahui melalui Reynold number. Persamaan yang digunakan untuk menhitung head loss mayor
Diagram Moody biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran pada fluida di dalam
pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy – Weisbach. Untuk aliran laminar,
bilangan Reynold kurang dari 2300, faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, menurut
Streeter (1992) dinyatakan dengan rumus:
64
𝑓=
𝑅𝑒
Sedangkan untuk aliran turbulen nilai faktor pada suatu gesekan yang diperoleh dengan
menggunakan diagram moody sebagai fungsi dari angka Reynold ( Reynolds Number ) dan kekasaran
relative ( Relative Roughness) yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai fungsi dari nominal
diameter dan kekasaran permukaan pada pipa ( e ) yang tergantung dari jenis material pipa.
Untuk menentukan koefisien gesekan (f), persamaan koefisein gesek yang diberikan balsius
berfungsi untuk pipa halus pada batasan angka bilangan Reynolds tertentu. Jenis aliran juga mempengaruhi
koefisien gesek, untuk aliran laimner (bilangan Reynolds kecil),
64
𝑓=
𝑅𝑒
Berdasarkan penelitian Blasius, mengemukakan koefisien gesekan f untuk pipa halus:
0,316
𝑓=
𝑅𝑒 0.25
Nikuradse melakukan percobaan tentang pengaruh kekasaran pipa. Percobaan tersebut meliputi daerah
yang terdapat aliran laminar dan turbulent sampai pada angka Reynoldsnya mencapai Re = 106, dan untuk
nilai k/D yang bervariasi antara 0.0333 sampai 0.0009. jadi hasil percobaan merupakan hubungan antara f,
Re dan K/D
Untuk menetukan nilai koefisien gesek (f) untuk aliran yang melalui pipa hidraulis licin dan untuk aliran pipa
kasar,yaitu:
1 𝑅𝑒 √𝑓
pipa hidraulis licin : = 2𝑙𝑜𝑔
√𝑓 2,51
1 3,7 𝐷
aliran pipa kasar : = 2 𝑙𝑜𝑔
√𝑓 𝑘
Untuk aliran didaerah transisi, gabungan dari persamaan diatas,
1 𝑘 2,51
= −2 𝑙𝑜𝑔 +
√𝑓 3,7 𝐷 𝑅𝑒 √𝑓
Untuk menentukan kehilangan energi yang primer dapat menggunakan persamaan Hazen-Williams
10,666 𝑥 𝑄1,85 𝑥 𝐿
𝐻𝑓 = (𝑚)
𝐶 1,85 𝑥 𝐷4,85
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya Head loss minor yaitu sambungan pipa
(fitting) seperti katup ( valve ) , belokan (elbow) , saringan ( strainer ), percabangan (tee ) ,losses pada
bagian entrance, losses pada bagian exit atau keluaran, pembesaran pipa (expansion), pengecilan pipa
(contraction ) , dan sebagainya.
Untuk menghitung Head loss minor dapat menggunakan rumus sebagi berikut:
keterangan :
n = jumlah komponen minor losses
v = kecepatan fluida (m/s)
k = koefisien minor losses
L = panjang pipa ( m )
1. Elbow
2. return bends
3. Tees
Lanjutan.
NO. KOMPONEN KL
5. Valves
Gate, ¾ closed 17
E. Viskositas
Viskositas adalah suatu ukuran hambatan pada aliran yang ditimbulkano\ oleh fluida bila
fluida tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya disebut sebagai "kekentalan". Viskositas
menggambarkan suatu penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat sebut sebagai sebuah cara
untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, berbeda dengan minyak sayur
memiliki viskositas tinggi.
Besar F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v
untuk luas A dan letaknya pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak dinyatakan oleh
penurunan rumus :
F=ηA
Keterangan :
η = koefisien viskositas
Av = besar gaya F yang dibutuhkan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
y = jarak dari permukaan yang tidak bergerak
1. Air mengalir dalam sebuah pipa yang berdiameter 6cm ,berkecepatan 1,5 m/s. Berapa
kecepatan air dalam pipa yang berpenampang dengan diameter 3cm,jika pipa ini
dihubungkan dengan pipa pertama dan semua pipa penuh.
Jawab:
Q1=Q2
A1.v1=A2.v2
0,002826 cm2 x 1,5 m/s = 0,0007065 cm2 x v2
0,004239 m/s = 0,0007065 v2
v2= 6m/s
1
A1= π 𝑑12
4
= 0,25 x 3,14 x (0,06 cm )2
= 0,25 x 3,14 x 0,0036 cm2
= 0,002826 cm2
1
A2= π 𝑑22
4
= 0,25 x 3,14 x (0,03 cm )2
= 0,25 x 3,14 x 0,0009 cm2
= 0,0007065 cm2
2. Sebuah pipa dengan penampang 2 𝑐𝑚2 dialiri air dengan kecepatan 2m/s. Hitunglah berapa
𝑐𝑚3 dapat dialirkan tiap menitnya dan berapa kecepatan alir air bila pipa dihubungkan.
Jawab :
𝑉
Q=
𝑡
𝑉
A. v =
𝑡
𝑉
0,0002 m2 x 2m/s = =
60 𝑠
𝑉
0,0004 m3 =
60
V= 0,24 m3
3. sebuah pipa lurus menuju dua macam penampang, masing-masing 0,1 m2 dan 0,05 m2.
Pipa tersebut diletakan miring ,sehingga penampang kecil berada 2m lebih tinggi dari pada
penampang besar. Tekanan air pada penampang kecil adalah 2 x 10^5 Pa. Dan laju air pada
4. Pipa berjari-jari 15cm disambung dengan pipa lain yang berjari-jari 5cm. Keduanya dalam
posisi horizontal. Apabila kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 1m/s pada tekanan 105
N/m2 dan massa jenis 1.000 kg/m3,maka tekanan pada pipa yang kecil adalah...
Jawab:
A1. v1= A2. v2
152 x 1= 52 x v2
𝑣2= 9 m/s
5. aliran air sepanjang pipa horizontal dengan luas penampang 40cm2 menuju pipa dengan
diameter lebih kecil dengan luas penampang 15cm2. Ketika air memasuki pipa dengan
diameter besar, air memiliki kecepatan 3 m/s. Jika tekanan di bagian pipa besar 5 x 10^-4
pa, maka besar tekanan air pada bagian pipa dengan penampang kecil sebesar... kPa
jawab :
6. tetesan hujan dengan jari-jari 0,3 mm jatuh di udara. Jika massa jenis udara 1,29kg/m3 dan
koefisien viskositas fluida 1,8x10−5 kg/s serta percepatan gravitasi 9.8m/s2, maka kecepatan
maksimum tetes hujan adalah
jawab :
7. Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang memiliki koefisien
viskositas 110 × 10−3 N.s/m2. Tentukan besar gesekan yang dialami kelereng jika bergerak
dengan kelajuan 5 m/s!
jawab
Data:
r = 0,5 cm = 5 × 10−3 m
η = 110 × 10−3 N.s/m2
ν = 5 m/s
Ff =.....
Benda yang bergerak dalam fluida akan mengalami gesekan. Besar gesekan yang terjadi jika
benda bentuknya BOLA dirumuskan:
dimana
Ff = gaya gesekan di dalam fluida
η = koefisien viskositas fluida
r = jari-jari benda
ν = kecepatan gerak benda
8. Sebuah gotri yang berjari-jari 5,5 × 10−3 m terjatuh ke dalam oli yang memiliki massa jenis
800 kg/m3 dan koefisien viskositasnya 110 × 10−3 N.s/m2. Jika massa jenis gotri 2700 kg/m3,
tentukan kecepatan terbesar yang dapat dicapai gotri dalam fluida!
jawab
Data:
Bendanya gotri, berbentuk bola.
r = 5,5 × 10−3
ρb = 2700 kg/m3
Fluidanya oli.
ρf = 800 kg/m3
η = 110 × 10−3 N.s/m2
νT =.....?
Kecepatan terbesar yang dicapai gotri dalam fluida dinamakan kecepatan terminal atau ν T.
Rumus kecepatan terminal untuk benda berbentuk bola: