DISUSUN OLEH:
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam
fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan
bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Sifat fluida dapat dinyatakan dengan bermacam-macam parameter. Parameter
sifat fluida yang dibicarakan adalah sifar fluida yang berperan dalam aliran fluida.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan
hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan
tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya
sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida
tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan
variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible. Zat cair
biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai
zat yang compresible.
BAB II
ISI
Fluida adalah suatu zat yang tak dapat menahan distorsi terus menerus
sehingga bentuknya selalu berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Fluida yang
sebenarnya adalah cairan dan gas, tetapi sekarang padatan pun dapat digolongkan
sebagai fluida bila padatan itu berupa butiran-butiran kecil (serbuk). Pada umumnya
transportasi fluida lebih mudah bila dibandingkan dengan zat padat.Untuk memilih
alat-alat yang akan dipergunakan untuk pengaliran fluida perlu diperhatikan sifat
fisis dan kimia dari fluida tersebut, serta kondisi pengerjaannya. Sifat-sifat fisis dan
kondisi yang dimaksud adalah:
1. Apakah fluida itu bersifat korosif atau tidak
2. Bagaimana kekentalan dari fluida tersebut
3. Apakah fluida itu mengandung bagian-bagian bagian kecil zat padat atau tidak
4. Berapa tekanan kerjanya
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di
dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan
bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada
temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika
densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang
relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka
terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan
compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas
umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
2.1 Pipa dan Tube
2.1.1 Perbedaan Pipa dan Tube
Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi
pengaliran.
2. Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang
digunakan.
Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat
dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran
dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa
berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40
ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang
panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding
pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa
disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld),
sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare
fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik
ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las,
cor (casting), dan piercing.
2.1.6 Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
1. Joints: merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari
material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
2. Fitting: merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga
sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan
jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin
keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi
lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3 12.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
a. Close nipple
b. Short nipple
c. Long nipple
d. Coupling
e. Union
f. Elbow street
g. Elbow tee
h. Reducer
i. Plug
j. Cross
k. Cap
l. Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari
2. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan
flange dilakukan dengan cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal
dan diikat bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini diikat
ke pipa dengan cara screw atau welding.
Macam macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada
sambungan, yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint,
full face, dan knife eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam
sambungan adalah sambungannya yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena
konstruksinya yang akan menjadi berat karena berat flange itu sendiri.
Kekuatan sambungan menggunakan flange ini tergantung dari penggunaan
gasket yang disisipkan diantara kedua flange.
Macam macam tipe gasket :
a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket
yang lunak seperti gabus atau karet.
b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket
yang keras seperti Pb, Cu, Al, dan Baja.
c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak
menggunakan gasket tetapi sambungan antara flange diperkuat.
3. Welding ( las )
a. Las
Digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2,
dan merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan
tekanan tinggi. Macam macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding.
Keuntungan dari sambungan menggunakan metode las yaitu :
1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding
pipa.
2. Murah dan tahan kebocoran.
3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali
dengan memotong atau merusak sambungan tersebut.
b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya
disambung dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka
sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan
menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur bahan solder
(remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan
adalah timah.
c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga
untuk menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya
digunakan adal tembaga atau perak.
2.2 Valve
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran
dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan
menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada
satu arah saja. Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe
valve.
Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa
ehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya
menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis
yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke
selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak
cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan
terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai
pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang
valve, sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida
mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya,
penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran
dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan
menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi
pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang paling sering digunakan:
2.3 Pompa
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas
(fan), blower (penghembus) dan kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat.
Misalnya pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-
msin untuk memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk
memindahkan zat cair, sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk
menambahkan energi pada gas. Kipas membuang gas (biasanya udara) dalam volume
besar ke ruang terbuka atau talang besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan
rendah dan tekanan yang dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air saja.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik
yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan menjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan
priming.
1. Priming
Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa
VHCP agar dapat terjadi aliran. Cara-cara priming :
1. Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung
2. Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum.
Keadaan vakum ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau
menggunakan jet ejektor.
2. Head
Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan
neraca energi dari sistem aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari
setiap head adalah energi per satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-
gr/gr. Secara umum satuan yang biasa dipakai adalah satuan panjang dari
kolom fluida, ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :
1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara
permukaan liquid dengan pusat pompa (Z). Berdasarkan perbedaan dengan
posisi pompa, maka static head dibedakan atas : static head dan static
discharge head.
2. Dynamic Head ; terdiri dari :
Tekanan pada discharge yang diinginkan
Velocity discharge yang diinginkan
Hf pada sistem (friksi)
Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat air
fluida, seperti velocity head, pressure head, dan friction head (energi yang
diakibatkan oleh adanya kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau energi
yang hilang karena adanya friksi dari fluida).
Net Positive Suction Head (NPSH)
Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan
tekanan uap likuid, yang dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga NPSH
yang dikenal, yaitu : NPSH available (NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk
karena sitem pengaliran fluida., dan NPSH required (NPSHreq) yaiutu NPSH
yang tentukan oleh pabrik pembuatnya.
Dimana :
PB = tekanan pada pompa inlet
PB, = tekana upa dari liquid
Harga NPSHav harus lebih besar dari NPSHreq. Bila hal ini terjadi
kebalikannya, maka akan terjadi pemutusan aliran ( aliran tidak ada ). Bila P B>
PB, maka harga NPSHav positif.
Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB> PB maka harga NPSHav
akan negatif sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi
penguapan akan terjadi : pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa.
Besarnya PB dan PB tergantung dari jenis dan rancangan pompa.
3. WHP dan BHP
WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh
fluida keluar dari suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan
BHP (brake horse power) adalah tenaga yang digunakan untuk mengerakan
pompa, yang berasal dari steam atau power.
4. Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop
sehingga ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena
harga NPSH = 0. Hal ini terjadi karena :
1. Static suction lift bertambah (Zb>>)
2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet
(Hfs>>)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri,
misalnya: pemompaan dari vessel yang vakum.
Tanda-tanda kavitasi :
1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga
karakteristik pompa akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan
operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.
3. Pompa Membran
a. Cara kerja
Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah
pompa disebabkan oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa
torak, pompa membran dapat digunakan sebagai kerja tunggal dan kerja
ganda, dan juga memberikan aliran cairan yang terputus-putus.
b. Kegunaan
Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa
kepala kucing) dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.
Rotary Pump
Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi
rotasi. Fluida di trap dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu
digerakkan ke outlet dan ditekan ke luar discharge line. Ciri dari pompa
jenis ini adalah :
Tidak mempunyai check valve
Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.
Macam-macam tipe dari rotary pump :
1. Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit
2. Gear Pump : tipe external dan internal gear pump
3. Screw Pump : one screw dan double screw pump
4. Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump
5. Sliding vane : untuk liquid sedikit volatil, dan untuk operasi vakum
6. Bucket vane : untuk non-volatil, sebanyak 1500 gpm fluida pada
500 psia
Fluida dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan
dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada
umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam
panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam
bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam
biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tabung licin.
Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens
(flange), atau las (weld), sedangkan tabung disambung dengan sambungan kompresi
(compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tabung
biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam
biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan
bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan
menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada
satu arah saja. Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe
valve.
Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan dengan
pompa, kipas, blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan
energi mekanik fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan, atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan
energi tersebut adalah dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang
diberikan dengan gaya dari luar.
DAFTAR PUSTAKA