Anda di halaman 1dari 31

PEMBUATAN

BIOGAS DARI
SAMPAH ORGANIK
OLEH :
GHENDIS EKAWATI AYU (120405022)
ARDIAN SYAHPUTRA (120405028)
GILANG RAMADHAN HUTAURUK (130405095)
LATAR BELAKANG
Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan po
Komponen Biogas dari Berbagai Sumber
Senyawa Residu
Sampah Kota Kotoran Hewan
Pertanian
Methana 54-74% 57,7 % 50-70%
Karbon dioksida 27-45% 32,8% 48,2%
Oksigen 0,1% 1,5% 0,1%
Nitrogen 0,5-3% 7,8% 1,34%

Fairus, dkk.,
2011
BIOGAS
Biogas diproduksi dengan bantuan bakteri
dengan cara
biodegradasi bahan-bahan organik dengan
kondisi
tanpa oksigen (Vij, 2011).
KOMPONEN BIOGAS
Komponen Konsentrasi (dalam volume)
Metana (CH4) 55-60 %
Karbon dioksida (CO2) 35-40 %
Air (H2O) 2-7 %
Hidrogen Sulfida (H2S) 20-20.000 ppm (2%)
Ammonia (NH3) 0-0,05 %
Nitrogen (N) 0-2 %
Oksigen (O2) 0-2 %
Hidrogen (H) 0-1 %

(Vij, 2011)
PROSES PEMBUATAN
BIOGAS
Aerobic Digestion

Vij, 2011
AKTIFITAS ANAEROBIK
Proses anaerobic digestion berlangsung dalam
4 tahap
1. Proses hidrolisis
2. Proses acidogenesis
3. Proses acetogenesis
4. Proses methanogenesis
(Zunpancic dan grilc, 2012)
PROSES HIDROLISIS
Hidrolisis adalah dekomposisi bahan organik polimer seperti
protein,
karbohidrat dan lemak menjadi monomer yang mudah larut
seperti
glukosa, asam lemak, dan asam amino yang dilakukan oleh
sekelompok
bakteri penghidrolisis seperti Steptococci,Bacteriodes, dan
beberapa jenis
Enterobactericeae (Fairus, dkk., 2011)
PROSES ACIDOGENESIS
Proses acidogenesis adalah dekomposisi
monomer
organik menjadi asamasam organik dan alkohol.
Pada
proses ini, monomer organik diuraikan lebih
lanjut oleh
acidogenic bacteria (Desulfovibrio) menjadi
asam-asam
organik seperti asam format, asetat, butirat,
propionat,
laktat,ammonia, serta dihasilkan juga CO2, H2,
PROSES ACETOGENESIS
Proses acetogenesis adalah perubahan asam
organik
dan alkohol menjadi asam asetat. Pada proses
ini
senyawa asam organik dan etanol diuraikan
acetogenic
bacteria menjadi asam format, asetat, CO2, dan
H2
PROSES
METHANOGENESIS
Pada proses metanogenesis terjadi proses
pengubahan dari asam asetat menjadi
metana dengan produk samping berupa
karbon dioksida dan air. Pada tahap ini pH
dipertahankan antara 6,5 dan 8.

Bakteri methanogenesis dapat ditemukan di


daerah
rawa-rawa, rumen hewan, air limbah dan lain-
lain
(Karki,
JENIS-JENIS SUBSTRAT UNTUK PROSES
PEMBUATAN BIOGAS
Sampah
Sisa makanan
Limbah dari sisa industri makanan
Pupuk dari sapi, babi dan lainnya
Limbah dari pertanian
Tumbuhan dan tanaman seperti rumput
(Briseid, 2008)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES FERMENTASI ANAEROBIK
Komposisi Umpan
Kadar Air
Ukuran dan Densitas Umpan
Derajat Keasaman (pH)
Temperatur
(Fairus, dkk., 2011)
Uji Pembentukan Biogas dari Substrat
Sampah Sayur dan Buah dengan Ko-
Substrat Limbah Isi Rumen Sapi

Yenni, Yommi Dewilda dan Serly Mutia Sari.

Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan


Universitas Andalas dan Laboratorium
Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Andalas.

Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1): 26-36


Latar Belakang
Pada zaman global saat ini energi merupakan
persoalan yang krusial di berbagai belahan
dunia. Peningkatan permintaan energi yang
disebabkan oleh pertumbuhan populasi
penduduk, menipisnya sumber cadangan
minyak serta permasalahan emisi dari bahan
bakar fosil. Selain itu, peningkatan harga
minyak dunia per barel juga menjadi alasan
yang serius yang menimpa banyak negara di
dunia terutama Indonesia.
Metodologi Percobaan (1)
1. Persiapan Alat
Digester yang digunakan adalah tipe
floating drum dengan pertimbangan
pemilihan ini adalah untuk
memudahkan perhitungan volume
biogas yang terbentuk setiap hari
selama proses fermentasi.
Metodologi Percobaan (2)
2. Persiapan Bahan
Bahan berupa sampah sayur dan buah
(substrat), limbah isi rumen sapi (ko-
substrat). Pada tahapan ini dilakukan
uji pendahuluan berupa pengujian
rasio C/N dan kadar air substrat dan
ko-substrat. Bahan-bahan tersebut
dicampur sebagai bahan isian dan
dimasukkan ke dalam digester
sebanyak 2/3 volume digester.
Metodologi Percobaan (3)
3. Pembuatan Biogas
Proses dilakukan pada temperatur 22-
31,7 oC dengan waktu proses selama
30 hari.
Dilakukan pemantauan pH 1 kali
dalam 5 hari dengan pH indikator
Dilakukan pemantauan temperatur 1
kali dalam 5 hari dengan termometer
Dilakukan pemantauan level kenaikan
pengumpul gas dengan mengamati
Metodologi Percobaan (4)
4. Penentuan Volume dan Komposisi
Biogas
Pengukuran komposisi biogas
secara kuantitatif dengan metode
absorbsi gas
Pengukuran komposisi biogas secara
kualitatif dengan uji nyala

5. Penentuan Kondisi Akhir Bahan Isian


(setelah 30 hari)
Hasil dan Pembahasan (1)
1. Uji Pendahuluan
Hasil dan Pembahasan (2)
2. Penentuan Komposisi Bahan Isian
Digester
Hasil dan Pembahasan (3)
3. Perbandingan Volume Biogas yang
Terbentuk
Hasil dan Pembahasan (4)

Grafik 2 Perbandingan Nilai pH Digester Kontrol dan Uji


Hasil dan Pembahasan (5)

Grafik 3 Perbandingan Temperatur Digester Kontrol dan Uji


Hasil dan Pembahasan (6)
4. Perbandingan Komposisi Biogas dengan Uji
Kuantitatif
Hasil dan Pembahasan (7)

Grafik 5 Perbandingan Uji Kuantitatif II Biogas Digester Kontrol


Hasil dan Pembahasan (8)
5. Perbandingan Komposisi Biogas
dengan Uji Kualitatif

Pada pengujian ini didapat biogas


yang dapat langsung dibakar dan
menghasilkan warna biru.
Hasil dan Pembahasan (9)
6. Kondisi Rasio C/N dan Kadar Air Bahan Isian setelah
Fermentasi

Grafik 6 Perubahan Kondisi Bahan Isian Digester Kontrol


Hasil dan Pembahasan (10)

Grafik 7 Perubahan Kondisi Bahan Isian Digester Uji


KESIMPULAN
Sampah organik merupakan suatu peluang yang dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk
mengurangi limbah yang dihasilkan. Namun proses
pembuatan biogas dari sampah organik ini belum
sepenuhnya dapat diterapkan di Indonesia karena
beberapa faktor, salah satu faktornya adalah kurangnya
kesadaran masyarakat dalam memilah sampah yang
akan dibuang, sehingga kurang efisien dalam
penyediaan bahan baku.

Dari contoh penelitian yang dilakukan didapat kesimpulan


Digester uji menghasilkan biogas dengan volume
79,88% lebih besar dibandingkan digester kontrol,
sekaligus memperbaiki kualitas biogas dengan volume
gas CH4 7 kali lebih besar dibandingkan biogas digester
kontrol. Penambahan ko-substrat limbah isi rumen sapi
DAFTAR PUSTAKA
Vij, Suyog. 2011. Biogas Production From Kitchen Waste. Seminar Report.
Department of Biotechnology and Medical Engineering. National Institute of
Technology. Roukela.
Briseid, Tormod. 2008. Biogas Production from Organic waste : Applications
for Small Communities. Bioforsk. Development of Renewable Sources of Energy in
Northwest Russia: Possibilities and Perspectives, Murmansk, 1. 2. April 2008.
Fairus, Sirin., Salafudin., Lathifa Rahman dan Emma Apriani. 2011. Pemanfaatan
Sampah Organik Secara Padu Menjadi Alternatif Energi : Biogas dan Precursor
Briket. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta. ISSN
1693 4393
Yenni, Yommi Dewilda dan Serly Mutia Sari. 2012. Uji Pembentukan Biogas dari
Substrat Sampah Sayur dan Buah dengan Ko-Substrat Limbah Isi Rumen Sapi. Jurnal
Teknik Lingkungan UNAND 9 (1): 26-36 (Januari 2012), ISSN 1829-6084.
Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas dan Laboratorium
Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas: Padang
Zunpancic, Gregor D dan Viktor Grilc . 2012. Anaerobic
Treatment and Biogas Production from Organic Waste.

Anda mungkin juga menyukai