Nominal pipe size (NPS) adalah metode untuk memberi nama suatu pipa berdasarkan ukuran
diameternya, lebih tepatnya diameter nominal pipanya dan bukan diameter sebenarnya. Seperti pernah
di singung dalam sejarah dan teori dasar pemipaan, bahwa ukuran pipa di nilai dari ODnya yang
terkadang nilainya tidak sama dengan OD actual pada pipa. OD pipa bisa mencapai ukuran 78 inc, yaitu
kira kira setinggi 1.8 meter jadi orang dewasa bisa masuk dengan mudah ke dalam pipa tersebut.
NPS merupakan istilah yang banyak digunakan di Amerika utara dengan satuan inci. Ada satu
terminology yang juga menunjukan diameter suatu pipa selain NPS, yaitu DN. DN yang memiliki
kepanjangan Diameter Nominal adalah sama sama menunjukan diameter suatu pipa, bedanya dengan
NPS, Diameter Nominal mengunakan satuan millimeter dan banyak digunakan oleh Negara Negara di
eropa.
Nilai schedule pada pipa telah di tentukan oleh ASME, namun yang paling terlihat bedanya yaitu ketika
digunakan material stainless steel dengan yang tidak. Untuk material stainless steel, biasanya
mendapatkan akhiran huruf "S" pada schedulenya. Pipa stainless steel tersedia dalam schedule 5S, 10S,
40S dan 80S. Sedangkan untuk pipa carbon steel tersedia dalam schedule 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100,
120, 140, 160, STD, XS dan XXS.
Pada umumnya ketebalan pipa mempunyai schedule 40, yaitu sama nilainya dengan schedule STD untuk
pipa 1/8 sampai dengan pipa ukuran 10 inc. Sedangkan Nilai Schedule Extra strong (XS) dengan schedule
80 memiliki ukuran tebal yang sama sampai dengan pipa ukuran 8 in, pipa yang lebih besar dari itu
ukuran tebalnya akan sama sebesar 12.7 mm. Sedangkan schedule XXS ukurannya lebih besar daripada
schedule 160.
Kalau OD sudah, tebal sudah, kira kira apa lagi yang kurang untuk menunjukan dimensi suatu pipa? yaitu
panjangnya. Untuk menyebut satuan panjang pipa, biasanya kita mengenal dengan istilah spool. Satu
spool pipa umumnya memiliki panjang 20ft atau sekitar 6 m untuk pipa carbon steel. Di samping itu, ada
pula pipa yang ukuranya lebih panjang lagi, duakali panjang pertama, yaitu 12 meter. Kita mengenalnya
dengan sebutan dobel random length, umumnya banyak digunakan pada piperack.
Karena pipa panjangnya terbatas, maka untuk membentuk suatu rootingan tertentu di perlukan metode
penyambungan antar pipa. saya sudah membahasnya di jenis sambungan antar pipa.
Bagaimana menyambungkan Antara satu pipa dengan pipa yang lain? Pernah terpikir tidak pertanyaan
tersebut. Lalu ada berapa jenis sambungan tersebut?
Pipa, tidak seperti selang yang kita dapat membelinya berapa pun panjangnya. Satu potong pipa,
istilahnya spool, harus disambung dengan spool lainya supaya dapat membentuk roting yang kita
inginkan. Akhirnya dapat membentuk sebuah jalur pipa yang kita rencanakan, sebuah system piping
atau bahkan pipe line. Lalu apa bedanya piping dengan pipline?
Untuk menyambungkan pipa satu dengan yang lain biasanya kita mengenal dengan cara pengelasan.
Padahal, sambungan pipa satu dengan pipa lainya tidak hanya dengan las lasan saja, Ada beberapa
macam jenis sambungan lain. Yang tentunya, kesemua sambungan pipa tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan masing masing. Adapun beberapa jenis sambungan pipa adalah :
Sesuai namanya, maka untuk menyambungkan dua buah pipa ia mengunakan las. Tipe sambungan pipa
jenis ini cocok untuk pipa yang berukuran besar, ketahanan atas kebocorannya cukup bagus,
sambunganya dapat di cek kualitasnya mengunakan radiograpy.
Namun kelemahannya, jenis sambungan akan mempengarhui aliran fluida. Karena las-lasan yang berada
di dalam pipa, tidak bisa kita control atau kita bersihkan. Disamping itu, sebelum pipa kita sambung, kita
butuh persiapan seperti membentuk groove terlebih dahulu.
Jenis sambungan ini banyak digunakan dalam system pemipaan. biasanya yang tidak mengunakan
sambungan ini kalau di utility water, misalnya untuk bersih bersih, karena di kawatirkan air akan
tercampur logam dari lasan tersebut, bisa berbahaya nanti kalau di airnya gunakan untuk mencuci
muka.
Keuntungan sambungan soket adalah lebih mudah di paskan (alighment) daripada yang welding, karena
tinggal memasukan pipa ke pipa yang lain. Lalu keuntungan kedua, tidak ada material dari las di dalam
pipa, jadi pipa ini bersih.
Kelemahannya, karena pemasangan ini dimasukan dari pipa satu ke yang lain, jadi bisa terjadi celah
diantara pipa. Hal ini dapat menyebabkan korosi, jadi untuk pengunaan pipa yang korosif tidak dapat
memanfaatkan sambungan jenis ini.
Sambungan jenis ulir ini, seperti halnya pada pipa pipa ledeng. Ia mengunakan ulir untuk merekatkan
dua pipa. keuntugan mengunakan sambungan ulir ini, ia mudah di aplikasikan di lapangan dan ia bisa di
aplikasikan manakala pengelasan tidak di ijinkan karena dapat menimbulkan bahaya
kebakaran misalnya.
Kerugiannya, sambungan bisa saja bocor kalau seal (perapat) yang digunakan tidak baik. Tidak dapat di
gunakan untuk service yang korosif. Kekuatan pipa turun karena ulir sudah memakan ketebalan pipa.
Sambungan dengan mengunakan flange juga banyak digunakan dalam system pemipaan. Sambungan
flange adalah sambungan yang mengunakan flange sebagai koneksi yang menghubungan atar pipa satu
dengan pipa yang lain. Lalu kenapa digunakan flange?
Flange adalah mekanisme pengencangan yang tidak permanen, ia bisa di bongkar dan dipasang dengan
memanfaatkan baut sebagai media pengencang. Pipa yang mengunakan flange sebagai sambungannya,
biasanya pipa tersebut nantinya akan dilakukan maintenance, jadi agar mudah di bongkar dan dipasang
kembali.
Flange yang digunakan untuk menyambungkan antar pipa pun akan berbeda beda jenisnya, untuk
memperdalam hal tersebut, anda bisa membaca artikel jenis jenis flange.
Sambungna tipe spigot ini adalah dengan memasukan pipa satu ke pipa lainya, mirip dengan soket.
Seperti apa jenis sambungan ini? kalau kita melihat disamping kanan atau kiri jalan ada galian, biasanya
pipa yang di pasang, atau bahkan beton, mengunakan sambungan tipa ini.
Karena desain dan pengerjaan yang bagus, sambungan ini sangat baik untuk kedapan air dan mudah
untuk di pasang di lapangan. Keuntungan lainya, tipe sambungan ini dapat mengakomodir mis-aligment
(pemasangan pipa yang tidak lurus) sampai dengan 10 derajat. Sisi lain, kelemahan sambungan tipe ini
adalah ia hanya mampu untuk menahan pressure yang rendah.
Buttress biasanya digunakan untuk pipa non metal, jenis sambungan ini memanfaatkan flange namun
tidak di las, jadi semacam slip-on jenis flangenya. pertanyaannya, kenapa di gunakan pipa non metal?
karena bisa jadi fluida yang di gunakan sangat korosif, sehingga kalau di gunakan metal akan banyak
mengikis.
Untuk melengkapi pemahaman anda, ada baiknya membaca jenis jenis flange supaya anda bisa
membandigkan, soalnya ada sedikit kemiripan. Dan ilmu dalam EPC memang akan saling melengkapi
satu dengan yang lain. Lewat artikel yang singkat ini, semoga anda lebih memahami jenis sambungan
antar pipa
Flange di bagi dalam berbagai jenis, perbedaan jenis-jenis flange ini salah satunya adalah berdasarkan
facenya, seperti yang pernah saya bahas di artikel type flange berdasarkan facenya. Kali ini saya akan
berbagi mengenai perbedaan jenis flange dari kategori yang lain.
Jenis flang berdasarkan ratingnya
Flange atau yang memiliki nama lain forging (untuk jenis yang self reinforcement), dapat di bagi menjadi
beberapa jenis bila di lihat dari ratingnya. Yaitu flange rating 150#, 300#, 600#, 900#, 1500# bahkan
sampai 2500#. Pembagian flange dari jenis ratingnya dikarenakan flange tersebut bekerja dalam
pressure (tekanan) yang berbeda sesuai dengan ratingnya, rating flange tersebut dalam satuan pound.
Lain kesempatan, saya akan membahasnya lebih dalam mengenai rating pada flange.
Flange juga dapat dibagi menurut ukuran pipanya. Jadi antara satu pipa dengan pipa lainya yang
ukurannya berbeda, jenis flangenya pun berbeda. Dalam artikel sejarah dan teori dasar pemipaan,
disinggung bahwa untuk menyebut ukuran dalam pipa kita mengenalnya dengan istilah NPS. NPS adalah
kependekan dari nominal pipe size, yaitu suatu ukuran nominal yang digunakan untuk membedakan
pipa.
Kembali mengenai flange, pembagian jenis flange beradarkan NPSnya kita akan mengenal ukuran ½”,
¾”, 1”, 2” … 10”, 12”… 24” dan seterusnya, mengikuti ukuran dari pipa yang akan di pasangkan flange.
Saya tidak mebahasnya secara detail pembagian jenis flange ini karena cukup mudah untuk dipahami.
Pertanyaan selanjutnya, Kalau memang flange di bedakan beradarkan NPSnya, apakah flange dibedakan
juga melalui schedule nya seperti halnya pipa? ternyata tidak, hanya flange jenis weldneck lah yang
memiliki schedulue.
Tapi saya tidak akan memperdebatkanya karena esensinya sama, namun saya akan mengikuti literatur
yang saya baca, saya membanginya berdasar ANSI. Apa itu ANSI? Ansi adalah American National
Standards Institute. Berdaraskan ansi, flange dibedakan jenisnya menjadi :
Weldneck flange, flange jenis ini memiliki ciri yang amat ketara yaitu penyambungan flangenya
mengunakan las. Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant, karena sifatnya
mudah untuk disambungkan dengan pipa. Flange jenis ini dapat digunakan untuk pressureyang tinggi,
baik untuk temperature rendah atau tinggi.
Untuk tipe flange slip–on, sebenarnya hampir mirip bentuknya dengan jenis flange lap joint. Kedua jenis
flange ini sama sama memasukan pipa utamanya ke dalam flange, bedanya kalau slip on si pipa tidak
sampai keluar dari flange, sedangakan tipe lap joint, ada sisi pipa yang keluar dari flange, dan sisi
samping dalam flangenya pun biasanya radial.
Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan dalamnya akan di las. Oleh karena si pipa itu
masuk ke dalam flange, maka diametar dalam slip on harus lebih besar daripada diameter outside si
pipa, lihat gambar di bawah.
Dalam beberapa literatur, slip opening ada yang menyebutnya dengan sleeve opening.
Untuk lap joint flange sendiri, jenis flange ini biasanya digunakan untuk pipa yang sering dibongkar, atau
di dimana fluida tidak diperkenankan kontak dengan las lasan atau tipe penyambungan lainya. Karena
pipa ini tidak di las, maka penyambungannya dapat di puntir tanpa memikirkan posisi
bautnya. Jenis flange ini tidak bisa disarankan untuk pressure yang tinggi.
Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir. Biasanya digunakan
untuk system yang sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las, disamping itu flange tipe ini
harganya lebih murah.
Soket flange, jenis flange ini mirip dengan slip on, hanya saja pada sisi terluar dari flange terdapat
tahanan yang menyebabkan pipa yang dimasukan ke dalamnya tidak tembus.
5. Reducing Flange
Reducing flange, jenis flange yang satu ini memiliki fungsi untuk mengabungkan pipa yang memiliki
diameter berbeda.
6. Blind Flange
Blind flange adalah jenis flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam fitting.
Jenis flange ini rata, tidak ada apapanya karena memang berfungsi untuk menutup.
Lalau kenapa aliran itu di tutup? Bisa jadi pipa yang di tutup alirannya di maksudnya untuk dilakukan
maintenance kemudian hari, atau memang aliran itu di tutup untuk akeses manusia. Untuk akeses
manusia? Iya, seperti dalam nozzle, biasanya ada manhole yang di tutup dengan blind flange. Untuk
yang belum tau manhole, bisa membaca artikel istilah istilah dalam vessel.
Masih ada satu lagi pembagian flange berdasarkan cara ia di pasang di dalam pipa atau vessel. Memang
semua pembagian tersebut tidak ada aturan bakunya, hanya pembagian dari flange dari ANSI yang
mungkin paling mendekati klasifikasi sebenarnya dari flange.
Namun pembagian lain dari jenis flange yang saya sebutkan disini adalah untuk mengenalkan kepada
anda berbagai istilah istilah yang biasa di gunakan dalam dunia piping. Paling tidak anda harus
membiasakan dengan istilah istilah tersebut sehingga suatu saat menemui istilah tersebut, anda
mengerti maksudnya. Untuk pembagian tipe flange ini, mungkin, lain waktu saya akan menjelaskan jenis
pembagian flange ini.