Anda di halaman 1dari 14

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5913754, 5913257 Fax (031) 5913752
Website http://ners.unair.ac.id / Email : kepk@fkp.unair.acid
================================================================================================

PROTOKOL TELAAH ETIK PENELITIAN KESEHATAN


(Di isi Oleh Ketua Peneliti)

A. Informasi Umum
1 Ketua pelaksana / peneliti : Rafidah Azizah, A.Md. Kep.
utama (nama dan gelar)
No. HP : : 081331011456
2 Institusi penyelenggara : Universitas Airlangga
penelitian
3 Penelitian  Bukan kerjasama
o Kerjasama nasional
o Kerjasama Internasional, jumlah Negara terlibat....
o Melibatkan peneliti asing
4 Diisi apabila melibatkan peneliti asing

Nama, Gelar, Institusi Tugas dan Fungsi Telp/ Fax

5 Tempat penelitian Posyandu di wilyah kerja Puskesmas Papar Kab. Kediri


6 Waktu penelitian November - Desember 2018
7 Waktu pengumpulan data November – Desember 2018
8 Apakah protokol ini pernah o Ya : diterima/ditolak
diajukan ke komisi etik lain?  Tidak

B. Skrening Protokol Penelitian

No Protokol Penelitian Keterangan


1 Judul penelitian : Analisis Faktor Pola Pemberian Makan Pada Balita
Stunting Berdasarkan Determinan Perilaku WHO
2 Ringkasan proposal riset : Penelitian dengan topik analisis faktor pola pemberian
dengan bahasa awam/non- makan pada balita stunting berdasarkan determinan
teknis; (max : 250 kata) perilaku WHO, akan dilakukan peneliti pada ibu yang
memiliki balita stunting. Balita merupakan masa emas
dalam tumbuh kembangnya. Balita dengan masalah
stunting dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan
mental (Vonaesch et al., 2018). Dimana pola pemberian
makan dapat mempengaruhi pertumbuhan karena adanya
asupan gizi yang penting untuk pertumbuhan (Subarkah &
Rachmawati, 2016). Menurut Riskesdas (2013) prevalensi
Stunting di Jawa Timur mengalami peningkatan menjadi
35,8%. Hal yang mendasari penelitian ini yaitu adanya
pola pemberian makan yang tidak sesuai, berdasarkan hasil
survey kepada 10 ibu yang mengalami stunting
mengatakan bahwa makanan yang diberikan kepada anak
sesuai dengan kemauan ibu, anak jarang menghabiskan
porsi makan yang diberikan, serta anak jarang diberikan
makanan selingan seperti buah. Variabel dependen adalah
pola pemberian makan sedangkan variabel independen
adalah, pengetahuan, sikap, petugas kesehatan dan kader
posyandu, serta penghasilan. Teori yang digunakan yaitu
teori determinan WHO (1984). Peneliti menggunakan teori
ini karena dapat menguraikan bahwa banyak alasan
seseorang untuk berperilaku dalam pola pemberian makan
pada balita serta atas pertimbangan dari peneliti dan
pembimbing.
Besar sampel yang telah dihitung berdasarkan
rumus Slovin sebanyak 137 ibu yang memiliki balita
stunting. Peneliti akan mengumpulkan data dengan cara
menyebar penjelasan penelitian, informed consent, dan
kuesioner secara langsung. Kuesioner tersebut dibuat
sebaik mungkin agar mudah dipahami oleh responden dan
agar mudah untuk diisi. Kemudian hasil data tersebut akan
dianalisis dengan panduan statistik dengan metode analisis
deskriptif dari masing-masing variabel, kemudian
dianalisis menggunakan regresi logistic.

3 : 1. Stunting merupakan masalah yang sedang dihadapi di


Indonesia (WHO, 2016). Prevalensi stunting di Jawa
Timur mengalami peningkatan pada tahun 2010
(Riskesas 2013). Balita yang menngalami stunting akan
mengalami masalah perkembangan fisik dan mental,
Pernyataan yang jelas
berkurangnya kognitif, serta dapat meningkatnya
tentang urgensi dan
masalah kesehatan atau mudah terserang penyakit.
pentingnya penelitian,
2. Balita stunting dapat disebabkan karena pola pemberian
untuk pembangunan dan
maan yang salah. Dalam penelitian ini melihat factor-
untuk memenuhi
faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan pada
kebutuhan
balita stunting. Dengan tujuan mencari factor terbesar
bangsa/penduduk lokasi
yang melandasi masalah pola pemberian makan pada
penelitian (B, S3);
balita stunting berdasarkan determinan WHO dan agar
dengan mudah melakukan pendekatan sesuai dengan
factor terbesar yang ditemukan. Sehingga masalah pola
pemberian makan dapat diatasi serta masalah stunting
dapat berkurang.
4 : Menurut peneliti, prinsip etik berupa manfaat atau
keuntungan dan keadilan perlu dijelaskan secara akurat
dan kontekstual sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi
antara peneliti dengan subjek penelitian. Bahaya potensial
mungkin sangat kecil terjadi karena penelitian ini tidak
Pandangan para peneliti melibatkan pemeriksaan fisik, melainkan pengkajian
tentang isu-isu etik dari dilakukan hanya dengan penyebaran kuesioner. Peneliti
penelitian ini dan perlu menjelaskan kepada subjek penelitian keuntungan
bagaimana saran dan kerugian penelitian tersebut agar subyek penelitian
mengatasinya (A, S2); tidak merasa diintimidasi. Privasi subjek penelitian sangat
perlu dilindungi, oleh karena itu peneliti menyiapkan
lembar penjelasan penelitian yang berisi judul penelitian,
tujuan penelitian, perlakuan yang diterapkan pada subjek
penelitian, bahaya potensial, informed consent, hak
responden untuk undur diri, dan jaminan kerahasiaan data.
5 : 1. Pola asuh pemberian makan pada balita stunting usia 6-
12 bulan di kabupaten sumba tengah Nusa Tenggara
Timur (Loya & Nuryanto, 2016) menunjukkan ada
hubungan pola pemberian makan dengan kejadian
stunting yaitu tidak sesuai dengan kebutuhan gizi,
ketidaksesuaian pemberian ASI dan MP-ASI, serta
rendahnya pengetahuan ibu dalam pola pemberian
makan.
2. Riwayat pola asuh, pola makan, asupan zat gizi
berhubungan dengan stunting pada anak 24-59 bulan di
Ringkasan hasil hasil studi Boboki Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara
sebelumnya sesuai topik Timur (Nabuasa, Juffrie, & Huriyati, 2013)
penelitian, termasuk yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna pada
belum dipublikasi yang variabel pola asuh, pola makan, asupan zat gizi,
diketahui para peneliti dan budaya, ekonomi keluarga, dan penyakit infeksi
sponsor, dan informasi terhadap kejadiana stunting. Namun tidak terdapat
penelitian yang sudah hubungan yang bermakna pada variabel ketahanan
dipublikasi, termasuk pangan terhadap kejadian stunting
kajian-kajian pada 3. Praktik peberian makan tambahan pada anak,
binatang (Guideline 4) (B, pemasukan nutrisi, dan stunting di wilayah Musanze,
S2); Rwanda (Uwiringiyimana, Ocke, Amer, & Veldkamp,
2018) menunjukkan terdapat hubungan antara asupan
zink dan kelompok usia anak terhadap kejadian
stunting.
4. Pola pemberian makan dan stunting selama masa awal
anak di omunitas desa Sidama, Eithopia (Tessema,
Belachew, & Ersino, 2013) menunjukkan bahwa
banyaknya ibu yang kurang optimal dalam emmberikan
makan pada anak, serta pemberian makanan tambahan
yang kurang atau lebih dari 6 bulan maka dapat
menyebabkan stunting.
6 Pernyataan bahwa prinsip : “Saya menyatakan dengan ini akan mematuhi aturan yang
prinsip yang tertuang ditetapkan oleh KEPK Fakultas Keperawatan Universitas
dalam pedoman ini akan Airlangga”.
dipatuhi (B, S2);
7 Penjelasan tentang usulan : Peneliti belum pernah mengusulkan review protokol etik
review protokol etik sebelumnya.
sebelumnya dan hasilnya
8 Gambaran singkat tentang : Lokasi penelitian yaitu posyandu di wilayah kerja
lokasi penelitian, termasuk Puskesmas Papar dengan fasilitas memadai dan keamaan
informasi ketersediaan yang layak bagi peneliti dan subyek penelitian.
fasilitas yang layak untuk Lokasi tersebut merupakan tempat berkumpul bagi ibu
keamanan dan ketepatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan balita dimana
penelitian, dan informasi sangat memudahkan peneliti dalam menyebarkan
demografis dan kuesioner, mengambil informasi dan melaksanakan
epediologis yang relevan penelitian.
tentang daerah penelitian
(A dan B, S1, S2); 

9 Nama dan alamat sponsor : Penelitian ini menggunakan dana mandiri.


10 Nama, alamat, afiliasi : Rafidah Azizah
lembaga, kualifikasi dan Jl. Mulyorejo Utara No.131 Surabaya.
pengalaman ketua peneliti
dan peneliti lainnya
(Guideline 1) (A, S2, S4);
11 : Tujuan Penelitian:
Menjelaskan faktor pola pemberian makan pada
balita stunting berdasarkan determinan perilaku WHO di
wilayah kerja Puskesmas Papar.

Hipotesa:
1. Ada hubungan faktor tought and feeling:
pengetahuan ibu dengan pola pemberian makan
pada balita stunting
Tujuan penelitian, 2. Ada hubungan faktor tought and feeling: sikap ibu
hipotesa, pertanyaan dengan pola pemberian makan pada balita stunting
penelitian, asumsi dan 3. Ada hubungan faktor personal reference: kader
variabel penelitian posyandu dan petugas kesehatan dengan pola
(Guideline 1) (B, S2, S3); pemberian makan pada balita stunting.
4. Ada hubungan faktor resource: penghasilan dengan
pola pemberian makan pada balita stunting.

Variabel penelitian:
Variabel Independen: Pengetahuan, sikap, kader posyandu
dan petugas kesehatan, dan penghasilan.
Variabel dependen: Pola pemberian makan

12 Deskipsi detail tentang : Desain yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif
desain ujicoba atau analitik dengan pendekatan cross sectional yang berarti
penelitian. Bila ujicoba peneliti melakukan penelitian faktor yang mempengaruhi
klinis, deskripsi harus pola pemberian makan pada balita stunting yang
meliputi apakah kelompok diobservasi hanya sekali dengan tujuan mencari tahu faktor
treatmen ditentukan secara terbesar apa yang melandasi masalah pola pemberian
random, (termasuk makan pada balita stunting.
bagaimana metodenya),
dan apakah blinded atau
terbuka (Guideline 5) (B,
S2, S3);
13 Jumlah subyek yang : Jumlah total populasi yaitu 650 balita stunting kemudian
dibutuhkan sesuai tujuan populasi terjangkau berdasarkan usia didapatkan 208.
penelitian dan bagaimana Setelah itu peneliti menghitung berdasarkan rumus Slovin
penentuannya secara didapatkan sample 137 responden.
statistik (A dan B, S2,S3);
14 : Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini
Kriteria partisipan atau adalah:
subyek dan jastifikasi 1. Ibu yang tinggal dengan anaknya di wilayah kerja
penentuan yang tidak Puskesmas Papar
masuk kriteria dari 2. Ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan
kelompok kelompok 3. Ibu yang mengasuh anaknya sendiri
berdasarkan umur, sex, 4. Bisa membaca dan menulis
faktor sosial atau ekonomi, Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini
atau alasan alasan lainnya adalah:
(Guideline 3) (A dan B, 1. Ibu yang memiliki balita stunting dengan penyakit
penyerta (seperti TB paru, penyakit jantung, autis,
S1,S2, S3); 
 hiperaktif)

15 Jastifikasi melibatkan anak : Orang dewasa yang tidak bisa mengerti bahasa indonesia
anak atau orang dewasa atau tidak paham akan dijelaskan oleh peneliti.
yang tidak mampu
memberikan informed
consent, atau kelompok
rentan, serta langkah
langkah bagaimana
meminimalisir bila terjadi
resiko (Guidelines 15, 16
and 17) (B dan H,
S2,S3,S7); 

16 : 1. Nama dan alamat responden didapatkan dari
Puskesmas Papar Kab. Kediri. Setelah mendapatkan
Proses rekrutmen responden, peneliti akan mengumpulkan ibu dari nama
(misalnya lewat iklan), balita yang didapatkan dari puskesmas di posyandu.
serta langkah langkah Sebelum memulai penelitian, peneliti menjelaskan
untuk menjaga privasi dan halhal yang terdapat dalam lembar penjelasan etik
kerahasiaan selama kepada responden.
rekrutmen (Guideline 3) 2. Subjek yang digunakan pada penelitian ini yaitu
(A,B dan H, S1, S2, manusia (ibu yang memiliki balita stunting) sehingga
informed consent sangat diperlukan agar tidak
S4,S6,S7); 
 melanggar hak-hak manusia sebagai subjek penelitian.
Tujuannya ialah responden mengetahui maksud dan
tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti
maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak klien.
17 Deskripsi dan penjelasan : Penelitian ini menggunakan cross sectonal tanpa
semua intervensi (metode menggunakan kelompok kontrol dan perlakuan. Pertemuan
administrasi treatmen, dilakukan 1 kali setiap responden dengan menggunakan
termasuk rute administrasi, kuesioner. Responden akan membaca lembar penjelasan
dosis, interval dosis, dan penelitian terlebih dahulu, lembar permohonan menjadi
masa treatmen produk responden, dan pernyataan persetujuan ikut penelitian.
yang digunakan Apabila responden bersedia untuk ikut penelitian maka
(investigasi dan responden dapat menandatangani lembar penjelasan
komparator) (B, S2, S3); penelitian dan informed consent yang diketahui oleh
seorang saksi. Setelah mengisi lembar informed consent,

 responden akan diberikan kuesioner untuk diisi.
18 Rencana dan jastifikasi : Penelitian ini tidak menggunakan terapi.
untuk meneruskan atau
menghentikan standar
terapi selama penelitian
(Guidelines 4 and 5) (A
dan B, S2,S3); 

19 Treatmen/Pengobatan lain : Penelitian ini tidak mengadakan treatmen/ pengobatan.
yang mungkin diberikan
atau diperbolehkan, atau
menjadi kontraindikasi,
selama penelitian
(Guideline 6) (A dan B,
S2, S3); 

20 Test test klinis atau lab : Penelitian ini tidak melakukan test klinis atau lab atau test
atau test lain yang harus lain yang harus dilakukan.
dilakukan (A dan B,
S2,S3); 

21 Sampel dari form laporan : Penelitian ini tidak menggunkan sampel dari form laporan
kasus yang sudah kasus.
distandarisir, metode
pencataran respon
teraputik (deskripsi dan
evaluasi metode dan
frekuensi pengukuran),
prosudur follow-up, dan,
bila mungkin, ukuran yang
diusulkan untuk mentukan
tingkat kepatuhan subyek
yang menerima treatmen
(B, S2,S3,S7); 

22 Aturan atau kriteria kapan : Penelitian berakhir bagi responden setelah responden
subyek bisa diberhentikan mengisi kuesioner.
dari penelitian atau uji
klinis, atau, dalam hal
studi multi senter, kapan
sebuah pusat/lembaga di
non aktifkan, dan kapan
penelitian bisa dihentikan
(tidak lagi dilanjutkan)
(A,B, S2, S3,S7); 

23 Metode pencatatan dan : Metode pencatatan dan pelaporan adverse event akan
pelaporan adverse events dibuat dalam format tersendiri dari peneliti.
atau reaksi, dan syarat
penanganan komplikasi
(Guidelines 4 and 23) (B,
S2,S3,S7); 

24 Resiko resiko yang : Peneliti yang dilakukan tidak ada resiko terhadap
diketahui dari adverse responden.
events, termasuk resiko
yang terkait dengan
masing masing rencana
intervensi, dan terkait
dengan obat, vaksin, atau
terhadap prosudur yang
akan diuji cobakan
(Guideline 4) (B dan H,
S2,S3,S4,S7); 

25 : 1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu dalam
pola pemberian makan pada balita dan mencegah
terjadinya stunting
Potensi keuntungan 2. Dapat digunaka sebagai acuan aplikatif bagi tenaga
penelitian secara pribadi kesehatan untuk meningkatkan pengeahuan serta
bagi subyek dan bagi yang perhatian dalam memberikan informasi (penyuluhan)
lainnya tentang pemberian nutrisi.
3. Dapat dijadikan peddoman bagi puskesmas dalam
memberikan perhatian dan pendidikan bagi ibu baita
khususnya dalam pola pemberian makan yang tepat.
26 : 1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu dalam
Harapan keuntungan pola pemberian makan pada balita dan mencegah
penelitian bagi penduduk, terjadinya stunting
termasuk pengetahuan 2. Balita dua tahun yang sudah mengalami stunting dapat
baru yang kemungkinan diatasi dengan pola pemberian makan yang benar.
dihasilkan oleh penelitian 3. Dari hasil yang didapatkan pihak puskesmas dapat
(Guidelines 1 and 4), (B menurunkan angka stunting dengan memberikan
dan H, S1,S3,S7); 
 informasi sesuai dengan factor terbesar yang menjadi
masalah dalam pola pemberian makan.
27 Untuk penelitian yang : Penelitian ini tidak membawa resiko luka fisik, membuat
membawa resiko luka rencana detil, termasuk asuransi.
fisik, membuat rencana
detil, termasuk asuransi,
untuk memberikan
pengobatan termasuk
biaya dan memberikan
kompensasi jika terjadi
disabilitas atau kematian
(Guideline 14)
(A,B,H,S1,S5,S7); 

28 Kemungkinan memberikan : Hasil penelitian ini akan dilaporkan ke Puskesmas Papar
kelanjutan akses bila hasil Kab. Kediri sebagai bahan evaluasi dan intervensi untuk
intervensi menghasilkan mengambil kebijakan terkait program mengatasi masalah
manfaat yang signifikan, pola pemberian makan pada balita stunting untuk
modalitas yang tersedia, memperbaiki tumbuh kembang balita.
pihak pihak yang akan
mendapatkan
keberlansungan
pengobatan, organisasi
yang akan membayar, dan
untuk berapa lama
(Guideline 6) (B,H,S3,S7);

29 Untuk penelitian yang : Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil.
melibatkan ibu hamil,
perencanaan untuk
memonitor kesehatan ibu
dan kesehatan anak jangka
pendek maupun jangka
panjang (Guideline 19) (B
dan H, S3,S7); 

30 Cara yang diusulkan untuk : Subjek yang digunakan pada penelitian ini yaitu manusia
mendapatkan informed (ibu yang memiliki balita stunting) sehingga informed
consent dan prosedur yang consent sangat diperlukan agar tidak melanggar hak-hak
direncanakan untuk manusia sebagai subjek penelitian. Tujuannya ialah
mengkomunikasikan responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta
informasi penelitian dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika
kepada calon subyek, responden bersedia diteliti maka harus menandatangani
termasuk nama dan posisi lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti
wali bagi yang tidak bisa maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
memberikannya. hak klien.
(Guideline 9) (H, S6, S7);

31 Bila calon subyek tidak : Subyek yang tidak bisa memberikan informed consent
bisa memberikan informed tidak dimasukkkan dalam sampel penelitian.
consent, memberikan
keyakinan bahwa izin akan
didapatkan dari yang
berhak mewakili, atau, bila
anak paham tentang
informed consent tapi
belum cukup umur, akan
mendapatkan persetujuan
dari orang tua atau wali
(Guidelines 16 and 17) (H,
S6, S7); 

32 Deskripsi tentang ekonomi : Peneliti akan memberikan souvenir kepada responden
atau bujukan atau insentif setelah melakukan pengisian kuesioner penelitian.
pada calon subyek untuk
ikut berpartisipasi, seperti
uang, hadiah, layanan
gratis, atau yang lainnya
(A, B dan H,
S1,S4,S5,S7); 

33 Rencana dan prosudur, dan : Peneliti tidak melakukan intervensi yang membahayaan
orang yang betanggung responden. Peneliti menggunakan kuesioner untuk
jawab untuk mewawancarai responden.
menginformasikan pada
peserta hal hal yang bisa
muncul dalam studi
(seperti bahaya atau
keuntungan), atau tentang
riset lain tentang topik
yang sama, yang bisa
mempengaruhi
keberlangsungan
keterlibatan subyek dalam
penelitian (Guideline 9) (B
dan H, S3, S7); 

34 Perencanaan untuk : Hasil penelitian ini akan diinformasikan kepada
menginformasikan hasil Puskesmas Papar Kab. Kediri.
penelitian pada subyek
atau partisipan (B dan
H,S3,S4,S7); 

35 : Peneliti memohon ijin kepada Dinas kesehatan
Kab. Kediri dan Puskesmas Papar Kab. Kediri sebelum
Langkah langkah proteksi melakukan penelitian. Penelitian dimulai dengan
kerahasiaan data pribadi, melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan
dan penghormatan privasi etika penelitian sesuai KEPK menurut Kemenkes (2017)
orang, termasuk kehati- meliputi:
hatian untuk mencegah 1. Lembar persetujuan responden (Inform Consent)
bocornya rahasia hasil test Informed Consent merupakan lembar persetujuan
genetik pada keluarga yang diberikan kepada responden yang diteliti. Jika
kecuali atas izin dari yang responden bersedia, maka mereka bisa mengisi
bersangkutan (Guidelines kuesioner dari peneliti, namun jika tidak maka tidak
4, 11, 12 and 24) (B dan diwajibkan mengisi kuesioner dari peneliti.
2. Berbuat baik (Beneficence) dan tidak merugikan (Non
H, S3,S6, S7); 
 Maleficence)
Untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan
untuk tidak mencelakakannya. Menyangkut kewajiban
membantu orang lain dengan mengupayakan manfaat
maksimal dan meminimalisir kerugian.
3. Keadilan (Justice)
Merupakan kewajiban memperlakukan manusia
dengan baik dan benar, memberikan apa yang menjadi
haknya serta tidak membebani.
4. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect
for Pearson)
Merupakan bentuk penghormatan terhadap
martabat manusia sebagai pribadi yang memiliki
kebebasan berkehendak atau memilih sekaligus
bertanggung jawab secara pribadi terhadap
keputusannya sendiri.
36 Informasi tentang : 1. Kode identitas untuk subjek penelitian dibuat dalam
bagaimana kode; bila ada, bentuk pemberian nomor responden pada kuesioner
untuk identitas subyek 2. Peneliti akan melakukan tertib administrasi terkait
dibuat, di mana di simpan dengan infomed consent dan kuesioner yang telah diisi
dan kapan,, bagaimana dan 3. Kuesioner dan informed consent yang telah diisi oleh
oleh siapa bisa dibuka bila subjek penelitian disimpan oleh peneliti dan hanya bisa
terjadi emergensi dibuka oleh peneliti saat diperlukan
(Guidelines 11 and 12) (B
dan H, S3,S6, S7); 

37 Kemungkinan penggunaan : Data personal subjek penelitian hanya digunakan untuk
lebih jauh dari data kepentingan penelitian saja.
personal atau material
biologis (Guidelines 11
and 12) (H, S2,S6,S7). 

38 Deskripsi tentang rencana : Penelitian ini menggunakan analisis Regresi logistic.
tencana analisa statistik,
termasuk rencana analisa
interim bila diperlukan,
dan kreteria bila atau
dalam kondisi bagaimana
akan terjadi penghentian
prematur keseluruhan
penelitian (Guideline 4)
(B,S2); 

39 Rencana-rencana untuk : Penelitian ini dilakuakn intervensi dalam bentuk kerjasama
memonitor keberlansungan dengan petugas kesehatan setempat agar dengan mudah
keamanan obat atau melakukan rencana unuk memonitor intervensi
intervensi lain yang selanjutnya.
dilakukan dalam penelitian
atau trial, dan, bila
diperlukan, pembentukan
komite independen untuk
data dan safety monitoring
(Guideline 4) (B,S3,S7);

40 :
Balitbangkes. (2013). Laporan RISKESDAS 2013.
Jakarta: Ballitbangkes.

Loya, R. R. P., & Nuryanto. (2016). Pola Asuh Pemberian


Makan Pada Bayi Stunting Usia 6-12 Bulan di
Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur.
Universitas Diponegoro.

Nabuasa, C. D., Juffrie, M., & Huriyati, E. (2013).


Riwayat pola asuh , pola makan , asupan zat gizi
berhubungan dengan stunting pada anak 24 – 59
bulan di Biboki Utara , Timor Tengah Utara , Nusa
Tenggara Timur. Gizi Dan Diettetik Indonesia, 1(1),
151–163.

Subarkah, T., & Rachmawati, P. D. (2016). Pola


Pemberian Makan Terhadap Peningkatan Status Gizi
pada Anak Usia 1 – 3 Tahun ( Feeding Pattern
Toward the Increasing of Nutritional Status in
Children Aged 1 – 3 Years ). INJEC, 1 (2), 146–154.
Daftar referensi yang
dirujuk dalam protokol Tessema, M., Belachew, T., & Ersino, G. (2013). Feeding
patterns and stunting during early childhood in rural
(B,S2); 
 communities of Sidama, South Ethiopia. PanAfrican
Medical Journal, 8688, 1–12.
https://doi.org/10.11604/pamj.2013.14.75.1630

Uwiringiyimana, V., Ocke, M., Amer, S., & Veldkamp, A.


(2018). Predictors of stunting with particular focus on
complementary feeding practices: A cross-sectional
study in the Northern Province of Rwanda. Nutrition.
https://doi.org/10.1016/j.nut.2018.07.016

Vonaesch, P., Randremanana, R., Gody, J., Collard, J.,


Giles-vernick, T., Doria, M., … Vray, M. (2018).
Identifying the etiology and pathophysiology
underlying stunting and environmental enteropathy :
study protocol of the AFRIBIOTA project. BMC
Pediatric, 18:236, 1–18.
https://doi.org/doi.org/10.1186/s12887-018-1189-5

WHO. (2016). World Health Statistics - Monitoring Health


For The SDGs. World Health Organization.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

41 Sumber dan jumlah dana : Sumber dan jumlah dana riset dari dana peneliti sendiri
riset; lembaga funding, (mandiri).
dan deskripsi komitmen
finansial sponsor pada
kelembagaan penelitian,
pada para peneliti, para
subyek riset, dan, bila ada,
pada komunitas (Guideline
25) (B, S2); 

42 Pengaturan untuk : Tidak ada pengaturan untuk konflik finansial.
mengatasi konflik finansial
atau yang lainnya yang
bisa mempengaruhi
keputusan para peneliti
atau personil lainya;
menginformasikan pada
komite lembaga tentang
adanya conflict of interest;
komite
mengkomunikasikannya
ke komite etik dan
kemudian
mengkomunikasikan pada
para peneliti tentang
langkah langkah
berikutnya yang harus
dilakukan (Guideline 25)
(A,B,S2,S4); 

43 Untuk riset yang dilakukan : Tidak ada
pada setting sumberdaya
lemah, kontribusi yang
dilakukan sponsor untuk
capacity building untuk
review ilmiah dan etika
dan untuk riset riset
kesehatan di negara
tersebut; dan jaminan
bahwa tujuan capacity
building adalah agar sesuai
nilai dan harapan para
partisipan dan komunitas
tempat penelitian
(Guideline 8) (B dan H,
S1,S4); 

44 Protokol riset atau : Peneliti sudah melakukan studi pendahuluan kepada Dinas
dokumen yang dikirim ke Kesehatan dan Puskesmas Papar Kab. Kediri selaku
komite etik harus meliputi pemilik hak responden dan kemudian dilakukan etik.
deskripsi rencana pelibatan
komunitas, dan
menunjukkan sumber
sumber yang dialokasikan
untuk aktivitas aktivitas
pelibatan tersebut.
Dokumen ini menjelaskan
apa yang sudah dan yang
akan dilakukan, kapan dan
oleh siapa, untuk
memastikan bahwa
masyarakat dengan jelas
terpetakan untuk
memudahkan pelibatan
mereka selama riset, untuk
memastikan bahwa tujuan
riset sesuai kebutuhan
masyarakat dan diterima
oleh mereka. Bila perlu
masyarakat harus
dilibatkan dalam
penyusunan protokol atau
dokumen ini (Guideline 7)
(A dan B, S1,S4,S5); 

45 Terutama bila sponsor : Peneliti tidak bekerjasama dengan sponsor dalam
adalah industri, kontrak melakukan penelitian ini.
yang menyatakan siapa
pemilik hak publiksi hasil
riset, dan kewajiban untuk
menyiapkan bersama dan
diberikan pada para PI
draft laporan hasil riset
(Guideline 24) (B dan H,
S1,S7); 

46 Bila hasil riset negatif, : Peneliti akan tetap mempublikasikan hasil riset. Peneliti
memastikan bahwa akan menonjolkan hasil yang positif namun tetap
hasilnya tersedia melalui menunjukan hasil negatif dengan bahasa yang bijak dan
publikasi atau dengan tidak merugikan pihak manapun.
melaporkan ke otoritas
pencatatan obat obatan
(Guideline 24) (A,B, H,
S1,S2,S3,S6); 

47 Rencana publikasi hasil : Peneliti mempublikasikan hasil penelitian dan tetap
pada bidang tertentu merahasiakan informasi pribadi responden.
(seperti epidemiology,
generik, sosiologi) yang
bisa beresiko berlawanan
dengan kemaslahatan
komunitas, masyarakat,
keluarga, etnik tertentu,
dan meminimalisir resiko
kemudharatan kelompok
ini dengan selalu
mempertahankan
kerahasiaan data selama
dan setelah penelitian, dan
mempublikasi hasil hasil
penelitian sedemikian rupa
dengan selalu
mempertimbangkan
martabat dan kemuliaan
mereka (Guideline 4); and
(B dan H, S1,S7)

48 Pernyataan bahwa bila : Peneliti bertanggung jawab atas penelitian dan keaslian
terdapat bukti adanya penelitian. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan
pemalsuan data akan maka peneliti bersedia untuk bertanggungjawab dan
ditangani sesuai policy menerima konsekuensinya.
sponsor untuk mengambil
langkah yang diperlukan.

Surabaya, 26 November 2018


Ketua Peneliti,

( RAFIDAH AZIZAH )

Anda mungkin juga menyukai