Anda di halaman 1dari 12

Peran Vegetasi dalam Mengetasi Erosi

Pengaruh tumbuh-tumbuhan sangat penting dalam pengendalian erosi, karena tumbuhan


memiliki beberapa fungis yakni (a) melindungi permuakaan tanah dengan tumbukan air
hujan (c) menahan partikel tanah agar tetep di tempat, dan (d) memelihara kapasitas
tanah dalam penyerapan air.

Pengaruh beberapa tanaman secara hidrologi dalam pencegahan erosi air hujan adalah
sbb :
1. Pemotong atau Intersepsi. Intersepsi oleh vegetasi dapat dilakukan dengan dua cara
yakni : (a) mempengaruhi jumlah air yang menyentuh tanah sehingga mengurangi aliran
permukaan (b) mempengaruhi kekuatan merusak dari air hujan yang jatuh menimpa
tanah. Batang, ranting, dan daun-daun berperang menghalangi air hujan langsung
menumbuk ke tanah sehingga mencegah hancurnya agregat tanah.
Menurut Heryansyah (2008) pohon jenis Agathis loranthifolia di DAS Citatih Hulu
Sukabumi menunjukkan tngkat intersepsi yang cukup signifikan. Dari pengamatan yang
dilakukan selama 4 bulan, dimana terekam 34 hari hujan diketahui tingkat intersepsi air
hujan adalah sebesar 41,75% dengan total curah hujan adalah 760.2 mm. Tingginya
tingkat intersepsi juga dipengaruhi oleh tingginya curah hujan. Semakin tinggi curah
hujannya, maka tingkat intersepsi akan semakin tinggi.
2. Penahan (restraint), Pohon melalui akarnya secara fisik bisa menahan dan mengikat
partikel tanah.
3. Perlambatan, Perlambatan terjadi karena ada kekasaran permukaan, sehingga kecepatan
aliran permukaan menjadi permukaan. Selain itu, serasah serta akar yang menyebar di
tanah juga dapat memperlambat aliran permukaan
4. Infiltrasi, Infiltrasi adalah proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori
tanah. Tanaman dan sisa tumbuh-tumbuhan membantu memelihara porositas,
permeabilitas tanah, sehingga mengurangi akibat negatif dari serangan aliran
permukaan. Meningkatnya infiltrasi juga kana meningkatkan kuantitas biota tanah yang
akan memperbaiki porositas, menstabilkan agregat serta sifat kimia tanah.
Selain mempengaruhi secara hidrologis, tanaman juga memiliki pengaruh secara
mekanis yakni :
1. Akar memperkuat tanah, menambah kuat geser
2. Akar pohon menembus sampai ke lapisan kuat, memberikan dukungan pada tanah
bagian atas karena berfungsi sebagai penyangga dan member efek lengkung
3. Akar mengikat partikel tanah di permukaan dan menambah kekasaran permukaan,
sehingga mengurangi kemudahan erosi.
1. Berat tumbuhan menambah stabilitas lereng, karena menambah tegangan kekang pada
bidang longsor.
2. Evapotranspirasi dan tahanan air dari daun-daun membatasi kenaikan tekanan air positif
dari dalam tanah.

Selain berpengaruh positif adanya vegetasi pohon juga memberikan pengaruh negatif
sehingga harus menjadi bahan pertimbangan tambahan dalam usaha penanaman daerah
rawan longsor. Pengaruh merugikan tersebut yakni bertambahnya beban luar, bahaya
penggulingan, atau akar tercabut.
` `
Pengeretian Erosi

Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (datached) dan kemudian
dipindahkan ke tempatn lain oleh kekuatan air, angin, dan garafitasi. Di Indonesa, erosi
yang terpenting adalah erosi yang di sebabkan oleh air.

Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat
(accelerated erosion). Erosi geologimerupakan erosi yang berjalan sangat lambat,
dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini
tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami. Sedangakan erosi dipercepat
merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu
keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah ang
terbentuk. Erosi ini berjalan sangat ceat sehingga tanah di permukaan (top soil) menjadi
hilang.

Penyebab Erosi

a. Penyebab Erosi Tanah

Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah
mengalami kerusakan. Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah. Erosi
tanah adalah tanah yang lapuk dan mudah mengalami penghancuran. Kerusakan yang
dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat – sifat kimia dan
fisik tanah, yakni:

 Kehilangan unsur hara dan bahan organik,


 Menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air,
 Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,
 Serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya
menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya
produktivitas.

Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat– sifat
kimia dan fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah. Banyaknya unsur hara
yang hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh
sedimen dan besarnya erosi yang terjadi. Di tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya
lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap
dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di
dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:

1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain
itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus
menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan
(erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi
atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi
wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah
wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah
yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi
penggenangan.

4. Tanaman Penutup Tanah


Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari
percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain
melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki
susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju
erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam
pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan
evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal
pertanian,dan lain-lain.

b. Pengaruh Erosi terhadap Kehidupan


Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) dan
dampak pada daerah diluarnya (off site). Dampak erosi tanah di tapak (on-site)
merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa
penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan
penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya menimbulkan
terjadinya tanah kritis.
Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan
partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan
penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia
tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah
kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari
percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar, K2O
729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per
tahun. Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan
15 – 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan,
sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G
Kartasapoetra,1986:45).
Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar
pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen
menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989)
mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:
1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
3. Memburuknya kualitas air
4. Kerugian ekosistem perairan

1. BENTUK EROSI

Berdsarkan bentuknya erosi dapat dibedakan menjadi :


a. Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-
sungai di bawah tanah.

b. Erosi percikan (Splash Erosion)


Cura hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai
setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut
umumnya jatuh kelereng dibawahnya.

c. Erosi Lembar (Sheet Erosion)


Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang
paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah
seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.

d. Erosi Alur (Rill ERosion)


Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air
dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur
tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

e. Erosi Gully (Gully Erosion)


Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terus-menerus
digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur
tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut
tidak dapatb hilang dengan pengolahan tanah biasa.

f. Erosi Parit (Channel Erosion)


Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air
dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah
permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala
Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu
(Beasley, 1972).
Erosi juga dapat mneyebabkan longsor. Tanah longsor terjadi karena gaya grafitasi .
pada umumnya, karena di bagian bawa tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air
(sukar di tembus air) seperti batuan liat. Pada saat musim hujan, tanah di atasnya
menjadi jenuh air sehingga berat dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang
licintersebut sebagai tanah longsor.

2. FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI

Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang terpenting
adalah sebagai barikut.

1. Cura hujan
Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar
erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di permukaan tanah yang
kekuatnnya sangat besar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah. Penghancuran
gumpalan tanah tersebut selain memudahkan pengangkutan partikel-partikel tanah
ketempat lain, partikel-partikel tanah menjadi halus dan dapat enutupi pori-pori tanah
sehingga menyebabkan peresapan air kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya,
aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya erosi
juga meningkat .

2. sifat-sifat tanah.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur
tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic.

3. lereng / Topografi
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjnag.

4. Vegetasi
Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak
langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan
memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi
(penguapan air) melalui vegetasi.

5. Manusia
Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu
menyebabkan erosi di percepat. Contoh pengndulan hutan di daerah pegunungan
menyebabkan erosi dan banjir.
3. DAMPAK EROSI

Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi, tetapi juga
kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Di Indonesia akibat
erosi telah mengahasilkan tanda kritis diberbagai tempat. Di jawa saja terdapat lebih
dari 1,5 juta tanah yang rusak berat, terutama daerah Majalengka (Jawa Barat),
Pengaron (Kalimantan Selatan), Selatan Banjar Negara (Jawa Tengah), Gunung Kidul
(Yogyakarta), Seletan Boborogo (Jawa Timur), Dan lain-lain.

4. METODE KONSERVASI TANAH.

Metode konservasi tanah adalah cara atau teknik-teknik tertentu untuk mempertahankan
kesuburan tanah atau menjaga tanah dari kerusakan.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari
tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat


meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai
macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak,
serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. kuri]] (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas,
pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan
tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari
rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan
lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni
piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah
dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada
kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan

Penanganan

Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah
suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan
dan air tanah akibat aktivitas manusia.

Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, seperti:

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.


 Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme
yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.
Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan
berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi
lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

Lahan Kritis

Lahan Kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan secara fisik, kimia, dan
biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk menilai kritis tidaknya
suatu lahan, dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan untuk
mengetahui kemampuan suatu lahan dapat dilihat dari besarnya resiko ancaman atau
hambatan dalam pemanfaatan lahan tersebut.

Polusi Tanah

Beberapa Polutan / Pencemar Utama di Tanah:

1.Limbah Padat (Sampah)


2.Logam Berat
3.Pestisida
4.Nitrogen, Fosfat dan Garam Mineral

LIMBAH PADAT (SAMPAH)


Limbah padat meliputi bahan-bahan padatan buangan seperti kertas, plastik, kayu,
metal, kaca, karet, sisa makanan

LOGAM BERAT
Contoh logam berat yang dapat menjadi polutan di tanah :
Kadmium, timbal, kromium, tembaga, besi dan nikel

PESTISIDA
Pestisida adalah senyawa yang digunakan untuk membunuh makhluk hidup yang
dianggap mengganggu oleh manusia
Jenis Pestisida:

1.Insektisida: pembunuh serangga


2.Herbisida: pembunuh gulma/tumbuhan pengganggu
3.Rodentisida: pembunuh hewan pengerat
4.Fungisida: pembunuh jamur

Nitrogen, Fosfat dan Garam Mineral

Nitrogen, Fosfat dan Garam Mineral merupakan unsur-unsur yang sangat diperlukan
tumbuhan untuk pertumbuhan. Tapi jika keberadaannya di tanah berlebih, unsur-unsur
tersebut dapat bersifat racun bagi tumbuhan.

Kebakaran hutan

Kebakaran hutan semakin meluas dimana-mana . Kebakaran hutan terjadi karena


meningkatnya kabut asap di udara yang menimbulkan dampak negative. Contoh dari
dampak negative misalnya mengganggu penglihatan, membuat dada menjadi sesak,
serta hewan langka menjadi punah.

Kebakaran yang pernah terjadi di Indonesia misalnya di Kalimantan Timur . Kalimantan


Timur merupakan salah satu provinsi yang cukup melimpah dengan sumber daya
alamnya, baik yang terdapat di permukaan maupun yang terkandung di dalamnya, dari
hulu sampai ke hilir cukup banyak potensi alam yang dapat di gali demikian juga dari
darat hingga ke laut. Sektor yang cukup banyak di sentuh untuk wilayah Kaltim masih
terfokus pada hasil alam dari hutan dan tambang, untuk potensi wisata masih belum
banyak disentuh dengan pengelolaan yang dapat diandalkan dalam menunjang
pemasukan Negara melalui daerah.

Sampai saat ini di Kaltim terdapat 78 hak pengusahaan Hutan/HPH termasuk PT.
Inhutani I dan II dengan luas kawasan yang telah di kelolah 10.319.025 ha. Luasan ini
merupakan setengah dari luas seluruh kaltim, menurut TGHK 21.144.000 Ha sesuai
dengan keputusan Mentri Pertanian No.24/Kpts/Um/1983 tanggal 15 januari 1983.
Luasan ini akan lebih kecil jika di masukan dengan luasan yang di kelolah untuk sector
pertambangan,perkebunan,pertambakan dan lainnya.

Melihat dari angka jumlah perusahaan yang memiliki izin dalam pemanfaatan lahan
tersebut,tentunya sudah dapat diestimasikan bahwa pendapat Negara melalui daerah
cukup besar yang di berikan oleh Propinsi Kaltim.Tentunya dalam pengambilan atau
pengelolaan wilayah hutan atau lainnya ini harus seimbang dengan potensi dengan di
eksploitasi .Sehingga proses kelestarian alam yang ada tersebut akan dapat di
manfaatkan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang lestari.

Kebakaran adalah fenomena lain yang melingkupi perjalanan pengelolaan hutan di


Kaltim. Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya kebakaran hutan, antara
lain : yang pertama, pengaruh alam, factor alam yang merupakan salah satu penunjang
kebakaran alam adalah : cuaca, jenis vegetasi, bahan bakar dan kerapatan tanaman.
Yang kedua, Aktivitas Manusia. Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya
kebakaran hutan, antara lain : kegiatan pembersihan lahan, penguasaan lahan atau
sebagai pelampiasan kekecewaan terhadap pihak tertentu.

Kegiatan lain yang dapat menunjang kebakaran selain aktivitas dari industri adalah
kegiatan penebangan liar yang memasok kayu bulat ke industri yang mengelola hasil
hutan. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh adanya kekurangan jumlah kayu bulat yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Kegiatan penebangan liar ini dilakukan pada hutan yang
telah dikelola oleh perusahaan atau hutan untuk perlindungan seperti Hutan lindung atau
Taman Nasional.

Dilihat dari tulisan diatas, aspek yang dapat menyebabkan kebakaran hutan tersebut,
sangat jelas sekali terlihat adanya dorongan ekonomi, dimana seseorang atau
sekelompok orang yang berusaha memenuhi tuntutan hidupnya dengan berbagai praktek
tertentu untuk menguasai lahan atau pada lokasi tertentu dalam kawasan hutan atau
lingkungan secara luas.

Eksploitasi Tambang yang berlebihan

Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis
yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :

1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)

Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu :

1. Sifat keruangan dari endapan bijih


a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi geologi dan hidrologi


a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi
3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas,
lengas bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan

Sebagai upaya untuk menyebarkan informasi mengenai jasa Sumber Daya Mineral
(SDM) dan Energi, Distamben Provinsi Kalsel telah menosialisasikan tentang jasa SDM
kepada seluruh kabupaten /kota se Kali,mantan Selatan. Termasuk di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah (HST). Program ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dalam
memanfaatan potensi Sumber Daya Alam (SDA). Seperti diketahui, Kabupaten HST
memang dikenal banyak memilki potensi pertambangan. Namun kaedah lingkungan
dalam mengeksloitasi sumber daya alam (SDA) tersebut sangat penting sebelum izin
diberikan. Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang jasa SDM kepada
masyarakat, harus ada korelasi dengan pemerintah daerah dengan masyarakat guna
meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan lingkungan dengan baik. Kepala Dinas
Pertambangan dan Perindustrian HST, M Yuserani menegaskan, potensi pertambangan
di Bumi Muralata ini memang sangat besar. Namun pengelolaa SDA tersebut
diupayakan harus memperhatikan kaedah lingkungan. Potensi tambang yang dimiliki
yakni batubara, marmer, emas, pasir koral, serta aneka galian C lainnya. Namun dia
berharap jangan sampai ada eksploitasi yang berlebihan. Karena keselamatan ekologi
jauh lebih penting. “Jika ekspolitasi alam dilakukan secara berlebihan, maka akan
mengancam ekologi yang berdampak resiko bencana alam,” tandasnya.. Menurutnya,
generasi sekarang jangan sampai mewariskan kerusakan alam terhadap anak cucu nanti.
Untuk itu, pengawasan secara kontinyu terhadap perkembangan aktivitas ekspolitasi
SDA harus dilakukan. Melalui sosialisasi dan penyebaran informasi mengenai jasa
SDM dan Energi ini harus benar-benar dipahami. Kendati setiap daerah dituntut untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun dalam hal eksploitasi SDA harus
benar-benar memperhatian kelestarian lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai